• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyusun rencana jaringan jalan, saluran drainase dan jembatan

Pada intinya rencana ini menguraikan kesepakatan rencana peningkatan dan pembangunan jaringan jalan, saluran dan jembatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas diwilayah kelurahan dan sekaligus mengamankan wilayah yang bersangkutan dari genangan/banjir melalui Penataan Lingkungan saluran drainase yang terintegrasi. Proses perencanaan dilakukan dengan :

a. Mengenali kondisi jalan, saluran dan jembatan diwilayah kelurahan saat ini Informasi penting untuk dicermati dan dipahami oleh TIPP dan pelaku pembangunan lainnya, adalah:

• Isi kebijakan dan rencana-rencana pembangunan (jaringan jalan, saluran dan jembatan) diwilayah Kelurahan/Desa, oleh pemerintah Kabupaten/Kota • Kondisi (baik, sedang, buruk) jaringan jalan, saluran (drainase) dan

jembatan yang dilengkapi peta dengan skala ketelitian 1:10.000

• Fungsi/manfaat dan status jalan (jalan desa, jalan kabupaten dan jalan non status)

• Kondisi ruas-ruas jaringan jalan yang belum terintegrasi

• Kondisi kawasan-kawasan terisolir dan atau kawasan dengan aksesibilitas rendah

• Kondisi daerah genangan/banjir dan kenali faktor penyebabnya

• kondisi halte dan rambu-rambu jalan. Pahami betul, manfaatnya, jumlah, permasalahan dan faktor-faktor penyebabnya.

• Kondisi ruas-ruas jalan yang diperkirakan dapat menghambat proses evakuasi, bila terjadi bencana kebakaran pada kawasan permukiman, banjir, gempa, dll.

• Cermati ruas-ruas jalan potensial dan atau yang memiliki peran strategis untuk mendorong perkembangan pembangunan wilayah kelurahan, seperti perkembangan sentra kegiatan ekonomi, perkembangan kawasan permukiman, aksesibilitas ke pusat kota, dll.

• Kondisi kelembagaan pengelolaan pembangunan dan pemeliharaan jalan • Kondisi jembatan/gorong-gorong dan saluran drainase (baik, sedang,

• Cermati konstruksi dan dimensi jembatan/gorong-goorong dan saluran eksisiting.

• Amati arah dan pola aliran air yang perlu didukung peta topografi/kemiringan lereng.

• Cermati kondisi saluran yang tidak terintegrasi dan berpeluang menimbulkan genangan/banjir.

• Amati diwilayah kelurahan apakah tersedia, saluran alam (sungai) yang dapat dimanfaatkan sebagai saluran pengering.

• Apakah ada lembaga pengelola dan pemeliharaan saluran drainase dan jembatan, baik pada tingkat kelurahan maupun tingkat komunitas.

b. Melakukan analisis jaringan jalan, saluran dan jembatan Tahapan analisis yang perlu dilakukan, adalah:

• Mempersiapkan data, informasi, peta kerja (kondisi jaringan jalan, saluran dan jembatan, peta persil bangunan, peta peruntukan lahan/land use dan peta kondisi topografi/kemiringan lereng) dan peta rencana pembangunan jaringan jalan dan saluran drainase kota/kabupaten.

• Mengkaji dan menyepakati kebijakan dan rencana-rencana pembangunan jaringan jalan, jembatan dan saluran drainase kota/kabupaten yang melintasi wilayah kelurahan atau yang perlu diintegrasikan dengan jaringan jalan dan saluran drainase diwilayah yang bersangkutan.

• Mengkaji dan merumuskan solusi penanganan persoalan dan permasalahan banjir/genangan dll

• Petakan kondisi ruas-ruas dan panjang jalan dan saluran yang dikatagorikan buruk dan sangat buruk dan kondisi ruas jaringan jalan yang dapat menghambat proses evakuasi bila terjadi bencana kebakaran, banjir, gempa, dll

• Petakan kondisi ruas-ruas jalan, saluran dan jembatan yang memiliki lebar geometrik jalan dan saluran yang relatif sempit atau dianggap menghambat lalulintas kendaraan dan aliran air.

• Petakan pola pemanfaatan jalan dan sirkulasi kendaraan yang melintasi ruas-ruas jalan yang dikatagorikan buruk/sangat buruk dan yang memiliki lebar geometrik jalan relatif sempit (sesuai dengan standar perencanaan jalan lingkungan perkotaan - SNI 03 – 1733-2004)

• Petakan jumlah persil tanah dan bangunan yang diperkirakan akan terkena pelebaran jaringan jalan dan saluran drainase

• Petakan dan pilih kawasan-kawasan Penataan Lingkungan baru yang perlu pelayanan jaringan jalan dan saluran drainase baru.

• Cermati kondisi topografi dan jenis tanah sebagai dasar untuk merekomendasikan desain badan jalan, jembatan dan saluran drainase serta desain konstruksi yang sesuai

• Pilih dan sepakati ruas-ruas jalan, saluran dan jembatan yang direkomendasikan untuk ditingkatkan kondisinya,

• Petakan dan pilih ruas-ruas jaringan jalan dan saluran yang perlu diintegrasikan ke sistem jaringan jalan dan saluran drainase Kota/Kabupaten.

• Memperkirakan dan menyepakati kebutuhan Penataan Lingkungan sarana pelengkap jalan (shelter, parkir, rambu dll).

• Melakukan analisis kebutuhan peningkatan dan pembangunan jaringan jalan, saluran drainase dan jembatan diwilayah kelurahan berdasarkan hasil

analisis tersebut di atas dan perlu merujuk pada ketentuan standar teknis perencanaan jalan dan saluran drainase.

• Melakukan analisis kelembagaan pengelolaan dan pemeliharaan jaringan jalan lingkungan dan saluran darainase pada tingkat kelurahan dan tingkat komunitas.

• TIPP, dibawah koordinasi Tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif, menyusun laporan hasil kegiatan analisis yang dilengkapi peta-peta analisis dan berita acara kesepakatan warga.

c. Menyepakati rencana jaringan jalan, saluran drainase dan jembatan. Rencana yang perlu disepakati dan diputuskan bersama, adalah:

• Rencana peningkatan jaringan jalan, • Rencana pembangunan jaringan jalan,

• Rencana peningkatan kondisi dan pembangunan saluran drainase dan jembatan/gorong-gorong,

• Rencana pengembangan sarana pelengkap jalan, • Rencana pengembangan kelembagaan,

Contoh: Rencana Pengambangan Jaringan Jalan

d. Menyusun rencana air bersih dan sanitasi

Pada intinya rencana ini menguraikan kesepakatan rencana peningkatan pelayanan dan pengembangan sumber daya air bersih, sistem pengelolaan limbah cair/MCK dan sistem pengelolaan sampah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan air bersih dan sanitasi diwilayah kelurahan, sesuai kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat lokal. Proses perencanaan dilakukan

1. Mengenali kondisi pelayanan air bersih dan sanitasi saat ini

Informasi penting yang perlu dicermati dan dipahami bersama, adalah:

• Kondisi sistem penyediaan air bersih dan pengelolaan sanitasi (persampahan dan pengelolaan limbah cair/MCK) yang dilengkapi peta dengan skala ketelitian 1:10.000

• Kondisi potensi dan pelayanan sumber daya air (air tanah, sungai, danau/waduk dll) yang dilengkapi informasi kondisi air, kedalaman air tanah dan kapasitas/debit air

• Amati dan pahami sistem penyediaan dan pelayanan air bersih (air tanah dan air permukaan/sungai). Kemudian catat persoalan-persoalan dan permasalahan yang muncul.

• Amati dan pahami sistem pengelolaan limbah cair/MCK (individual/komunal) serta cermati dampak pengelolaan limbah cair/MCK terhadap penurunan kualitas lingkungan permukiman. Catat apa faktor penyebabnya.

• Amati dan pahami karakteristik lokasi-lokasi banjir/genangan dan kawasan-kawasan permukiman kumuh/kotor yang diakibatkan oleh sampah. Kemudian catat apa faktor penyebabnya (Tidak ada bak penampungan sampah, kekurangan tenaga pengangkut sampah, kekurangan tempat penampungan sampah sementara, keterbatasan alat angkut, dll)

• Apakah ada dan bagaimana kondisi kelembagaan pengelolaan dan Penataan Lingkungan air bersih dan sanitasi (limbah cair/MCK dan sampah)

2. Melakukan analisis Penataan Lingkungan air bersih dan sanitasi Tahapan analisis yang perlu dilakukan, adalah:

• Mengkaji dan menyepakati kebijakan dan rencana-rencana pembangunan air bersih dan sanitasi kota/kabupaten yang diintegrasikan dengan sistem pelayanan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi (limbah cair/MCK dan sampah) diwilayah kelurahan.

• Petakan lokasi-lokasi yang belum terlayani atau memiliki keterbatasan pelayanan air bersih.

• Petakan lokasi-lokasi banjir/genangan dan lingkungan kumuh/kotor yang diakibatkan oleh sampah dan keterbatasan sistem pengelolaan dan pelayanan limbah cair/MCK. Rumuskan bagaimana penanganannya

• Mengkaji dan merumuskan solusi penanganan persoalan dan permasalahan dalam penyediaan air bersih (air tanah dan air permukaan/sungai).

• Melakukan penilaian kondisi dan kapasitas/daya dukung serta analisis pemanfaatan sumber daya air (air tanah, sumber mata air, sungai, dll)

• Melakukan analisis kebutuhan dan Penataan Lingkungan jaringan air bersih wilayah kelurahan yang terintegrasi dengan sistem jaringan air bersih Kota/Kabupaten.

• Melakukan analisis kebutuhan dan Penataan Lingkungan sistem pengelolaan limbah cair/MCK

• Melakukan analisis kebutuhan dan Penataan Lingkungan sistem pengelolaan sampah wilayah kelurahan yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan sampah Kota/Kabupaten

• Melakukan analisis kelembagaan pengelolaan air bersih dan sanitasi (limbah cair/MCK dan sampah), baik pada tingkat kelurahan maupun tingkat komunitas/lingkungan

• Memyusun laporan hasil kegiatan analisis yang dilengkapi peta-peta analisis dan berita acara kesepakatan. Penyusunan laporan kegiatan dilakukan oleh TIPP dibawah koordinasi Tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif

3. Menyepakati rencana Penataan Lingkungan air bersih dan sanitasi Isi rencana yang perlu disepakati dan diputuskan bersama, adalah: • Rencana peningkatan pelayanan dan Penataan Lingkungan air bersih, • Rencana pengelolaan limbah cair/MCK,

• Rencana pengelolaan sampah,

I. Menyusun rencana peningkatan pelayanan sosial

Rencana ini, menguraikan kesepakatan bersama untuk meningkatkan standar pelayanan sosial masyarakat ditingkat komunitas dan wilayah Kelurahan/Desa, antara lain: pelayanan pengelolaan sampah lingkungan, pelayanan air bersih, pelayanan kesehatan masyarkat, pelayanan keamanan dan ketertiban, dan pelayanan umum lainnya. Proses perencanaan dilakukan:

a. Mengenali kondisi pelayanan sosial saat ini

Informasi pelayanan sosial yang perlu dipahami bersama, antara lain:

1. Pola pelayanan dan pengelolaan sampah lingkungan, yang meliputi Sistem pengelolaan sampah saat ini, pengangkutan sampah, tarif retribusi sampah dan siapa pengelolanya, apa hambatan-hambatan dan persoalan dalam pengelolaan sampah lingkungan,

2. Pelayanan air bersih, yang meliputi darimana sumber air bersih, bagaimana sistem pengelolaannya dan siapa pengelolanya, apakah ada tarif retribusinya dan siapa pengelolanya, hambatan-hambatan dan persoalan pelayanan air bersih

3. Pelayanan sosial lainnya

b. Melakukan analisis kondisi pelayanan sosial masyarakat Tahapan analisis yang perlu dilakukan, adalah:

1. Mempersiapkan data dan informasi kondisi pelayanan sosial dan kelembagaan yang diperoleh dari hasil pengamatan lapangan

2. Melakukan penilaian terhadap isi undang-undang, peraturan pemerintah dan kebijakan-kebijakan pemerintah Kota/Kabupaten dalam konteks peningkatan standar pelayanan sosial yang tertib, transparan, afektif dan optimal

3. Mengkaji dan menyepakati upaya penanganan persoalan-persoalan dan permasalahan dalam rangka meningkatkan fungsi kelembagaan dan standar pelayanan sosial masyarakat

4. Merumuskan laporan hasil kegiatan analisis, melalui diskusi dan musyawarah warga yang dilengkapi berita acara kesepakatan. Perumusan laporan kegiatan dilakukan oleh TIPP dibawah koordinasi tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif.

c. Menyepakati rencana peningkatan pelayanan sosial/publik Isi rencana yang perlu disepakati dan diputuskan bersama, adalah:

1. Rencana peningkatan standar pelayanan sosial, 2. Rencana pengembangan Lembaga pelayanan sosial;

d. Menyusun rencana pengembangan kelembagaan pengelola dan dan pelaksana pembangunan kelurahan/Desa

Rencana ini, menguraikan kesepakatan bersama, untuk meningkatkan fungsi kelembagaan kelurahan, kelembagaan adat dan kelembagaan lainnya serta kesepakatan untuk membentuk kelembagaan baru yang mendukung kelembagaan kelurahan dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan pembangunan di wilayah Kelurahan/Desa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaan pembangunan kelurahan saat ini maupun pada masa mendatang. Bagaimana proses perencanaan dilakukan:

1. Mengenali kondisi kelembagaan pengelola pembangunan kelurahan saat ini Informasi yang perlu dicermati dan dipahami bersama, antara lain:

• Isi pokok undang-undang dan peraturan pemerintah, yang terkait dengan kelembagaan kelurahan, kelembagaan adat dan kelembagaan non pemerintah lainnya dalam mengelola kegiatan pembangunan kelurahan.

• Kondisi organisasi, kewenangan, aturan-aturan pelaksanaan tugas dan fungsi kelembagaan pemerintah kelurahan dalam mengelola pembangunan kelurahan, termasuk sistem pengelolaan biaya retribusi.

• Kondisi organisasi, aturan-aturan, kewenangan dan fungsi pelayanan kelembagaan adat yang mempengaruhi kegiatan pengelolaan pembangunan fisik, sosial dan ekonomi kelurahan. Kemudian amati bagaimana sistem pungutan dan atau retribusi yang dikelola oleh lembaga adat.

• Bagaimana hubungan fungsional dan kewenangan antara kelembagaan pemerintah kelurahan dengan kelembagaan adat atau kelembagaan non pemerintah lainnya. Hubungan fungsional dan kewenangan tersebut diharapkan dapat berlangsung secara sinergi.

• Tingkat kinerja atau hasil pencapaian pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan, setiap kelembagaan pengelola pembangunan Kelurahan/ Desa.

• Persoalan, dan permasalahan serta manfaat yang didapat dari sistem pelayanan yang dibentuk oleh kelembagaan kelurahan, kelembagaan adat dan kelembagaan non pemerintah lainnya pada bidang pembangunan fisik, sosial dan ekonomi kelurahan.

2. Melakukan analisis Penataan kelembagaan pengelolaan pembangunan kelurahan

Kegiatan analisis yang perlu dilakukan, adalah:

a. Mengkaji, menyepakati dan melaksanakan isi undang-undang, peraturan pemerintah yang terkait dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangan kelembagaan pembangunan serta tata cara pembentukan kelembagaan pembangunan baru

b. Mengkaji dan memahami aturan-taruran pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan kelembagaan kelurahan maupun kelembagaan adat.

c. Mengkaji hubungan fungsional kelembagaan kelurahan dan kelembagaan adat maupun dengan kelembagaan non pemerintah lainnya.

d. Mengkaji dan menyepakati solusi penanganan persoalan dan permasalahan serta mengkaji kebutuhan Penataan Lingkungan kelembagaan baru untuk memperkuat kelembagaan pembangunan kelurahan yang ada saat ini. e. Merumuskan laporan hasil kegiatan analisis di atas yang disajikan kedalam

tulisan ringkas dan dilengkapi berita acara kesepakatan. Perumusan laporan kegiatan dilakukan oleh TIPP dibawah koordinasi tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif.

3. Menyepakati rencana Penataan kelembagaan pengelolaan pembangunan kelurahan

Isi rencana yang perlu disepakati dan diputuskan bersama, adalah:

• Rencana penguatan kapasitas SDM dan penyempurnaan aturan-aturan kelembagaan kelurahan dibidang pengelolaan pembangunan kelurahan. • Rencana penguatan aturan-aturan, kewenangan dan fungsi pelayanan

kelembagaan adat dan kelembagaan non pemerintah lainnya dalam kegiatan pembangunan kelurahan

• Rencana penguatan aturan main dan hubungan fungsional kelembagaan kelurahan, kelembagaan adat dan kelembagaan non pemerintah lainnya dalam bidang pengelolaan pembangunan fisik, sosial dan ekonomi kelurahan.

• Rencana pengembangan kelembagaan baru untuk memperkuat kelembagaan pembangunan kelurahan yang ada saat ini

Dokumen terkait