• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG MEREK

D. Merek Terkenal

Pengertian mengenai merek terkenal, didalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara harfiah tidak disebutkan secara jelas, namun dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001

17

https://klinikhukum.wordpress.com/2007/07/18/trips-dan-pengaruhnya-bagi-peraturan-perundang-undangan-indonesia/. Diakses pada 17 Oktober 2015

18

Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar,(Bandung: PT. Alumni, 2013) h. 150.

38

dinyatakan bahwa permohonan pendaftaran ditolak jika mempunyai persamaan dalam pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang atau jasa sejenis dilakukan dengan memperhatikan pendapat umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. Merek ialah suatu tanda yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.19

Dan apabila suatu merek terkenal telah didaftarkan untuk suatu barang atau jasa tertentu dan kemudian merek tersebut dipakai untuk barang atau jasa yang tidak sejenis dengan barang atau jasa yang pertama kali memakai merek tersebut, persyaratannya adalah yang memakai merek tersebut memberikan indikasi adanya suatu hubungan antara barang atau jasa dan pemilik dari merek terkenal itu serta dengan ketentuan bahwa kepentingan merek terkenal tersebut cenderung mendapat kerugian karena itu.

Dalam bahasa Indonesia kata asing “well-known” diterjemahkan menjadi

terkenal begitu juga kata “famous”, sehingga pengertian “merek terkenal” tidak

membedakan arti atau tidak menentukan tingkatan arti “famous mark” dan “

well-known mark”. Putusan dalam kasus-kasus merek terkenal. Hakim senantiasa

mengacu “merek terkenal” pada “well-known mark” yang mengaitkan pada Pasal

6 bis Konvensi Paris.20

19

Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah, Peraturan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, cet.I (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 168.

20

Insan Budi Maulana, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia Dari Masa ke Masa, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti,1999),h.22-23.

Seperti diatur dalam penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf b Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2001 mengatur “ Penolakan Permohonan yang mempunyai

persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek terkenal untuk barang dan/atau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. Di samping itu, diperhatikan pula reputasi Merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran, investasi di beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya, dan disertai bukti pendaftaran Merek tersebut di beberapa negara. Apabila hal-hal diatas belum dianggap cukup, Pengadilan Niaga dapat memerintahkan lembaga yang bersifat mandiri untuk melakukan survei guna memperoleh kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknya Merek yang

menjadi dasar penolakan”.

Suatu merek yang terkenal mempunyai reputasi dan memiliki pemasaran yang tinggi. Presentase penjualannya tinggi di setiap pelosok dunia dan menjadi asset kekayaan yang bernilai dapat mendatangkan keuntungan besar bagi

pemiliknya. 21

Merek terkenal dalam perkembangannya mempunyai ciri yang universal yaitu:

1. Merek telah dipromosikan secara luas oleh pemiliknya sehingga menjadi

terkenal luas di lingkungan bisnis dan konsumen.

2. Bermutu baik dan banyak digemari oleh masyarakat konsumen.

3. Tidak dapat didaftar oleh orang lain yang bukan pemilik merek tersebut

21

Yahya Harahap, Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun 1992,(Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,1996),h.98

40

(baik untuk barang atau jasa sejenis maupun tidak sejenis).

Terkait dengan pengertian merek terkenal, yurispruidensi Mahkamah Agung telah pula memberikan kretirium sebagai berikut:

1. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1486 K/Pdt./1991 tanggal 28

Nopember 1995, yang secara tegas telah memberikan kreteria hukum sebagai

berikut: “Suatu merek termasuk dalam pengertian Well-Known Marks pada

keluar dari batas-batas regional, malahan sampai kepada batas-batas trans nasional, karenanya apabila terbukti suatu merek telah didaftar dibanyak Negara didunia, maka dikwalifisir sebagai merek terkenal karena telah beredar sampai ke batas-batas diluar negara asalnya.

2. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 426 PK/Pdt./1994, tanggal 3

Nopember 1995, yang memberikan kreteria hukum sebagai berikut, “Kriteria

terkenal atau tidaknya suatu merek yang merupakan masalah hukum dan tunduk pada pemeriksaan kasasi, kiranya telah menjadi yurisprudensi tetap Mahkamah Agung, yang didasarkan pada apakah suatu merek telah menembus batas-batas nasional dan regional, sehingga merek tersebut sudah berwawasan globalisasi dan dapat disebut merek yang tidak mengenal batas

dunia.22

Perlindungan yang diberikan oleh Undang-undang Merek terhadap merek terkenal merupakan pengakuan terhadap keberhasilan pemilik merek dalam

22

Casavera, 8 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, cet. I ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 122-123

menciptakan image eksklusif dari produknya yang diperoleh melalui pengiklanan

atau penjualan produk-produknya secara langsung. Teori mengenai “pencemaran”

merek terkenal (dilution theory) tidak mensyaratkan adanya bukti telah terjadi

kekeliruan dalam menilai sebuah pelanggaran merek terkenal. Perlindungan didasarkan pada nilai komersial atau nilai jual dari merek dengan cara melarang pemakaian yang dapat mencemarkan nilai eksklusif dari merek atau menodai

daya tarik merek terkenal tersebut.23

23

Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Alumni,2013) h. 151.

42

BAB III

PROFIL KASUS CARDINAL DENGAN CADINAR

A. Posisi Kasus

Dalam Putusan ini merupakan kasus antara Tony Tjahjadi, selaku Direktur Utama PT. Multi Garmenjaya yang berkedudukan di Jalan Karawang No.7 Bandung melawan Syafri Jeski, selaku PT. Gisha Cahaya Mandiri yang bertempat tinggal di Pasar Regional Tanah Abang Blok F Lt.III Los CKS No. 42-43 Jakarta Pusat. Dalam hal ini Syafri Jeski sebagai Pemohon Kasasi dahulu Tergugat I dan PT. Multi Garmenjaya sebagai Termohon Kasasi dahulu Penggugat.

Merek “CARDINAL” yang dimiliki oleh PT. Multi Garmenjaya telah

mendapatkan perlindungan merek sejak tanggal 03-04-1980 sampai dengan 20-07-2021 dan/atau telah terdaftarkan atas berbagai kelas barang/jasa antara lain untuk kelas 25 dengan uraian barang/jasa khususnya untuk jenis barang pakaian-pakaian jadi untuk pria dan wanita. Jenis barang kelas 25 adalah seperti Pakaian,

alas kaki, tutup kepala.1Penggugat ini adalah suatu perusahaan yang berbadan

hukum, bergerak antara lain dibidang garmen atau produksi/perdagangan pakaian jadi seperti:

Celana Panjang casual/dan semi casual, celana panjang formal, casual, jeans, shirt, celana pendek, kargo, dan bermuda katun, overalls, jaket, berbagai

1

jenis barang pakain jadi lain nya baik untuk pria, wanita, dewasa, remaja dan anak-anak dan berbagai jenis lain nya, dengan memakai merek dagang

“CARDINAL”.

Dengan segala upaya, waktu dan biaya, pada awalnya atau sejak tahun 1979 Penggugat pertama kali berdiri adalah suatu perusahaan dalam bentuk home industry dibidang jahit pakaian jadi berdasarkan pesanan dan telah menjadi suatu perusahaan yang cukup berkembang bahkan telah menyerap, menpertahankan dan menghidupi ribuan tenaga kerja, reputasi baik dan konsistensi yang senantiasa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Dan merek CARDINAL ini telah memiliki ketenaran dan beredar tersebar luas dipasaran hampir di seluruh wilayah Negara Indonesia, pada tahun 1987 telah ekspor ke luar negeri antara lain Amerikat Serikat, Jepang, Asia Timur, Timur Tengah Rusia, bahkan pada tahun 1988 telah ekspor ke Negara Eropa Timur dan Eropa Barat.

Merek dagang “CADINAR”yang telah terdaftar milik Tergugat I

berdasarkan SERTIFIKAT MEREK pada tanggal pendaftran 15 Agustus 2007, kelas barang/jasa: 25, uraian barang jasa khususnya untuk jenis barang pakaian-pakaian jadi, yang diterbitkan oleh KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Cq. DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL.

Terjadinya kasus ini bersumber dari adanya persamaan pada pokoknya

antara merek yang dimiliki PT. Multi Garmenjaya yaitu “ CARDINAL” dengan merek “CADINAR”. Berdasarkan hal ini, PT. Multi Garmenjaya sebagai

44

Termohon Kasasi yang dahulu sebagai Penggugat yang telah mengajukan gugatan terhadap pemilik CADINAR sebagai Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat I di depan persidangan Pengadilan Niaga ada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebagai mana berdasarkan pada Pasal 68 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 bahwa Gugatan pembatalan pendaftaran merek dapat diajukan pihak yang berkepentingan berdasarkan alsan yang dimaksud pada Pasal 4, Pasal 5, atau Pasal 6.

Dikatakan bahwa, dengan adanya merek CADINAR yang memiliki persamaan pada pokoknya dengan merek CARDINAL milik Penggugat, produksi/perdagangan barang merek CARDINAL mengalami penurunan dan mutu (kualitas) barang milik PT. Multi Garmenjaya jauh diatas barang-barang milik Tergugat I yang mana sampai saat ini pihak dari merek CARDINAL masih berupaya untuk dipertahankan.

Karena telah dapat persamaan pada pokoknya antara merek CADINAR dengan merek CARDINAL, hal tersebut terlihat dari kemiripan, yang menimbulkan kesan adanya unsur ataupun kemiripan/persamaan bunyi ucapan, cara penetapan, cara penulisan unsur-unsur ataupun kemiripan/persamaan bunyi ucapan, produk barang merek CADINAR dengan merek CARDINAL untuk barang-barang yang sama sejenis dan telah menyesatkan/membingungkan para pelanggang/konsumen pada saat bermaksud membeli barang barang produk milik Penggugat.

Bahwa, perbuatan yang dimiliki oleh Tergugat I yang telah mendaftarkan merek CADINAR terdapat persamaan pada pokoknya dengan merek CARDINAL milik Penggugat yang telah didaftarkan terlebih dahulu untuk barang/jasa yang sejenis, merupakan perbuatan yang beritikad tidak baik dan tidak jujur yang membonceng, meniru atau menjiplak ketenaran merek milik Penggugat demi kpentingan usaha Tergugat I yang berakibat kerugian bagi Penggugat atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh, atau menyesatkan pelanggan atau konsumen.

Persamaan pada pokoknya tidak mutlak ditegakkan persamaan semua elemen merek, juga tidak mutlak adanya persamaan kata, warna dan bunyi yang persis betul. Tidak dituntut secara keras adanya persamaan jalur pemasaran, segmen pemasaran dan cara pemakaian dan pemeliharaan barang. Yang paling

fundamental dinilai adanya maksud dan niat “membonceng” reputasi merek orang

lain yang biasa dikenal dengan itikad tidak baik atau buruk guna memperoleh

keuntungan yang tidak jujur.2

Berdasarkan pada Pasal 4 dan Pasal 6 angka huruf a Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek yang menyatakan:

“Merek tidak dapat didaftar atas dasar Permohonan yang diajukan pleh

Pemohon yang beritikad baik”;

“Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila merek tersebut

mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan jasa/atau

2

Yahya Harahap, Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia Berdasarkan Undang-undang No.19 Tahun 1992, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996), h.417-418.

46

jasa yang sejenis”.

Selain dari persamaan pokoknya, jenis kelas barang/produk yang diperdagangkan sama-sama kelas 25 yaitu Pakaian jadi. Dan untuk menjaga adanya kerugian yang lebih besar Penggugat dan menjaga kondisi persaingan usaha yang curang, mengecoh atau menyesatkan pelanggan/konsumen dengan memakai merek CADINAR tanggal 15 Agustus 2007, kelas barang 25, Penggugat mohon agar Pengadilan Niaga Jakarta Pusat agar Tergugat I diperintahkan agar terlebih dahulu untuk tidak memakai merek CADINAR dalam melaksanakan kegiatan usaha perdagangannya sampai dengan putus dan perkara ini berkekuatan

hukum tetap (Inkracht Van Gewijsde).

B. Profil PT Multi Garmenjaya dan PT Gisha Cahaya Mandiri

1. Profil PT Multi Garmenjaya

PT. MULTI GARMENJAYA merupakan salah satu perusahan yang bergerak di bidang pertekstilan yaitu melakukan proses produksi dengan

mengolah inputbeupa benang, kain dan accessories pakaian lainnya menjadi

pakaian jadi yang siap untuk dipasarkan. PT. MULTI GARMENJAYA

dirintis sejak tahun 1974 dalam bentuk home industriy. Atas kegigihan pendiri

sekaligus pemiliknya, dalam kurun waktu 20 tahun prusahaan ini berkembang dan tumbuh menjadi sebuah perusahaan industri manufaktur dan pemasaran garmen terkemuka di Indonesia.

Perusahaan ini memiliki petugas sebanyak 7000 orang, dan memiliki fasilitas mesin dan peralatan untuk mendukukng proses kerja sebanyak 6000 mesin serta peralatan dengan berbagai tipe dan kegunaan, contohnya : mesinjahi, mesin obras, mesin pemotong kain, mesin pemasangan kancing dan juga mesin serta peralatan pendukung lainnya baik untuk di bagian gudang maupun produksi.Unit-unit produksinya (pabrik) tersebar di beberapa lokasi, dengan unit terbesarnya berlokasi di Jl Karawang No.1 Bandung dan di Jl Soekarno Hatta (By Pass) No.578 Bandung, sedangkan untuk unit produksi lainnya berlokasi di Jl Raya Kopo Katapang km 11 No.54-55 Bandung.

Pada saat ini PT. MULTI GARMENJAYA beroperasi pada 7 unit usaha yang tersebar di beberapa tempat di Bandung. Perusahaan ini didirikan denganbertujuaan untuk mendapatkan laba bagi perusahaan itu sendiri guna perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan.

Dalam perkembangannya PT. MULTI GARMENJAYA berusaha untuk tetap berpegang pada komitmen perusahaan yaitu senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik dengan memproduksi barang-barang berkualitas tinggi dan inovatif sehingga memberikan kepuasan kepada konsumennya.

Di tahun 1995 merupakan awal perkembangan yang paling penting bagi perusahaan untuk pemasaran lokal, karena pada tahun ini mulai tampak jelas adanya peningkatan hasil penjualan produk disbanding tahun-tahun

48

sebelumnya. Ini disebabkan karena pangsa pasar telah dikuassai baik di kota-kota besar maupun di kota-kota-kota-kota kecil di Indonesia.

a. Struktur Organisasi

Perusahaan adalah suatu organisasi formal yang terdiri dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar kerja sama dapat berlangsung dengan baik, maka perlu disusun suatu struktur organisasi yaitu suatu sistem hubungan kerja yang terkoordinasi.

Struktur organisasi dapat dikatakan sebagai pola hubungan yang mapan diantara komponen-komponen atau bagian-bagian produksi. Struktur organisasi adalah sistem yang mempengaruhi antara orang dalam kelompok kejasama untuk mencapai tujuan tertentu dan mempunyai persamaan dalam tujuan.

Struktur organisasi dikatakan sebagai suatu kerangka yang mewujudkan suatu pola tetap dari suatu hubungan antara kedudukan dan peranan dalam lingkungan kerjasama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin dijalankan oleh seorang saja, tapi harus ada kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang berkaitan dalam proses kerja tersebut.

b. Produk-Produk yang Dihasilkan PT. MULTI GARMENJAYA

PT. MULTI GARMENJAYA adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang indusri manufaktur yang memproduksi pakaian jadi.

Produksi dilakukan di dua tempat, yaitu di jalan Soekarno Hatta (By Pass)

dan di jalan Karawang No. 1 Bandung.

Adapun produk-produk yang dihasilkan oleh PT. MULTI GARMENJAYA adalah:

(1) Celana casual dan semi casual dari bahan katun.

(2) Celana jeans.

(3) Celana formal dari bahan polyester.

(4) Kemeja formal dari campuran bahan polyester dan katun.

(5) Kemeja casual dari bahan katun 100% dan denim.

(6) Jaket, rompi dan overall dari bahan katun dan denim.

(7) Celana bermuda dan celana GI dari bahan katun dan denim. Celana

bermuda biasa disebut celana pendek dan celana GI adalah seperti celana lapangan.

(8) Pakaian anak dan wanita yang berbahan jeans dan katun.3

2. Profil PT Gisha Cahaya Mandiri

PT. GISHA CAHAYA MANDIRI (CADINAR) Sekilas Perusahaan

PT. GISHA CAHAYA MANDIRI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertekstilan, awalnya perusahaan ini berfokus pada industri garment dengan produk utamanya yaitu celana jeans,seiring

3

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/93/jbptunikompp-gdl-s1-2007-siswantoma-4628-8.-bab-ii.doc. Diakses pada 10 Agustus 2015

50

berjalannya waktu, perusahaan perlahan-lahan mulai melebarkan produknya dengan mengeluarkan produk seperti jaket, T-shirt dan kemeja.

Dalam perkembangannya PT. GISHA CAHAYA MANDIRI selalu melakukan inovasi terhadap produk-produk yang akan dikeluarkan, hal ini terkait dengan prinsip yang selalu dipegang oleh PT. GISHA CAHAYA MANDIRI, yaitu selalu mengkedepankan kepuasan konsumen.

Dalam usahanya ruang lingkup distribusi pemasaran PT. GISHA CAHAYA MANDIRI masih dalam tahap domestik, belum mencakup jual-beli ekspor dan impor. PT. GISHA CAHAYA MANDIRI berfokus pada

perdagangan interinsuler.

MARKETING

Adapun produk-produk yang dihasilkan oleh PT. GISHA CAHAYA MANDIRI antara lain seperti:

a) T-Shirt

b) Celana jeans

c) Jaket

d) Kemeja

e) Celana pendek

Dimana produk-produk tersebut merupakan produk khusus pria, PT. GISHA CAHAYA MANDIRI lebih berfokus pada produk tekstil khusus pria harga yang ditawarkan untuk Produk yang dikeluarkan oleh PT. GISHA

CAHAYA MANDIRI bervariasi, tergantung jenis model dan kuantitas pengambilan barang yang dilakukan oleh konsumen.

Area produksi perusahaan mencakup daerah Jakarta, Bandung hingga daerah Jawa tengah. Sedangkan letak perusahaan berada di daerah DKI Jakarta. Dalam perkembangannya PT. GISHA CAHAYA MANDIRI sering kali melakukan promosi terhadap produk-produk yang dikeluarkannya melalui acara hiburan di media Televisi.

Dokumen terkait