• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG MEREK

B. Pendaftaran Merek

Ada dua sistem yang dianut dalam pendaftaran merek yaitu sistem deklaratif dan sistem konstitutif (atributif). Undang-undang Merek Tahun 1992 dalam sistem pendaftarannya menganut sistem konstitutif. Ini adalah perubahan yang mendasar dalam UU No. 19 Th 1992 ini, yang semula menganut sistem deklaratif

5

H.M.N. Purwo Sutjipto, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, 1984), h. 82.

6

R. Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Jilid I, Cetakan ke-8, ( Jakarta : Dian Rakyat, 1983), h. 149.

20

(UU No. 21 Th 1961).

Secara Internasional menurut Soegondo Soemodiredjo ada dikenal 4 sistem pendaftaran merek yaitu:

1. Pendaftaran merek tanpa pemeriksaan merek terlebih dahulu. Menurut sistem

ini merek yang dimohonkan pendatarannya segera didaftarkan asal syarat-syarat permohonannya telah dipenuhi antara lain pembayaran biaya permohonan, pemeriksaan dan pendaftaran. Tidak diperiksa apakah merek tersebut pada keseluruhannya atau pada pokonya ada persamaan dengan merek yang telah didaftarkan untuk barang sejenis atas nama orang lain. Sistem ini dipergunakan misalnya oleh negara Perancis, Belgia, Luxemburg, dan Rumania.

2. Pendaftaran dengan pemeriksaan merek terlebih dahulu. Sebelum didaftarkan

merek yang bersangkutan terlebih dahulu diperiksa mengenal syarat-syarat permohonannya maupun syarat-syarat merek itu sendiri. Hanya merek yang memenuhi syarat dan tidak mempunyai persamaan pada keseluruhan atau pada pokoknya dengan merek yang telah didaftarkan untuk barang sejenis atas nama orang lain dapat didaftarkan. Misalnya system atas nama orang lain dapat didaftarkan. Misalnya system ini dianut oleh Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Jepang, dan Indonesia.

3. Pendaftaran dengan pengumuman sementara. Sebelum merek yang

bersangkutan didaftarkan, merek itu diumumkan lebih dahulu untuk memberi kesempatan pada pihak lain mengajukan keberatan-keberatan tentang

pendaftaran merek tersebut. Sistem ini dianut oleh antara lain negara Spanyol, Colombia, Mexico, Brazil, dan Australia.

4. Pendaftaran merek dengan pemberitahuan terlebih dahulu tentang adanya

merek-merek terdaftar lain yang ada persamaannya. Pemohon pendaftaran merek diberitahukan bahwa mereknya mempunyai persamaan pada keseluruhan atau pada pokoknya dengan merek yang telah didaftarkan terlebih dahulu untuk barang sejenis atau nama orang lain. Walaupun demikian, jika pemohon tetap menghendaki pendaftaran mereknya, maka mereknya itu didaftarkan juga. Sistem ini misalnya dipakai oleh negara Swiss dan

Australia.7

Pendafaran merek dalam hal ini adalah untuk memberikan status bahwa pendaftar dianggap sebagai pemakai pertama sampai ada orang lain yang membuktikan sebaliknya.

Orang lain tidak dapat memakainya. Hak atas merek tidak ada tanpa pendaftaran. Inilah membawa lebih banyak kepastian. Karena jika seseorang dapat membuktikan ia telah mendaftarkan suatu merek dan mengenai ini dia diberikan suatu Sertifikat Merek yang merupakan bukti daripada hak miliknya atas sesuatu merek (Pasal 27 UUM 2001), maka orang lain tidak dapat mempergunakan dan orang lain itu tidak berhak untuk memakai merek yang sama untuk barang-barang yang sejenis pula. Jadi sistem konstitutif ini memberikan

7

Soegondo Soemodiredjo, Merek Perusahaan dan Perniagaan, (Jakarta : Lembaga Administrasi Negara 1963), h. 10-11.

22

lebih banyak kepastian.8 Hanya orang yang didaftarkan sebagai pemilik yang

dapat memakai dan memberikan orang lain hak untuk memakai (dengan sistem lisensi). Tetapi tidak mungkin orang lain memakainya. Jika tidak didaftar, tidak

ada perlindungan sama sekali karena tidak ada hak atas merek.9

Pendaftaran merek hanyalah merupakan suatu status anggapan bahwa mereka yang telah mendaftarkan mereknya adalah yang memakai pertama merek tersebut sehingga sewaktu-waktu merek yang telah didaftarkan oleh seseorang dapat saja diganggu gugat oleh orang yang merasa lebih berhak atas merek tersebut. Oleh karena orang yang mereknya sudah didaftar tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. Dengan perkataan lain, orang yang telah mendaftarkan mereknya tidak akan merasa was-was lagi terhadap tuntutan dari orang lain, sebab dengan pendaftaran mereknya itu ia telah dilindungi oleh undang-undang. Sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 3 UU Merek 2001.

Selanjutnya Pasal 4 UU Merek 2001 menyebutkan pula bahwa: “Merek tidak

dapat didaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh pemohon yang beritikad

baik”.

Dari ketentuan pasal tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa dalam Undang-Undang Merek Tahun 2001, meskipun menganut sistem konstitutif, tetapi tetap asasnya melindungi pemilik yang beritikad baik. Hanya permintaan yang diajukan oleh pemilik merek yang beritikad baik saja yang dapat diterima untuk

8

Soedargo Gautama, (1994) Op.Cit, hlm. 3-4 9

didaftarkan. Dengan demikian aspek perlindungan hukum tetap diberikan kepada mereka yang beritikad baik.

1. Permohonan Pendaftaran Merek

Permohonan pendaftaran merek diajukan secara tertulis dalam Bahasa

Indonesia kepada Direktorat Jenderal dengan mencantumkan:10

a. Tanggal, bulan, dan tahun

b. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon

c. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila merek diajukan melalui kuasa

d. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya

menggunakan unsur-unsur warna

e. Nama Negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam hal

permohonan diajukan dengan hak prioritas.

Permohonan pendaftaran merek tersebut harus ditanda tangani oleh pemohon atau kuasanya. Pemohon di sini dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama, atau badan hukum. Dalam hal permohonan diajukan oleh lebih dari satu pemohon yang secara bersama-sama berhak atas meek tersebut, semua nama pemohon dicantumkan dengan memilih salah satu alamat sebagai alamat mereka. Namun, bila permohonan diajukan bersama ditandatangani oleh salah satu dari pemohon yang berhak atas merek tersebut, maka harus melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon yang mewakilkan. Demikian pula bila permohonan pendaftaran mereknya diajukan

10

24

melalui kuasanya, surat kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas merek tersebut.

Permohonan pendaftaran merek yang telah diajukan masih dapat diubah oleh pemohon atau kuasanya. Namun, harus diingat perubahan atas permohonan pendaftaran merek dimaksud hanya diperbolehkan terhadap penggantian nama dan/atau alamat pemohon atau kuasanya. Tidak itu saja, permohonan pendaftaran merek ternyata dapat ditarik kembali oleh pemohon atau kuasanya, selama belum memperoleh keputusan dari Direktorat Jenderal HKI. Bila penarikan kembali permohonan pendaftaran merek dimaksud dilakukan oleh kuasanya, penarikan itu harus dilakukan berdasarkan surat

kuasa khusus untuk keperluan penarikan kembali tersebut.11

2. Persyaratan Merek

Adapun syarat mutlak suatu merek yang harus dipenuhi oleh setiap orang ataupun badan hukum yang ingin memakai suatu merek, agar merek itu dapat diterima dan dipakai sebagai merek atau cap dagang, syarat mutlak yang harus diepenuhi adalah bahwa merek itu harus mempunyai daya pembedaan yang cukup. Dengan kata lain perkataan, tanda yang dipakai ini haruslah sedemikian rupa, sehingga mempunyai cukup kekuataan untuk membedakan barang hasil produksi sesuatu perusahaan atau barang perniagaan (perdagangan) atau jasa dari produksi seseorang dengan barang-barang atau

11

Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, (Bandung : P.T. Alumni,2003), h. 338.

jasa yang diproduksi oleh orang lain. Karena adanya merek itu barang-barang atau jasa yang diproduksi mejadi dapat dibedakan.

Prof. Mr. Dr. Sudargo Gautama mengemukakan bahwa:

“Merek ini harus merupakan suatu tanda. Tanda ini dapat dicantumkan

pada barang bersangkutan atau bungkusan dari barang itu. Jika suatu barang hasil produksi suatu perusahaan tidak mempunyai kekuatan pembedaan dianggap sebagai tidak cukup mempunyai kekuatan pembedaan dan karenanya bukan merupakan merek. Misalnya: Bentuk, warna atau ciri lain dari barang atau pembungkusnya. Bentuk

yang khas atau warna, warna dari sepotong sabun atau suatu doos,

tube dan botol. Semua ini tidak cukup mempunyai daya pembeda

untuk dianggap suatu merek, tetapi dalam praktiknya kita saksikan bahwa warna-warna tertentu yang dipakai dengan suatu kombiniasi

yang khusus dapat dianggap sebagai suatu merek”.12

Dengan demikian, di samping hal-hak yang tersebut di atas, perlu kiranya penulis menguraikan lebih lanjut, tentang merek yang bagaimana yang tidak diperbolehkan untuk suatu merek atau yang tidak dapat didaftarkan sebagai suatu merek. Ketentuan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 mengatur lebih kita lanjut, apa yang tidak dapat dijadikan suatu merek atau yang tidak dapat didaftarkan sebagai suatu merek.

Menurut pasal 5 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 merek tidak dapat didaftarkan apabila mengandung salah satu unsur di bawah ini:

a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas

agama, kesusilaan atau ketertiban umum.

b. Tidak memiliki daya pembeda.

12

26

c. Telah menjadi milik umum.

d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang

dimohonkan pendaftaran.

Selanjutnya Pasal 6 Undang-Undang Merek Tahun 2001 memuat juga ketentuan mengenai penolakan pendaftaran merek yaitu:

(1) Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila merek tersebut:

a. Mempunyai persamaan pada pokok atau keseluruhannya dengan merek

milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;

b. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan

merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;

c. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan

indikasi geografis yang sudah dikenal.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada awat (1) huruf b dapat pula

diberlakukan terhadap barang dan/atau jasa yang tidak sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu yang akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

(3) Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila merek

tersebut:

a. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan

yang berhak;

b. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,

lambang atau simbok atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;

c. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang

digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.

Dengan demikian, dari ketentuan diatas, tidak semua tanda dapat didaftar sebagai merek. Hanya tanda-tanda yang memenuhi syarat dibawah ini

yang dapat didaftar sebagai merek, yaitu :13

a. Mempunyai daya pembeda.

b. Merupakan tanda-tanda pada barang dagang atau jasa yang dapat berupa

gambar(lukisan), nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut.

c. Tanda tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum, bukan tanda yang bersifat umum dan tidak menjadi milik umum, atau bukan merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang jasa atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.

d. Tanda tersebut juga tidak mempunyai persamaan dengan merek lain yang

terdaftar lebih dulu, merek terkenal, atau indikasi geografis yang sudah dikenal.

e. Tidak merupakan, menyerupai atau tiruan tanda lainnya yang dimiliki oleh

suatu lembaga atau Negara tertentu.

3. Fungsi Merek

Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi merek adalah untuk memberikan tanda pengenal pada barang, untuk

13

Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, (Bandung : P.T. Alumni,2003), h.331.

28

membedakan barang-barang dan jasa perniagaan seseorang atau perusahaan dari barang-barang perniagaan orang atau perusahaan lainnya. Selain sebagai fungsi pembeda, merek juga berfungsi sebagai:

a. Penghubung antara barang dengan produsennya, jaminan produsen atau

pedagang atas barang-barang dan jasa yang dihasilkan saat diperniagaan.

b. Jaminan atas nilai dan kualitas barang. Hal ini tidak hanya

menguntungkan pemilik merek tetapi juga memberikan jaminan dan perlindungan terhadap konsumen

c. Sarana promosi bagi produsen yang memperdagangkan

barang-barangnya.14

Selain fungsi-fungsi tersebut diatas, merek juga dapat memiliki fungsi dan tujuan yang dapat dilihat dari segi berbeda. Bagi, produsen, merek bertujuan untuk:

a. Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa barang yang dibelinya

berasal dari perusahaannya.

b. Menjamin mutu barang.

c. Memberi nama barang.

d. Memberi perlindungan kepada pemilik merek yang sah dari tindak

peniruan yang dilakukan oleh pihak lain.

Bagi pedagang, merek digunakan untuk promosi barang dagangannya

14

Harsono Adisumarto, Hak Milik Perindustrian, (Jakarta : Akademika Pressindo,1990), h. 45.

guna mencari dan memuaskan pasar. Bagi konsumen, merek berfungsi untuk memberikan pilihan barang yang akan dibeli.

4. Pembatalan Dan Penghapusan

Penghapusan dan pembatalan pendaftaran merek diatur dalam pasal 61 sampai dengan 72 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Menurut ketentuan Undang-undang, penghapusan merek terdaftar dapat dilakukan atas prakarsa Direktorat Jenderal HKI atau atas permohonan pemilik merek sendiri (Pasal 61). Penghapusan atas prakarsa Direktorat Jenderal HKI terjadi jika merek tersebut tidak digunakan selama tiga tahun berturut-turut atau lebih kecuali ada alasan yang dapat diterima, seperti larangan impor, larangan lain peredaran barang, atau karena peraturan pemerintah. Penghapusan juga dapat diajukan oleh pihak ketiga melalui gugatan ke pengadilan niaga (Pasal 63). Penghapusan juga dapat untuk merek kolektif. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 61 ayat (2) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001.

Pembatalan merek menurut Pasal 68 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001, gugatan pembatalan merek dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan, bisa pula oleh pemilik merek tidak terdaftar. Gugatan diajukan kepada pemilik merek dengan mengajukan permohonan ke Direktorat Jenderal HKI yang selanjutnya pengadilan niaga akan memutuskan

30

gugatan tersebut.15 Untuk pencoretan pendaftaran suatu merek dari Daftar

Umum Merek diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Ini mengakibatkan berakhirnya perlindungan hukum atas merek bersangkutan sebagaimana yang telah dijelaskan pada Pasal 71 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001.

5. Daftar Kelas Barang atau Jasa

a. Kelas Barang

Kelas Keterangan

Kelas 1 Bahan kimia yang dipakai dalam industry; Ilmu pengetahuan

dan fotografi, maupun dalam pertanian, dan kehutanan; dammar tiruan yang tidak diolah, plastic yang tidak diolah; pupuk; komposisi bahan pemadam api, sediaan pelunak dan pematri; zat-zat kimia untuk mengawetkan makanan; zat-zat penyamak; perekat yang dipakai dalam industry.

Kelas 2 Cat-cat, pernis-pernis, lak-lak; bahan pencegah karat dan

kelapukan kayu; bahan pewarna; pembetsa/pengering; bahan mentah, dammar alam; logam dalam bentuk lembaran dan bubuk untuk para pelukis, penata dekor, pencetak dan seniman.

Kelas 3 Sediaan pemutih dan zat-zat lainnya untuk mencuci; sediaan

untuk membersihkan, mengkilatkan, membuang lemak dan menggosok; sabun-sabun; wangi-wangi,minyak-minyak sari;

kosmetik; losion rambut, bahan –bahan pemelihara gigi.

Kelas 4 Minyak-minyak dan lemak-lemak untuk industry; bahan

pelumas; komposisi zat untuk menyerap, membasahi dan mengikat debu; bahan bakar ( termasuk larutan hasil penyulingan untuk motor) dan bahan-bahan penerangan; lilin-lilin; sumbu-sumbu.

Kelas 5 Hasil farmasi, ilmu kehewanan dan saniter; bahan-bahan untuk

berpantang makan/ diet yang disesuaikan untuk pemakaian medis, makanan bayi; plester-plester, bahan-bahan pembalut;

15

Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan:Teori dan Contoh Kasus, (Jakarta : Kencana,2011), h.164.

bahan-bahan untuk menambal gigi, bahan pembuat gigi palsu; pembasmi kuman; sediaan untuk membasmi binatang perusak, jamur, tumbuh-tumbuhan.

Kelas 6 Logam-logam biasa dan campurannya; bahan bangunan dari

logam; bangunan-bangunan dari logam yang dapat diangkut; bahan-bahan dari logam untuk jalan kereta api; kawat-kawat dan logam biasa buakn untuk listrik; barang-barang besi, benda-benda kecil dari logam besi; pipa-pipa dan tabung-tabung dari logam; lemari-lemari besi barang-barang dari besi biasa yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain; bijih-bijih.

Kelas 7 Mesin-mesin dan mesin-mesin perkakas; motor-motor dan

mesin-mesin (kecuali untuk kendaraan darat); kopling mesin dan transmisi (kecuali untuk kendaraan darat); perkakas pertanian; mesin menetas untuk telur.

Kelas 8 Alat dan perkakas tangan ( dijalankan dengan tangan); alat-alat

pemotong; pedang-pedang; pisau silet.

Kelas 9 Aparat dan instrumen ilmu pengetahuan, pelayaran, geodesi,

listrik, fotografi, sinematografi, optic, timbang, ukur,sinyal, pemeriksaan (pengawasan), penyelamatan dan pendidikan; aparat untuk merekam, mengirim atau mereproduksi suara atau gambar; pembawa data magnetic, disk perekam; mesin-mesin otomat dan mekanisme untuk aparat yang bekerja dengan memasukkan kepingan logam kedalamnya; mesin kas, mesin hitung, peralatan pengolah data dan computer; aparat pemadam kebakaran.

Kelas 10 Aparat dan instrument pembedahan, pengobatan, kedokteran,

kedokteran gigi dan kedokteran hewan, anggota badan, mata dan gigi palsu; benda-benda ortopedik; bahan-bahan untuk penjahitan luka bedah.

Kelas 11 Aparat untuk keperluan penerangan, pemanasan, penghasil uap,

pemasakan, pendinginan, pengeringan, penyegaran udara, penyediaan air dan kebersihan

Kelas 12 Kendaraan-kendaraan; udara atau air, aparat untuk bergerak

didarat.

Kelas 13 Senjata-senjata api; amunisi-amunisi, proyektil-proyektil;

32

Kelas 14 Logam-logam mulia serta campuran-campurannya dan

benda-benda yang dibuat dari logam mulia atau yang dibalut dengan bahan itu, yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lainnya; perhiasan; batu-batu mulia; jam-jam dan instrument pengukur waktu

Kelas 15 Alat-alat music

Kelas 16 Kertas, karton dan bahan-bahan yang terbuat dari bahan-bahan

ini, yang tidak temasuk kelas-kelas lain; barang-barang cetakan; bahan-bahan untuk menjilid buku; potret-potret; alat tulis-menulis perekat untuk keperluan tulis-tulis-menulis atau rumah tangga alat-alat kesenian kwas untuk cat mesin tik dan keperluan kantor (kecuali perabot kantor); bahan pendidikan dan pengajaran (kecuali aparat-aparat); bahan-bahan plstik untuk membungkus ( yang tidak termasuk kelas-kelas lain), kartu-kartu main; huruf-huruf cetak; klise-klise.

Kelas 17 Karet, getah-perca, getah, asbes, mika dan barang-barang yang

terbuat dari bahan-bahan ini dan tidak termasuk kelas-kelas lain; plastic-plastik yang sudah berbentuk untuk digunakan dalam pembuatan barang; bahan-bahan untuk membungkus, merapatkan dan menyekat; pipa-pipa lentur, bukan dari logam.

Kelas 18 Kulit dan kulit imitasi, dan barang-barang yang terbuat dari

bahan-bahan ini dan tidak termasuk kelas-kelas lain; kulit-kulit halus binatang, kulit mentah; koper-koper dan tas-tas untuk tamasya; paying-payung hujan, payung-payung matahari dan tongkat-tongkat; cambuk-cambuk, pelana dan peralatan kuda dari kulit.

Kelas 19 Bahan-bahan bangunan (bukan logam) ; pipa-pipa kaku bukan

dari logam untuk bangunan; aspal, pek, bitumen; bangunan-bangunan yang dapat dipindah-pindah bukan dari logam; monument-monumen, bukan dari logam.

Kelas 20 Perabot-perabot rumah, cermin-cermin,bingkai gambar;

benda-benda (yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain) dari kayu, gabus, rumput, buluh, rotan, tanduk, tulang, gading, balein, kulit kerang, amber, kulit mutiara, tanah liat magnesium dan bahan-bahan penggantinya, atau dari plastic.

(bukan dari logam mulia atau yang dilapisi logam mulia), sisir-sisir dan bunga-bunga karang; sikat-sikat (kecuali kwas-kwas); bahan pembuat sikat; benda-benda untuk membersihkan; wol; baja; kaca yang belum atau setengah dikerjakan (kecuali kaca yang dipakai dalam bangunan); gelas-gelas, porcelain dan pecah belah dari tembikar yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain.

Kelas 22 Tambang, tali, jala-jala, tenda-tenda, tirai, kain terpal,

layar-layar, sak-sak dan kantong-kantong ( yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain); bahan-bahan pelapis dan pengisi bantal ( kecuali dari karet atau plastic); serat-serat kasar untuk pertenunan.

Kelas 23 Benang-benang untuk tekstil

Kelas 24 Tekstil dan barang-barang tekstil, yang tidak termasuk dalam

kelas-kelas lain; tilam-tilam tempat tidur dan meja.

Kelas 25 Pakaian, alas kaki, tutup kepala.

Kelas 26 Renda-renda dan sulaman-sulaman, pita-pita dan jalinan-jalinan

dari pita; kancing-kancing kail dan mata kait, jarum-jarum pentul dan jarum-jarum; bunga-bunga buatan.

Kelas 27 Karpet-karpet, permadani, keset bahan anyaman untuk

membuat keset, linoleum dan bahan-bahan lain untuk menutup ubin; hiasan-hiasan untuk gantungan dinding ( bukan dari tekstil).

Kelas 28 Mainan-mainan; alat-alat senam dan olah raga yang tidak

termasuk dalam kelas-kelas lain; hiasan pohon natal.

Kelas 29 Daging, ikan, unggas dan binatang buruan, saripati daging

buah-buahan dan sayuran yang diawetkan, dikeringkan dan dimasak; agar-agar; selai-selai; saus dari buah-buahan; telur, susu dan hasil-hasil produksi susu; minyak-minyak dan lemak-lemak yang dapat dimakan.

Kelas 30 Kopi, the, kakao, gula, beras, tapioca, sagu, kopi buatan; tepung

dan sedia-sediaan terbuat dari gandum; roti, kue-kue, dan kembang-kembang gula, es konsumsi; madu, air gula; ragi/ bubuk pengembang roti/kue; garam, moster; cuka/ saus-saus (bumbu-bumbu)/ rempah-rempah, es, kecap, tauco, trasi, petis, krupuk, emping.

34

Kelas31 Hasil-hasil produksi pertanian, perkebunan, kehutanan dan

jenis-jenis gandum yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain; binatang-binatang hidup; buah-buahan dan sayuran segar; benih-benih; tanaman dan bunga-bunga alami; makanan hewan; mout.

Kelas 32 Bir dan jenis-jenis bir; air mineral dan air soda dan minuman

bukan alcohol lainnya; minum-minuman dari buah dan perasan buah; sirop-sirop dan sediaan lain untuk membuat minuman.

Kelas 33 Minum-minuman keras ( kecuali bir)

Kelas 34 Tembakau, barang-barang keperluan perokok; korek api

b. Kelas Jasa

Kelas Keterangan

Kelas 35 Periklanan; manajemen usaha; administrasi usaha;

fungsi-fungsi kantor.

Kelas 36 Asuransi; urusan keuangan; urusan moneter; urusan tanah dan

bangunan.

Kelas 37 Pembangunan gedung; perbaikan; jasa-jasa pemasangan.

Kelas 38 Telekomunikasi.

Kelas 39 Angkutan; pengemasan dan penyimpanan barang-barang;

pengaturan perjalanan.

Kelas 40 Perawatan bahan-bahan.

Dokumen terkait