• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 3.3 : Grafik Analisa Saringan Agregat Medium

1. Mesin Los Angeles

a. Mesin Los Angeles

Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 71 cm (28”) panjang dalam 50 cm (20”). Silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,56”).

b. Saringan no. 12 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalam

b. Timbangan, dengan ketelitian 5 gram.

c. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 7/8”) dan berat masing-masing antara 390 gram sampai 445 gram.

d. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100 ± 5)oC.

2. Mempersiapkan Benda Uji

a. Berat dan gradasi benda uji sesuai Tabel 8.

b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (100 ± 5)o C sampai berat tetap.

Ukuran saringan Berat dan gradasi benda uji (gram)

Lewat (mm) Tertahan (mm) A B C D E F G 76,2 63,5 50,8 38,1 25,4 19,05 12,7 9,51 6,35 4,75 63,5 50,8 38,1 25,4 19,05 12,7 9,51 6,35 4,75 2,36 1250 1250 1250 1250 2500 2500 2500 2500 5000 2500 2500 5000 5000 5000 5000 5000 Jumlah Bola 12 11 8 6 12 12 12

Berat Bola (gram)

5000 ± 25 4584 ± 25 3330 ± 20 2500 ± 15 5000 ± 25 5000 ± 25 5000 ± 25

X 100%

3. Cara Melakukan

a. Benda uji dan bola-bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles. b. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk

gradasi A, B, C, dan D; 1000 putaran untuk gradasi E, F dan G.

c. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan no. 12. Butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu (110 ± 5oC) sampai berat tetap.

4. Perhitungan :

Keausan = a – b a

a = berat benda uji semula (gram)

b = berat benda uji tertahan saringan no. 12 (gram)

5. Pelaporan

Keausan dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.

6. Contoh Hasil Pemeriksaan

Gradasi Pemeriksaan = B Saringan I II Lewat Tertahan Berat sebelum (a) Berat sesudah (b) Berat sebelum (a) Berat sesudah (b) 25,4 mm (1”) 19,0 mm (¾”) 12,5 mm (½”) 9,5 mm (3/8”) 19,0 mm (¾”) 12,5 mm (½”) 9,5 mm (3/8”) 6,3 mm (¼”) 2.500,0 2.500,0 2.500,0 2.500,0 Jumlah berat 5.000,0 5.000,0

Berat tertahan saringan no. 12

1.011,8 1.208,0

X 100%

x 100%

I. a = 5000,0 gram II. a = 5.000,0 gram

b = 3988,2 gram b = 3.792,0 gram a – b = 1011,8 gram a – b= 1.208,0 gram Keausan I= a – b = 20,24 % a Keausan II = a – b = 24,16 % a Keausan rata-rata = 22,20 %

3.3.5 Material Lolos Saringan No. 200 1. Mempersiapkan Peralatan

a. Saringan no. 16 dan no 200.

b. Wadah pencuci benda uji berkapasitas cukup besar sehingga pada waktu diguncang-guncangkan benda uji dan/atau air pencuci tidak tumpah.. c. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai

(110 ± 5)oC.

d. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.

e. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.

2. Mempersiapkan Benda Uji

a. Berat contoh agregat kering minimum tergantung pada ukuran agregat maksimum sesuaiTabel 9.

Ukuran agregat maksimum Berat contoh agregat kering minimum

mm inci gram 2,36 1,18 9,5 19,1 38,1 No. 8 No. 4 3/8 ¾ 1 ½ 100 500 2000 2500 5000

X 100% b. Persiapan benda uji.

i. Masukkan contoh agregat lebih kurang 1,25 kali berat benda uji ke dalam talam, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)oC sampai berat tetap.

ii. Siapkan benda uji dengan berat (W1) sesuaiTabel 9.

3. Cara Melakukan

a. Masukkan benda uji ke dalam wadah, dan diberi air pencuci secukupnya sehingga benda uji terendam.

b. Guncang-guncangkan wadah dan tuangkan air cucian ke dalam susunan saringan no. 16 dan no. 200. Pada waktu menuang air cucian, usahakan agar bahan-bahan yang kasar tidak ikut tertuang.

c. Masukkan air pencuci baru, dan ulanglah pekerjaan (b) sampai air cucian menjadi jernih.

d. Semua bahan yang tertahan saringan no. 16 dan no. 200 kembalikan ke dalam wadah; kemudian masukkan seluruh bahan tersebut ke dalam talam yang telah diketahui beratnya (W2) dan keringkan dalam oven, dengan suhu (110 ± 5)oC sampai berat tetap.

e. Setelah kering timbang dan catatlah beratnya (W3). f. Hitunglah berat bahan kering tersebut (W4= W3– W2).

4. Perhitungan

Jumlah bahan lewat saringan no. 200 = W1– W4

W1

W1 = berat benda uji semula (gram)

W4 = berat bahan tertahan saringan no. 200 (gram)

5. Pelaporan

Laporkan jumlah bahan yang lewat saringan no. 200 dalam persen.

3.3.6

Gumpalan Lempung Dan Butiran Yang Mudah Hancur Pada Agregat

Alam

1. Mempersiapkan Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat benda uji. b. Neraca dengan ketelitian 0,1% dari berat benda uji.

c. Oven, kapasitas (110 ± 5)oC dengan pengatur suhu. d. saringan 1 ½ “; ¾“; 3/8”; No. 4.

e. Talam dan wadah.

2. Mempersiapkan Benda Uji

a. Agregat untuk pengujian ini harus terdiri dari agregat yang tertinggal sesudah pengujian, menurut AASHTO T 11, Material Lolos Saringan 0,075 mm dari Agregat dengan cara pencucian. Untuk menyiapkan jumlah agregat sesuai dengan yang ditentukan dalam butir 3.3 dan 3.4 mungkin diperlukan penggabungan material dari beberapa kali pengujian menurut AASHTO T 11.

b. Agregat harus dikeringkan hingga mencapai berat konstan pada suhu 110o± 5oC (230o± 9oF).

c. Untuk material halus, contoh itu harus terdiri dari material tertahan saringan 1,18 mm dan beratnya harus tidak kurang dari 100 gr.

d. Benda uji untuk agregat kasar harus dipisahkan menjadi beberapa ukuran, dengan menggunakan saringan berikut : 4,75 mm (No. 4), 9,5 mm (3/8 in), 19,0 mm (3/4 in) dan 38,1 mm (1 ½ in). Bahan yang akan diuji beratnya harus tidak boleh kurang dari yang tercantum pada tabel berikut :

Ukuran Butiran Benda Uji Masa Minimum Benda Uji (kg)

4,75 – 9,5 mm (No. 4 to 3/8 in)... 1 9,5 – 19,0 mm (3/8 in – ¾ in)... 2 19,0 – 39,1 mm (3/4 in – 1 ½ in)... 3 38,1 mm (lebih besar dari 1 ½ in)... 5

e. Jika material itu merupakan campuran agregat halus dan kasar, harus dipisahkan terlebih dahulu dengan saringan 4,75 m (No. 4), kemudian benda uji itu disiapkan menurut butir 3.3 dan butir 3.4.

3. Cara Melakukan

a. Timbang benda uji yang telah dikeringkan sampai berat tetap dan tabur menjadi lapisan tipis pada dasar wadah, rendam dalam air selama 24 ± 4 jam. Setiap butiran yang bisa dihancurkan dengan jari menjadi material halus yang bisa terbuang dengan pengayakan basah harus digolongkan

sebagai gumpalan lempung atau material yang mudah hancur. Setelah semua material yang dimaksud di atas dihancurkan, pisahkan material yang mudah hancur itu dengan sisanya, dengan mencucinya di atas saringan menurutTabel 10.

Pengayakan basah dilakukan dengan menyiramkan air di atas benda uji pada saringan yang disyaratkan sambil ayakannya dogiyangkan sampai semua material yang lolos terbuang.

b. Butiran yang tertinggal harus diambil dari saringan dengan hati-hati dan dikeringkan sampai beratnya konstan pada suhu 110o± 5oC (230 ± 9oF), kemudian dibiarkan mendingin, dan ditimbang sampai ketelitian yang

Ukuran Butiran Benda Uji

Ukuran Saringan untuk memisahkan Sisa Gumpalan

Lempung dan Butiran yang hancur

Agregat halus (tertahan pada saringan 1,18 mm atau No. 16)

4,75 – 9,5 mm (No. 4 – 3/8 in) 9,75 – 19,0 mm (3/8 – 1 ½ in) 19,0 – 38,1 mm (3/4 – 1 ½ in) Di atas 38,1 mm ( 1 ½ in) 0,850 mm (No. 20) 2,36 mm (No. 8) 4,75 mm (No. 4) 4,75 mm (No. 4) 4,25 mm (No. 4)

Tabel 3.10 :Ukuran Saringan untuk Pengujian gumpalan lempung dan butiran yang mudah hancur pada agregat alam

Catatan :

1. Penghancuran material yang mudah pecah tadi harus dilakukan dengan meremasnya diantara ibu jari dan telunjuk. Tidak boleh dilakukan dengan kuku atau menekannya ke permukaan yang keras.

2. Untuk agregat kasar, persentase gumpalan lempung dan butiran yang mudah hancur harus dihitung berdasarkan harga rata-rata dari persentase gumpalan lempung dan butiran yang mudah hancur dari masing-masing ukuran fraksi ayakan, ditimbang sesuai dengan gradasi contoh benda uji asli sebelum pekerjaan pemisahan atau, lebih baik diambil gradasi rata-rata dari pasokan yang diwakili oleh benda uji. Fraksi yang kandungannya kurang dari 5 persen dari ukuran-ukuran seperti disyaratkan dalam butir

(a), tak perlu diuji, tetapi untuk tujuan perhitungan berat rata-rata, bagian tersebut harus diperhitungkan sebagai mengandung persentase gumpalan lempung dan butiran yang mudah hancur yang sama dengan kandungan dari fraksi ukuran lebih besar atau lebih kecil berikutnya, dimana gumpalan lempung dan butiran yang gampang hancur itu terdapat.

4. Perhitungan

a. Hitung persen dari gumpalan lempung dan material yang mudah hancur pada agregat halus atau agregat kasar dari masing-masing ukuran sebagai beikut :

P = [(W – R)/W] x 100

dimana :

P = persen gumpalan lempung dan butiran yang mudah hancur. W = berat benda uji (untuk agregat halus massa dari bagian yang

lebih kasar dari 1,18 mm (Ayakan No. 16) seperti diuraikan dalam butir 3.3), dan

R = berat material yang tertinggal, sesuai dengan yang diuraikan dalam butir 4.2.

b. Untuk agregat kasar, persentase gumpalan lempung dan butiran yang mudah hancur harus dihitung berdasarkan harga rata-rata dari persentase gumpalan lempung dan butiran yang mudah hancur dari masing-masing ukuran fraksi ayakan, ditimbang sesuai dengan gradasi contoh pada benda uji asli sebelum pekerjaan pemisahan atau, lebih baik diambil gradasi rata-rata dari pasokan yang diwakili oleh benda uji. Fraksi yang kandungannya kurang dari 5 persen dari ukuran-ukuran seperti disyaratkan dalam butir 4.1, tak perlu diuji, tapi untuk tujuan perhitungan berat rata-rata, bagian tersebut harus diperhitungkan sebagai mengandung persentase gumpalan lempung dan butiran yang mudah hancur yang sama dengan kandungan dari fraksi ukuran lebih besar atau lebih kecil berikutnya, dimana gumpalan lempung dan butiran yang gampang hancur itu terdapat.

5. Pelaporan

Laporkan jumlah gumpalan lempung dan material yang mudah hancur pada agregat dalam persen.

Dokumen terkait