• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan kualitas material yang digunakan untuk konstruksi perkerasan jalan merupakan langkah awal dari serangkaian pemeriksaan berikutnya meliputi kualitas material olahan dan kualitas pekerjaan.

Inti dari pemeriksaan kualitas material adalah untuk mengetahui sifat-sifat dasar material apakah sesuai dengan persyaratan spesifikas. Dari sifat-sifat dasar ini selanjutnya dipakai untuk dijadikan material olahan seperti agregat atau campuran beton, yang akan digunakan sebagai lapisan perkerasan beton semen atau jembatan beton dari struktur beton yang direncanakan.

Pada modul ini akan memperkenalkan metode-metode yang lazim digunakan pada pekerjaan konstruksi perkerasan beton semen dan jembatan beton dilingkungan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Metode-metode tersebut meliputi SNI, SKNI, AASHTO maupun ASTM yang telah diaktreditasi sebagaimana dijelaskan pada modul manajemen Laboratorium.

3.2 TERMINOLOGI PEMERIKSAAN

a. Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar, dimaksud untuk menentukan

pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan seperangkat saringan

b. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar dan Agregat Halus, dimaksud untuk

menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD) berat jenis semu (apparent) dan penyerapan dari agregat kasar dan agregat halus.

b.1. Berat jenis (bulk specific gravity), ialah perbandingan antara berat agregat

kering dan berat suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu

b.2. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD,) yaitu perbandingan antara berat

agregat kering-permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu

b.3. Berat jenis semu (apparent specific gravity,) ialah perbandingan antara berat

kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu

b.4. Penyerapan, ialah persentase berat jenis air yang dapat diserap pori terhadap

berat agregat kering.

c. Keausan Agregat dengan mesin Los Angeles, dimaksud untuk menentukan

ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles.

Keausan dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan No.12 terhadap berat semula, dalam persen.

d. Gumpalan Lempung dan Butiran yang mudah hancur pada agregat, dimaksud

untuk menentukan perkiraan jumlah gumpalan lempung dan material yang mudah hancur pada agregat alam.

e. Material Lolos Saringan No. 200, dimaksud untuk menentukan jumlah material

halus yang terdapat dalam agregat lolos saringan No. 200 dengan cara pencucian. f. Sand Equivalent atau Tara Pasir, dimaksud untuk menentukan proporsi relatif dari

debu halus atau material sejenis dalam agregat.

g. Penentuan Mutu Agregat dengan Sodium Sulfut, dimaksud untuk menentukan

ketahanan agregat terhadap kehancuran dengan menjenuhkan dalam larutan sodium sulfat atau magnesium sulfat.

h. Berat Jenis Semen, dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen, yaitu

perbandingan antara berat jenis kering semen pada suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada 40C yang isinya sama dengan isi semen.

i. Kehalusan Semen, dimaksudkan untuk menentukan kehalusan semen dengan

menggunakan saringan No. 100 dan No. 200. Kehalusan merupakan suatu faktor penting yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air.

j. Konsistensi Normal, dimaksudkan untuk menentukan konsistensi normal semen

dengan vicat.

Konsistensi normal semen adalah suatu kondisi standar yang menunjukkan kebasahan pasta.

k. Waktu Pengikatan Permulaan, dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikatan

permulaan semen yaitu jangka waktu dari mulainya pengukuran pasta pada konsistensi normal sampai pasta kehilangan sebagian sifat plastis (menjadi beku).

l. Kekuatan Tekan Mortar, dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan mortar

semen dengan contoh benda uji berbentuk kubus berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm. Kekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan luas permukaan yang menyebabkan mortar hancur.

m. Kekuatan Tarik Baja Tulangan, dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tarik

baja beton yaitu gaya tarik tiap satuan luas penampang yang menyebabkan baja beton putus.

n. pH air, dimaksud untuk menentukan pH air secara kasar.

o. Bahan padat dalam air, dimaksud untuk menentukan kadar padat mineral atau

garam mineral dalam air.

p. Bahan tersuspensi dalam air, dimaksud untuk menentukan kadar bahan-bahan

yang tersuspensi dalam air.

q. Bahan organik dalam air, dimaksud untuk menentukan kadar organik dalam air.

r. Minyak dalam Air, dimaksud untuk menentukan kadar minyak dalam air.

s. Ion Sulfut dalam air, dimaksud untuk menentukan kadar ion sulfut (SO4) dalam air. t. Ion Chlor dalam air, dimaksud untuk menentukan kadar ion chlor dalam air.

3.3 METODE UJI MUTU MATERIAL AGREGAT

3.3.1 Analisa Saringan Agregat Halus Dan Kasar 1. Mempersiapkan Peralatan

a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.

b. Satu set saringan ; 76,2 mm (3”); 63,5 mm (2½” ); 50,8 mm (2”); 37,5 mm (1½“); 25 mm (1”); 19,1 mm (¾”); 12,5 mm (½”); 9,5 mm (3/8”); no. 4; no. 8; no. 16; no. 30; no. 50; no. 100; no. 200 (Standar ASTM).

c. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)OC.

d. Alat pemisah contoh.

e. Mesin penggunjang saringan. f. Talam-talam.

2. Mempersiapkan Benda Uji

a. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak:

i. Agregat halus;

Ukuran maksimum no. 4; berat minimum 500 gram. Ukuran maksimum no. 8; berat minimum 100 gram. ii. Agregat kasar;

Ukuran maksimum 3,5” ; berat minimum 35 kg Ukuran maksimum 3” ; berat minimum 30 kg Ukuran maksimum 2,5” ; berat minimum 25 kg Ukuran maksimum 2” ; berat minimum 20 kg Ukuran maksimum 1,5” ; berat minimum 15 kg Ukuran maksimum 1” ; berat minimum 10 kg Ukuran maksimum ¾” ; berat minimum 5 kg Ukuran maksimum ½” ; berat minimum 2,5 kg Ukuran maksimum 3/8” ; berat minimum 1 kg

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan no. 4. selanjutnya agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.

Benda uji disiapkan sesuai dengan AASHTO T-11 kecuali apabila butiran yang melalui saringan no. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.

3. Cara Melakukan

a. Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu (110 ± 5)O C,sampai berat tetap.

b. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selam 15 menit.

4. Perhitungan

Hitunglah prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji.

5. Pelaporan

Material : Batu Pecah2/3

Berat Contoh I : 4946.5 gram Berat Contoh II : 4490.5 gram

No.

Ayakan Berat Persen Persen Rata-rata Berat Persen Persen

(mm) Tertahan Tertahan Lolos Tertahan Tertahan Lolos

37.5 - - 0 100 100 - - 0 100 19.0 4605.5 460.5 93.1 6.9 6.8 4195.0 4195.0 93.4 6.6 9.5 333.5 4939.0 99.8 0.2 0.2 291.5 4486.5 99.9 0.1 4.75 3.5 4942.5 99.9 0.1 0.1 1.0 4487.5 99.9 0.1 ANALISA SARINGAN SNI 1968 - 1990 - F atau AASHTO T27 - 74 Berat Tertahan Berat Tertahan Kumulatif Kumulatif 200 100 50 40 30 20 16 10 8 4 3/8" 1/2" 3/4" 1" 11/2" 21/2" 1.18 2.36 4.75 9.5 19 37.5 mm 40 30 100 90 80 70 0 100 90 80 70 60 50 40 60 50 T o ta l P e rs e n L o lo s T o ta l P e rs e n L o lo s 30 20 10 0 20 10

a. Jumlah prosentase melalui masing-masing saringan, atau jumlah prosentase di atas masing-masing saringan dalam bilangan bulat.

b. Grafik akumulatif.

6. Contoh Hasil Pemeriksaan

Tabel 3.1 : Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat 2/3

Dokumen terkait