• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Leniger (1975), ada dua jenis alat penepungan bila dilihat dari keadaan bahan selama penepungan yaitu :

1. penepungan tipe ”batch” dimana selama penepungan bahan akan tetap ada dalam bak dan baru dikeluarkan bila penepungan telah selesai,

2. penepungan tipe terusan (continue) dimana selama penepungan akan melewati penepung selama sekali lintasan, dengan tipe alat ini hasil gilingan akan mempunyai ukuran yang tidak merata, karena itu alat harus diatur sedemikian rupa sehingga ukuran bahan sesuai yang diizinkan.

Ada beberapa tipe alat penepung menurut Perry dan Chilton, 1973 dan Leniger, 1975 yaitu :

a) Penepung tipe palu (hammer), b). Penepung tipe gigi vertikal,

c) Penepung dengan pasak berputar, d) Penepung tipe piring.

Perry dan Green (1984) membagi alat pengecil ukuran bahan menjadi empat kelompok menurut gaya yang dikenakan terhadap bahan, yaitu : 1) bila gaya yang bekerja di antara dua permukaan bahan disebut penggerusan, 2) gaya yang bekerja pada satu permukaan bahan disebut proses pemukulan, 3) gaya yang bekerja tidak pada permukaan bahan tetapi melalui aksi medium sekeliling, 4) gaya yang bekerja bukan dengan energi mekanik tetapi dengan aksi lain seperti kejutan panas dan elektrohidraulik.

Hunt (1978) membagi alat penepung berdasarkan gaya yang bekerja terhadap bahan yaitu :

a. Penepung Tipe Palu (hammer)

Menurut Hunt (1977), penepung palu adalah suatu alat yang digunakan untuk memperkecil ukuran bahan berdasarkan gaya pukulan/impak. Hammer mill terdiri dari palu/pemukul yang berputar pada porosnya. Bahan yang akan digiling masuk ke dalam ruang pemukulan melalui corong pemasukan. Susunan palu yang terdapat pada porosnya akan bergerak bolak-balik memberikan pukulan pada bahan.

Menurut Ismayandi (1985), pengurangan ukuran bahan dapat diakibatkan karena : 1) pukulan/impak dari pemukul, 2) pemotongan oleh sisi pemukul, 3) keausan (atrinition) atau aksi gosokan (rubbing action). Penepung palu digunakan untuk penepungan sedang dan halus.

Modulus kehalusan dan indeks keseragaman hasil giling tergantung pada ukuran dari lubang saringan dan laju pengumpanan bahan (Handerson dan Perry, 1978). Kecepatan putar penepung dan bentuk dari pemukul juga merupakan faktor yang mempengaruhi (Pamudji, 1983). Kecepatan putar dari pemukul penepung palu adalah antara 1500 sampai 4000 rpm (Handerson dan Perry, 1978), secara umum dibutuhkan tenaga sebesar satu kilowatt (kw) untuk menggiling satu kilogram bahan permenit pada penepungan sedang (Ismayandi, 1985).

Menurut Handerson dan Perry (1978), beberapa keuntungan dalam menggunakan penepung palu sebagai alat penepung antara lain adalah : 1) bentuk konstruksinya yang sederhana, 2) dapat digunakan untuk menghasilkan hasil giling dengan bermacam-macam ukuran, 3) tidak mudah rusak dengan adanya benda asing dalam ruang penepung, dan 4) biaya operasi dan pemeliharaan yang lebih murah bila dibandingkan dengan penepung bergerigi. Beberapa kerugian dalam menggunakan penggiling palu adalah : 1) kekurang-mampuan untuk menghasilkan hasil giling yang seragam, 2) kebutuhan tenaga yang tinggi, dan 3) biaya investasi awal yang lebih tinggi dibandingkan penggilingan bergerigi.

b. Penepung Tipe Bergerigi

Menurut Handerson dan Perry (1978), penepung bergerigi yang biasa dikenal dengan atrition mill, plate atau disk mill bekerja berdasarkan gaya tekanan dan gesekan antara dua piringan yang satu berputar dan yang lainnya tetap.

Penepung bergerigi biasa terdiri dari dua atau tiga piringan dimana bila dua piringan, satu piringan bergerak, sedangkan piringan yang lain diam atau

bergerak berlawanan, untuk tiga buah piringan yang lain disisinya diam (Ismayandi,1985).

Menururt Handerson dan Perry (1978), laju pemasukan yang berlebihan akan memperkecil keefektifan dari alat dan akan menyebabkan panas yang berlebihan. Tenaga yang diperlukan untuk menggiling akan berkurang bila kecepatan penepungan bertambah (Ismayandi, 1985).

Hasil penepungan dipengaruhi oleh kecepatan putar, kadar air biji, jenis biji yang digiling, laju pemasukan bahan serta kondisi dan jenis piringan penepung (Ismayandi, 1985). Handerson dan Perry (1978) menyebutkan bahwa terdapat beberapa piringan yang dirancang untuk berbagai jenis bahan, umumnya terbuat dari ”Chilled cast iron” walaupun kadang-kadang ada yang terbuat dari

”alloy steel”.

Menurut Richey CB (1961), kecepatan putar gigi penepung bergerigi adalah 1800 rpm, sedangkan menurut Handerson dan Perry (1978) umumnya kecepatan putar penepung bergerigi adalah dibawah 1200 rpm.

Menurut Handerson dan Perry (1978), beberapa keuntungan bila menggunakan penepung bergerigi adalah : 1) biaya pemasangan awal yang rendah, 2) hasil gilingan yang relatif seragam, 3) tenaga yang dibutuhkan lebih rendah bila dibandingkan dengan penepung palu, dan 4) lebih dapat menyesuaikan diri dengan gerusan kasar daripada penepung palu. Beberapa kerugian dalam menggunakan penggiling bergerigi adalah : 1) adanya benda-benda asing di dalam bahan yang digiling dapat menyebabkan kerusakan pada alat, dan 2) bila piringan

beroperasi tanpa bahan yang digiling maka akan mempercepat kerusakan piringan.

c. Penepung Tipe Silinder

Menurut Hall dan Davis (1978), ukuran penepung silinder didasarkan pada ukuran diameter dan panjang silinder. Sebelum pemasukan bahan yang akan digiling, silinder harus dalam keadaan berputar dengan kecepatan tertentu, bila tidak, maka akan terjadi selip pada belt atau motor menjadi mati. Prinsip kerja dari alat ini adalah penggilasan bahan diantara celah-celah silinder.

Celah antara silinder dapat diatur jaraknya untuk memperoleh derajat kehalusan yang diinginkan, bila jarak antara silinder terlalu dekat maka tenaga yang diperlukan akan menjadi lebih besar, kapasitas penepungan berkurang serta debu banyak terjadi, pada beberapa jenis satu silinder berputar lebih cepat dibandingkan dengan yang lain untuk mendapatkan aksi gilingan yang lebih ringan ketika bahan melalui celah silinder bergerigi sejajar dengan as silinder.

Kebutuhan tenaga penggiling silinder tergantung kepada bentuk dan kuantitas biji yang digiling, derajat kehalusan yang diinginkan, kadar air bahan, laju

pengumpanan, kecepatan operasi, tenaga yang tersedia serta kondisi dari silinder.

Tipe dengan kecepatan putar silinder satu yang dua atau tiga kali dari silinder lain sudah banyak digunakan untuk industri tepung. Tahap akhir pembuatan tepung dipergunakan silinder halus dengan kecepatan silinder 25% lebih cepat dari silinder yang lain (Hall dan Davis, 1978).

d. Penepung Tipe Pisau

Menurut Perry dan Chilton (1978) penepung pisau terutama digunakan untuk bahan yang liat atau berserat, dimana aksi pengguntingan lebih efektif dibandingkan dengan tekanan maupun pukulan/impak. Laju pemasukan bahan pada ruang pemotong hendaknya tidak melebihi panjang dari pisau pemotong dengan ketebalan bahan pengumpan tidak lebih dari 1 inchi. Bentuk umum dari alat penggiling ini adalah rotor dengan pisau pemotong berputar pada ruang pemotongan dan memotong bahan dengan bantuan pisau tetap pada keliling luar bahan yang digiling akan keluar melalui saringan dengan ukuran maksimum tergantung pada jenis saringan yang digunakan. Terdapat bermacam-macam penepung pisau tergantung kepada gaya dan banyaknya pisau pemotong (Loncin dan Merson, 1978).

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait