• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Blower dan selang untuk menyerap

sampah perlu dikaji lagi karena menghasilkan efisiensi yang rendah dan perlu perbaikan pada rumah penyosoh karena biji hotong dan dedak ada yang keluar lewat celah yang ada pada rumah penyosoh.

2. Mesin penepung buru hotong perlu

dimodifikasi lagi terutama pada putaran pisau penepung perlu ditambah rpmnya sehingga dapat diperoleh kapasitas dan kualitas penepungan yang baik.

3. Mesin penyosoh dan penepung buru

hotong perlu dikembangkan lagi agar diperoleh performansi penyosohan dan penepungan yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K., Atjeng M. Syarief, Ervan A, Nugroho, Darmawan Subekti. 1989.

Teknik Pengolahan Hasil Pertanian Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.

Albin, R., Drake, c. 1971. Sorghum grain can be improved. In The Grain Sorghum Research and Utilization Conference. Grain Sorghum Producers Association, Texas.

Anonim. 2005. Hotong : Budidaya, Analisis Untung Rugi dan kandungan Gizi.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Namlea, Pemda Kabupaten Buru.

Araullo, E. V., D. B. Padua and M. Graham. 1976. Rice Post Harvest Technology.

International development Research Centre, Jakarta.

Arifudin, R. 1993. Pembuatan Tepung Ikan. Sub Balai Penelitian Laut Slipi, Jakarta.

As’ady, A. S. 1986. Rancangan dan Uji Teknis Prototipe Alat Penepung Ikan Semi Mekanis. Skripsi. Fateta, IPB, Bogor.

Brennan, J. G., J. R. Butters, N. D. Cowwel and A. E. V. Lilly. 1969. Food Engginering Operations. Elsevier Publishing Co., New York.

Curay . 1951. Di Dalam Mohsenin, N. N. 1970. Physical Properties of Plant and Animal Materials. Gordon and Breach Science Publisher, Inc., New York.

Daywin, F. J., Moelyarno D., dan R. G. Sitompul. 1990. Motor Bakar Internal dan Tenaga di Bidang Pertanian. JICA-IPB, Bogor.

Esmay, M., Soemangat, Eriyatno Allan Philips. 1979. rice Post Production in The Tropica. The University Press Hawai, Honolulu.

Grist, D. H. 1975. rice. 5 th ed, Lungmans, London.

Gunarto, B. 1978. Rice Milling in Indonesia, its Problem in 1978. Directorate of Food Crop Economics. Departement of Agriculture, Jakarta.

Hadiwiyoto, S., Hardiman, dan Soehardi, 1980. Penanganan Lepas Panen I.

Bagian Proyek Pengadaan Buku, Departemen Pendidikan Kebudayaan RI.

Jakarta.

Hall, C. W., dan D. C. Davis. 1978. Processing Equipment for Agricultural Product 2nd edition. The AVI Pub. Company, Inc., Westport, Conecticut.

Handerson, S. M. and R. L. Perry. 1978. Agricultural Process Engineering. The AVI Publishing Company Inc. Westport, Connectcut, USA.

Hardjosentono, M., Wiyono, Elon Rachman, I. Y. Badra dan Dadang Tarmana.

1978. Mesin-Mesin Pertanian. CV Yasaguna, Jakarta.

Hunt, D. 1983. Farm Power and Machinery Management. 8th edition. Iowa State University Press, Ames, Iowa.

Ismayandi. 1985. Desain dan Uji Teknis Alat Penggiling Jagung. Skripsi. Fateta, IPB, Bogor.

Kharisun, A. 2003. Uji Performansi Perontok Hotong (Setaria italica (L.) Beauv) pada Berbagai Ukuran Puli II. Skripsi. Fakultas teknologi Pertanian IPB, Bogor.

Kurniawan, K. L. 1977. Mempelajari Pengaruh Varietas, Kadar Air, dan waktu Sosoh Terhadap Rendemen dan Mutu Sorgum Sosoh. Tesis. Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Fatemeta-IPB, Bogor.

Kusmiarso, B. 1987. Pengkajian Performansi Teknik pada Proses Penggilingan Tepung Sekam dengan Penggiling Pisau. Fateta, IPB, Bogor.

Leniger, H. A., dan W. A. Baverloo. 1975. Food Process Engineering. D. Reidel Publishing Company, Dordreht, Holland.

Loncin, M. dan R. L. Merson. 1979. Food Engineering Principles and Selected Applications. Academic Press, New York, Toronto, London.

Mohsenin, N. N. 1970. Physical Properties of Plant and Animal Materials. Gordon and Breach Science Piblisher, Inc., New York.

Okristian, J. 1999. Proses Produksi Tepung Terigu di PT. Bogasari Fluor Mills.

Laporan Praktek Lapang. Jurusan Teknik Pertanian, IPB, Bogor.

Pamudji, H. 1983. Mempelajari Pengaruh Kecepatan Gigi dan Intensitas Gilingan serta Bentuk Pemukul terhadap Kebutuhan Tenaga dan Mutu Hasil Gilingan Jagung pada Hammer Mill. Skripsi. Fateta, IPB, Bogor.

Pratomo, Moedjijarto. 1975. Teknik Pengolahan Hasil Pertanian. Pedoman Kuliah. Departemen Mekanisasi Pertanian. Fakultas Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian, IPB, Bogor.

Purwadaria, H. K. 1980. Pengolahan Sorgum Terutama pada Penyosohannya.

IPB, Bogor.

Rokhani. 1989. Uji Performansi Pengering Tipe Rak pada Pengeringan Jahe dan Kunyit serta Pengaruh Perlakuan Bahan Terhadap Mutu yang Dihasilkan.

Fateta, IPB, Bogor.

Rokhani, H., Sutrisno, dan Sam Herodian. 2003. Teknologi Pengolahan Hermada dalam Rangka Diversivikasi Usaha Tani Hotong. Makalah Lokakarya Pengembangan Hotong-Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta.

Hotel Indonesia. Jakarta 6 – 7 Oktober 2003.

Soesarsono, W. 1977. Teknik Pengolahan dan Penyimpanan Hasil Panen.

Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Fatemeta-IPB, Bogor.

Suwelo, I. S. 1980. Laporan Kemajuan Penelitian Pemuliaan Jagung, Sorgum dan Gandum. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar timbangan analitik dan timbangan biasa

Timbangan analitik

Timbangan biasa

Lampiran 2. Gambar gelas ukur, oven dan ayakan tyler

Gelas ukur

Oven

Ayakan tyler

Lampiran 3. Analisa proksimat untuk mengetahui kandungan gizi buru hotong

Komponen Pangkal Tengah Ujung

Portein 13.28

13.08

13.16 13.56

13.43 13.28

Total 13.18

±0.14

13.36

±0.28

13.36

±0.11 Karbohidrat 67.39

67.78

67.97 67.85

67.34 67.63

Total 67.59

±0.28

67.91

±0.09

67.49

±0.21

Lemak 3.88

3.55

4.06 3.61

4.12 3.96

Total 3.72

±0.23

3.84

±0.32

4.04

±0.11

Kadar air 11.87

11.82

11.78 11.85

11.77 11.91

Total 11.85

±0.04

11.82

±0.05

11.84

±0.10

Abu 3.58

3.77

3.03 3.13

3.34 3.22

Total 3.68

±0.13

3.08

±0.07

3.28

±0.08

Lampiran 4. Dimensi biji tiap bagian malai hotong

Sampel Panjang Biji (mm) Lebar Biji (mm) Tebal Biji (mm) Diameter Biji (mm) Pangkal Tengah Ujung Pangkal Tengah Ujung Pangkal Tengah Ujung Pangkal Tengah Ujung 1

Lampiran 5. Kadar air dan berat 1000 biji

Sampel Kadar Air (%) Berat 1000 Biji (gram)

Pangkal Tengah Ujung Pangkal Tengah Ujung 1 Rata-rata 15.04

±0.05

Lampiran 6. Karakteristik malai buru hotong Sampel Kadar Air

(%) Berat 1000

Biji (gram) Panjang

Biji (mm) Lebar Biji

Berat Biji Tiap Malai

(gram)

Persentase Berat Biji per Berat Rata-rata 15.26

±0.03

Lampiran 7. Massa jenis tiap bagian malai hotong

Sampel Berat 1000 ml Biji (gram) Volume (ml) Massa Jenis (g/ml)

Pangkal Tengah Ujung Pangkal Tengah Ujung

1 Rata-rata 639.53

±10.08

Lampiran 8. Pengukuran kadar air awal dan kadar air pengeringan buru hotong dengan menggunakan oven dan pengering tipe rak Pengukuran kadar air awal menggunakan oven

Kriteria Kadar Air Awal

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata

Bo (g) 10.00 10.00 10.00 10.00

Btaw (g) 8.08 8.06 8.07 8.07

∆ B (g) 1.92 1.94 1.93 1.93

Kabb (%) 19.2 19.4 19.3 19.3

Kabk (%) 23.8 24.1 23.9 23.9

Pengukuran kadar air buru hotong dengan menggunakan pengering tipe rak

Kriteria Kadar Air I Kadar Air II Kadar Air III

Sampel

1 Sampel

2 Sampel 3

Rata-rata Sampel

1 Sampel

2 Sampel

3

Rata-rata Sampel

1 Sampel

2 Sampel 3

Rata-rata

Kaawal 19.3 19.3 19.3

Btaw (g) 8.07 8.07 8.07

Bo (g) 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 Btak (g) 8.58 8.61 8.60 8.60 8.82 8.81 8.84 8.82 9.07 9.08 9.08 9.08

∆ B (g) 0.53 0.75 1.01

Kabb (%) 6.2 8.5 11.1

Kabk (%) 6.6 9.3 12.5

Lampiran 9. Persentase berat biji per berat malai tiap bagian buru hotong

Sampel Berat Tiap Bagian Malai (gram) Berat Biji Tiap Bagian Malai (gram) Persentase Berat Biji per Berat Malai (%) Pangkal Tengah Ujung Pangkal Tengah Ujung Pangkal Tengah Ujung 1

Lampiran 10. Perontokan dengan tenaga manusia

Sampel Ulangan Waktu (s) Biji+Sampah (gram) Biji

(kg/Jam) Rendemen

(%) Susut Rata-rata 619.60

±16.32 Rata-rata 761.80

±112.64 Rata-rata 890.80

±25.65

Lampiran 11. Pengukuran kapasitas dan rendemen penyosohan pada berbagai kadar air Pengukuran kapasitas dan rendemen penyosohan untuk kadar air 6.2%

Sampel Ulangan Bo (gram) Bt (gram) t (detik) Kapasitas (kg/Jam) Rendemen (%)

Total 135 33.59 68.88

II 1

Total 129 34.64 68.12

III 1

Total 150 30.57 71.12

IV 1

Total 137 32.74 69.12

V 1

Total 130 34.23 67.62

Rata-Rata Total 32.15 68.97

Lampiran 11. (Lanjutan)

Pengukuran kapasitas dan rendemen penyosohan untuk kadar air 8.5%

Sampel Ulangan Bo (gram) Bt (gram) t (detik) Kapasitas (kg/Jam) Rendemen (%)

Total 104 41.24 62.56

II 1

Total 106 40.36 63.06

III 1

Total 107 40.38 62.66

IV 1

Total 106 41.27 62.68

V 1

Total 105 41.24 63.04

Rata-rata total 40.90 62.80

Lampiran 11. (Lanjutan)

Pengukuran kapasitas dan rendemen penyosohan untuk kadar air 11.1%

Sampel Ulangan Bo (gram) Bt (gram t (detik) Kapasitas (kg/Jam) Rendemen (%)

Total 68 44.93 60.12

II 1

Total 67 45.55 60.14

III 1

Total 71 43.55 60.24

IV 1

Total 68 45.35 60.18

V 1

Total 68 44.91 60.16

Rata-Rata Total 44.86 60.17

Lampiran 12. Pengukuran efektifitas kipas, susut tercecer dan kualitas penyosohan pada berbagai kadar air Pengukuran efektifitas kipas, susut tercecer dan kualitas penyosohan untuk kadar air 6.2%

Sampel Ulangan Bt (gram) Bso

Kualitas enyosohan (gr) Tersosoh Tidak

tersosoh

119.55 20.35 15.70 14.55 317.92 13.50 12.98

II 1

112.38 19.27 27.75 14.64 314.44 11.89 14.27

III 1

105.70 17.99 20.71 14.54 331.99 9.32 14.29

IV 1

114.11 19.37 23.70 14.51 322.96 9.37 13.27

V 1

114.78 19.53 27.59 14.54 316.33 8.08 13.69

Rata-Rata Total 113.30 19.30 23.10 14.56 320.73 10.43 13.70

Lampiran 12. (Lanjutan)

Pengukuran efektifitas kipas, susut tercecer dan kualitas penyosohan untuk kadar air 8.5%

Sampel Ulangan Bt

(gram) Bso

Kualitas Penyosohan (gr) Tersosoh Tidak

tersosoh Total 148.84 27.00 11.36 15.27 292.19 5.94 14.67

II 1 Total 146.64 25.21 12.85 14.99 291.71 5.83 17.76

III 1 Total 147.15 27.48 12.07 14.86 289.87 6.39 17.04

IV 1 Total 143.27 26.29 16.95 15.52 289.87 6.46 14.79

V 1 Total 150.17 26.93 7.70 15.23 293.64 5.64 15.92 Rata-rata Total 147.21 26.58 12.19 15.29 291.46 6.052 16.036

Lampiran 12. (Lanjutan)

Pengukuran efektifitas kipas, susut tercecer dan kualitas penyosohan untuk kadar air 11.1%

Sampel Ulangan Bt

(gram) Bso

Kualitas Penyosohan (gr) Tersosoh Tidak

tersosoh Total 145.03 25.66 28.71 15.08 279.05 4.54 17.01

II 1 Total 153.81 26.34 19.15 14.79 275.08 2.80 22.82

III 1 Total 150.17 26.56 22.07 14.94 277.77 2.53 20.90

IV 1 Total 154.98 27.09 17.03 14.96 275.41 2.38 23.11

V 1 Total 150.42 26.53 23.05 14.99 273.66 2.82 23.52 Rata-Rata Total 150.88 26.44 22.00 14.95 276.19 3.01 21.47

Lampiran 13. Persentase susut tercecer dan kualitas penyosohan pada berbagai kadar air Persentase susut tercecer dan kualitas penyosohan untuk kadar air 6.2%

Sampel Ulangan Susut Tercecer (%) Persentase Kualitas Penyosohan (%)

Tersosoh Tidak tersosoh Pecah

I 1

Total 3.90 92.31 3.92 3.77

II 1

Total 6.80 92.32 3.49 4.19

III 1

Total 5.47 93.36 2.62 4.02

IV 1

Total 5.89 93.45 2.71 3.84

V 1

Total 7.07 93.56 2.39 4.05

Rata-rata total 5.83 93.00 3.03 3.97

Lampiran 13. (Lanjutan)

Persentase susut tercecer dan kualitas penyosohan untuk kadar air 8.5%

Sampel Ulangan Susut Tercecer (%) Persentase Kualitas Penyosohan (%)

Tersosoh Tidak tersosoh Pecah

I 1

Total 2.98 93.41 1.90 4.69

II 1

Total 3.78 92.52 1.85 5.63

III 1

Total 3.40 92.52 2.04 5.44

IV 1

Total 5.09 93.22 2.06 4.72

V 1

Total 2.32 93.16 1.79 5.05

Rata-rata total 3.51 92.966 1.928 5.106

Lampiran 13. (Lanjutan)

Pengukuran kapasitas dan rendemen penyosohan untuk kadar air 11.1%

Sampel Ulangan Susut Tercecer (%) Persentase Kualitas Penyosohan (%)

Tersosoh Tidak Tersosoh Pecah

Rata-rata total 6.58 91.86 1.00 7.14

Lampiran 14. Pengukuran kapasitas, rendemen dan susut tercecer pada penepungan biji hotong pada berbagai kadar air

Kadar

air Waktu (detik)

berat tepung

(g) berat

tercecer (g) Kapasitas

(kg/jam) Rendemen (%)

susut tercecer

(%)

11.1%

276 440 60 6.52 88.0 12.0

283 436 64 6.36 87.2 12.8

269 448 52 6.69 89.6 10.4

259 447 53 6.95 89.4 10.6

274 442 58 6.57 88.4 11.6

8.5% 230 432 68 7.83 86.4 13.6

218 438 62 8.27 87.6 12.4

228 435 65 7.89 87.0 13.0

233 432 68 7.73 86.4 13.6

227 428 72 7.93 85.6 14.4

6.2%

246 423 77 7.32 84.6 15.4

258 416 84 6.98 83.2 16.8

243 428 72 7.41 85.6 14.4

247 424 76 7.29 84.8 15.2

243 425 75 7.41 85.0 15.0

Lampiran 15. Berat tepung buru hotong yang tertampung pada tiap mesh pada ayakan tyler pada bebagai kadar air

Kadar air

mesh

3/8 4 8 14 28 48 100 pan

11.1%

0 0 0 0 14.58 332.28 90.50 2.64

0 0 0 0 12.73 327.78 92.96 2.53

0 0 0 0 15.59 335.82 94.30 2.29

0 0 0 0 14.93 331.18 98.30 2.59

0 0 0 0 14.06 332.03 93.84 2.07

8.5% 0 0 0 0 63.89 278.73 85.66 3.72

0 0 0 0 68.58 277.04 89.19 3.19

0 0 0 0 55.90 286.93 88.57 3.61

0 0 0 0 55.86 286.16 86.31 3.67

0 0 0 0 55.98 286.16 82.30 3.56

6.2%

0 0 0 0 23.71 329.01 68.87 1.41

0 0 0 0 26.42 320.82 67.56 1.20

0 0 0 0 25.38 326.78 74.34 1.50

0 0 0 0 24.30 322.79 75.13 1.78

0 0 0 0 24.65 323.09 75.82 1.44

Lampiran 16. Persentase berat tepung buru hotong yang tertampung pada tiap mesh pada ayakan tyler pada bebagai kadar air

Kadar

air Mesh

0.38 Mesh

4 Mesh

8 Mesh

14 Mesh

28 Mesh

48 Mesh

100 pan

11.1% 0 0 0 0 3.31 75.52 20.57 0.60

0 0 0 0 2.92 75.18 21.32 0.58

0 0 0 0 3.48 74.96 21.05 0.51

0 0 0 0 3.34 74.09 21.99 0.58

0 0 0 0 3.18 75.12 21.23 0.47

7.5% 0 0 0 0 14.79 64.52 19.83 0.86

0 0 0 0 15.66 63.25 20.36 0.73

0 0 0 0 12.85 65.96 20.36 0.83

0 0 0 0 12.93 66.24 19.98 0.85

0 0 0 0 13.08 66.86 19.23 0.83

6.2%

0 0 0 0 5.61 77.78 16.28 0.33

0 0 0 0 6.35 77.12 16.24 0.29

0 0 0 0 5.93 76.35 17.37 0.35

0 0 0 0 5.73 76.13 17.72 0.42

0 0 0 0 5.80 76.02 17.84 0.34

Lampiran 17. Modulus kehalusan dan ukuran partikel tepung biji hotong

Modulus kehalusan dan ukuran partikel tepung biji hotong pada kadar air 11.1%

sampel mesh ukuran lubang

(inchi) %bahan

tertinggal dikalikan dengan

pengali FM FM Ukuran

28 0.0232 3.31 9.93

48 0.0116 75.52 151.04 100 0.0058 20.57 20.57

pan 0 0.60 0

total 100.00 181.54 1.8154 0.01443

28 0.0232 2.92 8.76

48 0.0116 75.18 150.36 100 0.0058 21.32 21.32

pan 0 0.58 0

total 100.00 180.44 1.8044 0.014321

28 0.0232 3.48 10.44

48 0.0116 74.96 149.92 100 0.0058 21.05 21.05

pan 0 0.51 0

total 100.00 181.41 1.8141 0.014417

28 0.0232 3.34 10.02

48 0.0116 74.09 148.18 100 0.0058 21.99 21.99

pan 0 0.58 0

total 100.00 180.19 1.8019 0.014296

28 0.0232 3.18 9.54

48 0.0116 75.12 150.24 100 0.0058 21.23 21.23

pan 0 0.47 0

total 100 181.01 1.8101 0.014377

Lampiran 17. (Lanjutan)

Modulus kehalusan dan ukuran partikel tepung biji hotong pada kadar air 8.5%

sampel mesh ukuran lubang

(inchi) %bahan

tertinggal dikalikan dengan

pengali FM FM Ukuran

28 0.0232 14.79 44.37

48 0.0116 64.52 129.04 100 0.0058 19.83 19.83

pan 0 0.86 0

total 100.00 193.24 1.9324 0.015649

28 0.0232 15.66 46.98

48 0.0116 63.25 126.5

100 0.0058 20.36 20.36

pan 0 0.73 0

total 100.00 193.84 1.9384 0.015714

28 0.0232 12.85 38.55

48 0.0116 65.96 131.92 100 0.0058 20.36 20.36

pan 0 0.83 0

total 100.00 190.83 1.9083 0.01539

28 0.0232 12.93 38.79

48 0.0116 66.24 132.48 100 0.0058 19.98 19.98

pan 0 0.85 0

total 100.00 191.25 1.9125 0.015435

28 0.0232 13.08 39.24

48 0.0116 66.86 133.72 100 0.0058 19.23 19.23

pan 0 0.83 0

total 100.00 192.19 1.9219 0.015536

Lampiran 17. (Lanjutan)

Modulus kehalusan dan ukuran partikel tepung biji hotong pada kadar air 6.2%

sampel mesh ukuran lubang

(inchi) %bahan

tertinggal dikalikan dengan

pengali FM FM Ukuran

28 0.0232 5.61 16.83

48 0.0116 77.78 155.56 100 0.0058 16.28 16.28

pan 0 0.33 0

total 100.00 188.67 1.8867 0.015161

28 0.0232 6.35 19.05

48 0.0116 77.12 154.24 100 0.0058 16.24 16.24

pan 0 0.29 0

total 100.00 189.53 1.8953 0.015252

28 0.0232 5.93 17.79

48 0.0116 76.35 152.7

100 0.0058 17.37 17.37

pan 0 0.35 0

total 100.00 187.86 1.8786 0.015076

28 0.0232 5.73 17.19

48 0.0116 76.13 152.26 100 0.0058 17.72 17.72

pan 0 0.42 0

total 100.00 187.17 1.8717 0.015005

28 0.0232 5.8 17.4

48 0.0116 76.02 152.04 100 0.0058 17.84 17.84

pan 0 0.34 0

total 100.00 187.28 1.8728 0.015016

Lampiran 18. Analisis keragaman dengan menggunakan anova single factor dengan taraf nyata 0.05

1. Analisa Keragaman Kandungan Gizi a. Protein

Groups Count Sum Average Variance Pangkal 2 26.36 13.18 0.02 Tengah

2 26.72 13.36 0.08 Ujung 2 26.71 13.355 0.01125

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.042033 2 0.021017 0.566742 0.618312 9.552094 Within Groups 0.11125 3 0.037083

Total 0.153283 5

Karena F<Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa kadar protein pada tiap bagian malai biji hotong tidak berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

b. Kadar air

Groups Count Sum Average Variance Pangkal 2 23.69 11.845 0.00125 Tengah 2 23.63 11.815 0.00245 Ujung 2 23.68 11.84 0.0098

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.001033 2 0.000517 0.114815 0.895267 9.552094 Within Groups 0.0135 3 0.0045

Total 0.014533 5

Karena F<Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa kandungan kadar air pada tiap. Bagian malai biji hotong tidak berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan) c. Kadar abu

Groups Count Sum Average Variance Pangkal 2 7.35 3.675 0.01805 Tengah 2 6.16 3.08 0.005 Ujung 2 6.56 3.28 0.0072

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.3667 2 0.18335 18.18347 0.021037 9.552094 Within Groups 0.03025 3 0.010083

Total 0.39695 5

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa kadar abu pada tiap bagian malai biji hotong berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

d. Kadar Lemak

Groups Count Sum Average Variance Pangkal 2 7.43 3.715 0.05445 Tengah 2 7.67 3.835 0.10125 Ujung 2 8.08 4.04 0.0128

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.108033 2 0.054017 0.961721 0.47564 9.552094 Within Groups 0.1685 3 0.056167

Total 0.276533 5

Karena F<Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa kandungan kadar lemak pada tiap bagian malai biji hotong tidak berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan) e. Kadar Karbohidrat

Groups Count Sum Average Variance Pangkal 2 135.17 67.585 0.07605 Tengah 2 135.82 67.91 0.0072 Ujung 2 134.97 67.485 0.04205

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.1975 2 0.09875 2.364326 0.241839 9.552094 Within Groups 0.1253 3 0.041767

Total 0.3228 5

Karena F<Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa kadar karbohidrat pada tiap bagian malai biji hotong tidak berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

2. Analisa Keragaman Dimensi Biji Hotong Groups Count Sum Average Variance Pangkal 25 31.31 1.2524 0.002786 Tengah 25 30.73 1.2292 0.003491 Ujung 25 30.67 1.2268 0.002123

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.009995 2 0.004997 1.784904 0.175158 3.123907 Within Groups 0.201584 72 0.0028

Total 0.211579 74

Karena F<Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa dimensi biji hotong pada tiap bagian malai biji hotong tidak berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

3. Analisa Keragaman Berat 1000 Biji Hotong Groups Count Sum Average Variance Pangkal 25 28.38 1.1352 0.000184 Tengah 25 30.38 1.2152 0.004443 Ujung 25 31.02 1.2408 0.014074

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.151723 2 0.075861 12.1694 2.8E-05 3.123907 Within Groups 0.448832 72 0.006234

Total 0.600555 74

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa berat 1000 biji hotong pada tiap bagian malai biji hotong berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

4. Analisa Keragaman Massa Jenis Biji Hotong Groups Count Sum Average Variance Pangkal 25 15.9882 0.639528 0.000102 Tengah 25 16.27392 0.650957 0.000143 Ujung 25 15.85136 0.634054 0.000125

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.003719 2 0.001859 15.05394 3.45E-06 3.123907 Within Groups 0.008893 72 0.000124

Total 0.012612 74

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa massa jenis pada tiap bagian malai biji hotong berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

5. Analisa Keragaman Berat Malai Biji Hotong Groups Count Sum Average Variance Pangkal 25 32.33 1.2932 0.413214 Tengah 25 40.73 1.6292 0.560274 Ujung 25 31.27 1.2508 0.456141

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 2.149003 2 1.074501 2.254783 0.112254 3.123907 Within Groups 34.31111 72 0.476543

Total 36.46011 74

Karena F<Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa berat malai pada tiap bagian tidak malai biji hotong berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

6. Analisa Keragaman Berat Malai per Berat Biji Hotong Groups Count Sum Average Variance Pangkal 25 1930.71 77.22839 18.48533 Tengah 25 2037.131 81.48523 9.608182 Ujung 25 2032.635 81.30541 12.04225

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 289.7929 2 144.8965 10.83048 7.72E-05 3.1239

Within Groups 963.2582 72 13.37859

Total 1253.051 74

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa berat malai per berat biji pada tiap bagian malai biji hotong berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

7. Analisa Keragaman berat Biji tiap Malai Biji Hotong Groups Count Sum Average Variance Pangkal 25 24.78 0.9912 0.227794 Tengah 25 33.12 1.3248 0.364376 Ujung 25 25.42 1.0168 0.304356

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 1.723403 2 0.861701 2.883467 0.062424 3.123907 Within Groups 21.51663 72 0.298842

Total 23.24003 74

Karena F<Fcrit maka sapat disimpulkan bahwa berat malai pada tiap bagian malai biji hotong tidak berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

8. Analisa Keragaman Uji Performansi Mesin Penyosoh Buru Hotong a. Analisa Keragaman Kapasitas Mesin Penyosoh Buru Hotong

Groups Count Sum Average Variance Ka 6.2% 5 165.77 33.154 2.60113 Ka 8.5% 5 204.49 40.898 0.23252 Ka 11.1% 5 224.29 44.858 0.60992

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 354.3913 2 177.1956 154.3709 2.74E-09 3.885294 Within Groups 13.77428 12 1.147857

Total 368.1655 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas mesin penyosoh buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

b. Analisa Keragaman Rendemen Mesin Penyosoh Buru Hotong Groups Count Sum Average Variance

Ka 6.2% 5 344.86 68.972 1.79952 Ka 8.5% 5 314 62.8 0.0542 Ka 11.1% 5 300.84 60.168 0.00212

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 204.219 2 102.1095 165.0619 1.86E-09 3.885294 Within Groups 7.42336 12 0.618613

Total 211.6424 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa Rendemen mesin penyosoh Buru Hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

c. Analisa Keragaman Efisiensi Kipas Mesin Penyosoh Buru Hotong Groups Count Sum Average Variance

Ka 6.2% 5 72.78 14.556 0.00243 Ka 8.5% 5 75.87 15.174 0.06613 Ka 11.1% 5 74.76 14.952 0.01107

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0.98004 2 0.49002 18.46113 0.000218 3.885294 Within Groups 0.31852 12 0.026543

Total 1.29856 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi kipas mesin penyosoh buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

d. Analisa keragaman Susut Tercecer Mesin Penyosoh Buru Hotong Groups Count Sum Average Variance

Ka 6.2% 5 29.13 5.826 1.58413 Ka 8.5% 5 18.76 3.752 0.64237 Ka 11.1% 5 32.92 6.584 1.52703

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 21.49377 2 10.74689 8.589424 0.004838 3.885294 Within Groups 15.01412 12 1.251177

Total 36.50789 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa susut tercecer mesin penyosoh buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

e. Analisa Kualitas Penyosohan Mesin Penyosoh Buru Hotong e. 1. Analisa Keragaman Biji Tersosoh Mesin Penyosoh Buru Hotong

Groups Count Sum Average Variance Ka 6.2% 5 465 93 0.39605 Ka 8.5% 5 464.83 92.966 0.17428 Ka 11.1%

5 459.28 91.856 0.43333

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 4.236653 2 2.118327 6.331806 0.013266 3.885294 Within Groups 4.01464 12 0.334553

Total 8.251293 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa biji tersosoh mesin penyosoh buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

e. 2. Analisa Keragaman Biji Tak Tersosoh Mesin Penyosoh Buru Hotong Groups Count Sum Average Variance

Ka 6.2% 5 15.13 3.026 0.42093 Ka 8.5% 5 9.64 1.928 0.01397 Ka 11.1% 5 5.01 1.002 0.08457

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 10.26609 2 5.133047 29.64394 2.28E-05 3.885294 Within Groups 2.07788 12 0.173157

Total 12.34397 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa biji tak tersosoh mesin penyosoh buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

e. 3. Analisa Keragaman Biji Pecah Mesin Penyosoh Buru Hotong Groups Count Sum Average Variance

Ka 6.2% 5 19.87 3.974 0.02853 Ka 8.5% 5 25.53 5.106 0.17783 Ka 11.1% 5 35.71 7.142 0.80362

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 25.77157 2 12.88579 38.27537 6.19E-06 3.885294 Within Groups 4.03992 12 0.33666

Total 29.81149 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa biji pecah mesin penyosoh buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

9. Analisa Keragaman Uji Performansi Mesin Penepung Biji Hotong a. Analisa Keragaman Kapasitas Mesin Penyosoh

Groups Count Sum Average Variance Ka 6.2%

5 36.41 7.282 0.03137 Ka 7.5%

5 39.64 7.928 0.04012 Ka 10.1%

5 33.09 6.618 0.04847

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between

Groups 4.29052 2 2.14526 53.64938

1.04E-06 3.885294 Within Groups 0.47984 12 0.039987

Total 4.77036 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas mesin penepung buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

b. Analisa Keragaman Rendemen Buru Hotong

Groups Count Sum Average Variance Ka 6.2% 5 423.2 84.64 0.788

Ka 8.5% 5 433 86.6 0.56

Ka 11.1% 5 442.6 88.52 0.992

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between

Groups 37.63733 2 18.81867 24.1265

6.24E-05 3.885294

Within Groups 9.36 12 0.78

Total 46.99733 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa rendemen tepung pada penepungan menggunakan mesin penepung buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

c. Analisa Keragaman Susut Tercecer Buru Hotong Groups Count Sum Average Variance Ka 6.2% 5 76.8 15.36 0.788

Ka 7.5% 5 67 13.4 0.56

Ka 10.1% 5 57.4 11.48 0.992

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between

Groups 37.63733 2 18.81867 24.1265

6.24E-05 3.885294

Within Groups 9.36 12 0.78

Total 46.99733 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa susut tercecer tepung pada penepungan menggunakan mesin penepung buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

d. Analisa Keragaman Modulus Kehalusan Buru Hotong Groups Count Sum Average Variance Ka 6.2% 25 32.33 1.2932 0.413214 Ka 7.5% 25 40.73 1.6292 0.560274 Ka 10.1% 25 31.27 1.2508 0.456141

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between

Groups 0.03472 2 0.01736 140.7568

4.67E-09 3.885294 Within Groups 0.00148 12 0.000123

Total 0.0362 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa modulus kehalusan tepung pada penepungan menggunakan mesin penepung buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 18. (Lanjutan)

e. Analisa Keragaman Ukuran Tepung Buru Hotong Groups Count Sum Average Variance Ka 6.2% 5 0.071841 0.014368 3.43E-09 Ka 8.5%

5 0.077724 0.015545

1.89E-08 Ka 11.1% 5 0.07551 0.015102

1.09E-08

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between

Groups

3.53E-06 2

1.77E-06 159.6011

2.26E-09 3.885294 Within Groups

1.33E-07 12

1.11E-08

Total

3.66E-06 14

Karena F>Fcrit maka dapat disimpulkan bahwa ukuran tepung pada penepungan menggunakan mesin penepung buru hotong pada perlakuan perbedaan kadar air berbeda nyata pada taraf nyata 0.05.

Lampiran 19. Contoh perhitungan pada karakteristik fisik buru hotong

1. Massa Jenis Buru Hotong

v

= m ρ

1000 96 .

= 623

ρ =0.624 gr/ml

dimana : ρ = massa jenis (gr/ml), m = massa (gr),

v = volume (ml).

2. prosentase perbandingan berat biji malai per berat malai

mm R = mb

67 . 1

37 .

=1

R = 82.04%

dimana : R = prosentase perbandingan berat biji malai per berat malai (%), mb = berat biji hotong (gr),

mm = berat malai hotong (gr).

3. Diameter biji hotong D = (a x b x c)1/3

D = (1.59 x 1.25 x 0.94)1/3 = 1.23 mm

Dimana : D = diameter geometris rata-rata biji hotong (mm), a, b, c = rata-rata proyeksi panjang, lebar, dan tebal biji

dengan pengambilan sampel sebanyak 25 biji (mm).

4. Kadar Air

Kaawal = (Berat kering/Berat awal) x 100%

= (1.93/10) x 100%

= 19.3%

Berat bahan kering = 10 – 1.93 = 8.07 g

Kaakhir = ((Berat bahan pengeringan – berat bahan kering)/Berat bahan pengering) x 100%

= ((8.60 – 8.07)/8.60) x 100% = 6.2%

Lampiran 20. Contoh perhitungan performansi mesin penyosoh buru hotong 1. Kapasitas penyosohan

×3600

dimana : Kps = kapasitas penyosohan (kg/jam), Wpk = berat biji hotong pecah kulit (kg), t = waktu penyosohan (detik).

2. Rendemen penyosohan

Lampiran 20. (Lanjutan)

dimana : Sts = susut tercecer penyosohan (%), WbTc = berat biji tercecer (g),

WbTs = berat biji tersosoh keseluruhan (g).

5. Kualitas penyosohan a. Persentase biji hotong tersosoh

%

WbTs = berat biji keseluruhan hasil penyosohan (g).

b. Persentase biji hotong tidak tersosoh

%

WbTs = berat biji keseluruhan hasil penyosohan (g).

c. Persentase biji hotong pecah

%

WbTs = berat biji keseluruhan hasil penyosohan (g).

Lampiran 21. Contoh perhitungan performansi mesin penepung buru hotong 1. Kapasitas penepungan

×3600

= t Kpt Wpk

1000 3600 276

500 ×

= x

Kpt = 6.52 Kg/jam

dimana : Kpt = kapasitas penepungan (kg/jam),

Wpk = berat biji hotong yang ditepungkan (kg), t = waktu penepungan (detik).

2. Rendemen penepungan

%

×100

=Wpk t Wt η

% 500 100

440 ×

=

ηt = 88.00%

dimana :

ηt = efektivitas penepungan (%),

Wt = berat tepung hasil penepungan (kg),

Wpk = berat biji hotong yang dimasukkan ke mesin penepung (kg).

3. Susut tercecer penepungan

% 100 WtTsx Stp=WtTc

% 500 100

60 x

Stp= = 12.00%

dimana : Stp = susut tercecer penepungan (%), WtTc = berat tepung tercecer (g), WtTs = berat tepung keseluruhan (g).

Lampiran 21. (Lanjutan)

wmesh = berat tepung yang tertampung pada tiap mesh (g)

5. Ukuran partikel tepung D = 0.0041 x (2)FM

D = 0.0041 x (2)1.8154 = 0.01443 dimana :

D = ukuran rata-rata partikel bahan (inchi), FM = modulus kehalusan (tanpa satuan).

Dokumen terkait