BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
4. Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau
pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Metakognitif merupakan suatu
proses menggugah rasa ingin tahu karena metakognitif menggunakan proses
kognitif yang dimiliki untuk merenungkan proses kognitif tersebut.
44Sedangkan
menurut John Flavell dalam Desmita, metakognitif berarti “knowing about
knowing” (pengetahuan tentang pengetahuan) dan menurut McDevitt dan Ormrod
dalam Desmita, “Metakognitif merupakan pengetahuan yang berisi mengenai
42 Kevin Downing, “Problem-Based Learning and Metacognition”, As, J, Education & Learning Vol. 1(2), 2010, h. 75-96.
43 Cemal Tosun dan Erdal Senocak, “The Effects of Problem-Based Learning on Metacognitive Awareness and Attitudes Toward Chemistry of Prospective Teachers with Different Academic Backgrounds”, Australian Journal of Teacher Education Vol. 38, 3 Maret 2013.
44
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 2, h. 132.
kognitif maupun proses kognitif itu sendiri guna meningkatkan hasil pembelajaran
dan memori ”.
45Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa
yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana
untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan
mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Metakognitif
berhubungan dengan pengetahuan siswa tentang cara berpikir mereka sendiri dan
kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat.
46Sementara itu, Bouffard dkk dalam Desmita menyatakan, “Metakognitif
merupakan pengetahuan yang terdiri atas pengetahuan kognitif juga penilaian diri
sebagai bentuk latihan ketika menerapkan kognitif yang diperoleh”.
47Menurut
Gagne seperti dikutip Dewi menyatakan bahwa metakognitif berarti kemampuan
seseorang untuk mengatur alur berpikir, memutuskan, memilah, memilih, bahkan
untuk melakukan introspeksi demi perbaikan pola pikir itu sendiri dan merupakan
bagian dari pengetahuan strategi kognitif.
48Menurut Hartman seperti dikutip
Debra McGregor, “Metakognisi sangat penting karena dapat mempengaruhi
pemahaman, retensi, dan penerapan apa yang dipelajari selain memengaruhi
efisiensi belajar, bepikir kritis, dan memecahkan masalah”.
49Metakognitif tidak sama dengan kognitif atau proses berpikir (seperti
membuat perbandingan, ramalan, menilai, membuat sintesis atau menganalisis).
Sebaliknya, metakognitif merupakan suatu kemampuan dimana individu mencoba
untuk memahami cara ia berpikir atau memahami proses kognitif yang
dilakukannya dengan melibatkan komponen-komponen perencanaan (functional
planning), pengontrolan (self monitoring), dan evaluasi (self evaluation).
5045
Ibid. 46
Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 149.
47
Desmita, loc. cit. 48
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. 2, h. 89.
49
Debra McGregor, Developing Thinking Developing Learning A Guide to Thinking Skills in Education, (New York: McGraw Hill, 2007), pp. 211.
50
Sasaran metakognitif mengacu kepada seorang siswa dalam mengembangkan
potensi dirinya, sehingga siswa harus:
51a. Mampu mengarahkan diri untuk memulai proses belajar,
b. Mampu merefleksikan diri dengan mereview sasaran, tujuan, dan luaran
(outcome) pembelajaran yang baru,
c. Mampu mengevaluasi diri dengan menilai pertanyaan dan memecahkan
masalah yang dihadapinya.
Hasil belajar kognitif hanya sebatas pada hasil belajar yang berkaitan
dengan kemampuan siswa terhadap suatu materi pembelajaran. Hasil belajar
kognitif versi Bloom yang terbaru terdiri atas enam ranah yaitu mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, sintesis, dan evaluasi.
52Sedangkan hasil
belajar dari pengetahuan metakognitif berkaitan dengan hasil belajar terhadap
berbagai pengetahuan akan tugas kognitf dengan harapan siswa dapat mengalami
peningkatan akan hasil belajar kognitif. Hasil belajar pengetahuan metakognitif
terdiri atas tiga ranah yaitu pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan
pengetahuan kondisional.
53Oleh karena itu, antara hasil belajar kognitif dengan
hasil belajar pengetahuan metakognitif memiliki kesinambungan antara keduanya.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metakognitif adalah
pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau pengetahuan tentang
pikiran dan cara kerjanya. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa
ingin tahu karena metakognitif menggunakan proses kognitif untuk merenungkan
proses kognitif. Metakognitif dapat memandu siswa dalam menata suasana dan
menyeleksi strategi untuk meningkatkan kemampuan kognitif di masa mendatang.
Metakognitif sendiri terdiri atas pengetahuan metakognitif dan aktivitas
metakognitif. Pengetahuan metakognitif meliputi usaha monitoring dan refleksi
atas pikiran-pikiran saat ini. Refleksi tersebut membutuhkan pengetahuan faktual
tentang tugas, pengetahuan strategis, dan tujuan dari pengetahuan strategis dan
51
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, op. cit., h. 151.
52
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), op.cit., h. 100.
53
Patcharee Rompayom, Chinda Tambunchong, dkk. The Development of Metacognitive Inventory to Measure Students Metacognitive Knowledge Related to Chemical Bonding Conceptions, International Association for Educational Assessment (IAEA), 2010, pp. 2.
pengetahuan faktual yang berisi mengenai bagaimana dan kapan menggunakan
prosedur tertentu untuk memecahkan masalah. Sedangkan aktivitas metakognitif
meliputi penggunaan self awareness dalam menata dan menyesuaikan strategi
yang digunakan selama berpikir memecahkan masalah.
Menurut Veenman, Van Hout-Wolters, dan Afflerbach dalam Patcharee
Rompayom metakognitif berkaitan dengan kesadaran metakognitif, pengetahuan
metakognitif, percobaan metakognitif, metamemori, kemampuan metakognitif,
metakomponen, strategi pembelajaran, pengamatan komprehensif, kemampuan
berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan regulasi.
54a. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif melibatkan tiga macam pengetahuan,
diantaranya:
551) Pengetahuan Deklaratif
Pengetahuan deklaratif berkenaan dengan pengetahuan kepada
pembelajar untuk mencari informasi/sumber informasi yang
dibutuhkan sebagai usaha dari tugas yang diberikan. Pengetahuan
tersebut mengenai:
a) Maksud dari tugas tersebut (tujuan/sasaran kecakapan seperti
apa yang diinginkan dari tugas yang telah diberikan.
b) Mengenai tuntutan tugas (sumber informasi-informasi apa saja
dan tindakan apa saja yang dibutuhkan untuk memecahkan suatu
masalah).
c) Mengenai dasar dari tugas (berkaitan dengan hal apa saja tugas
tersebut).
2) Pengetahuan Prosedural
Berkenaan dengan pengetahuan/keyakinan mengenai pendapat pribadi
terhadap tugas yang diberikan. Sebuah tanggapan/pendapat pribadi
siswa sebagai salah satu kecakapan siswa untuk mengungkap
54
Ibid., pp. 1. 55