BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
3. PBL (Problem Based Learning)
3. PBL (Problem Based Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Model PBL (Problem Based Learning)
Menurut Barell dan Sagor seperti dikutip Diann Musial, “PBL
merupakan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan untuk
memberikan pembelajaran dan penilaian yang menuntut siswa untuk
melakukan lebih dari sekedar fokus dalam menjawab pertanyaan. Siswa
diminta untuk memahami masalah yang terstruktur secara kompleks”.
21Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori
konstruktivisme yang dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa.
22Menurut
Arends dalam Trianto, pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang
autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.
23Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu alternatif model
pembelajaran yang memungkinkan mengembangkan keterampilan berpikir
siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah.
Menurut Boud dan Feletti, PBL adalah inovasi model pembelajaran yang
paling signifikan dalam pendidikan. Dan Margetson mengemukakan bahwa
kurikulum PBL membantu untuk meningkatkan perkembangan
keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola berpikir yang terbuka,
reflektif, kritis, dan belajar aktif.
24Problem Based Learning (PBL)
20
Rusman dkk., op. cit., h. 39.
21
Diann Musial dkk., Foundations of Meaningful Educational Assessment, (New York: McGraw-Hill, 2009), p. 212.
22
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), cet. 3, h. 92.
23
Ibid. 24
mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritis yang fokusnya
tidak hanya sekedar apa yang dikerjakan siswa tetapi juga pada pada apa
yang siswa pikirkan selama siswa mengerjakan tugasnya.
25Belajar tidak hanya sekedar “mengingat (menghafal), meniru, dan
mencontoh” namun pembelajaran sebenarnya adalah pembelajaran yang
mengutamakan proses sehingga hasil belajar pada siswa tampak nyata dan
sangat berpengaruh pada retensi siswa. Sehingga dibutuhkan model
pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan aktif dalam prosesnya. Model
pembelajaran yang cocok dengan peningkatan kemampuan siswa adalah
model pembelajaran PBL. Dalam PBL dibutuhkan keterampilan dalam
meringkas dan meninjau ulang hasil diskusi yang akan digunakan dalam
presentasi kelompok maupun dalam bentuk paper ataupun makalah. Melalui
PBL, diharapkan dapat membangun kecakapan hidup (life skill) siswa, siswa
terbiasa dalam pembelajaran mandiri dengan kemampuan mengatur dirinya
sendiri (self directed), berpikir metakognitif (reflektif dengan pikiran dan
tindakannya), dan mampu berkomunikasi secara berkelompok.
Problem Based Learning (PBL) tidak mengharapkan siswa hanya
sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran,
akan tetapi siswa juga aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah
data, dan akhirnya menyimpulkan. Aktivitas model PBL diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah.
26Masalah dalam PBL adalah masalah yang terbuka
karena jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap guru maupun
siswa dapat mengembangkan kemungkinan jawaban dan siswa mampu
mengeksplorasi, mengumpulkan, dan menganalisis data secara lengkap
untuk memecahkan masalahnya.
27Perbedaan model PBL dengan model
lainnya yaitu informasi tertulis yang berupa masalah diberikan sebelum
kelas dimulai kemudian fokusnya adalah bagaimana pembelajar
25
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), cet. 2, h. 129.
26
Wina Sanjaya, op. cit., h. 214. 27
mengidentifikasikan isu pembelajaran sendiri untuk memecahkan masalah
dan materi dan konsep ditentukan oleh pembelajar sendiri.
28Kurikulum PBL memfasilitasi keberhasilan dalam memecahkan
masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal
dengan lebih baik dibandingkan dengan pendekatan atau strategi
pembelajaran yang lain. Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu
alternatif model pembelajaran yang memungkinkan mengembangkan
keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam
memecahkan masalah. Menurut Boud dan Feletti, PBL adalah inovasi
model pembelajaran yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson
dalam Rusman mengemukakan bahwa kurikulum PBL membantu untuk
meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam
pola berpikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif.
29Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam PBL
dibutuhkan keterampilan dalam meringkas dan meninjau ulang hasil diskusi
yang akan digunakan dalam presentasi kelompok maupun dalam bentuk
paper ataupun makalah. Melalui PBL, diharapkan dapat membangun
kecakapan hidup (life skill) siswa, siswa terbiasa dalam pembelajaran
mandiri dengan kemampuan mengatur dirinya sendiri (self directed),
berpikir metakognitif (reflektif dengan pikiran dan tindakannya), dan
mampu berkomunikasi secara berkelompok. Problem Based Learning
(PBL) termasuk jenis metode instruksional yang menantang siswa agar
“belajar untuk belajar”, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi
bagi masalah yang nyata. Masalah yang digunakan bertujuan untuk
mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis mahasiswa dan
inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan siswa untuk berpikir
kritis dan analitis dan untuk mencari serta menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai.
28
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), cet. 2, h. 23.
29
b. Karakteristik Pembelajaran Model PBL (Problem Based
Learning)
Karakteristik PBL menurut Tan seperti dikutip M. Taufiq Amir dan
Rusman ada sembilan.
30Penjelasan mengenai karakteristik model PBL
adalah sebagai berikut :
1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran,
2) Masalah yang diangkat adalah masalah yang dekat dengan kehidupan
nyata yang disajikan secara mengambang/tidak terstruktur (ill
structured),
3) Masalahnya menuntut siswa untuk menggunakan dan mendapatkan
konsep dari beberapa pengetahuan sebelumnya sebagai solusi masalah
tersebut,
4) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di
ranah pembelajaran yang baru,
5) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning),
6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi tidak hanya
mengacu pada satu sumber saja,
7) Pembelajarannya bersifat “kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif”.
Pembelajaran dilakukan dengan belajar secara berkelompok,
berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching) dan melakukan
presentasi,
8) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis dan integrasi dari
sebuah proses belajar,
9) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar.
Berdasarkan penjelasan karakteristik PBL, dapat disimpulkan bahwa
model PBL memiliki karakteristik yaitu pembelajaran yang diawali dengan
permasalahan kehidupan tidak terstruktur dan siswa dapat membentuk
pemahaman dan pengetahuan dari hasil analisis masalah yang diberikan
oleh guru. Dalam menganalisis permasalahan tersebut siswa mampu
30
meningkatkan kemampuannya dalam mengumpulkan data, menganalisis
data, menyusun fakta, mengonstruksi argumentasi mengenai pemecahan
masalah, dan mampu bekerja secara individual maupun kelompok dalam
memecahkan masalahnya.
c. Sintaks Pembelajaran Model PBL (Problem Based Learning)
Langkah pembelajara model PBL (Problem Based Learning) meliputi
penyajian masalah, menggerakkan inqury, langkah-langkah PBL yang berisi
analisis inisial, mengangkat isu-isu belajar, literasi kemandirian dan
kolaborasi pemecahan masalah, integrasi pengetahuan baru, penyajian solusi
dan evaluasi. PBL merupakan formulasi pembelajaran yang melibatkan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari inti pembelajaran
dalam sebuah masalah yang realistis.
31John Dewey seperti dikutip Wina Sanjaya menyebutkan enam tahapan
dalam PBL yaitu:
321) Merumuskan masalah,
2) Menganalisis masalah,
3) Merumuskan hipotesis,
4) Mengumpulkan data,
5) Pengujian hipotesis,
6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.
Adapun tahapan PBL lainnya menurut Johnson & Johnson seperti
dikutip Wina Sanjaya yaitu:
331) Mendefinisikan masalah,
2) Mendiagnosis masalah,
3) Merumuskan alternatif strategi,
4) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan,
5) Melakukan evaluasi.
31
Jose A. Amador dkk., The Practice of Problem Based Learning, (Bolton: Anker Publishing Company, 2006), p. 10.
32
Wina Sanjaya, op. cit., h. 217. 33
Selain kedua tahapan PBL di atas, tahapan PBL lainnya adalah:
341) Menemukan masalah,
2) Mendefinisikan masalah,
3) Mengumpulkan fakta,
4) Menyusun hipotesis,
5) Melakukan penyelidikan,
6) Menyempurnakan permasalahan yang didefinisikan,
7) Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif,
8) Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.
Selain kelima tahapan PBL di atas, terdapat lima langkah utama dalam
pembelajaran dengan model PBL (Problem Based Learning) lainnya
menurut Ibrahim dalam Sugiyanto. Kelima langkah tersebut dijelaskan
berdasarkan langkah-langkah pada Tabel 2.1.
35Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Model PBL (Problem Based Learning)
Tahap Kegiatan Guru
Tahap 1
Orientasi siswa pada
masalah
Guru membahas tujuan pelajaran,
mendeskripsikan dan memotivasi
siswa untuk terlibat dalam kegiatan
mengatasi masalah
Tahap 2
Mengorganisasi siswa
dalam belajar
Guru membantu siswa untuk
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas
belajar yang terkait dengan
permasalahannya
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok
Guru mendorong siswa
mengumpulkan informasi yang tepat,
melaksanakan eksperimen, dan
mencari penjelasan dan solusi
34
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. 6, h. 94-95.
35
Tahap Kegiatan Guru
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
hasil-hasil yang tepat, seperti laporan,
rekaman video, dan model-model dan
membantu mereka untuk
menyampaikan kepada orang lain
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
investigasinya dan proses-proses
yang mereka gunakan
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Model PBL (Problem
Based Learning)
PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan
meminta siswa untuk berpikir tentang masalah yang diberikan dan
menganalisa data untuk mendapat solusi. PBL juga berguna untuk
mengkonstruks berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa sebagai upaya
pengembangan pengetahuan dan pengetahuan dan kemampuan metakognitif
siswa.
36PBL dapat merangsang motivasi belajar siswa dengan memberikan
siswa skenario masalah otentik yang terhubung langsung dengan kehidupan
mereka melalui strategi kognitif dan metakognitif belajar siswa sehingga
mengembangkan kemampuan dan pengetahuan metakognitif siswa.
37Berikut ini ada keunggulan dan kelemahan PBL. Penjelasan mengenai
keunggulan PBL adalah sebagai berikut:
381) Teknik yang baik untuk memahami isi pelajaran,
2) Menantang kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan baru,
36
Behiye Akçay, “Problem-Based Learning in Science Eduacation”, Journal of Turkish Science Education, Vol. 6, 1 April 2009.
37 Yasemin Tas dan Semra Sungur, “The Effect of Problem-Based Learning on Self-Regulated Learning”, Croation Journal of Education Vol. 14, 29 Maret 2012, h. 533-560.
38
3) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa,
4) Membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata,
5) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan baru dan
bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran,
6) Meningkatkan minat, motivasi, dan hasil belajar siswa,
7) Memberikan kesempatan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang siswa miliki kedalam dunia nyata,
8) Mengembangkan berpikir kritis siswa.
Kelebihan lainnya dari model PBL adalah sebagai berikut:
391) Realistis dengan kehidupan siswa,
2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa,
3) Memupuk sifat inquiry siswa,
4) Retensi konsep jadi kuat,
5) Memupuk kemampuan Problem Solving.
Adapun penjelasan mengenai kelemahan model PBL adalah sebagai
berikut:
401) Saat siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka siswa
akan merasa enggan dan bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan waktu
yang cukup panjang untuk persiapan dan pelaksanaannya,
3) Tanpa pemahaman yang cukup, siswa tidak akan mendapati
pengalaman belajar bermakna seperti yang diharapkan.
Kekurangan lainnya dari model PBL ini adalah sebagai berikut:
411) Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks,
2) Sulitnya mecari prolem yang relevan,
3) Sering terjadi miss conception,
39
Trianto, op. cit., h. 96. 40
Ibid.
41