• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Pengakuan Pendapatan

2. Metode Accrual Basis

Untuk mencapai tujuanya laporan keuangan di susun berdasarkan atas dasar akrual basis. Dengan dasar ini, pengeruh transaksi dan peristiwa lain di akui pada saat terjadi perpindahan barang dan jasa bukan pada saat uang di terima dan di catat dalam catatan akuntansi dan di laporkan dalam priode akuntansi yang bersangkutan.27

Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam standar Akuntansi Keuangan, 1996, hal.1.2, menyatakan yang di kutip oleh Tuti Lestari Menyatakan bahwa28

“Pengakuan aktiva Kewajiban, Pendapatan, dan beban serta perubahanya di akui pada saat terjadi, tidak pada saat uang di terima

26

Ibid, h.25 27

Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPSI, (Jakarta: Grasindo, 2005), h. 29.

28

Tuti Lestari, Dampak Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban Terhadap Laba yang di peroleh, Lok Cit. h.25

atau di bayarkan, dan di catat dan berpengaruh pada laporan keuangan pada priode berjalan.”

Pendapatan dari transaksi penjualan dapat di akui pada saat perpindahan barang dan jasa bias di lakukan bila harga produk sudah pasti, prodak telah berada di luar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikanya, biaya pembuatan produk dan biaya pelepasan sudah dapat ditemukan.

Dasar akrual menyatakan bahwa dalam menentukan laba priodik dan posisi keuangan suatu unit usaha, akuntansi mendasarkan diri pada pengukuran dan penandingan secara ekonomik pendapatan dan beban.

Menurut Sprouse dan Moonitz yang di kutip Tuti Lestari mengemukakan konsepnya sebagai berikut29

“Pendapatan harus di hubungkan dengan priode di mana kegiatan ekonomi di perlukan guna menghasilkan dan mengeluarkan barang atau jasayang telah selesai, dengan syarat bahwa pengakuan secara objektif atas hasil kegiatan tersebut telah di capai. Kedua kndisi ini yaitu pencapaian kegiatan ekonomi utama dan objektivitas pengukuran, dapat di penuhi pada tahapan kegiatan yang berbeda pada kasus yang berbeda, kadang-kadang pada saat pengiriman barang atau penyerahan jasa atau dalam kasus lain dapat terjadi pada titik waktu yang lebih awal”.

Konsep di atas menganjurkan bahwa pendapatan dapat di akui pada saat pencapaian kegiatan ekonomi utama dan pengukuranya telah di tentukan secara objektif. Alternatif lain dalam masalah pengakuan pendapatan pada saat pencapaian kegiatan ekonomi utama adalah dengan konsep saat krisis telah di ambil atau pekerjaan yang sulit telah di lakukan.

29

Untuk menentukan kapan pendapatan dari hasil kegiatan perusahaan tersebut diakui, di perlukan suatu keputusan yang tepat sehingga memenuhi syarat-syarat tertentu yang sesuai dengan jenis, sifat, serta aktivitas perusahaan, missalnya pendapatan dan beban bunga di akui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lainya yang non perfoming. Artinya pendapatan dari aktiva produktif non perfoming yang belum di terima tidak dapat di akui sebagai pendapatan dalam priode laporan.

Secara umum pendapatan di akui pada saat realisasinya. Yang dapat di jabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Pendapatan dari transaksi penjualan produk di akui pada tanggal penjualan, biasanya tanggal penyerahan produk kepada langganan menjadi patokan.

b. Pendapatan atas jasa yang di berikan oleh perusahaan jasa di akui pada saat jasa tersebut di lakukan dan dapat dibuatkan fakturnya. Dalam hal adanya uang muka di akui sebagai hutang.

c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain seperti pendapatan bunga, sewa, royalti, di akui sejalan dengan berjalanya waktu atau pada saat di gunkanya aktiva yang bersangkutan.

d. Menurut PSAK No. 23 Pendapatan dari penjualan barang di akui bila kondisi-kondisi sebagai berikut terpenuhinya yaitu:

1. Perusahaan telah memindahkan risiko secara siknifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

2. Perusahaan tidak lagi mengelola atas barang yang di jual. 3. Jumlah pendapatan tersebut dapat di ukur dengan andal.

4. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang di hubungkan dengan transaksi akan mengelir kepada perusahaan tersebut.

5. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat di ukur dengan andal.

Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti, penjualan aktiva tetap atau surat berharga di akui pada tanggal penjualan

Dari teori pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa syarat pengakuan pendapatan adalah:

1. Captured / terikat. Di mana pendapatan tersebut di akui kalau pendapatan tersebut sudah / terikat pada si pembeli yang biasanya di dasarkan pada suatu perjanjian antara pembeli dan penjual yan di buat sedemikian rupa sehingga kalau salahsatu pihak membatalkanya akan mendapatkan sangsi yang berat. Dengan demikian bias dikatakana bahwa perjanjian itu tidak akan di batalkan.

2. Measubrable / dapat diukur. Di mana barang atau jasa yanga dijual dapat diukur karena adanya kepastian dan biasanya pengukuran

tersebut di jabarkan dalam bentuk uang dalam hal ini pengukuranya adalah rupiah.

3. Erned / terhimpun. Di mana prestasi dari sipenjual telah / hampir di nikmati pembeli atau dengan kata lain penjual sudah berhak atas pendapatan tersebut tanpa melihat apakah sudah di bayar atau belum.

F. Laba

Bagi perusahaan yang bertujuan untuk mencari keuntungan laba merupaskan hal penting sekaligus menjadi tujuan pokok pendirian perusahaan. Untuk dapat mencapai laba yang di harapkan, diperlukan perhatian yang cermat terdapat pendapatan dan biaya sebagai unsure-unsur laba. Dan juga di butuhkan pengukuran yang wajar atas keduanya agar dapat di peroleh perhitungan perhitungan laba yang tetapsetiap priode.

Pada dasarnya laba merupakan kelebihan pendapatan atas biaya yang terjadi selam satu priode akuntansi. Semua perhitungan ini akan terlihat dalam laporan laba rugi perusahaan.

Dokumen terkait