• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kajian Teori 2. Karakter Siswa

2.1.3 Metode Active Learning Tipe Quiz Team .1Metode Mengajar .1Metode Mengajar

Metode dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008) memiliki dua makna, yaitu: (1) cara yang teratur berdasarkan pemikiran yang matang untuk mencapai maksud; (2) cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan

kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud yang ditentukan. Berkaitan dengan proses belajar mengajar, maka metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sudjana (2013: 76) menyatakan bahwa, “Metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan menurut Slameto (2013: 82), “Metode

adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Kemudian, Uno dan Mohamad (2014: 7) mendefinisikan metode sebagai cara yang digunakan oleh guru untuk menjalankan fungsinya serta merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk melakukan interaksi dengan siswa dalam suatu proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran.

Metode mengajar yang baik adalah metode yang mampu menciptakan kegiatan belajar siswa (Sudjana, 2013: 76). Sebelum kegiatan belajar berlangsung, seorang guru harus memperhatikan pemilihan dan penentuan metode. Efektivitas penggunaan metode dapat terjadi apabila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran. Oleh karena itu, sebelum mengajar guru harus mengetahui kelebihan dan kelemahan metode yang akan diterapkannya (Djamarah dan Zain, 2013: 77).

Winarno Surakhmad (dalam Djamarah dan Zain, 2013: 78-82) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Adapun faktor yang dimaksud, adalah sebagai berikut:

(a) Anak Didik

Perbedaan individual siswa, baik pada aspek biologis, intelektual, atau psikologis, mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Dalam memilih metode, guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. (b) Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Saat memilih metode, guru harus memperhatikan tujuan pengajaran yang sejalan dengan taraf kemampuan yang harus diberikan kepada siswa.

(c) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan oleh guru tidak selamanya sama dari hari ke hari. Situasi belajar diciptakan sesuai dengan sifat bahan dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, situasi belajar yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.

(d) Fasilitas

Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar siswa di sekolah. (e) Guru

Kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah masalah intern guru dalam memilih metode.

2.1.3.2 Active Learning

Dalam bahasa Indonesia, Active Learning diartikan sebagai pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif terdiri dari dua macam, yaitu pembelajaran aktif yang

berpusat kepada guru (teacher centered) dan pembelajaran aktif yang berpusat kepada siswa (student centered). Dalam penelitian ini, pembelajaran aktif yang dimaksud adalah pembelajaran aktif yang berpusat kepada siswa.

Konsep pembelajaran aktif sudah dikenal sejak lama. Lebih dari 2400 tahun lalu, seorang Konfusius dari Cina menyatakan konsep belajar aktif, sebagai berikut:

“Yang saya dengar, saya lupa.” “Yang saya lihat, saya ingat.” “Yang saya kerjakan, saya pahami.”

(Silberman, 2014: 23) Dari pernyataan tersebut, Melvin Silberman memodifikasi dan memperluasnya menjadi Paham Belajar Aktif, seperti berikut:

Yang saya dengar, saya lupa.

Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.

Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami.

Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan.

Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

(Silberman, 2014: 23) Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dipahami bahwa proses pembelajaran menggunakan konsep pembelajaran aktif (Active Learning), mengharuskan adanya aktivitas siswa. Aktivitas siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat, menanyakan, dan berdiskusi dengan siswa lain agar paham. Siswa juga harus menerapkan agar mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Pun dengan mengajarkan supaya menguasainya.

Warsono dan Hariyanto (2014: 24) meyebutkan bahwa, pembelajaran aktif adalah kegiatan membuat siswa menjadi aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan atau aktivitas dapat berupa aktivitas melakukan sesuatu, baik secara fisik atau intelektual.

Sedangkan menurut Sardiman (2014: 97), dalam kegiatan belajar, siswa harus aktif berbuat. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif (Active Learning) adalah proses pembelajaran yang memusatkan kegiatan belajarnya kepada aktivitas siswa. Aktivitas siswa dapat berupa aktivitas fisik maupun intelektual. Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa tidak hanya mendengar penjelasan dari guru, tetapi juga terlibat di dalam proses belajar mengajar.

2.1.3.3 Quiz Team

Quiz Team adalah salah satu jenis metode yang ada dalam pembelajaran aktif (Active Learning). Metode ini dikembangkan oleh Melvin Silberman.

Menurut Silberman (2014: 175), “Teknik tim ini dapat meningkatkan rasa

tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara yang

menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak membuat mereka takut”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dipahami bahwa metode ini mengajak siswa untuk belajar bersama dengan teman satu tim atau sekelompoknya, seperti melakukan diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan,

memberi arahan, mengemukakan pendapat, atau menyampaikan informasi, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan suasana belajar yang menyenangkan, siswa diharapkan dapat bertanggungjawab terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.

Berikut ini adalah prosedur atau langkah-langkah untuk menerapkan

Quiz Team:

(a) Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen. (b) Bagilah siswa menjadi tiga tim.

(c) Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi hingga 10 menit atau kurang dari itu.

(d) Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dalam tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu ini untuk memeriksa catatan mereka.

(e) Tim A memberi kuis kepada anggota Tim B. Jika tim B tidak dapat menjawab satu pertanyaan, Tim C segera menjawabnya. (f) Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota

Tim C, dan mengulang proses tersebut.

(g) Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran Anda, dan tunjuklah Tim B sebagai pemandu kuis. (h) Setelah Tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan

segmen ketiga dari pelajaran Anda, dan tunjuklah Tim C sebagai pemandu kuis.

(Silberman, 2014 : 175) Untuk memilih metode yang akan digunakan, seorang guru harus mengetahui kelebihan dan kelemahan metode tersebut. Adapun kelebihan dan kelemahan Metode Active Learning Tipe Quiz Team menurut Listyawan (2012), adalah sebagai berikut:

(a) Kelebihan Quiz Team

(1) Pembelajaran berpusat kepada siswa.

menerima pengetahuan. (3) Sangat menyenangkan.

(4) Memberdayakan semua potensi dan indera siswa. (5) Menggunakan metode yang bervariasi.

(b) Kelemahan Quiz Team

(1) Siswa sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak didampingi oleh pendidik.

(2) Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak terfokus.

2.1.4 Mata Pelajaran TIK Kelas VIII