• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) .1 Pengertian Perencanaan SDM .1 Pengertian Perencanaan SDM

2.3.2 Metode Analisis Beban Kerja (ABK)

Beberapa teori yang membahas mengenai kebutuhan tenaga kerja yakni dalam perhitungan tenaga perawat dapat menggunakan berbagai rumus diantaranya metode Gillies, metode Ilyas, metode rasio, dan metode Workload Indicator Staff Needs (WISN) yang merupakan metode perhitungan tenaga SDM

kesehatan berdasarkan pada beban kerja nyata.

Metode Analisis Beban Kerja (ABK) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan pada beban kerja yang dilaksanakan oleh setiap jenis SDM pada tiap fasilitas kesehatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung semua jenis SDM bidang kesehatan. Badan Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kementerian Kesehatan (PPSDM) tahun 2015, menetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menghitung beban kerja, yaitu sebagai berikut:

1. Menetapkan Fasilitas Kesehatan dan Jenis SDM Kesehatan

Data dan informasi fasilitas kesehatan, unit/instalasi, dan jenis SDM dapat diperoleh dari struktur organisasi dan tata kerja institusi dan data hasil analisis jabatan (peta jabatan dan informasi jabatan).

2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

Waktu Kerja Tersedia (WKT) adalah waktu yang dipergunakan oleh SDM untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau peraturan daerah, pada umumnya dalam satu minggu 5 (lima) hari kerja. Dalam satu tahun 250 hari kerja (5 hari x 50 minggu).

b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun.

c. Pendidikan dan pelatihan, sesai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategori SDM memiliki hak mengikuti pelatihan/kursus/seminar/

lokakarya dalam 6 hari kerja.

d. Hari Libur Nasional, berdasarkan keputusan bersama menteri terkait tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama.

e. Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata – rata ketidakhadiran kerja (selama 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ ijin.

f. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau peraturan daerah, pada umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari kerja dalam seminggu).

Berdasarkan data tersebut, dilakukan perhitungan untuk menetapkan waktu tersedia dengan rumus berikut :

{ } Keterangan :

A : Hari kerja B : Cuti tahunan

C : Pendidikan dan Pelatihan D : Hari Libur Nasional E : Ketidakhadiran Kerja F : Waktu kerja

Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam kerja pada instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja sesuai dengan yang ditetapkan Kepala Daerah masing-masing. Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil, jam kerja efektif (JKE) sebesar 1200 jam per tahun. Demikian juga menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 tahun 2011, Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar 1200 jam per tahun atau 72000 menit per tahun baik 5 hari kerja atau 6 hari kerja.

3. Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu

Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang secara nyata dilaksanakan oleh jenis SDM tertentu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan.

Norma waktu adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang SDM yang terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi untuk melaksanakan suatu kegiatan secara normal sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku di fasilitas pelayanan kesehatan bersangkutan.

Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), sarana dan prasarana medik yang tersedia serta kompetensi SDM itu sendiri. Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki kompetensi dan etos kerja yang baik.

4. Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)

Standar Beban Kerja (SBK) adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun untuk tiap jenis SDMK. SBK untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan (rata-rata waktu atau norma waktu) dan Waktu Kerja Tersedia (WKT) yang sudah ditetapkan. Rumus penghitungan SBK sebagai berikut:

5. Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas Penunjang (FTP)

Tugas Penunjang adalah tugas untuk menyelesaikan kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsinya yang dilakukan oleh seluruh jenis SDM. Standar Tugas Penunjang (STP) adalah proporsi waktu yang digunakan untuk menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau per minggu atau per bulan atau per semester).

Langkah-langkah perhitungan :

a. Waktu Kegiatan = Rata-rata waktu x 264 hr, satuan waktu per hari

= Rata-rata waktu x 52 mg, satuan waktu per minggu

= Rata-rata waktu x 12 bln, bila satuan waktu per bulan

= Rata-rata waktu x 2 semester, satuan per semester b. Faktor Tugas Penunjang (FTP) = (Waktu Kegiatan : WKT) x 100 c. Standar Tugas Penunjang (STP) = (1 / (1- FTP/100))

6. Menghitung Kebutuhan SDM

Data dan informasi yang dibutuhkan per fasilitas kesehatan, berikut ini:

a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu : Waktu kerja tersedia (WKT), Standar Beban Kerja (SBK) dan Standar Tugas Penunjang (STP).

b. Data Capaian (Cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiap fasilitas kesehatan selama kurun waktu satu tahun.

Rumus Kebutuhan SDM sebagai berikut:

Hasil perhitungan langkah diatas akan dimasukkan ke dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Format Perhitungan Kebutuhan SDM Perawat Ruangan

Jenis Tugas Kegiatan Capaian

(1 thn)

SBK Kebutuhan SDM

(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)

A. Tugas Pokok

JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok B. Tugas Penunjang Standar Tugas Penunjang (hasil dari Langkah 5)

Total Kebutuhan SDM (JKT x STP) Pembulatan

Untuk perhitungan total kebutuhan SDM masing masing jenis layanan kesehatan dilakukan dengan cara yang sama yang kemudian hasilnya di rekapitulasi ke dalam tabel berikut:

Tabel 2.2

Format Rekapitulasi Kebutuhan SDM Perawat di RSUD

No. Jenis

2.4 Keperawatan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, menyatakan pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perawat yang menjalankan praktik keperawatan wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada perawat yang telah diregistrasi.

Peran perawat secara umum sebagai berikut (PPNI, 2013):

1. Pemberi Asuhan Keperawatan

Menerapkan pemberian pelayanan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan, dilaksanakan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dievaluasi tingkat perkembangannya.

2. Pemimpin Kelompok

Menjalankan kepemimpinan di berbagai komunitas, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial.

3. Pendidik

Peran ini dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Pengelola

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Peneliti

Melakukan penelitian keperawatan dengan cara menumbuhkan keingintahuan dalam mencari jawaban terhadap fenomena keperawatan dan kesehatan yang terjadi dan menerapkan hasil kajian dalam upaya dalam mewujudkan praktik berbasis bukti (Evidence Based Nursing Practice).

Dokumen terkait