• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.6 Penjelasan Variabel Penelitian

4.1.6.2 Penjelasan Variabel Beban Kerja

Untuk menghitung jumlah kebutuhan perawat pada Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi digunakan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan yang disusun oleh Badan Pusat Perencanaan dan

metode WISNmenghasilkan nilai rasio WISN. Nilai rasio tersebut didapatkan dari hasil bagi antara jumlah ketersediaan tenaga dengan jumlah kebutuhan tenaga.

Rasio bernilai 1 (satu) berarti terdapat kesesuaian antara jumlah ketersediaan tenaga dengan beban kerja. Semakin kecil nilai rasio maka semakin berat beban kerja yang ada dibandingkan dengan ketersediaan tenaga kesehatan(Permatasari dan Pudjiraharjo, 2015). Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan Jenis SDM Kesehatan dan Jenis Pelayanan

Jenis SDM yang akan diteliti adalah perawat yang bertugas pada ruang rawat inap Ruang 1, Pavilliun 1, VIP A, VIP B, Ruang Anak, Ruang Isolasi, Pinus 1, Pinus 2 dan Pinus 3 di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.

2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

Waktu Kerja Tersedia (WKT) adalah waktu yang dipergunakan oleh perawat untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah:

a. Hari Kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit, dalam 1 minggu ada 6 hari kerja. Maka dalam 1 tahun ada 52 minggu atau 312 hari kerja.

b. Cuti Tahunan, dalam setiap tahun diberikan hak cuti 12 hari kerja.

c. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri terkait tentang hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2018 ditetapkan

d. Pendidikan dan Pelatihan, rata-rata setiap perawat menggunakan waktu 2 hari dalam 1 tahun untuk mengikuti pelatihan maupun seminar.

e. Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun waktu 1 tahun karena alasan sakit, izin, maupun tidak masuk tanpa pemberitahuan sebanyak 12 hari.

f. Waktu Kerja, dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu.

Selanjutnya Menurut Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil, Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar 70% dari 37,5 jam yaitu 26,25 jam per minggu atau 4,375 jam per hari.

Berdasarkan data diatas, maka dapat diperoleh jumlah waktu kerja tersedia sebagai berikut:

Waktu Kerja Tersedia = {A – (B+C+D+E)} x F

= {312 – (12+24+2+12)} x 4,375

= 1146,25 (Pembulatan 1146jam/tahun)

= 68.760 menit/tahun 3. Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu

Komponen Beban Kerja dapat diperoleh dari Standar Pelayanan dan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang disusun bersama dengan Bidang Keperawatan dan Komite Keperawatan. Norma waktu tiap kegiatan pokok diperoleh dari hasil pengamatan terhadap 30 orang perawat kemudian dihitung waktu rata-rata yang digunakan untuk menyelesaikan tiap kegiatan tersebut. Hasilnya sebagai berikut:

Komponen Tugas Pokok, Norma Waktu, dan Standar Beban Kerja

3 Mengukur tanda-tanda vital 13.5 68760 5093.3

4 Menegakan diagnosa keperawatan 9.3 68760 7367.1

5 Merencanakan tindakan keperawatan 10.1 68760 6830.5

6 Serah terima pasien baru masuk 11.7 68760 5860.2

7 Memasang infus 11.7 68760 5893.7

8 Merawat infus 5.3 68760 12892.5

9 Melepas infus 6.7 68760 10262.7

10 Melayani pemberian transfusi darah 12.0 68760 5730.0

11 Memandikan pasien 18.6 68760 3696.8

12 Merawat luka 17.8 68760 3855.7

13 Mengantar pasien ke ICU/OK 27.8 68760 2470.4

14 Mengantar pasien ke EKG 18.7 68760 3683.6

15 Mencampur infus 7.0 68760 9776.3

16 Melakukan injeksi intravena (IV) 7.5 68760 9168.0

17 Melakukan injeksi subkutan 5.4 68760 12733.3

18 Melayani injeksi intracutan (IC) 6.0 68760 11460.0 19 Melayani injeksi intramuskular (IM) 4.9 68760 14128.8

20 Melakukan suction lendir 6.7 68760 10211.9

21 Memberikan oksigen kepada pasien 4.1 68760 16635.5

22 Melayani obat oral 6.9 68760 10013.6

23 Memberikan obat topikal 9.3 68760 7367.1

24 Menggunakan handscoen 3.8 68760 18094.7

25 Membersihkan alat 7.3 68760 9419.2

26 Memasukan obat suppositoria 5.7 68760 12134.1

27 Mengatur posisi pasien 6.8 68760 10161.6

28 Mengganti laken dengan pasien diatas 10.0 68760 6853.2

29 Mengantar pasien ke radiologi 18.6 68760 3703.4

30 Memasang kateter 12.0 68760 5714.1

31 Melepas kateter 7.8 68760 8815.4

32 Memasang Nasogastric Tube (NGT) 13.6 68760 5068.3

Lanjutan Tabel 4.9

Komponen Tugas Pokok, Norma Waktu, dan Standar Beban Kerja

Norma WKT SBK

34 Memberikan makan/minum melalui selang NGT 11.8 68760 5813.5 35 Membantu pasien buang air besar (BAB) 16.0 68760 4306.5 36 Membantu pasien buang air kecil (BAK) 8.0 68760 8631.0 37 Mengantar pasien pindah antar ruangan rawat inap 18.4 68760 3730.2

38 Melakukan cuci tangan 5.6 68760 12205.9

39 Melayani pasien pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 13.5 68760 5093.3 40 Melayani pasien pulang berobat jalan 19.4 68760 3538.3

41 Melakukan kompres 12.3 68760 5590.2

42 Monitor pasien sakral maut 25.7 68760 2679.0

43 Membersihkan jenasah diruangan 27.0 68760 2546.7

44 Melakukan RJP 17.4 68760 3951.7

45 Melayani nebuliser 10.9 68760 6327.6

46 membersihkan selang nebuliser dan bereskan alat 7.1 68760 9639.3 47 Melakukan Pencatatan/Dokumentasi 15.6 68760 4417.1

48 Observasi/Evaluasi 13.7 68760 5031.2

49 Melakukan overan keperawatan (status dan pasien) 29.6 68760 2323.0 Sumber: Olahan Data Primer (2018); Waktu Kerja Tersedia (WKT), Standar Beban Kerja (SBK)

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan perawat saat melaksanakan tugas pokok di rumah sakit paling lama dalam melakukan serah terima pergantian dinas (overan) kepada tim perawat shift berikutnya yaitu 29,6 menit, sedangkan kegiatan yang dilakukan perawat dengan waktu paling singkat adalah menggunakan sarung tangan (handscoen) yaitu 3,8 menit.

Selain norma waktu melakukan tugas pokok, perlu diketahui juga komponen dan norma waktu tugas penunjang. Tugas penunjang adalah tugas yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsinya.

Hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.10

Komponen Tugas Penunjang dan Norma Waktu

NO. KEGIATAN SATUAN Rata-rata Waktu (Dalam Menit)

1 dgn dokter on

Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2018); Ruang 1 (R1), Pavilliun 1 (Pav.1), Ruang Anak (R.A), Ruang Isolasi (IS), dan Ruang Pinus (P) 1,2,3,

1. Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)

Setelah diketahui rata-rata waktu dalam melaksanakan tugas pokok, maka dilakukan perhitungan standar beban kerja dengan membandingkan waktu kerja yang tersedia dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan melaksanakan kegiatan. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

( ) ( )

Setelah dilakukan perhitungan SBK pada setiap tugas pokok, maka hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 4.9 (halaman 59).

2. Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas Penunjang

Standar Tugas Penunjang (STP) adalah proporsi waktu yang digunakan untuk menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau per minggu atau per bulan atau per semester). Langkah-langkah perhitungan : a. Waktu Kegiatan = Rata-rata waktu x 262 hr, satuan waktu per hari

= Rata-rata waktu x 52 mg, satuan waktu per minggu

=Rata-rata waktu x 12 bln, bila satuan waktu per bulan

=Rata-rata waktu x 2 semester, satuan per semester b. Faktor Tugas Penunjang (FTP)=(Waktu Kegiatan : WKT) x 100 c. Standar Tugas Penunjang (STP)= (1 / (1- FTP/100))

Standar tugas penunjang untuk Ruang 1, Pavilliun 1, VIP A, VIP B, Ruang Anak, Ruang Isolasi, Ruang Pinus 1, Pinus 2, dan Pinus 3 dapat dilihat pada halaman lampiran.

3. Menghitung Kebutuhan Perawat

Data dan informasi yang dibutuhkan per fasilitas kesehatan, berikut ini:

a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :Waktu Kerja Tersedia (WKT), Standar Beban Kerja (SBK) danStandar Tugas Penunjang (STP).

b. Data Capaian (Cakupan) tugas pokok perawat setiap ruangan selama kurun waktu satu tahun. Peneliti mendata capaian tugas pokok selama bulan April 2018 dan kemudian dilakukan konversi selama 1 tahun. Data capaian tugas pokok perawat selama satu tahun dapat dilihat pada halaman lampiran.

Setelah data waktu kerja tersedia (WKT), standar beban kerja (SBK) danstandar tugas penunjang (STP) dan data capaian (Cakupan) tugas

menggunakan Rumus Kebutuhan SDM sebagai berikut:

( ) ( )

Hasil perhitungan kebutuhan perawat setiap ruangan rawat inap disajikan ke dalam Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Kebutuhan Perawat Ruangan Rawat Inap

No. Ruangan JKT STP Kebutuhan Pembulatan

1. Ruangan 1 16,46 2,24 36,94 37

2. Pavilliun 1 8,35 1,92 16,01 16

3. VIP A 5,04 1,62 8,15 8

4. VIP B 12,54 1,92 24,03 24

5. Ruang Anak 9,24 1,67 15,43 16

6. Ruang Isolasi 4,21 1,33 5,6 6

7. Pinus 1 6,19 1,57 9,74 10

8. Pinus 2 4,99 1,78 8,89 9

9. Pinus 3 1,80 1,36 2,45 3

Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2018); Jumlah Kebutuhan Tugas Pokok (JKT), Standar Tugas Penunjang (STP)

Berdasarkan Tabel 4.11 pada Ruang Anak dan Ruang Pinus 3 dilakukan pembulatan keatas walaupun nilai desimalnya dibawah angka 0,5.Ruang Anak, jumlah kebutuhan perawat sebesar 15,43 atau dibulatkan menjadi 16 orang. Ruang Pinus 3, jumlah kebutuhan perawat sebesar 2,45 atau dibulatkan menjadi 3 orang.

Hal ini dengan mempertimbangkan perawat yang bekerja dengan objek manusia dengan kondisi kesehatan yang perlu perhatian selama 24 jam. Untuk mencegah

resiko kelalaian yang disebabkan penambahan jam lembur kerja, akan lebih baik rumah sakit melakukan penambahan 1 orang perawat.

Data kebutuhan jumlah perawat tersebut selanjutnya dilakukan rekapitulasi dan perbandingan dengan jumlah perawat saat ini. Selanjutnya dapat ditentukan nilai rasio beban kerja yang merupakan hasil bagi antara jumlah perawat saat ini dengan jumlah perawat yang seharusnya. Rasio bernilai 1 (satu) berarti terdapat kesesuaian antara jumlah ketersediaan tenaga dengan beban kerjayang ada. Semakin kecil nilai rasio maka semakin berat beban kerja dibandingkan dengan ketersediaan tenaga kesehatan.Berikut ini rekapitulasi perhitungan kebutuhan perawat ruang rawat inap pada RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi:

Tabel 4.12

Rekapitulasi Perhitungan Kebutuhan Perawat Ruang Rawat Inap

No. Ruangan Jumlah

Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2018)

Berdasarkan Tabel 4.12,beban kerja paling tinggi dialami oleh perawat Ruang 1, dimana jumlah perawat saat ini sebanyak 11 orang sedangkan berdasarkan perhitungan analisis beban kerja jumlah perawat seharusnya sebanyaknya 37 orang. Maka terdapat kesenjangan kekurangan perawat sebanyak

oleh perawat Pinus 3, dimana jumlah perawat saat ini sebanyak 6 orang sedangkan berdasarkan perhitungan analisis beban kerja jumlah perawat seharusnya sebanyaknya 3 orang. Maka terdapat kelebihan perawat sebanyak 3 orang dengan rasio beban kerja sebesar 2.

Secara keseluruhan, jumlah perawat seharusnya sebanyak 129 orang sementara perawat yang ada saat ini sebanyak 74 orang. Terdapat kesenjangan sebanyak 55 orang.Ruangan 1, Pavilliun 1, VIP B, Ruang Anak, Ruang Isolasi dan Pinus 1 memiliki beban kerja tinggi sedangkan Ruang VIP A, Pinus 2 dan Pinus 3 memiliki beban kerja rendah.

Berdasarkan data bagian Kepegawaian jumlah perawat yang mutasi tahun 2014 sebanyak 3 orang, tahun 2015 sebanyak 4 orang, tahun 2016 sebanyak 4 orang dan tahun 2018 sebanyak 6 orang. Dengan demikian, rata-rata perawat mutasi setiap tahun sebanyak 4 orang. Jumlah perawat yang memasuki batas usia pensiun tahun 2018 sebanyak 1 orang, tahun 2020 sebanyak 1 orang,tahun 2019, tahun 2021 dan tahun 2022 tidak ada perawat yang mencapai batas usia pensiun.

Dokumen terkait