• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis dan Pengolahan Data

DAFTAR LAMPIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

4.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis perilaku industri manufaktur. Metode kuantitatif dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan SCP untuk menganalisis struktur dan kinerja industri manufaktur dan pendekatan panel data digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja industri menufaktur Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2003 dan E-Views 5.

25

4.2.1 Analisis Struktur Industri a. Pangsa Pasar (MS)

Setiap perusahaan mempunyai pangsa pasar yang berbeda-beda berkisar antara 0 hingga 100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa pasar menggambarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualannya.

………..………..………….. (3.1)

dimana:

MSi = pangsa pasar perusahaan i (%)

Si = penjualan perusahaan i (rupiah)

Stot = penjualan total seluruh perusahaan (rupiah) b. Rasio Konsentrasi (CR)

Tingkat konsentrasi dapat dihitung melalui Concentration Ratio (CR). Rasio konsentrasi merupakan persentase dari total output industri atau pendapatan penjualan. Rasio sejumlah perusahaan mengukur pangsa pasar relatif dari total output industri yang dipertanggungjawabkan oleh perusahaan-perusahaan itu.

..…....……….……… (3.2) Semakin besar angka persentasenya (mendekati 100) berarti semakin besar konsentrasi industri dari produk tersebut. Jika rasio konsentrasi suatu industri mencapai 100 persen berarti bentuk pasarnya adalah monopoli.

c. Barrier to Entry

Hambatan masuk pasar dapat dilihat dengan banyaknya pesaing yang bermunculan untuk berpacu dalam mencapai target keuntungan yang diinginkan

= = m i i m MS CR 1 100 x S S MS tot i i =

dan merebut pangsa pasar. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat hambatan masuk pasar adalah dengan mengukur skala ekonomis yang didekati melalui output perusahaaan. Nilai output tersebut kemudian dibagi dengan output total industri. Perhitungan ini disebut sebagai Minimum Efficiency Scale (MES).

……….……... (3.4)

4.2.2 Analisis Perilaku Industri

Perilaku industri dianalisis secara deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku perusahaan dalam industri manufaktur. Perilaku industri menganalisis tingkah laku serta penerapan strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaingnya. Analisis ini sengaja dilakukan karena variabel yang mencerminkan perilaku sifatnya kualitatif yang sulit dikualitatifkan.

4.2.3 Analisis Kinerja Industri

Analisis kinerja industri dilakukan dengan menggunakan analisis PCM. PCM ini digunakan untuk menganalisis hubungan struktur pasar terhadap kinerja perusahaan. Variabel endogen yang digunakan adalah proksi dari keuntungan industri yaitu PCM dan variabel eksogennya adalah rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar, nilai efisiensi-X, produktivitas, pertumbuhan nilai produksi, nilai ekspor dan nilai impor.

…. (3.5) Total Output Terbesar Perusahaan Output MES= it it it it it it it it CR XEF od Growth EX IM PCM01 423Pr +β456

27

dimana:

PCMit = rasio keuntungan industri pada unit industri ke-i dan tahun ke-t (%)

CR4it = konsentrasi industri dari empat perusahaan terbesar pada unit industri ke-i dan tahun ke-t (%)

XEFit = efisiensi-X pada unit industri ke-i dan tahun ke-t (%)

Prodit = produktivitas industri pada unit industrike-i dan tahun ke-t (rupiah)

Growthit = pertumbuhan nilai produksi pada unit industri ke-i dan tahun ke-t (%)

EXit = nilai komoditi yang diekspor pada unit industri ke-i dan tahun ke-t (rupiah)

IMit = nilai komoditi yang diimpor pada unit industri ke-i dan tahun ke-t (rupiah)

α0 = intersep

βn = slope masing-masing peubah bebas (independen) εit = errror/simpangan pada unit industri ke-i dan tahun ke-t

Penggunaan variabel PCM sebagai proksi dari keuntungan telah dilakukan oleh Sentosa (2005), PCM merupakan salah satu indikator kinerja yang digunakan sebagai perkiraan kasar dari keuntungan industri. PCM dalam penelitian ini digunakan dengan menggunakan proksi nilai tambah yang diperoleh. Artinya semakin tinggi nilai tambah maka semakin efisien kinerja industri tersebut dalam rangka meminimumkan biaya sehingga keuntungan industri semakin besar. PCM juga didefinisikan sebagai persentase keuntungan dari kelebihan penerimaan atas biaya langsung, PCM dapat dirumuskan sebagai berikut:

..……….……. (3.6) output Nilai total Upah tambah Nilai PCM =

Tingkat konsentrasi dalam model persamaan diukur dengan rasio konsentrasi. Rasio konsentrasi yang digunakan menunjukan besarnya kontribusi nilai penjualan output perusahaan terbesar terhadap total nilai produksi industri. Formulasi dari rasio konsentrasi dapat dilihat pada persamaan 3.2.

Efisiensi dan produktivitas sebagai variabel independen yang

mempengaruhi PCM didasarkan pada penelitian Puspasari (2006), variabel-variabel ini dimasukan karena kinerja yang tinggi dapat disebabkan oleh adanya efisiensi dan banyaknya output yang dihasilkan. Efisiensi menunjukan perbandingan antara nilai tambah dan nilai input yang diperoleh, sedangkan produktivitas mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output pada periode waktu tertentu. Efisiensi dan Produktivitas dapat ditulis dalam persamaan berikut:

………..…… (3.7)

………..…… (3.8)

4.2.4 Analisis Panel Data

Dalam ekonometrika dikenal tiga bentuk data yaitu data deret waktu (time series), data kerat lintang (cross section) serta data panel (pooled data). Data panel merupakan gabungan antara data time series dan data cross section. Hal ini dikarenakan panel data menyediakan informasi yang cukup kaya untuk perkembangan teknik estimasi dan hasil teoritikal. Dalam bentuk praktis, peneliti telah dapat menggunakan data time series dan cross section untuk menganalisis

input nilai tambah Nilai X Efisiensi− = ja tenaga input Nilai output Nilai s oduktivita ker Pr =

29

masalah yang tidak dapat diatasi jika hanya menggunakan salah satunya saja. Banyak keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan panel data, diantaranya adalah sebagai berikut (Baltagi, 1995):

1. Mampu mengontrol heterogenitas individu.

2. Memberikan lebih banyak informasi, lebih bervariasi, mengurangi

kolinearitas antar variabel, meningkatkan degree of freedom dan lebih efisien.

3. Lebih baik untuk study of dynamic adjustments.

4. Mampu mengidentifikasai dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diperoleh dari data cross section murni atau data time series murni.

5. Dapat menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks.

Dalam pengelolaan panel data ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu pooled (OLS), fixed effect model (LSDV) dan random effect model (GLS). Ketiga pendekatan ini dapat diterapkan pada dua jenis pembobotan yaitu dengan pembobot (cross section weights) atau tanpa pembobot (no weighting). Dan untuk memperoleh keputusan penggunaan model efek tetap atau model efek acak ditentukan dengan menggunakan spesifikasi uji Hausman (Hausman test).

Dokumen terkait