• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Metode Analisis dan Tahapan Pengolahan Data

b. Pengamatan Langsung (Observation) memungkinkan penulis menggunakan pendekatan induktif

c. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dalam wawancara.

d. Peneliti dapat mengemukakan hal-hal diluar persepsi responden.

e. Di lapangan, peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.

2. Wawancara

Penggunaan wawancara dimaksudkan untuk mengetahui makna-makna subyektif yang dipahami informan atau responden terkait topik penelitian.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi, terutama mengenai akurasi sumber dokumen, bermanfaat bagi bukti penelitian, dan sesuai dengan standar kualitatif, tidak reaktif.

3.6 Metode Analisis dan Tahapan Pengolahan Data 3.6.1 Teknik Analisis

Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori (Sugiyono, 2011). Menurut Miles and Huberman dalam Kurniawanti (2016) bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Berikut ini ialah teknik yang peneliti gunakan dalam analisis data, yaitu:

1. Gap Analisis

Analisa gap atau analisa kesenjangan digunakan untuk menentukan langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk berpindah dari kondisi saat ini ke kondisi yang diinginkan atau keadaan masa depan yang diinginkan. Analisa gap dapat juga diartikan sebagai perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau yang diharapkan. Analisis ini juga mengidentifikasi tindakan-tindakan apa saja yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan pada masa datang. Lebih dari itu analisis ini juga memperkirakan waktu, biaya, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan perusahaan/organisasi yang diharapkan. Dengan melakukan Gap Analysis, kita dapat mengidentifikasi apa yang kita butuhkan untuk menjembatani kesenjangan yang ada. Langkah dari tool ini adalah sebagai berikut:

1. Menyusun Gap Analysis checklist yang berfungsi untuk mengidentifikasi gap antara prosedur tertulis dengan proses yang dilakukan berdasarkan persyaratan pada ISO 9001:2015

2. Memberikan GAP tools kepada orang-orang yang berpotensi untuk dijadikan infroman

35

4. Hasil checklistnya dihitung dan dapat menentukan kesenjangan menggunakan skor penentu GAP

Untuk memudahkan analisis setiap klausul maka diberi indikator penilaian pada tiap klausul. Setelah diketahui secara jelas mengenai kesenjangan (gap) dari hasil analysis checklist yang telah dilakukan, maka peneliti menggunakan skor penentu analisis gap sebagai berikut: 1. Skor 1: Jika sekolah tidak memahami apa yang diperlukan dan

tidak melakukan hal tersebut.

2. Skor 2: Jika sekolah memahami pentingnya aktivitas tersebut namun tidak melakukannya.

3. Skor 3: Jika sekolah memiliki dokumen tetapi belum diterapkan atau dilakukan tapi tidak dicatat.

4. Skor 4: Jika sekolah melakukan aktivitas tetapi tidak konsisten. 5. Skor 5: Jika sekolah melakukan aktivitas dengan baik (dilakukan

secara konsisten).

Langkah-langkah penentuan skor ditunjukkan pada bagan berikut:

Dari hasil penentuan skor berdasarkan analysis checklist, maka dapat diketahui kendala dan rekomendasi dari kesenjangan yang telah ditemukan dengan cara menghitung persentase nilai setiap klausul yang ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Persentase Penilaian Tiap Klausul Klausul Persyaratan (klausul) Skor Skor Maksimal Persentase Penilaian 4 Konteks Organisasi 45 5 Kepemimpinan 45 6 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu 40 7 Pendukung 50 8 Operasi 35 9 Evaluasi Kinerja 35 10 Perbaikan 30

Dari hasil penilaian dapat dilihat tingkat penerapan ISO 9001:2015 di sekolah berdasarkan range persentase pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Range Persentase Penilaian Kesiapan Persentase

Kesiapan Uraian

100% Prosedur kerja dan persyaratan dijalankan dengan baik.

91%-99% Prosedur kerja dan persyaratan dijalankan namun belum konsisten.

76%-90% Beberapa prosedur kerja belum dijalankan namun persyaratan lain dijalankan dengan baik.

51%-75%

Banyak prosedur kerja yang belum dijalankan namun sebagian persyaratan yang tidak mewajibkan prosedur kerja telah diterapkan.

9%-50%

Penerapan sangat buruk. Sekolah perlu memahami dan meninjau ulang penerapan SMM ISO 9001:2015 karena masih jauh dari persyaratan.

37

2. Reduksi Data

Peneliti mereduksi hasil catatan lapangan yang belum bermakna dan kompleks. Merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, dan membuat kategorisasi. Dalam mereduksi data, peneliti dipandu oleh tujuan yang akan dicapai maka data yang tidak relevan dengan tujuan penelitian akan dibuang. Data hasil reduksi disajikan dalam bentuk narasi. Miles and Humberman dalam Ariyani (2015) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Namun selanjutnya disarankan, dalam melakukan penyajian data selain berupa narasi dapat berupa grafik, matrik, jaringan kerja atau bagan (Sugiyono, 2013). Maka dari itu peneliti menggunakan jaringan kerja, bagan dan hasil persentase dengan menggunakan analisa kesenjangan (Gap Analysis) sebagai metode dalam penelitian yang akan dibuat.

3. Penyajian Data (Display Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersususn dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Data yang

tertumpuk, akan sukar untuk ditangani, sukar mencari hubungan antara data yang satu dengan data yang lain dan sukar pula melihat gambaran keseluruhan untuk melihat kesimpulan. Oleh karena itu, agar dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian perlu dibuat penyajian data.

4. Penarikan Kesimpulan/verifikasi

Peneliti menggunakaan data hasil reduksi yang sudah dikelompokan dalam penyajian data untuk menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Untuk memperoleh kesimpulan yang lebih grounded, peneliti melakukan verifikasi atas kebermaknaan yang telah ditemukan pada tahap penyajian data. Akhirnya, peneliti mengkonfirmasi temuan dan kesimpulan pada tujuan penelitian.

Dokumen terkait