METODE PENELITIAN
4.5 Metode Analisis Data
Untuk tujuan pertama yaitu identifikasi jenis dan manfaat hutan di Kabupaten Kuningan dilakukan secara deskriptif. Sama seperti dengan tujuan pertama, tujuan ketiga yaitu analisis kelembagaan secara deskriptif dimana yang menjadi perhatian adalah aturan-aturan yang ada, organisasi, dan biaya organisasi. Selain itu, analisis kelembagaan juga dilakukan dengan transaction cost analysis. Sementara tujuan kedua yaitu analisis neraca sumberdaya hutan Kabupaten Kuningan berdasarkan pada kerangka SEEA, dengan menggunakan productivity approach untuk mengestimasi deplesi sumberdaya dan menggunakan analisis unit rent untuk mengestimasi degradasi lingkungan. Sedangkan untuk menghitung jasa (services) seperti wisata alam di Taman Nasional Gunung Ciremai diestimasi dengan menggunakan Contingent Choice Modelling (CCM).
4.5.1 Productivity approach (Pendekatan Produktivitas)
Dalam pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk memberikan harga sumberdaya alam dan lingkungan sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya. Hal ini terutama sekali dapat dilakukan untuk sumberdaya alam yang diperjualbelikan di pasar. Tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan data dan informasi mengenai kuantitas sumberdaya alam b. Melakukan survey sederhana untuk membantu mendapatkan informasi
yang diperlukan mengenai kuantitas dan harga sumberdaya alam yang belum tersedia.
c. Mengalikan jumlah kuantitas sumberdaya alam dengan harga pasarnya. Persamaannya adalah :
Nilai sumberdaya alam (SDA) = SDA x harga Nilai total SDA :
4.5.2 Analisis Unit Rent
Unit rent merupakan surplus yang bisa dinikmati oleh pemilik sumberdaya. Unit rent suatu sumberdaya merupakan selisih antara jumlah yang diterima dari pemanfaatan sumberdaya dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk mengekstraksinya. Secara matematis unit rent dapat ditulis :
……….… 3.3 Kondisi keseimbangan pasar akan terjadi ketika x0 atau pada saat , dimana rent tidak dihasilkan. Titik ini disebut juga sebagai kondisi keseimbangan pada pasar kompetitif. Untuk melihat degradasi lingkungan hutan di Kabupaten Kuningan maka dilihat dengan perbedaan unit rent antar waktu.
4.5.3 Contingent Choice Modelling (CCM)
Contingent Choice Modelling (CCM) merupakan teknik yang didasarkan atas pernyataan dari individu untuk mengestimasi nilai ekonomi non market dari suatu sumberdaya alam. Asumsi dasar dari teknik ini adalah nilai suatu barang dan jasa merupakan fungsi dari karakteristiknya. Contingent choice modeling terdiri dari choice experiments, contingent ranking, contingent rating dan paired comparisons.
Dalam penelitian ini model pilihan yang digunakan adalah choice experiment. Teknik ini dilakukan dengan cara meminta kepada responden untuk memilih beberapa alternatif, dimana setiap alternatif merupakan fungsi dari atribut (termasuk harga atau biaya) dan setiap atribut bervariasi. Pada setiap pertanyaan yang biasa disebut “choice set”, setiap responden diberikan penjelasan mengenai keluaran dari setiap alternatif pilihan strategi.
Dalam menentukan alternatif pilihan-pilihan strategi tersebut sangat bergantung pada kepuasan (utility) dan persepsi individu terhadap manfaat dan biaya dari sumberdaya khususnya hutan. Kepuasan merupakan salah satu indikator bagi individu dalam memberikan nilai terhadap sumberdaya alam. Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa atribut seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan pengalaman.
Untuk mengimplementasikan choice experiment dibutuhkan dua komponen terpisah. Komponen pertama yaitu perencanaan desain statistik untuk membuat skenario hipotesis yang dikombinasikan dengan kebijakan atau keluaran tiap atribut. Komponen kedua yaitu metode statistik untuk menganalisa respon. Metode statistik yang sering digunakan untuk analisis adalah model logistik dengan dasar teori adalah random utility theory (teori utilitas acak).
Dalam random utility theory, utilitas seseorang terhadap suatu lokasi atau pengalaman digambarkan oleh fungsi dari utilitas. Fungsi ini kadang-kadang dikenal sebagai fungsi utilitas kondisional tidak langsung :
……….……..3.4 Utilitas yang diperoleh seseorang n dari alternatif i yang terdiri dari suatu objek atau variabel yang dapat diamati (V) dan variabel acak yang tidak dapat diamati (ε). Variabel yang tidak dapat diamati sering dikenal sebagai variabel eror acak. Variabel ini diasumsikan menjadi distribusi Gumbel dan distribusi bebas dan teridentifikasi (McFadden 1974 dalam Philcox 2006). Dalam asumsi tersebut, choice experiment harus bebas dan merupakan alternatif yang relevan. Rasio dari kemungkinan pilihan untuk setiap pilihan tidak dibuat dari penambahan atau penghapusan alternatif-alternatif pilihan.
Variabel yang dapat diamati dari utilitas (V) dapat dikembangkan seperti pada persamaan (3.5) berikut :
……… 3.5
Dimana adalah spesifik alternatif, adalah koefisien untuk atribut pertama dan adalah tingkat dari atribut pertama. OLS mengasumsikan bahwa tiap-tiap variabel adalah kontinyu. Dalam choice experiment, setiap pengamatan merupakan discrete 0 – 1. Hal ini menyatakan bahwa seseorang akan memilih pilihan 0 jika utilitas yang didapat lebih tinggi dari pilihan 1 :
……….……… 3.6 Secara sederhana fungsi dari metode yang didasarkan atas utilitas individu ini dapat ditulis sebagai berikut :
Keterangan :
= seseorang akan memilih pilihan 0 jika utilitas lebih besar dari pilihan 1 X = vektor dari atribut-atribut yang mempengaruhi utilitas
= vektor dari karakteristik yang menggambarkan individu t v = variable acak dari utilitas
Dalam asumsi-asumsi yang tepat hal di atas menjadi :
………..………..3.8
Model di atas memprediksi bahwa kemungkinan alternatif yang dipilih adalah pilihan 0. Selanjutnya nilai Willingness to Pay (WTP) diduga secara tidak langsung menjadi :
∑ ∑
∑ ……….3.9
∑
∑ ……….3.10
4.5.4 Analisis Biaya Transaksi
Pengumpulan data untuk mengukur besaran biaya transaksi dilakukan dengan wawancara mendalam dengan responden pelaku pada mekanisme PES jasa air didukung dengan data sekunder. Analisis biaya transaksi dilakukan dengan cara melihat besarnya kompensasi yang seharusnya dibayarkan oleh Kota Cirebon ke Kabupaten Kuningan berdasarkan produksi dibandingkan dengan besarnya kompensasi riil yang dibayarkan Kota Cirebon ke Kuningan. Kompensasi yang diberikan oleh Kota Cirebon atas penggunaan air dari sumber mata air Paniis, Kabupaten Kuningan diestimasi dengan cara mengkalikan produksi air dengan tarif yang dikenakan sesuai perjanjian yaitu Rp 80 setelah dikurangi dengan toleransi kebocoran sebesar 20 persen. Data produksi diperoleh dari PDAM Kota Cirebon dari tahun 2008-2011. Sementara untuk data kompensasi yang benar-benar secara riil dibayarkan oleh Kota Cirebon kepada Kabupaten Kuningan diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan. Hal ini dikarenakan pembayaran kompensasi akan masuk ke Dinas
Pendapatan Daerah dan masuk ke dalam bagian sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah). Setelah diperoleh semua data maka akan diperoleh besarnya biaya transaksi setiap bulannya dari tahun 2008-2011.
Selain itu, juga dilakukan estimasi benefit dari pemanfaatan sumber air Paniis, Kabupaten Kuningan. Benefit yang diperoleh berasal dari perkalian volume air yang terjual dengan tarif PDAM Kota Cirebon berdasarkan tipe pelanggan dan blok konsumsi. Kemudian, benefit tersebut diregresikan untuk melihat bagaimana trend dari benefit tersebut. Regresi juga dilakukan pada analisis biaya transaksi untuk diperbandingkan dengan benefit yang diperoleh. Hasil regresi tersebut akan menghasilkan berapa produksi air minimum agar benefit yang diperoleh melebihi biaya transaksi.
BAB V