• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.KERANGKA PEMIKIRAN

4. METODE PENELITIAN

4.6. Metode Analisis Data

Metode dan analisis data bertujuan untuk menyerderhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikan secara sistematik, kemudian mengolah, menafsirkan, dan memaknai data tersebut. Analisis data merupakan upaya pemecahan permasalahan penelitian untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang diteliti. Permasalahan dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis biaya perjalanan (Travel Cost Method), analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) untuk merancang strategi pengembangannya. Dengan ketiga alat analisis tersebut diharapkan akan dapat memecahkan permasalahan yang akan diteliti.

4.6.1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis kualitatif adalah proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata dan laporan terinci secara deskriptif dari pandangan responden tentang potensi wisata kawasan Pulau Pombo.

4.6.2. Analisis Biaya Perjalanan

Sebagaimana dikemukakan oleh Fauzi (2004), TCM dapat digunakan untuk mengukur manfaat dan biaya akibat dari : (i) perubahan biaya akses (tiket masuk) bagi suatu tempat rekreasi; (ii)penambahan tempat rekreasi baru; (iii) perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi; dan (iv) penutupan tempat rekreasi yang ada. Untuk kasus pengukuran nilai ekonomi Kawasan Pulau Pombo, salah satu relevansi penggunaan TCM tercermin dari uraian pada butir (iii) di atas, yaitu perubahan kualitas tempat rekreasi. Perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi ini, yaitu mencangkup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mencapai suatu tempat rekreasi.

Menurut Fauzi (2004), metode ITCM lebih akurat dibandingkan dengan pendekatan zonasi. Untuk itu dalam menilai kawasan Pulau Pombo secara ekonomi akan digunakan analisis ITCM.

Dalam penelitian ini diteliti nilai ekonomi kawasan yang variabel penelitiannya terbatas pada nilai penggunaan tidak langsung berupa nilai wisata

alam dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kesediaan masyarakat membayar manfaat dari keberadaan Pulau Pombo. Variabel nilai wisata alam yang meliputi biaya perjalanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan, merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada pengunjung TWAL Pulau Pombo.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan fungsi permintaan untuk kunjungan ke TWAL Pulau Pombo dengan menggunakan teknik ekonometrika seperti regresi berganda (OLS). Secara sederhana fungsi permintaan dapat ditulis sebagai berikut:

Q = f (X1, X2, X3, X4, X5 , X6 )...(1) Keterangan:

Q : Jumlah kunjungan individu ke TWAL Pulau Pombo (kali/tahun)

X1 : Biaya perjalanan yang dikeluarkan individu dari tempat tinggal ke tempat wisata (berupa biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya parkir dan biaya lain-lain) (Rp)

X2 : Umur pengunjung (Tahun)

X3 : Pendidikan dari para pengunjung (Tahun)

X4 : Penghasilan rata-rata sebulan dari para pengunjung (Rp) X5 : Jenis Kelamin (Dummy)

X6 : Pekerjaan (Dummy)

Selain itu variabel waktu luang per minggu, anggaran rekreasi selama sebulan, kelompok kunjungan, tujuan kunjungan, dan lama perjalanan merupakan variabel yang tidak dimasukkan dalam model.

Tabel 3. Defenisi Dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Skala pengukuran

Jumlah Kunjungan Banyaknya kunjungan yang dilakukan individu selama 12 bulan terakhir ke TWAL Pulau Pombo

Dalam frekuensi kekerapan

Travel Cost (Biaya Perjalanan) Biaya yang dikeluarkan pengunjung selama di TWAL

Pulau Pombo (biaya

transportasi, parkir, akomodasi, dll)

Variabel ini diukur dengan skala kontinyu (Rp)

Umur Umur pengunjung Variabel ini diukur dengan

skala kontinyu (tahun)

Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir

pengunjung

Variabel ini diukur dengan skala kontinyu (tahun) Penghasilan per Bulan Penghasilan rata-rata per bulan

pengunjung

Variabel ini diukur dengan skala kontinyu (Rp)

Sumber : Olahan data, 2013.

Dari variabel-variabel di atas lebih operasional, fungsi permintaan tersebut dibuat dalam bentuk linear yaitu sebagai berikut :

Keterangan;

β0 : konstanta

β1, β2, β3, β4, β5, β6 : koefisien regresi : error

Langkah kedua adalah menghitung surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi. Surplus konsumen merupakan luar wilayah di bawah kurva permintaan. Surplus konsumen diukur melalui formula:

...(3)

Dimana :

CS: Surplus Konsumen Q : Jumlah Kunjungan

B : Koefisien Biaya Perjalanan

Untuk mendapatkan nilai ekonomi Pulau Pombo maka SK dikalikan dengan 52 minggu berdasarkan pengunjung pada tahun tersebut. Agar didapatkan hasil Best Liniear Unbiased Estimator (BLUE), model analisis regresi berganda dilakukan evaluasi ekonometrika dengan asumsi klasik yaitu sebagai berikut: 1. Uji Kenormalan

Uji kenormalan diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik dari sebaran t dapat dikatakan sah. Data atau observasi dalam penelitian ini jumlahnya lebih dari 30, oleh karena itu data telah mendekati sebaran normal sehingga diketahui bahwa statistik t dapat dikatakan sah.

2. Uji Multikolinear

Multikolinear merupakan salah satu masalah yang sering timbul dalam OLS, yaitu terjadinya hubungan korelasi yang kuat antara peubah-peubah bebas. Masalah multikolinear dapat diketahui dengan melihat langsung melalui output regresi berganda yakni dengan melihat nilai VIF, dimana jika nilai VIF maka terdapat masalah multikolinear.

3. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi metode pendugaan metode kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisita maka dilakukan uji white heteroskedstisida dengan langkah-langkah sebagai berikut :

H0 : tidak ada heteroskedastisitas H1 : ada masalah heteroskedastisitas

Tolak H0 jika obs* R2

4.6.3. Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (1999), untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik maka perusahaan/lembaga harus mempertimbangkan dua lingkungan yang dihadapi yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisi terhadap

faktor internal akan dapat mengidentifikasi aspek-aspek kekuatan (strengths) dan aspek-aspek kelemahan (weakness) yang dimliki oleh pengelola perusahaan/lembaga, sedangkan analisis terhadap faktor eksternal akan dapat mengidentifikasi aspek-aspek peluang (opportunity) dan tantangan (threat).

Wheleen dan Hunger (1992) mengemukakan bahwa sebelum melakukan analisis SWOT, terlebih dahulu melakukan analisis matriks faktor eksternal (External Factor Evaluation) dan matriks faktor internal (Internal Factor Evaluation), setelah itu dilakukan analisis SWOT. Selanjutnya masing-masing aspek akan dikombinasikan untuk menghasilkan rumusan strategi kebijakan. 4.6.3.1. Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks dan External

Factor Evaluation (EFE) Matriks

Tahap-tahap untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut:

1. Menentukan matriks IFE dan EFE. Metode yang digunakan untuk menentukan kedua matriks ini adalah dengan diskusi dan penelaan pustaka. Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan internal dan mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan, sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan eksternal dan mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman.

2. Memberi bobot masing-masing faktor dengan skala mulai 1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Total seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

3. Menghitung ranting masing-masing faktor dengan memberikan skala antara 1-4 dimana :

4 = Respon sangat bagus 3 = Respon diatas rata-rata 2 = Respon rata-rata

1 = Respon dibawah rata-rata

4. Mengalikan bobot (kolom 2) dengan ranting (kolom 3) untuk memperoleh faktor pembobotan (kolom 4)

5. Menjumlahkan skor pembobotan (kolom 4) untuk memperoleh total skor pembobotan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal.

4.6.3.2. Kriteria Penilaian

Total skor bobot IFE sebesar 1.0 hingga 1.99 yang menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2.0 hingga 2.99 merupakan pertimbangan rata-rata dan skor 3.0 hingga 4.0 adalah kuat. Begitu pula pada total skor EFE dari 1.0 hingga 1.99 menunjukkan pertimbangan yang rendah, skor 2.0 hingga 2.99 adalah merupakan pertimbangan rata-rata dan skor 3.0 hingga 4.0 adalah tinggi. Berikut digambarkan pemetaan masing-masing total skor faktor internal dan eksternal :

Sumber :David, 2006

Gambar 4. Pemetaan Total Skor Eksternal dan Internal

Matriks IE yang mempunyai sembilan sel strategi utama seperti pada gambar 4 di atas, dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama yaitu: 1. Growth and Build (tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, atau IV.

Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

2. Hold and Maintain (pertahanan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, atau VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Harvest or Divest (panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX. Strategi yang dipakai adalah strategi devestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.

4.6.3.3. Matriks SWOT

Tahap berikutnya setelah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal maka dapat disusun alternatif strategi pengelolaan Pulau Pombo dalam matriks SWOT. Penyusunan strategi dilakukan berdasarkan nilai (bobot x rating) yang paling tinggi atau yang paling dianggap utama dalam pengelolaan. Berdasarkan matriks SWOT tersebut dapat disusun empat kemungkinan strategi pengelolaan Pulau Pombo seperti tabel berikut :

Tabel 4. Matriks SWOT/Strategi Pengelolaan INTERNAL EKSTERNAL STRENGH (S) Faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESS (W) Faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O)

Faktor-faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

TREATH (H)

Faktor-faktor hambatan eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : David, 2006.

Dokumen terkait