• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.KERANGKA PEMIKIRAN

7. HASIL DAN PEMBAHASAN

7.2. Nilai Ekonomi Wisata Alam

Untuk mengetahui nilai ekonomi sumberdaya alam yang atraktif bagi rekreasi digunakan pendekatan proxy yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam tersebut, dalam hal ini ditunjukan oleh besarnya biaya perjalanan atau Travel Cost. Metode ini digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi dari sisi permintaan atau dari wisatawan.

7.2.1. Travel Cost Method (TCM)

Terdapat dua teknik sederhana yang biasa digunakan untuk menentukan nilai ekonomi berdasarkan TCM, yaitu penentuan dengan menggunakan pendekatan zonasi dan individu. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menentukan nilai ekonomi Pulau Pombo berdasarkan TCM adalah pendekatan individu berdasarkan data hasil survey.

a. Jumlah Kunjungan

Bagi masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Pombo merupakan tempat wisata yang sangat dikenal dan sering dikunjungi oleh mereka. Mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di Pulau Ambon seperti Universitas Darusalam, Universitas Pattimura, dan Politeknik Akuntansi menjadikan Pulau Pombo sebagai pilihan tempat wisata yang sering dikunjungi ketika datangnya liburan atau untuk mengadakan acara organisasi kampus. Masyarakat yang tinggal di desa sekitar Pulau Pombo juga menjadikan Pulau Pombo sebagai tempat wisata yang sering dikunjungi untuk berekreasi ataupun pengadaan acara organisasi keagamaan.

Cukup seringnya masyarakat melakukan kunjungan ke Pulau Pombo, terlihat dari frekuensi kunjungan satu tahun terakhir oleh responden yang sebagian besar melakukan kunjungan ≥5 kali adalah sebesar 35% pengunjung, kemudian sebanyak 2 kali sebesar 29%, 4 kali kunjungan sebesar 19%, 3 kali kunjungan sebesar 12% dan 5 % sisanya menyatakan baru pertama kali berkunjung ke Pulau Pombo. Hal ini mengindikasikan bahwa pengunjung umumnya merasa sangat puas pada kunjungan sebelumnya sehingga tertarik untuk kembali melakukan kunjungan berulang-ulang ke Pulau Pombo. Untuk itu perlu menjadi masukan untuk pengelola sebagai dasar kebijakan untuk pengembangan dan pengadaan fasilitas pendukung Pulau Pombo agar pengunjung merasa lebih puas lagi dan meningkatkan frekuensi berkunjung. Di samping itu juga pengelola dapat pengadaan karcis masuk atau tiket untuk peningkatan dan pengembangan Pulau Pombo. Banyaknya frekuensi kunjungan responden dalam satu tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Karakteristik Responden Pengunjung Berdasarkan Jumlah Kunjungan Kunjungan (kali) Persentase (%) 1 5 2 3 4 29 12 19 5 35 Jumlah 100

Sumber : Data yang diolah, 2013

b. Biaya Perjalanan (Travel Cost)

Biaya perjalanan merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan untuk sampai ke Pulau Pombo hingga kembali ke tempat tinggal. Jumlah total biaya perjalanan dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber : data yang diolah, 2013.

Gambar 5. Distribusi Biaya Perjalanan berdasarkan Penggunaanya

Gambar 5 menunjukan sebagian besar biaya perjalanan ke Pulau Pombo itu berasal dari biaya konsumsi sebesar 72,92% dan biaya transportasi sebesar 27,08%. Biaya akomodasi, pemandu wisata, biaya komunikasi, dan biaya sewa tidak ada dikarenakan Pulau Pombu merupakan obyek wisata yang benar-benar masih alami dan belum tersentuh dengan kebijakan pengelolaan atau pemanfaatan apapun sehingga tidak menimbulkan adanya biaya-biaya tersebut. Penggunaan untuk biaya transportasi lebih kecil dari biaya konsumsi umunya dikarenakan pengunjung atau wisatawan melakukan wisata ke Pulau Pombo dalam bentuk kelompok atau rombongan sehingga makin banyak anggota dalam suatu kelompok atau rombongan, makin kecil biaya transportasi yang dikeluarkan per individu. Disamping itu, biaya konsumsi lebih besar dari biaya transportasi disebabkan oleh waktu atau lamanya wisatawan berkunjung ke pulau tersebut, dimana semakin lama pengunjung berada di Pulau Pombo, maka biaya konsumsi

72.92% 27.08%

Biaya Konsumsi Biaya Transportasi

akan semakin besar. Hal ini memberikan informasi penting bagi pengelola agar membuat alternatif paket wisata ke Pulau Pombo untuk kelompok atau rombongan dan juga pengadaan tempat penjualan makanan atau cemilan dan minuman, guna meminimalisir persiapan wisata sehingga wisata lebih terjamin.

c. Fungsi Permintaan Pulau Pombo

Dalam menentukan fungsi permintaan untuk kunjungan ke tempat wisata dengan menggunakan biaya perjalanan dengan teknik pendekatan individual, dianalisis dengan ekonometrika seperti regresi berganda, dimana hipotesis yang dibangun adalah bahwa kunjungan ke tempat wisata akan sangat dipengaruhi oleh biaya perjalanan dan diasumsikan berkorelasi negatif, sehingga diperoleh kurva permintaan yang berkorelasi negatif (Fauzi, 2004). Selain biaya perjalanan, kunjungan ke tempat wisata diduga juga dipengaruhi oleh variabel-variabel lain seperti umur, pendidikan, pendapatan, jenis kelamin, dan pekerjaan. Adapun fungsi permintaan terhadap TWAL Pulau Pombo sebagai berikut :

Q = f (X1, X2, X3, X4, X5, X6 ) ...(4) Keterangan:

Q : Jumlah kunjungan TWAL Pulau Pombo (Kali/Tahun)

X1 : Biaya perjalanan tempat wisata berupa biaya transportasi, biaya konsumsi, dan biaya lain-lain (Rp)

X2 : Umur pengunjung (Tahun)

X3 : Pendidikan dari para pengunjung (Tahun)

X4 : Penghasilan rata-rata sebulan dari para pengunjung (Rp) X5 : Pekerjaan (Dummy)

X6 : Jenis kelamin (Dummy)

Persamaan di atas merupakan persamaan fungsi permintaan yang sering digunakan untuk melakukan studi TCM. Agar lebih operasional, fungsi permintaan tersebut dibuat dalam bentuk linear berganda seperti berikut :

Q = β0 + β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+ β4 X4+ β5 X5 + β6 X6 + ...(5) Keterangan;

β0 : konstanta

β1, β2, β3, β4, β5, β6 : koefisien regresi : error

Dari hasil wawancara dengan 100 responden (wisatawan) di objek wisata ini maka diperoleh estimasi model fungsi permintaan rekreasi, adalah sebagai berikut:

Q = 6,004 – 1,497 X1 + 0,047 X2 + 0,108 X3 + 3,494 X4 + 0,757 X5 + 0,127X6 + ...(6) Tingkat signifikasi dari persamaan diatas ditunjukkan dengan nilai pseudo R-square sebesar 19,40% (lampiran 2), artinya sebesar 19,40% variabel penjelas

yang ada di dalam model dapat menjelaskan model permintaan rekreasi di Pulau Pombo, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak dimasukkan dalam persamaan seperti variabel lamanya kunjungan, jarak, hobi, preferensi seseorang maupun musim kunjungan. Mitchell dan Carson (1989) (Hanley dan Spash) berpendapat bahwa hasil R-square pada penelitian yang berkaitan dengan benda-benda lingkungan dapat ditolelir sampai 15%. Hal ini dikarenakan penelitian tentang lingkungan berkaitan dengan perilaku manusia sehingga nilai R-square tidak harus besar.

Dari model permintaan rekreasi di atas, juga terlihat bahwa hanya biaya total perjalanan yang berpengaruh negatif terhadap permintaan rekreasi. Artinya bahwa semakin tinggi biaya total perjalanan maka frekuensi berkunjung semakin kecil. Sementara itu, umur, pendidikan, pendapatan, jenis kelamin dan pekerjaan berpengaruh positif terhadap permintaan rekreasi yang artinya bahwa kelima variabel tersebut memiliki hubungan searah dengan jumlah kunjungan. Dari sejumlah variabel penjelas tersebut juga berpengaruh nyata secara statistik, yaitu biaya total perjalanan, pendapatan dan jenis kelamin.

Berdasarkan persamaan model di atas, diperoleh hasil regresi dari variabel- variabel tersebut, untuk mengetahui pengaruh terhadap jumlah kunjungan yang tampilkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 20. Hasil Regresi Linear terhadap Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Pulau Pombo

Variabel Koefisien Sig VIF Tingkat Pengaruh

(Constant)

Biaya Total Perjalanan

Umur Pendidikan

Pendapatan

Jenis Kelamin (Laki-laki)

Pekerjaan 6,004 -1,497 0,047 0,108 3,494 0,757 0,127 0,001 0,000 0,417 0,557 0,031 0,048 0,671 1,691 1,378 1,514 1,352 1,578 1,275 Nyata * Tidak Nyata Tidak Nyata Nyata ** Nyata ** Tidak Nyata

R2 dan Adj R2 24,30% dan 19,40%

Fhitung 4,976 (Sig 0,000)

Durbin Watson 1,534 : du (n=100, k=3) : 1,513

Sumber : Data yang diolah, 2013 Ket : * nyata pada taraf uji 1% ** nyata pada taraf uji 5%

Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel biaya total perjalanan memiliki signifikan sebesar 0,000 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan pada taraf ( 1%. Sedangkan nilai koefisien biaya perjalanan terhadap jumlah kunjungan sebesar -1,497 yang berarti bahwa jika terjadi perubahan biaya perjalanan sebesar 1 rupiah makan tingkat kunjungan wisatawan akan berubah sebesar 1,497%. Tanda negatif (-) dari nilai elastisitas tersebut menunjukan hubungan terbalik antara biaya perjalanan dengan jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Pombo, dimana jika terjadi kenaikan biaya perjalanan maka akan menyebabkan turunnya jumlah kunjungan wisata dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan bahwa semakin tinggi harga (biaya perjalanan), maka jumlah permintaan (kunjungan) akan berkurang dan sebaliknya.

Variabel pendapatan memiliki nilai signifikan sebesar 0,031 yang berarti variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan pada taraf ( 5%. Nilai koefisien atau elastisitas pendapatan terhadap jumlah kunjungan sebesar 3,494 yang mengindikasikan bahwa jika terjadi perubahan pendapatan sebesar 1 rupiah, maka akan terjadi perubahan jumlah kunjungan sebanyak 3,494%. Sementara itu, tanda positif (+) mengindikasikan bahwa variabel pendapatan memiliki hubungan yang searah dengan jumlah kunjungan, dimana semakin tinggi pendapatan maka alokasi waktu untuk kunjungan tempat wisata juga meningkat dan sebaliknya.

Variabel jenis kelamin (lebih ke laki-laki) memiliki signifikan sebesar 0,048 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata pada taraf ( 5%. Nilai koefisien jenis kelamin terhadap jumlah kunjungan sebesar 0,757 yang memiliki pengertian bahwa pengunjung laki-laki sangat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan. Tanda negatif (+) memberi pengertian bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan searah dengan jumlah kunjungan, dimana jika pengunjung yang melakukan kunjungan didominasi oleh laki-laki dalam suatu rombongan/kelompok, maka akan mempengaruhi jumlah pengunjung dalam berwisata ke Pulau Pombo. Hal ini dikarenakan pengunjung wanita akan merasa aman dan mau melakukan wisata ke Pulau Pombo jika pada rombongan/kelompok terdapat laki-laki. Dengan demikian jumlah pengunjung meningkat.

Dari Tabel 20 terihat bahwa tidak terdapat multikorelasi antara variabel, hal ini ditunjukkan dengan nilai VIF < 10. Hasil analisis juga terlihat melalui gambar normal PP Plot dalam Lampiran 2, bahwa data mendekati sebaran normal dengan data mengikuti diagonal garis. Kemudian hasil olah data juga terlihat bahawa tidak terjadi heterosidas sebab pada scatterplot (Lampiran 2), titik menyebar diatas dan dibawah sumbu y.

7.2.2. Penilaian Surplus Konsumen

Berdasarkan persamaan permintaan rekreasi diatas, maka dapat dihitung besarnya nilai jasa lingkungan dari keberadaan Pulau Pombo. Dari fungsi permintaan linear sebelumnya, maka nilai Surplus Konsumen (SK) per kunjungan per individu wisatawan diperoleh dengan rumus (Grafton et al, 2004) :

...(7)

Sedangkan nilai SK total kunjungan per individu, adalah sebagai berikut :

...(8) Dimana :

V : Jumlah Kunjungan

β : Koefisien Biaya Perjalanan

Berdasarkan rumus tersebut, dan berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan pendekatan biaya perjalanan dengan jumlah kunjungan dibagi dengan dua kali koefisien biaya perjalanan maka didapat surplus konsumen atau nilai WTP pengunjung sebesar Rp 12.257.849 per individu per tahun. Nilai SK yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang sebenarnya masih mau membayar lebih mahal untuk berekreasi atau menikmati pemandangan

alam laut Pulau Pombo. Hal ini tentu harus disertai dengan peningkatan kualitas dari tempat tesebut sehingga manfaat yang dididapat baik bagi pengelolah dan pengunjung Pulau Pombo tersebut dapat mencapai optimum.

Nilai ekonomi wisata merupakan agregat atau penjumlahan WTP. Untuk itu, nilai tersebut dapat diperoleh dengan mengalikan SK yang telah didapat dengan total kunjungan tahun tersebut. Untuk mendapatkan total kunjungan tahun tersebut maka jumlah pengunjung yang berkunjung selama seminggu yakni 50 orang dikalikan dengan 49 minggu dan kemudian ditambah dengan rata-rata 300 pengunjung pada puncak liburan hari raya Lebaran, Natal dan Tahun Baru dalam setahun kemudian hasilnya dikalikan dengan SK. Maka diperoleh nilai manfaat Pulau Pombo adalah sebesar Rp 33.709.084.750. Nilai ini mengindikasikan nilai atau harga ekosistem yang dirasakan oleh pengunjung.

Nilai ekonomi dari manfaat wisata tersebut menunjukan bahwa Pulau Pombo memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Upaya pencapian nilai ekonomi Pulau Pombo salah satunya dapat dilakukan dengan pengadaan harga tiket sesuai dengan hasil regresi yang ada dan dengan mengadakan fasilitas- fasilitas penunjang berdasarkan presepsi pengunjung yang telah dibahas.

Dokumen terkait