• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN

3.7. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui panelis agak terlatih dalam uji inderawi dianalisis menggunakan perhitungan statistik berupa deskriptif persentase dan uji beda terhadap dua sampel penelitian yaitu egg roll tepung terigu dan egg roll tepung suweg. Sebelum melakukan uji beda sampel penelitian dengan t-tes, terlebih dahulu dilakukan Uji Prasyarat hipotesis yaitu Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.

3.7.1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data setiap sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk membuktikannya perlu dilakukan uji normalitas data, karena jumlah data penelitian kecil atau sekitar 20 orang (Sudjana, 2002: 466) dengan langkah – langkah berikut:

1. Mengurutkan data yang terkecil sampai yang terbesar. 2. Menghitung mean X = ∑×1

3. Menghitung simpangan baku (S). S = √∑ �1−� �−

4. Mengubah skor dasar menjadi skor baku (� . � = 1−�

5. Menghitung luas F(� ), dengan mengkonsultasikan harga � pada tabel dengan ketentuan jika � < � maka � dikurangi � dan jika � >� maka � dikurangi

6. Menghitung S (� ) = ∑ �

7. Menghitung Lo = F (� ) – S (� ), dengan ketentuan :

Jika Lo >� �� , maka data yang diperoleh tidak normal Jika Lo <� ��, maka data yang diperoleh normal 3.7.2. Uji homogenitas

Uji homogenitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari penilaian panelis agak terlatih homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji F. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

F =

Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika : F −� � − < F < F ⁄ � � − � −

Untuk melakukan perhitungan dengan analisis varian tersebut, maka F hasil perhitungan harus dikonsultasikan dengan nilai F tabel. Apabila diperoleh harga F hitung > F tabel pada taraf signifikan 5% (0,05), maka hipotesis nol untuk Ho (tidak ada beda) ditolak dan hipotesis kerja atau Ha (terdapat perbedaan) diterima dan jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha di tolak.

3.7.3. Metode T-Test

Uji T-Test adalah suatu cara yang digunakan untuk membandingkan dua sampel dari masing–masing nilai panelis. Menurut Sugiyono (2008:196), hal ini dapat dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat cara analisa sehingga dapat dengan segera diketahui langkah yang harus ditempuh adalah:

1. Mencatat hasil yang diperoleh dalam penilaian oleh panelis.

2. Hasil penilaian panelis dibuat tabel sebagaimana dalam tabel berikut :

t = �̅ − �̅ �√� + �

di mana nilai s² di peroleh dari :

� = � − � + � − �� + � −

Sampel 1 : egg roll tepung suweg Sampel 2 : egg roll tepung terigu

n : banyaknya panelis

3. Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika :

tℎ� ��< t ��dengan α = 5% atau 0,05 3.7.4. Uji Indrawi Oleh Panelis Terlatih

Uji indrawi adalah suatu pengujian terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, pembau, perasa dan pendengar (Kartika, Hastuti, Supartono, 1988:3). Uji inderawi dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas egg roll dengan dua sampel yang masing – masing dengan bahan dasar tepung terigu dan tepung suweg meliputi

tekstur (kerenyahaan, keempukaan, kerapuhan), rasa (manis dan gurih), aroma dan bentuk.

Teknik penilaian yang digunakan untuk uji indrawi adalah teknik skoring yang digunakan untuk menunjukan masing – masing sekor kualitas dua sampel egg roll dengan nilai tertinggi 4 untuk sangat suka, 3 untuk suka, 2 untuk cukup sukan dan terendah yaitu 1 dengan tidak suka pada aspek yang dinilai.

Untuk mengetahui tingkat penilaian panelis terhadap aspek yang diteliti pada sampel makanan dapat diliat pada nilai rerata dari keseluruhan penilaian panelis pada satu aspek penilaian.

3.7.5. Uji Kesukaan Masyarakat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu bahan atau memproduksi reaksi konsumen terhadap sampel yang diajukan, oleh karena itu panelis diambil dalam jumlah banyak dan mewakili populasi masyarakat tertentu. Untuk mengetahui daya terima dari konsumen dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan persentase dirumuskan sebagai berikut (Muhammad Ali, 1985:84) :

Keterangan :

% = Skor persentase

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah seluruh nilai (skor tertinggi x jumlah panelis) % = x 100%

N n

Untuk merubah data skor persentase menjadi nilai kesukaan, analisisnya disesuaikan dengan kriteria penilaian. Sedangkan cara perhitungannya adalah sebagai berikut :

Nilai tertinggi = 4 (sangat suka) Nilai terendah = 1 (tidak suka) Jumlah kriteria yang ditentukan = 5 kriteria

Jumlah panelis = 80 orang

1. Skor maksimum = jumlah panelis x nilai tertinggi

= 80 x 4

= 320

2. Skor minimum = jumlah panelis x nilai terendah

= 80 x 1 = 80 3. Persentase maksimum = x 100% maksimum Skor maksimum Skor = x 100% 320 320 = 100 % 4. Persentase minimum = x 100% maksimum Skor minimum Skor = x 100% 320 80 = 25 %

5. Rentangan persentase= persentase maksimum – persentaseminimum

= 100% - 25%

6. Interval kelas persentase = rentangan : jumlah internal

= 75% : 4

= 18,75%

Berdasarkan hasil perhitungan akan diperoleh tabel interval persentase dan kriteria kesukaan, yaitu sebagai berikut :

Tabel 15 Interval Persentase Uji Kesukaan (Hedonik)

No Persentase Kriteria Kesukaan

1 2 3 4 25,00 -43,75 44,00 –62,75 63,00 –81,75 82,00 –100,00 Tidak suka Cukup suka Suka Sangat suka

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan dan saran sebagai berikut.

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diuraikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada perbedaan kualitas inderawi egg roll dengan bahan tepung terigu dan egg roll dengan bahan tepung suweg hanya pada indikator aroma yang menunjukkan uji t-test yang signifikan, sementara pada indikator rasa, tekstur dan bentuk tidak ada perbedaan.

2. Egg roll kualitas inderawi yang terbaik adalah sampel A dengan bahan dasar tepung terigu.

3. Hasil uji kesukaan kedua sampel egg roll yang paling disukai adalah egg roll dengan bahan dasar tepung terigu berdasarkan indikator tekstur, rasa, aroma dan bentuk sedangkan egg roll dengan bahan tepung suweg mendapat kriteria kesukaan dari masyarakat yaitu cukup suka.

4. Kandungan gizi yang terdapat pada egg roll tepung suweg adalah air 11,2954, abu 1,86125, protein 8,81115, lemak 1,3764, serat kasar 5,50295, karbohidrat 77,7305, energi 327,506, calcium 1,66315, magnesium 1,28075, phosphor 1,419. Sedangkan kandungan gizi yang terdapat pada egg roll tepung terigu adalah air 12,9110, abu 1,1001, protein 10,4971,

lemak 1,8224, serat kasar 2,1754, karbohidrat 78,5422, energi 338,4731, calcium 2,3751, magnesium 2,5963, phosphor 2,2642.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu:

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terutama untuk menghilangkan rasa gatal pada suweg saat proses pembuatan egg roll tepung suweg.

2. Pemilihan suweg yang digunakan sebaiknya suweg yang telah berumur dikarenakan suweg yang masih muda mempunyai getah yang banyak dan rasa yang dimiliki tidak begitu gurih.

3. Diperlukan penelitian lanjutan untuk menambahkan bahan lain dalam pembuatan egg roll tepung suweg agar kandungan gizi yang dihasilkan agar sama dengan kandungan gizi egg roll tepung terigu.

Dokumen terkait