• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARASI KUALITAS EGG ROLL TEPUNG SUWEG DENGAN EGG ROLL TEPUNG TERIGU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPARASI KUALITAS EGG ROLL TEPUNG SUWEG DENGAN EGG ROLL TEPUNG TERIGU"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

i

KOMPARASI KUALITAS EGG ROLL TEPUNG

SUWEG DENGAN EGG ROLL TEPUNG TERIGU

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Konsentrasi Tata Boga

oleh Budi Erviyanti

5401408035

JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii Rabu

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Selalu lah yakin dengan kemampuan diri sendiri dan kekuatan doa”

“Tetaplah berusaha menjadi pribadi berkualitas yang memberikan nilai untuk diri sendiri,

keluarga, agama dan semesta”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta atas segala kasih sayangnya yang panjang.

2. Mas Ari, Mbak Nopik, Dek Citra yang selalu memberikan semangat.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya dalam penyusunan skripsi, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Komparasi Kualitas Egg roll tepung suweg dengan egg roll tepung terigu”.

Skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya kerjasama, bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada yang

terhormat:

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan TJP yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

menyusun skripsi.

3. Dra. Rosidah, M.Pd., Dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Hj. Saptariana S.Pd, M.Pd., Dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini, terima

(5)
(6)

vi

ABSTRAK

Erviyanti, Budi. 2008. “Komparasi Kualitas Egg roll Tepung Terigu Dengan Egg Roll Tepung Suweg”. Skripsi, S1 PKK Konsentrasi Tata Boga, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing I Dra. Rosidah, M.Pd dan Dosen pembimbing II Saptariana, S.Pd, M.Pd,.

Kata kunci : Egg Roll; tepung terigu ; tepung suweg

Tepung suweg harganya lebih murah dibanding tepung terigu (Institut Pertanian Bogor, 2006) didalamnya mengandung zat gizi yang hamper sama dengan tepung terigu, cocok digunakan untuk membuat egg roll. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) untuk mengetahui perbedaan kualitas indrawi egg roll tepung suweg dengan egg roll tepung terigu ditinjau dari aspek tekstur, rasa, aroma, dan bentu. 2) untuk mengetahui kualitas yang paling baik pada egg roll tepung suweg dengan egg roll tepung terigu ditinjau dari aspek tekstur, rasa, aroma, dan bentuk. 3) untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg roll tepung suweg dengan egg roll tepung terigu. 4) untuk mengetahui kandungan gizi dari egg roll tepung suweg dengan egg roll tepung terigu.

Objek penelitiannya adalah egg roll tepung terigu dan egg roll tepung suweg. Jenis penelitianya adalah eksperimen dengan desain true experimental design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah egg roll tepung terigu dan egg roll tepung suweg. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah a) kualitas inderawi egg roll tepung terigu dengan egg roll tepung suweg ditinjau dari aspek tekstur, rasa, aroma , dan bentuk. b) Kualitas organoleptik egg roll tepung terigu dengan egg roll tepung suweg ditinjau dari aspek tekstur, rasa, aroma, dan bentuk. c) kandungan gizi egg roll tepung terigu dengan egg roll tepung suweg. Variable kontrol dalam penelitian ini adalah ukuran bahan, kualitas bahan, proses pembuatan, suhu dan waktu pembakaran, jenis bentuk. Teknik analisis datanya menggunakan analisis t-test dan analisis deskriptif presentase. Sebelum uji t-tes dilakukan uji prasyarat dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas.

(7)

vii

77,7305, energi 327,506, calcium 1,66315, magnesium 1,28075, phospor 1,419. Sedangkan kandungan gizi egg roll tepung terigu air 12,9110, abu 1,1001, protein 10,4971, lemak 1,8224, serat kasar 2,1754, karbohidrat 78,5422, energi 338,4731, calcium 2,3751, magnesium 2,5963, phospor 2,2642.

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN ……… ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Penegasan Istilah ... 6

E. Manfaat penelitian ... 7

F. Sistematika Skripsi ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Tinjauan Tentang Egg Roll ... 9

2. Bahan – bahan Dalam Pembuatan Egg Roll ... 11

(9)

ix

4. Cara Pembuatan Egg Roll ... 21

5. Kriteria Egg Roll yang Baik ... 23

6. Tinjauan Tentang Umbi suweg………. 24

7. Kandungan Gizi Umbi Suweg ... 27

8. TepungSuweg……… 28

9. Pertimbangan Pemakain Tepung Suweg Untuk Pembuatan Egg Roll ……….. 30

10. Kerangka Berfikir………. 33

11. Hipotesis……… 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penentuan Objek Penelitian ... 37

1. Variabel Penelitian ... 35

B. Metode Pendekatan Penelitian ... 39

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 41

D. Metode Pengumpulan Data ... 44

1. Metode penilaian subjektif ... 44

2. Metode penilaian objektif ... 45

E. Alat Pengumpulan Data ... 45

1.Panelis agak terlatih ... 45

2.Panelis tidak terlatih ... 53

F. Metode Analisis Data ... 55

1.Uji Normalitas ... 55

2.Uji F (Uji Homogenitas) ... 56

3. Metode T-test ……… 56

4. Uji Kesukaan Masyarakat ……… 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 61

1.Deskripsi Hasil Penelitian………... 61

2. Uji Normalitas……… …… 69

(10)

x

4. Uji T (T-test)……….. 71

5. Hasil uji t-test yang terbaik……….. … 77

6. Uji Kesukaan ………... 77

7. Uji Laboratorium………... 84

B. Pembahasan……….. 85

1.Pembahasan Hasil Uji Inderawi………. 85

2. Pembahasaan Hasil Uji Laboratorium………... 90

3. Pembahasaan Hasil Uji Kesukaan………. 90

BAB V PENUTUP 1. Simpulan ... 94

2. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

i. Perbandingan Nilai Gizi Tepung Terigu Dan Tepung Suweg ... 4

ii. Kandungan Gizi Pada Telur Per 100 g ... 11

iii. Kandungan Gizi Pada Tepung Terigu 100 g ... 13

iv. Bahan Dasar Egg Roll Tepung Terigu ... 21

v. Kandungan Gizi Dari 100 g Suweg ... 27

vi. Jenis dan Ukuran Bahan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Egg Roll Tepung Suweg Dan Egg Roll Tepung Terigu ... 42

vii. Peralatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan egg Roll ... 42

viii. Kisi-kisi Pedoman wawancara (Menjaring panelis) ... 48

ix. Kisi-Kisi Pedoman Uji Inderawi ... 51

x. Indikator Dan Kriteria Penilain Tekstur Egg Roll ... 51

xi. Indikator Dan Kriteria Penilaian Rasa Egg Roll ... 53

xii. Indikator Dan Kriteria Penilaian Aroma Egg Roll ... 54

xiii. Indikator Dan Kriteria Penilaian Bentuk Egg Roll ... 54

xiv. Kisi-kisi Pedoman Uji Kesukaan……….. 56

xv. Interval Persentase Uji Kesukaan……… 62

xvi. Deskripsi Data Hasil Uji Indrawi Pada Aspek Tekstur Kerenyahan…… 64

xvii. Deskripsi Data Hasil Uji Indrawi Pada Aspek Tekstur Keempukaan…… 65

xviii. Deskripsi Data Hasil Uji Indrawi Pada Aspek Tekstur Kerapuhan……. 66

xix. Deskripsi Data Hasil Uji Indrawi Pada Aspek Rasa Manis………. 67

xx. Deskripsi Data Hasil Uji Indrawi Pada Aspek Rasa Gurih………. 68

xxi. Deskripsi Data Hasil Uji Indrawi Pada Aspek Aroma………. 69

xxii. Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Bentuk ………. 70

xxiii. Hasil Uji Normalitas Data Uji Inderawi Sampel Egg Roll……….. 71

xxiv. Hasil Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Egg Roll……….. 72

xxv. Hasil Uji T-tes Sampel Egg Roll Aspek Tekstur Kerenyahan………… 73

xxvi. Hasil Uji T-tes Sampel Egg Roll Aspek Tekstur Keempukaan…………. 74

xxvii. Hasil Uji T-tes Sampel Egg Roll Aspek Tekstur Kerapuhan……… 75

xxviii. Hasil Uji T-tes Sampel Egg Roll Aspek Rasa Manis……… 76

xxix. Hasil Uji T-tes Sampel Egg Roll Aspek Rasa Gurih………. 77

(12)

xii

xxxi. Hasil Uji T-tes Sampel Egg Roll Aspek Bentuk………... 78

xxxii. Hasil Uji Kesukaan Egg Roll Pada Aspek Tekstur Kerenyahan…….. 79

xxxiii. Hasil Uji Kesukaan Egg Roll Pada Aspek Tekstur Keempukan……… 80

xxxiv. Hasil Uji Kesukaan Egg Roll Pada Aspek Tekstur Kerapuhan………. 81

xxxv. Hasil Uji Kesukaan Egg Roll Pada Aspek Rasa Manis……….. 81

xxxvi. Hasil Uji Kesukaan Egg RollPada Aspek Rasa Gurih……….. 82

xxxvii. Hasil Uji Kesukaan Egg Roll Pada Aspek Aroma……… 82

xxxviii. Hasil Uji Kesukaan Egg Roll Pada Aspek Bentuk……… 83

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Pembuatan Egg Roll. ... 23

2. Umbi Suweg ... 25

3. Skema Pembuatan Tepung Suweg ... 29

4. Skema Pembuatan Tepung Suweg ... 29

5. Bagan Kerangka Berfikir ... 34

6. Pola Eksperimen ... 40

7. Skema Desain Eksperimen ... 41

8. Skema Pembuatan Egg Roll ... 43

9. Histogram Nilai Rerata Penilaian Kualitas Tekstur Kerenyahan Egg Roll Sampel A Dan Sampel B ... 64

10. Histogram Nilai Rerata Penilaian Kualitas Tekstur Keempukan Egg Roll Sampel A Dan Sampel B ... 65

11. Histogram Nilai Rerata Penilaian Kualitas Tekstur Kerapuhan Egg Roll Sampel A Dan Sampel B ... 66

12. Histogram Nilai Rerata Penilaian Kualitas Rasa Manis Egg Roll Sampel A Dan Sampel B ... 68

13. Histogram Nilai Rerata Penilaian Kualitas Rasa Gurih Egg Roll Sampel A Dan Sampel B………. ... 69

14. Histogram Nilai Rerata Penilaian Kualitas Aroma Egg Roll Sampel A Dan Sampel B……….. ... 70

15. Histogram Nilai Rerata Penilaian Kualitas Bentuk Egg Roll Sampel A Dan Sampel B………. ... 71

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Wawancara Calon Panelis ... 98

2. Daftar nama seleksi calon panelis tahap wawancara... 99

3. Fom Pedoman Wawancara Seleksi Calon Paneli... 100

4. Fom Formulir Penilaian (Releabilitas Dan Validitas Isi)... 102

5. Fom Formulir Penilaian Uji Inderaw... 118

6. Fom Formulir Penilaian Uji Kesukaan... 120

7. Kisi-kisi pedoman Wawancara…... 122

8. Kisi-kisi Pedoman Uji Kualitas ... 123

9. Kisi-kisi Pedoman Uji Kesukaan... 124

10. Daftar Panelis Agak Terlatih Yang Lolos Seleksi Validitas Internal.. 125

11. Hasil Penilaian Calon Panelis Pada Tahap Pelatihan (Validitas Dan Releabilitas)... 126

12. Data Hasil Inderawi Terhadap Produk…... 147

13. Tabulasi Hasil Uji Inderawi Oleh Panelis Agak Terlatih... 148

14. Uji Normalitas Data…... 150

15. Uji Homogenitas... 168

16. Hasil Analisis T-tes ... 171

17. Tabulasi Data Uji Kesukaan... 178

18. Hasil Analisi Lab... 182

19. Gambar Label... 184

20. Produk... 185

21. Bahan-bahan... 186

22. Ganbar Umbi Suweg... 187

23. Sitedi... 188

24. Pernyataan Selesai Bimbingan... 189

25. Pernyataan Selesai Revisi... 190

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Egg roll merupakan salah satu jenis kue kering yang berbentuk gulungan

(Inggris : roll) dengan tekstur yang renyah. Bentuk gulungan pada egg roll

hamper menyerupai bentuk kue semprong yang umumnya digemari masyarakat,

perbedaannya adalah pada kue semprong teksturnya lebih keras dibandingkan egg

roll, karena egg roll lebih banyak menggunakan telur dan susu.

Berdasarkan beberapa resep yang umum bahan–bahan yang digunakan dalam pembuatan egg roll antara lain adalah telur, tepung, gula, margarine,

ovalet, vanili, bakepowder, butter, dan susu. Tepung yang digunakan dalam

pembuatan egg roll umumnya adalah merupakan jenis tepung terigu medium

(protein sedang) yang berguna sebagai bahan pembentuk kerangka kue egg roll

sehingga mempermudah dalam proses pembentukan

(http://www.tempatonlineku.com).

Jumlah tepung dalam adonan egg roll secara umum tidak lebih banyak

dari jumlah telur yang digunakannya. Jenis tepung yang umum digunakan dalam

adonan egg roll yaitu tepung terigu dan juga tepung tapioka, dalam jumlah yang

(16)

roll, sementara itu kerangka egg roll terbentuk karena penggunaan telur yang

banyak (Budi Sutomo: 2012).

Berdasarkan data BPS diketahui pada tahun 2012 impor tepung terigu

mencapai 151.541 ton dan semakin meningkat karena peningkatan permintaan

produk makanan berbasis terigu yang berakibat pada meningkatnya harga tepung

terigu. Sebagai akibatnya beberapa industri makanan berbasis tepung terigu

mengalami kerugian atau mengurangi jumlah produksinya.Untuk mengatasi hal

tersebut perlu peningkatan dan pengembangan aneka tepung yang berasal dari

olahan hasil pertanian lokal untuk mengurangi penggunaan tepung terigu sebagai

bahan utama produk makanan (Budiono, et al, 2008).

Tanaman Suweg (Jawa) termasuk bangsa Aracales atau spadsifloare

termasuk suku talas–talasan (Aracea) dari marga (Amorphopalus) dengan nama jenis Amorphopalus BL. Secara umum nilai ekonomis umbi suweg jauh lebih

murah dibandingkan terigu atau gandum dan mudah ditemukan di hampir seluruh

wilayah pedesaan. Umbi suweg memiliki potensi besar untuk diolah,

dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut menjadi produk–produk bernilai ekonomi tinggi. Tidak saja sebagai sumber pangan pokok ataupun alternatif,

namun juga bisa diolah lebih lanjut menjadi produk–produk pangan yang

merupakan hasil olahan langsung dari umbi suweg seperti keripik suweg, lempok

suweg, sentiling suweg, dan wingko suweg. Selain itu, umbi suweg dapat

digunakan sebagai bahan lem, agar-agar, mie, tahu, kosmetik dan roti (Institut

(17)

Umbi suweg potensial sebagai bahan pangan karena memiliki daging umbi

tebal, sehingga memungkinkan untuk dijadikan tepung dan diambil patinya.

Kelebihan umbi suweg adalah kandungan serat pangan, protein dan

karbohidratnya yang tinggi sehingga mampu diolah menjadi tepung. Tepung yang

dibuat dari umbi suweg memiliki bentuk berupa butiran kecil, lembut, dan

berwarna krem. Tepung suweg beraroma lemah spesifik, berkadar air rendah,

memiliki sifat banyak mengikat air, sehingga dimungkinkan dapat menggantikan

bahan tepung terigu dalam pembuatan egg roll.

Hasil penelitian Ir. Didah Nur Faridah, staf pengajar Departemen Ilmu dan

Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB),

menunjukkan bahwa tepung suweg dapat dipakai sebagai pangan fungsional karena manfaatnya secara kesehatan adalah untuk menekan peningkatan kadar

glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah. Hal ini

dikarenakan suweg termasuk jenis makanan yang memiliki indeks glikemik

(ukuran kecepatan makanan diserap menjadi gula darah) rendah dan memiliki

sifat fungsional hipoglikemik (suatu keadaan di mana kadar gula darah secara

abnormal rendah) dan hipokolesterolemik. Tepung suweg juga memiliki

kandungan zat glucomanan yang tidak dimiliki oleh tepung terigu. Glucomanan

adalah suplemen herbal yang digunakan untuk berkontribusi pada penurunan berat

badan dengan menunda penyerapan glukosa dari usus.

Berdasarkan sifat tepung dan kandungannya tersebut, kemungkinan besar

penggunaan tepung terigu sebagai bahan pembuatan kue egg roll dapat diganti

(18)

berasal dari pengolahan umbi tanaman suweg. Selain didasarkan pada

pertimbangan tersebut. Berikut adalah perbandingan kandungan zat dan mineral

yang terdapat pada tepung tepung terigu dan tepung suweg tersebut.

Tabel: 1. Perbandingan Nilai Gizi Tepung Terigu dan Tepung Suweg per 100 gr

No Unsur gizi Nilai Kandungan Mineral

Tepung Terigu Tepung Suweg

1. Energi 346 Kkal 322,9925 Kkal

2. Air 12 g 10,1065 g

3. Protein 10,3 g 6,2474 g

4. Lemak 1.0 g 0,3228 g

5. Karbohidrat 76,3 g 76,1954 g

6. Serat 2,7 g 5,8216 g

7. Kalsium 15,0 g 0,4885 g

8. Magnesium 22,0 g 0,3859 g

9. Fosfor - 0,1084

Sumber : Depkes RI (2005:15-16) dan Hasil Laborat Cem-Mix Pratama

Pada percobaaan awal yang dilakukan dalam pembuatan egg roll

menggunakan tepung suweg dan telur lima butir (lima kuning, lima putih)

mengalami kesulitan dalam membentuknya. Setelah beberapa percobaan dengan

ditambahkannya komposisi telur yaitu (enam kuning telur, empat putih telur)

hasilnya lebih baik dan mudah dibentuk sesuai bentuk umum egg roll dari tepung

terigu yang bentuknya gulungan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

(19)

B.

Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah perbedaan kualitas inderawi egg roll tepung suweg dengan egg

roll tepung terigu dilihat dari aspek tekstur, rasa, aroma, dan bentuk?

2. Manakah kualitas yang paling baik untuk egg roll tepung suweg dengan

egg roll tepung terigu ditinjau dari kualitas inderawi?

3. Bagaimanakah tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg roll tepung

suweg dengan egg roll tepung terigu?

4. Berapa kandungan gizi yang terdapat pada egg roll tepung suweg dengan

egg roll tepung terigu?

C.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan kualitas inderawi egg roll tepung suweg

dengan egg roll tepung terigu ditinjau dari aspek tekstur, rasa, aroma, dan

bentuk.

2. Untuk mengetahui kualitas yang paling baik pada egg roll tepung suweg

dengan egg roll tepung terigu ditinjau dari aspek tekstur, rasa, aroma, dan

bentuk.

3. Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg roll tepung

suweg dengan egg roll tepung terigu.

4. Untuk mengetahui kandungan gizi dari egg roll tepung suweg dengan egg

(20)

D.

Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam memahami penelitian

dengan judul “KOMPARASI KUALITAS EGG ROLL TEPUNG SUWEG

DENGAN EGG ROLL TEPUNG TERIGU ”, maka perlu diberi batasan terhadap beberapa istilah sebagai berikut.

1. Kualitas

Kualitas berdasarkan pengertian dari KBBI adalah kadar atau tingkat baik

buruknya sesuatu (KBBI, 2001:467). Yang dimaksud kualitas dalam

penelitian ini adalah kualitas inderawi, organoleptik dan kualitas

kandungan gizi yang dalam hal ini adalah kandungan serat.

2. Egg Roll

Egg roll adalah makanan ringan jenis kue kering yang mempunyai bentuk

gulungan, dengan tekstur yang sangat lembut dan renyah serta tidak kasar.

Sedangkan yang dimaksud dengan Egg roll dalam penelitian ini adalah

makanan ringan jenis kue kering yang mempunyai bentuk gulungan yang

terbuat dari tepung suweg, tepung terigu dan telur.

3. Tepung Suweg

Tepung suweg adalah tepung yang terbuat dari umbi suweg yang

telah dihaluskan, berbentuk butiran kecil, lembut, berwarna krem, dan

beraroma lemah spesifik. Tepung suweg yang digunakan dalam penelitian

ini terbuat dari umbi suweg merah yang dibuat butiran dengan ukuran 80

(21)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat

mengenai pembuatan egg roll dari tepung suweg.

2. Hasil penelitian dapat memberi masukan kepada petani agar dapat

meningkatkan nilai ekonomis dari umbi suweg.

F.

Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi disusun dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian

isi dan bagian akhir.

1.Bagian awal berisi : halaman judul, abstrak, pengesahan, halaman motto,

kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan daftar gambar.

Bagian ini berfungsi untuk memudahkan membaca dan memahami skripsi.

2.Bagian isi terdiri atas 5 bab, yaitu :

a.BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian,

penegasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

b.BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari skripsi, terdiri atas :

tinjauan tentang egg roll tepung suweg, proses pembuatan egg roll tepung

suweg, kelemahan dan keunggulan egg roll tepung suweg dan skema

pembuatan egg roll tepung suweg. Bab dua merupakan landasan teori

dalam penelitian dan digunakan sebagai pegangan dalam melaksanakan

(22)

c.BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang prosedur rancangan penelitian, metode

penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, variabel penelitian,

metode pengumpulan data, dan metode analisis data yang digunakan

untuk menganalisis data dan menguji kebenaran hipotesis.

d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian, analisis data, beserta pembahasannya.

e. BAB V PENUTUP

Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisis data,

hipotesis dan pembahasan, juga berisi saran tentang perbaikan atau

masukan bagi peneliti untuk perbaikan yang berkaitan dengan penelitian.

3.Bagian akhir skripsi berisi : daftar pustaka dan lampiran.

a.Daftar pustaka berisi daftar buku dan literatur yang berkaitan dengan

penelitian dalam skripsi.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari skripsi, terdiri dari :

tinjauan tentang egg roll, proses pembuatan egg roll, kelemahan, dan standar

mutu egg roll. Bagian akhir pada bab ini akan dilampirkan kerangka berfikir dan

hipotesis sementara dari penelitian tentang pengolahan egg roll dengan

menggunakan formula yang berbeda.

A.

Tinjauan Tentang

Egg Roll

Egg roll merupakan makanan penggugah selera yang berasal dari Asia Timur

yang kemudian berkembang dan populer di berbagai belahan dunia sebagai bagian

dari budaya kuliner dari Asia. Dengan perkembangannya maka ragam egg roll

pun diciptakan baik yang dalam rasa maupun bentuknya, namun unsur dasar

pembuatan egg roll adalah sama yaitu tepung terigu dan telur. Dalam bentuk

umum egg roll berbentuk gulungan baik gulungan lurus seperti tabung maupun

gulungan kerucut atau gulungan kerucut yang cenderung pipih. Sedangkan

melihat pada rasa, egg roll umumnya memiliki kecenderungan manis dan gurih

tetapi ada juga yang membuat dengan varian rasa asin dengan penambahan bahan

berupa daging atau sayuran.

Di sebagian wilayah China, makanan ringan sejenis egg roll disebut sebagai

(24)

Inggris makanan dengan nama egg roll merupakan sejenis makanan yang mirip

dengan salah satu menu sarapan yang umum di Inggris yaitu telur yang digoreng

dalam roti gulung. Penyebutan egg roll di daerah Perancis adalah “nem”,

sedangkan di daerah Meksiko jenis makanan egg roll merupakan penyebutan

untuk makanan khas yang berisi kacang merah, keju, daging dengan merica dan

rempah-rempah atau biasa disebut sebagai “burrito” atau “taquito” yang digoreng dan disajikan dalam balutan sour cream atau disebut “salsa”. Penyebutan nama

egg roll di Philipina yaitu “Loompyang Shanghai”. Di beberapa restoran di

Amerika disajikan dengan nama “Southwest Egg Roll” yang berisi jagung, kedelai hitam, bayam, daging ayam, keju, merica dan bumbu lain. Sedangkan di

wilayah Indonesia yang dimaksud dengan egg roll merupakan jenis kue

tradisional yang diberi nama kue semprong dengan bentuk gulungan yang panjang

dan rapuh.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan egg roll adalah makanan ringan

jenis kue kering yang mempunyai bentuk gulungan (Inggris:roll) dan mempunyai

tekstur yang renyah dengan rasa yang cenderung manis dan gurih

(budibogabank/eggroll.com). Bentuk gulungan pada egg roll juga menyerupai

makanan tradisional yaitu kue semprong, perbedaannya dengan kue semprong

adalah pada bahan baku pembuatannya yang menggunakan tepung kanji dan

hanya sedikit menggunakan telur

Sesuai dengan namanya, egg roll dibuat dengan menggunakan banyak telur

dan berbahan baku tepung terigu. Penggunaan telur yang banyak menjadikan

(25)

rasa yang lebih gurih, manis dan lezat. Dalam pembuatan egg roll, dilakukan

melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.

A.1. Bahan-bahan dalam Pembuatan Egg Roll

Bahan dalam proses pembuatan egg roll sesuai dengan resep Budi Sutomo

(http://budiboga.blogspot.com) terdiri atas bahan-bahan : telur, terigu, mentega,

gula, tepung tapioka, susu bubuk dan emulsier.

1. Telur memiliki kandungan berbagai unsur gizi yang baik dan sangat berguna

bagi kesehatan. Berdasar hasil pengujian laboratorium terhadap kandungan

gizi telur dapat diketahui beberapa jenis unsur gizi yang terkandung dalam 100

gram telur sebagai berikut :

Tabel 2. Kandungan Gizi pada Telur per 100 g

No Unsur gizi Kadar

1. Energy 155.0 kcal

2. Protein 12.6 g

3. Lemak 10.6 g

4. Karbohidrat 1.1 g

5. Kolesterol 424.0 mg

6. Vit. A 190.0 µg

7. Kalsium 50.0 mg

8. Magnesium 10.0 mg

Sumber : Depkes RI (2005:26)

Ciri–ciri telur yang baik adalah kulit telur tidak retak dan masih bagus,

aromanya tidak busuk, jika dipecah keadaan kuning telur masih utuh dan di

tengah putih telur. Telur adalah salah satu bahan yang umum digunakan dalam

(26)

pembuatan kue yaitu sebagai bahan pengembang, menambah rasa gurih dan

menambah nilai gizi (Widowati, 2003:9).

Telur yang digunakan dalam pembuatan egg roll yaitu telur ayam negeri.

Penggunaan telur dalam pembuatan egg roll adalah dengan mencampurkan

bagian telur dengan gula dan emulsier berupa ovalet dengan mesin pencampur

(mixer). Telur berfungsi sebagai pembentuk kerangka, kebasahan, aroma,

warna, kualitas cake. Kerangka cake sebenarnya dibentuk bersama tepung

dalam hal ini gluten yang terakoagulasi selama pembakaran (Hamidah &

Sutriyati, 2009 : 119)

2. Tepung merupakan komponen paling banyak dalam pembuatan makanan.

Tepung terigu berfungsi sebagai bahan dasar untuk pembentukan adonan pada

makanan (Matz dan Matz dalam Soliha, 2008). Fungsi Tepung terigu adalah

untuk membangun kerangka kue, mengikat bahan lain, dan mendapatkan

tekstur kue yang baik. Tepung merupakan unsur susunan adonan cake dan

juga menahan bahan-bahan lainnya. Selain tepung terigu dalam pembuatan

kue, tepung ketan, tepung beras, sampai tepung singkong juga baik untuk

membuat cake atau semacamnya (Tobing, 2010).

Tepung terigu yang umumnya digunakan dalam pembuatan egg roll

adalah jenis tepung terigu campuran yang terdiri dari tepung terigu protein

rendah dan tepung terigu protein sedang dengan sifat gluten yang rendah di

mana dalam pembuatan egg roll tidak memerlukan proses fermentasi dan

ditujukan untuk menghasilkan tekstur yang renyah. Tepung terigu campuran

(27)

kerangka egg roll dengan mengikat bahan–bahan lainnya. Ciri–ciri tepung terigu dalam keadaan baik yaitu tidak berbau apek, kering, tidak menggumpal

dan bersih dari benda asing. Berdasar hasil pengujian laboratorium terhadap

kandungan gizi tepung terigu dapat diketahui beberapa jenis unsur gizi yang

terkandung dalam 100 gram tepung terigu sebagai berikut :

Tabel 3. Kandungan Gizi pada Tepung Terigu per 100 gram

No Unsur gizi Kadar

1. Energy 346 Kkal

2. Air 12 g

3. Protein 10,3 g

4. Lemak 1.0 g

5. Karbohidrat 76,3 g

6. Serat 2,7 g

7. Kalsium 15,0 g

8. Magnesium 22,0 g

Sumber : Depkes RI (2005:15-16)

3. Lemak adalah suatu senyawa non polar yang umumnya dapat dijumpai dalam

makanan sehari-hari dan biasanya berbentuk padat sedangkan minyak adalah

bentuk cair dari lemak itu sendiri. Dalam ilmu gizi pengelompokan lemak dan

minyak termasuk dalam golongan lipida (http://cocoper6.blogspot.com).

Berdasarkan asal bahannya, lemak dibuat dari nabati dan hewani di antaranya

adalah mentega dan margarin.

Margarine adalah lemak yang terbuat dari tumbuh–tumbuhan yang bahan utamanya adalah minyak cair, dan minyak nabati, yang umumnya berasal dari

(28)

tetapi mengandung banyak lemak tak jenuh yang mengandung omega-3 dan

omega-6, lemak tak jenuh sering disebut trans fat (lemak trans). Meskipun

margarin tidak mengandung kolesterol, lemak trans yang ada di dalamnya bisa

meningkatkan kadar kolesterol LDL, seperti halnya lemak jenuh (Buckle

dalam http://shanty.staff.ub.ac.id).

Margarine memiliki tekstur lebih padat dan titik lelehnya lebih tinggi dari

pada mentega karena ada proses hidrogenasi (penjenuhan asam lemak).

Warnanya lebih kuning dari mentega karena adanya tambahan zat pewarna

alami, seperti karotenoid. Aroma margarine tidak seenak mentega, tetapi daya

emulsinya bagus, sehingga mampu menghasilkan tekstur kue yang bagus.

Margarine bersifat plastis yaitu pada suhu kamar berwujud zat padat,

sedangkan pada pendinginan 40º Fahrenheit cepat mengeras (Widowati,

2003:9). Contoh merk margarine yang umumnya digunakan dalam pembuatan

roti adalah Blueband, Simas, Filma (salted & unsalted), ForVita dan lain-lain.

Mentega terbuat dari lemak susu hewan yang diproses dengan bahan

pendukung lainnya seperti air, garam dan susu dan mengandung 80%-81%

lemak susu atau mentega dan air. Aroma mentega atau butter sedap dan

lembut tergantung dari keadaan susu yang digunakan dan bebas dari minyak.

Mentega biasanya digunakan untuk cita rasa pada produk makanan karena

lebih mudah meleleh bila diletakkan di suhu ruang karena teksturnya yang

sangat lembut, rasanya gurih dan aromanya harum (wangi susu), mudah

meleleh di suhu hangat. Warnanya kuning pucat (lebih muda daripada

(29)

Efek dala penggunaannya lebih baik dibandingkan dengan margarine, yaitu

memberikan rasa kenyang yang lebih lama selain tentu aromanya yang lebih

kuat (Buckle dalam http://shanty.staff.ub.ac.id).

Dalam pembuatan egg roll penggunaan mentega yang berfungsi untuk

memberikan tekstur renyah pada kue, memberikan tambahan kualitas,

menambah nilai gizi dan rasa. Penggunaan mentega dalam pembuatan egg roll

dengan dilelehkan dan dicampurkan dalam adonan.

Roombutter berasal dari cream (susu). Biasanya kandungannya hanya

terdiri dari cream dan salt (untuk salted butter). Karena bahan dasarnya

cream, maka bila disimpan lama di suhu ruang akan mudah lumer.

4. Gula adalah suatu zat yang termasuk golongan karbohidrat dengan ciri khas

punya rasa manis. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal

sukrosa padat. Gula yang dikenal sehari-hari sebagai gula pasir atau gula meja

adalah sukrosa yang dibuat dari tebu. Dalam nira tebu terdapat sedikitnya tiga

macam gula yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa. Hanya sukrosa yang dapat

dikristalkan menjadi gula pasir. Sukrosa murni berwarna putih bening, tidak

berbau dan manis rasanya.

Pabrik gula mengolah nira tebu menjadi gula pasir dengan cara

mengkristalkan sukrosanya. Sisa niranya yang tidak dapat dikristalkan lebih

lanjut dinamakan tetes tebu atau molasses. Molasses masih mengandung gula,

yaitu sisa sukrosa, glukosa dan fruktosa. Besarnya kadar gula yang terdapat

dalam molasses tergantung pada kemampuan mesin-mesin di pabrik gula.

(30)

kristal gula dan menyisakan sedikit mungkin pada molasses. Demikian pula

sebaliknya, mesin-mesin yang kurang baik menghasilkan sedikit sukrosa dan

menyisakan molasses dengan kadar gula lebih tinggi.

Tingkat kemanisan berbagai gula sendiri berbeda-beda, tergantung dari

kandungan dan jenis karbohidrat yang ada di dalamnya. Berbagai jenis gula

pasir umumnya memiliki nama lokal dan nama internasional yang berbeda.

Gula yang umumnya di Indonesia disebut gula pasir atau gula putih ataupun

“Gula Kristal Putih”, di negara-negara lain dinamakan Plantation White Sugar

atau Mill White Sugar atau biasa dipromosikan dan diperdagangkan dengan

nama Crystal Sugar (http://www.agrirafinasi.org).

Di Indonesia dinamakan Gula Kristal Rafinasi, dalam perdagangan dunia

mempunyai nama internasional yaitu White Sugar. Gula Kristal Rafinasi atau

White Sugar dikonsumsi secara luas di seluruh dunia sebagai gula meja atau

digunakan sebagai bahan baku pada industri makanan-minuman dan industri

farmasi.

Berdasarkan bentuknya, gula dibedakan menjadi Gula Pasir Kasar

(Crystalized Sugar) yang merupakan gula yang dihasilkan dari kristalisasi

cairan tebu dan memiliki butir yang lebih kasar. Warnanya juga ada yang

berwarna-warni. Biasanya gula jenis ini digunakan untuk taburan pada biskuit

sebelum dipanggang karena gula ini tidak meleleh dalam suhu oven. Jenis lain

adalah Gula Kastor (Caster Sugar) yang memiliki bentuk yang lebih halus

daripada gula pasir. Karena sifatnya yang mudah bercampur, maka gula kastor

(31)

cookies, pastry, dll. Gula kastor memiliki warna putih bersih. Gula kastor bisa

dibuat dengan memasukkan gula pasir ke kantong plastik lalu

memukul-mukulnya hingga hancur kemudian diayak sehingga dapat menggantikan gula

kastor (http://www.sugarlabinta.com).

Bentuk yang lebih halus adalah Gula Bubuk (Icing Sugar, Confection

Sugar) atau disebut juga dengan tepung gula yang telah mengalami

penghalusan sehingga berbentuk bubuk gula. Karena sifatnya yang halus, gula

icing baik digunakan untuk membuat krim untuk cake, taburan untuk cake,

atau taburan untuk kue kering. Ada beberapa jenis gula bubuk yang

mengandung pati jagung sehingga tidak menggumpal.Yang memiliki bentuk

hampir sama adalah Gula Donat yaitu gula yang digunakan untuk bahan

taburan donat. Tekstur gula ini halus seperti gula tepung dan berwarna putih.

Namun, yang membedakannya dari gula tepung adalah gula donat memiliki

rasa dingin jika telah masuk ke dalam mulut. Keistimewaan lainnya adalah

gula donat tidak basah jika terkena minyak.

Bentuk lain dari gula adalah gula dadu dengan bentuk seperti dadu. Gula

dadu biasanya memiliki kualitas tinggi. Gula ini lazim digunakan sebagai

pemanis dalam minuman teh atau kopi. Gula yang memiliki warna berbeda

adalah Brown Sugar yang merupakan jenis gula yang dalam proses

pembuatannya dibubuhi molase. Warnanya kecoklatan seperti gula palem,

memiliki wangi caramel, dan rasanya legit. Rasa brown sugar tidak semanas

gula pasir, biasanya digunakan dalam pembuatan cookies sehingga membuat

(32)

Gula yang digunakan dalam pembuatan egg roll ialah gula kristal yang

berbentuk serbuk halus atau dihaluskan. Gula digunakan dengan cara

dilelehkan atau dicampurkan dalam adonan bahan berfungsi sebagai pemantap

rasa dan pemberi rasa manis. Fungsi gula yaitu memberi rasa manis, memberi

warna pada kulit kue, membantu mengempukkan kue, melembapkan kue, dan

melemaskan adonan. Kriteria gula yang digunakan yaitu bebas dari gumpalan,

bersih dan berwarna putih cerah.

5. Tepung tapioka atau tepung kanji, terbuat dari saripati ketela pohon

(singkong). Biasanya digunakan untuk membuat kue dan untuk pengentalan

makanan. Warnanya bening, kental, dan bersifat agak lengket bila dipanaskan

Tepung tapioka (kanji) merupakan pati yang diekstrak dengan air dari

umbi singkong (ketela pohon). Setelah disaring, bagian cairan dipisahkan

dengan ampasnya, Cairan hasil saringan kemudian diendapkan. Bagian yang

mengendap tersebut selanjutnya dikeringkan dan digiling hingga diperoleh

butiran-butiran pati halus berwarna putih, yang disebut tapioka. Tapioka

bersifat larut di dalam air, biasanya digunakan sebagai bahan pengental kuah

atau untuk pengisi pada kue-kue kering (http://aremaipb.wordpress.com).

Dalam proses pembuatan egg roll yang termasuk kategori kue kering,

tapioka digunakan sebagai bahan perenyah juga sebagai pengganti tepung

terigu karena tidak memerlukan pengembangan. Untuk kue yang

membutuhkan pengembangan, seperti roti dan keik, dapat digunakan sebagai

bahan campuran, misalnya menggantikan 10-30 persen keberadaan tepung

(33)

6. Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu

mamalia betina. Susu merupakan emulsi lemak dalam air, yang mengandung

garam-garam mineral, gula, dan protein. Susu menjadi sumber gizi utama

bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang

(biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt,

es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi

manusia. Susu bubuk adalah susu sapi yang sudah dikeringkan. Susu bubuk

mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada susu cair dan tidak perlu

disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Susu

bubuk yang digunakan yaitu susu bubuk full cream.

Adapun fungsi susu ditambahkan dalam adonan adalah untuk memberi

rasa produk lebih lezat dan beraroma khas susu. Pada kue, cairan susu yang

berwarna putih memperbaiki warna remah dan kulit roti sehingga lebih terang

dan mengkilap. Kandungan kalsiumnya yang tinggi, memperkuat sifat gluten

pada adonan roti. Karena kandungan lemaknya tinggi, susu kerap

ditambahkan pada pembuatan roti dan kue, untuk memberikan cita rasa gurih,

memperkuat aroma, dan melembutkan tekstur. Lemak yang dikandung susu

juga berfungsi untuk menunjang elastisitas adonan, sehingga mudah

mengembang. Sifat lain lemak pada susu tersebut mudah menyerap bau

dengan cepat (Tyana, 2011).

7. Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan

emulsi minyak dan air. Fungsi emulsifier adalah melembutkan adonan bahan,

(34)

rata, tidak terlalu cair dan tidak terlalu padat, serta tidak mudah berubah

karena pengaruh lingkungan (http://resepmasakanindonesia.info). Di pasaran,

emulsifier tersedia dalam bentuk padat. Dalam pembuatan egg roll, emulsifier

yang digunakan yaitu ovalet yang dicampurkan dalam adonan.

A.2 Peralatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Egg Roll

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan egg roll adalah timbangan, kom

adonan, cetakan egg roll, penjepit dari bambu, mixer, kompor dan nampan.

Timbangan berguna untuk mengukur bahan yang diperlukan dalam pembuatan

egg roll. Timbangan yang digunakan harus dalam keadaan baik, sehingga

penimbangan berat bahan akurat dengan berat yang terdapat pada formula.

Baskom adonan berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk mencampur bahan

atau membuat adonan terutama pada waktu proses pencampuran bahan (mixing).

Peralatan lain yang digunakan adalah cetakan egg roll yang berfungsi untuk

mencetak adonan egg roll. Selain itu dibutuhkan pula penjepit dari bambu yang

berfungsi untuk menjepit dan menggulung adonan yang telah mengeras di atas

cetakan egg roll.

Yang tidak kalah penting dalam proses pencampuran bahan-bahan adalah

Mixer. Alat ini berfungsi untuk mencampurkan bahan pembuatan egg roll agar

tercampur secara rata dan uumnya dengan menggunakan motor listrik untuk

memutar adonan atau campuran bahan sehingga tercampur dengan merata. Untuk

memasak atau memanaskan adonan bahan yang sudah jadi digunakan kompor

(35)

untuk tempat kue egg roll yang telah dicetak dan digulung dan saringan selain

untuk menyaring juga digunakan sebagai alat penghalus tepung suweg.

A.3 Cara Pembuatan Egg Roll

Terdapat berbagai resep pembuatan egg roll ini, namun dari seluruhnya

menyebutkan bahan, alat dan cara pembuatan yang sama. Perbedaan antara

berbagai resep tersebut hanya pada kuantitas atau jumlah bahan yang digunakan

misalnya pada jumlah tepung, mentega atau telur yang digunakan. Cara

pembuatan egg roll yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini adalah

[image:35.595.147.476.395.588.2]

resep egg roll dari Budi Sutomo (http://budiboga.blogspot.com) sebagai berikut.

Tabel 4. Bahan Dasar Egg Roll Tepung Terigu

No Bahan Jumlah

1. Tepung Terigu 100 gram

2. Telur 6 butir (6 kuning, 4 putih)

3. Margarine 175 gram

4. Gula 175 gram

5. Tepung tapioca 100 gram

6. Susu bubuk 25 gram

7. Ovalet 10 gram

8. Butter 25 gram

Adapun proses pembuatan egg roll tepung terigu adalah sebagai berikut :

1) Margarine dilelehkan dengan api sedang, setelah leleh sisihkan.

2) Gula, telur, ovalet dikocok hingga putih kaku.

3) Tepung terigu, tepung tapioca, dan susu masukkan kedalam kocokan telur,

(36)

4) Masukkan margarine cair perlahan ke dalam adonan yang sudah tercampur

rata. Aduk kembali hingga rata.

5) Cetakan egg roll atau semprong dipanaskan dengan api kecil.

6) Adonan dituang sebanyak 1 sedok teh ke dalam cetakan. Kemudian tutup

cetakan dan tunggu hingga adonan berubah warna.

7) Setelah berubah warna gulung egg roll segera.

Uraian pembuatan egg roll tepung terigu di atas dapat disederhanakan dalam

[image:36.595.126.510.339.639.2]

bentuk skema sebagai berikut :

Gambar 1. Skema pembuatan egg roll

A.4 Kriteria Egg Roll Yang Baik

Kriteria egg roll yang baik menurut Rahmawati (2004:16) ialah dibuat

dari bahan-bahan yang kualitasnya memang baik dan diolah dengan benar Telur

Kocok hingga putih

Pencampuran bahan hingga rata

Margarine dan butter cairdimasukan dalam adonan

Pencetakan

Pendinginan

Pengemasan

(37)

sesuai dengan resep sehingga menghasilkan egg roll dengan warna kuning

kecoklatan, tekstur kering, renyah, dan agak rapuh dengan aroma beraroma

harum khas telur serta rasa gurih dan manis seimbang.

Pendapat lain mengatakan bahwa Egg roll dikatakan baik secara bentuk

maupun rasa jika memiliki tekstur yang sangat lembut dan renyah, juga tidak

kasar. Rasanya yang manis tapi juga gurih, meskipun berbentuk tetapi tidak

kaku atau keras. Penampilan dan cita rasanya dengan khas Egg Roll yang

renyah dan manisnya alami dengan gula asli dan tanpa zat pemanis. Rasanya

yang khas karena diproduksi dengan bahan bahan alami serta terjaga

higienisnya (http://kreasimasakan.blogspot.com).

Dalam penelitian ini egg rol dikriteriakan baik apabila berdasarkan unsur

bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah bahan dengan kualitas

yang prima dan dibuat dengan sesuai resep yang menjadi pedoman kemudian

diuji kualitasnya secara indrawi dengan indikator warna, tekstur yang

meliputi kerenyahan, keempukan dan kerapuhan serta indikator rasa yang

meliputi rasa manis dan gurih.

B.

Tinjauan Tentang Umbi Suweg

Tanaman suweg di dalam taksonomi tumbuh–tumbuhan diklasifikasikan

termasuk bagian dari divisi tanaman berbunga (Angiospermae), di kelas tanaman

berbiji keping tunggal (Monocotyledonae). Tanaman suweg termasuk bangsa

Aracales atau spadsifloare termasuk suku talas–talasan (Aracea) dari marga

(38)

Suweg juga dikenal dengan berbagai nama lain yaitu Elphan yam, Ear

potato (Inggris), Buk (Thai), Ubi kakek (Malaysia), Pungapung (Filipina), suweg,

Walur (Jawa), tales, Suweg (Sunda), dan Sobek (Madura). Bunga suweg juga

dikenal dengan nama “Bunga bangkai”. Sebutan tersebut terobsesi oleh aroma

bunga suweg yang tidak sedap, ketika mahkota bunga suweg telah mekar penuh.

Di Jawa dikenal sebagai “Bunga bangah”. Diduga kata “bangah” berasal dari suku

kata abang (merah) dan tengah (bagian tengah) (Bhs: Jawa). Hal tersebut

terobsesi dari tampilan warna bunga suweg selagi mekar penuh berwarna merah,

[image:38.595.218.403.369.479.2]

di bagian tengah.

Gambar.2. Umbi Suweg

Bagian-bagian dari tanaman suweg (Pitojo, 2006: 10-15) antara lain adalah

Umbi suweg yang merupakan umbi batang, berasal dari modifikasi batang yang

mengalami perubahan untuk sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.

Ciri umbi batang yaitu terdapat bekas pangkal pelepah daun dan memiliki mata

tunas yang berguna untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Bagian berikutnya adalah akar, pada kulit umbi suweg terdapat mata tunas akar,

akar yang masih hidup dan akar mati. Akar hidup adalah akar yang masih aktif

melakukan fungsinya, berbentuk memanjang dan berambut, berwarna putih dan

(39)

berfungsi, berwarna coklat, keropos, dan rapuh. Terkadang pangkal akar terlepas

dari kulit umbi dan meninggalkan bekas atau bopeng.

Bagian penting lainnya adalah batang tanaman suweg yang tidak berwujud

seperti batang tanaman kelas tinggi dengan tidak mengandung kambium. Batang

suweg merupakan bagian kecil dari umbi. Batang pada tanaman suweg adalah

bonggol dari tunas baru yang tumbuh dari umbi yang bersangkutan. Umbi suweg

memiliki beberapa batang yaitu yang berasal dari mata tunas utama dan yang

berasal dari umbi anakannya.

Daun pada tanaman suweg merupakan daun dengan tangkai daun berbentuk

bulat panjang, tidak berkayu dan bagian dalam berupa jaringan spon, lunak

mengandung air, berdiri ke arah atas, panjangnya dapat mencapai kurang lebih

1,6 m. Bagian yang paling unik dari tanaman suweg adalah bunga suweg yang

muncul dari dalam tanah, di antara beberapa seludang awal yang berupa sisik

yang semula menutupi mata tunas utama yang ada di dalamnya. Sisik tersebut

(epicalyx), tampak jelas hanya pada umbi yang tumbuh dan berada di luar tanah.

Sisik yang telah membuka dan kering seperti kulit bawang merah yaitu putih

berwana tipis. Bunga suweg mengeluarkan aroma yang busuk seperti bangkai dan

menarik serangga seperti lalat yang dapat membantu penyerbukannya.

Salah satu bentuk proteksi diri tanaman suweg adalah mengandung zat yang

dapat menimbulkan rasa gatal, berupa sejenis zat yang ditimbulkan oleh kristal

kalsium oksalat, seperti pada beberapa tanaman sente (Alocasia macrorhiza

schott), talas (Colocasia escluenta (L) Schott), dan kimpul (Xanthosoma

(40)

aktif dalam keadaan asam dan larut dalam kolesterol dan mengakibatkan iritasi

pada manusia apabila tersentuh atau terkonsumsi (Danimihardja, 1978;

Roemantyo, 1981).

Cara untuk mengatasi rasa gatal dari suweg yaitu dengan mencegah dan

menghindari kontaminasi dari zat penyebab gatal, dan atau dengan cara

menetralisasi pengaruh rasa gatal. Untuk menghindari kontaminasi pada saat

memproses umbi suweg menjadi tepung adalah dengan menggunakan taju atau

stik yang ditancapkan ke umbi suweg dan sebagian yang berada di luar digunakan

untuk pegangan sewaktu mengupas umbi suweg. Selain itu dapat pula digunakan

sarung tangan berupa kantung atau sarung tangan plastik atau karet untuk

mencegah kulit tangan tidak kontak secara langsung dengan umbi suwek.

B.1 Kandungan Gizi Umbi Suweg

Umbi suweg potensial sebagai bahan pangan karena memiliki kandungan

unsur gizi, vitamin dan mineral yang cukup baik di samping daging umbi yang

tebal, sehingga memungkinkan untuk dijadikan tepung dan diambil patinya.

Menurut penelitian, tepung suwegdapat digunakan sebagai obat herbal dan

makanan kesehatan untuk menjaga kolesterol darah tetap rendah. Kandungan serat

tepung suweg ternyata lebih tinggi dibanding tepung garut yang memiliki nilai

total serat pangan hanya 9,89 persen sementara serat tepung suweg yang teruji

ternyata mencapai 15,09 persen. Tepung suweg memiliki prospek bagus untuk

makanan kesehatan (Kurdi, 2002). Umbi suweg merupakan sumber karbohidrat

yang baik dengan kandungan total karbohidrat 18-21 %, (Sakai, 1993). Menurut

(41)
[image:41.595.213.426.146.365.2]

Tabel 5. Kandungan Gizi dari 100 gram Suweg

No Unsur gizi Kadar

1. Kalori 69 kal

2. Protein 1,0 gr

3. Lemak 0,1 gr

4. Karbohidrat 15,7 gr

5. Kalsium 62 mg

6. Fosfor 41 mg

7. Besi 4,2 mg

8. Vitamin B1 0,07 mg

9. Air 82 gr

Sumber : Drs.Elling Purwanto,M.Si (2007:06)

B.2 Tepung Suweg

Selama ini suweg belum menjadi tanaman budidaya, bahkan sebagian

besar justru dianggap tanaman liar. Mengingat kandungan karbohidrat umbi

suweg yang mencapai 18-21% dengan umbi yang tebal maka suweg dapat diolah

menjadi bentuk tepung yang lebih tinggi nilainya baik secara bentuk maupun

fungsi penggunaannya.

Proses pembuatan tepung dari umbi suweg menurut Pitojo (2006:63),

berdasarkan urutannya adalah dengan mengupas umbi suweg dikupas terlebih

dahulu kemudian direndam dengan air garam selama 1 malam dengan cara

mengganti airnya secara berulang–ulang sampai air jernih kemudian disaring atau ditiriskan. Setelah umbi suweg ditiriskan kemudian dijemur hingga kering dan

(42)

dengan mesin penepung (masinal). Tepung yang sudah jadi diayak menggunakan

saringan bermata halus (80 mesh).

Urutan pembuatan tepung suweg sebagaimana disebutkan di atas

disederhanakan dalam bentuk skema sebagai berikut :

[image:42.595.115.509.233.351.2]

Gambar 3. Skema pembuatan tepung suweg.

Sedangkan pembuatan tepung suweg dengan cara lain menurut Eling

(2007:63) adalah dengan memanfaatkan hasil pengolahan umbi suweg yang telah

dibuat menjadi gaplek dengan urutan pembuatan yaitu umbi yang telah dikupas

dan dibersihkan dihancurkan menggunakan blender dengan perbandingan umbi

dan air sebesar 1:5 untuk memaksimalkan proses ekstraksi pati, lalu disaring. Pati

yang dihasilkan dari hancuran umbi kemudian diendapkan, dicuci, dikeringkan

dengan kombinasi suhu dan waktu sama seperti pada pembuatan tepung. Pati yang

telah kering dihaluskan dengan dengan blender (Mukhis, 2003).

Karakteristik tepung yang dibuat dari umbi tanaman suweg adalah

berbentuk butiran kecil, lembut dan berwarna cenderung krem dengan aroma

lemah spesifik dengan kadar air rendah. Tepung suweg bersifat mengikat air

sehingga mampu membentuk adonan tetapi memliki kecenderungan yang lembek

sehingga pada saat dimasak akan membentuk hasil yang bertekstur keras dan Umbi suweg segar Kulit umbi dikupas Direndam air garam

Umbi suweg ditiriskan Umbi suweg diiris dan dikeringkan

(43)

untuk mengatasinya diberikan penambahan bahan lain yang mampu mengurangi

kekerasan tekstur dan juga penambahan warna lain untuk memperolah tampilan

warna, penambahan aroma atau penambahan bahan lain seperti tepung terigu

untuk meningkatkan keempukan dan kualitas hasil olahan (Pitojo, 2006 : 69)

Dalam penelitian ini untuk membuat tepung suweg digunakan cara

pertama yaitu dengan menggunakan perendaman air garam secara berulang-ulang

kemudian melakukan proses pembuatan tepung dari umbi yang sudah diiris dan

dikeringkan dengan cara masinal.

C.

Pertimbangan penggunaan tepung suweg untuk pembuatan

egg roll.

Berdasarkan karakteristik yang dimiliki tepung suweg sehingga dapat

digunakan untuk menggantikan tepung terigu dalam pembuatan egg roll dengan

dasar pertimbangan sebagai berikut.

1. Pertimbangan kesehatan

Mengingat kandungan gizi dari setiap 100 gram umbi tanaman suweg

sebagaimana ditunjukkan oleh hasil pengujian laborat dalam tabel 2.4 maka

manfaat dari mengkonsumsi umbi suweg untuk kesehatan di antaranya adalah

mampu menekan peningkatan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar

kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan

memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik. Sebagai sumber

bahan pangan, suweg sangat potensial. Komposisi utamanya adalah karbohidrat

sekitar 80-85%. Kandungan serat, vitamin A dan B juga lumayan tinggi. Setiap

(44)

62 mg, besi 4.2 g, thiamine 0.07 mg dan asam askorbat 5 mg. Suweg juga baik

dikonsumsi bagi penderita diabetes karena indek glisemik rendah yaitu 42. Bahan

pangan dengan indek glisemik rendah dapat menekan peningkatan kadar gula

darah penderita diabetes (Budi Utomo, http://budiboga.blogspot.com).

Suweg juga mengandung serat pangan dalam jumlah tinggi yang akan

memberikan pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit

seperti kanker usus besar, divertikular, kardovaskular, kegemukan, kolesterol

darah dan kencing manis (Faridah, 2005).

2. Pertimbangan potensi

Tanaman suweg mudah ditemukan terutama pada tegal, kebun atau di hutan

perkebunan di daerah pedesaan. Selain mudah didapatkan, tanaman ini juga

mampu menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen tinggi. Hal ini dikarenakan

Suweg bisa tumbuh baik di tempat tempat yang lembab dan terlindung dari sinar

matahari. Sebagian besar wilayah di Indonesia yang merupakan dataran rendah

sampai ketinggian 800 m diatas permukaan air laut, merupakan daerah yang bisa

memberikan kehangatan optimal yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh

tanaman suweg yaitu suhu rata-rata harian 25–350C. Tanaman suweg cocok ditanam pada lahan yang agak ternaungi atau memiliki tanaman pelindung.

Dengan kriteria tersebut, maka hampir seluruh wilayah dataran rendah di

Indonesia berpotensi sebagai daerah domestikasi tumbuhan suweg

(http://lebuminoce.blogspot.com).

Meskipun tidak sebaik kandungan dan kemampuan tepung terigu, suweg

(45)

yang dapat untuk menambah atau menggantikan tepung terigu. Konsumsi terigu

dalam bentuk roti, mie, ataupun jenis makanan berbahan baku terigu lainnya

diperkirakan meningkat dengan pesat. Bahan pangan sumber karbohidrat seperti

sagu, ubi jalar, gadung, iles-iles, suweg, garut, ganyong, gembili, gadung, dan

sebagainya dapat menjadi sumber alternatif pengganti tepung terigu. Namun

belum adanya teknologi pengolahan pangan yang dapat menjadikan berbagai

komoditas yang mudah dan murah untuk dikonsumsi menjadikan tepung terigu

tetap merupakan pilihan yang lebih baik saat ini.

3. Pertimbangan kesukaan masyarakat

Egg roll disukai dan diminati oleh masyarakat, terbukti dari selalu tersedianya

egg roll sebagai hidangan keluarga baik pada hari-hari biasa maupun pada

momen-momen khusus seperti pada hari raya. Hal ini disebabkan karena

teksturnya yang renyah dan empuk, serta rasanya yang manis dan gurih. Sebagai

makanan camilan, egg roll juga telah diproduksi baik melalui pabrikan industri

makanan besar seperti Monde, Serena, Nissin dan lain-lain maupun yang dibuat

oleh industri rumah tangga.

D.

KERANGKA BERFIKIR

Egg roll merupakan salah satu alternatif produk pangan yang sangat

digemari oleh banyak orang yang dijadikan sebagai makanan favorit. Umumnya

egg roll dibuat dengan bahan dasar tepung terigu. Tepung yang dibuat dari umbi

suweg memiliki bentuk, kemampuan dan kandungan gizi yang hampir sama

(46)

pembentukan kolesterol dan menekan jumlah gula dalam darah sehingga dapat

mencegah penyakit diabetes namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh

masyarakat sebagai alternatif pengganti tepung terigu dalam pembuatan egg roll.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat kerangka berpikir seperti

[image:46.595.113.513.256.615.2]

digambarkan dalam bagan sebagai berikut.

Gambar.5. Bagan kerangka berpikir

E.

HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap

permasalahan sampai terbukti melalui data terkumpul (Arikunto, 2006:67). EGG ROLL

TEPUNG SUWEG

Penilaian Subyektif

Uji inderawi (warna, rasa, aroma, tekstur) Uji organoleptik

(kesukaan)

HASIL Uji laboratorium

TEPUNG TERIGU

HASIL

Egg roll dari tepung suweg

HASIL

Egg roll dari tepung terigu

PENGUJIAN dan PENILAIAN

(47)

Berdasarkan teori yang telah diuraikan di muka, maka diajukan hipotesis

(48)

1. Hipotesis alternatif (Ha)

Ha1 : Ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung terigu

dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek tekstur kerenyahan

Ha2 : Ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung terigu

dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek tekstur keempukan

Ha3 : Ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung terigu

dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek tekstur kerapuhan

Ha4 : Ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung terigu

dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek rasa

Ha5 : Ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung terigu

dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek aroma

Ha6 : Ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung terigu

dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek bentuk.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Ho1 : Tidak ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung

terigu dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek tekstur

kerenyahan

Ho2 : Tidak ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung

terigu dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek tekstur

keempukan

Ha3 : Tidak ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung

terigu dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek tekstur

(49)

Ho4 : Tidak ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung

terigu dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek rasa

Ho5 : Tidak ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung

terigu dengan egg roll tepung suweg dilihat dari aspek aroma

Ho6 : Tidak ada perbedaan kualitas secara inderawi antara egg roll tepung

(50)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah teknik atau cara yang digunakan dalam kegiatan

penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah. Hal-hal yang akan dibahas dalam metodelogi penelitian

ini antara lain adalah objek penelitian, variabel penelitian, metode pendekatan

penelitian, pelaksanaan penelitian, metode pengumpulan data, alat pengumpulan

data, metode analisis data.

3.1.

Metode Penentuan Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah egg rollyang terbuat dari bahan utama

berupa tepung terigu dan tepung suweg.

3.2.

Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Variabel

yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas, variabel terikat dan

dan variabel kontrol.

3.2.1. Variabel bebas

Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel yang

(51)

variabel terikat (Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah 100gram tepung suweg dan 100 gram tepung terigu.

3.2.2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61).

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah : a)kualitas Inderawi egg roll

tepung suweg ditinjau darisegitekstur, rasa, aroma dan bentuk, b)kualitas

organoleptik egg roll tepung suweg ditinjau darisegi tekstur, rasa, aroma dan

bentuk,c) kandungan gizi yang meliputi kandungan serat egg rolltepung

suweg.

3.2.3. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah faktor yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikattidak dipengaruhi

oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2010:64). Dalam penelitian ini

variabel kontrolnya adalahukuran bahan, kualitas bahan, proses pembuatan,

waktu pemanggangan,dimana semua variabel ini dikondisikan sama.

1. Ukuran bahan.

Proses penimbangan bahan dikondisikan sama yaitu semua bahan

diukur dengan tepat dan menggunakan alat ukur yang standar,agar dalam

pembuatan egg roll tidak mengalami kegagalan.

2. Kualitas bahan

Bahan-bahan seperti telur, tepung suweg,tepung terigu, gula,

(52)

kualitasnya baik, dengan memperhatikan warna, aroma, kebersihan dan

umur.

3. Proses pembuatan

Proses pembuatan egg rolltepung suweg maupun egg roll tepung

terigu, keduanya dikondisikan samameliputi: pencampuran semua

bahan,pencetakan,pemanggangan.

4. Alat dan waktu pembakaran:

Alat dalam pembuatan egg roll dikondisikan sama yaitu dengan

menggunakan cetakan berbentuk segi empat, dalam pengambilan adonan

menggunakan sendok teh, dan dalam pencampuran adonan menggunakan

mixermerk Philip dengan kecepatan speed empat dalam waktu pengocokan

kurang lebih 15menit.

Waktu pembakaran dikondisikan sama yaitu egg roll dipanggang

menggunakan cetakan dengan api kecil serta waktu pemanggangan selama

2 menit, dan pembukaan cetakan hanya dilakukan 2 kali.

3.3.

Metode Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan penelitian merupakan langkah yang ditempuh

dalam melaksanakan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada sub bab ini akan dijelaskan

tentang desain eksperimen dan prosedur pelaksanaan eksperimen.

Menurut Sugiyono (2010:108), terdapat beberapa bentuk desain

eksperimen yang dapat digunakan, dalam penelitian ini menggunakan bentuk

(53)

control design. Pada desain penelitian ini, terdapat dua kelompok yang

digunakan untuk penelitian.

Kelompok pertama diberikan perlakuan (berupa penggantian bahan

tepung terigu dengan tepung suweg pada pembuatan egg roll) disebut

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan (egg

rolldibuat dengan bahantepung terigu) disebut kelompok kontrol. Pengaruh

adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 dan O2).

Dibawah ini adalah pola eksperimen menurut Sugiono (2010:108)

Gambar 6. Pola Eksperimen Keterangan

R : random X : perlakuan

1

0 : observasi pada kelompok eksperimen

2

0 : observasi pada kelompok kontrol

Eksperimen dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali

pengulangan artinya dalam eksperimen ini peneliti

melakukanpercobaanpembuatan egg roll dengan bahan utamatepung suweg

sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berupa pembuatan egg

roll dengan bahan utama tepung terigu sebanyak tiga kali.

R X O1

(54)
[image:54.595.116.509.137.479.2]

Berikut adalah skema desain eksperimen dalam pembuatan egg roll:

Gambar 7. Skema Desain Eksperimen.

3.4.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian merupakan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam melaksanakan percobaan egg roll.Adapun prosedur pelaksanaan penelitian meliputi waktu dan tempat penelitian, jenis dan ukuran bahan, alatdan diagram alir proses pembuatan egg roll.

3.4.1. Waktu dan tempat penelitian

Eksperimen pembuatan eggroll berada di Laboratorium TJP E7 lantai 1 ruang 147 Fakultas TeknikUniversitas Negeri Semarang, Sekaran, Gunungpati. Waktu pelaksanaan eksperimen pada bulan Januari 2014.

Objek penelitian

Egg roll tepung suweg Egg roll tepung terigu

O1 O2

E1 E2 E3

E1 E2 E3

Penilaian objektif Penilaian subjektif

Uji Inderawi Uji Kesukaan

Analisis Data

(55)

3.4.2. Jenis dan ukuran bahan

Adapun jenis dan ukuran bahan yang digunakan di dalam penelitian ini

[image

Gambar

Tabel: 1. Perbandingan Nilai Gizi Tepung Terigu dan
Tabel 2. Kandungan Gizi pada Telur per 100 g
Tabel 3. Kandungan Gizi pada Tepung Terigu per 100 gram
Tabel 4.  Bahan Dasar Egg Roll Tepung Terigu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat interaksi yang nyata atara perlakuan substitusi tepung suweg dengan penambahan kuning telur terhadap kadar air, kadar protein, dan rendemen, serta

Pizza merupakan makanan jenis roti dengan bentuk, bulat pipih dengan taburan topping diatasnya. Bahan dasar pizza pada umumnya yaitu tepung terigu. Bahan alternatif selain

Hasil uji organoleptik menunjukkan, muffin dengan kombinasi tepung terigu dan sorgum sebesar 90:10 merupakan muffin dengan tambahan tepung sorgum yang paling disukai dari segi

cookies yang terbuat dari tepung sorgum terfosforilasi juga lebih cerah dari. cookies yang terbuat dari

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio tepung tapioka dibanding dengan tepung terigu dalam pembuatan kerupuk sawi hijau maka tekstur kerupuk keras.. Hal ini

Rata-rata Skor Rasa Mie Basah akibat Perlakuan Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Suweg dengan Konsentrasi Penambahan STPP .... Rata-rata Skor Aroma Mie Basah akibat

Hal tersebut disebabkan oleh kadar air dari bahan baku cookies yang berupa tepung terigu adalah sebesar 14% lebih tinggi dibanding bahan substitusi cookies

Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dipanggang. Roti mempunyai berbagai macam jenis, salah