• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN A.Ruang Lingkup Penelitian

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Metode ini merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk menjelaskan aspek – aspek yang sesuai atau relevan dengan fenomena yang diamati dan menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada.

1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2011:52).

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan (Ghozali, 2011: 53). Apabila

66 signifikansi Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2011: 53). Dan juga butir kuesioner dikatakan valid jika nilai r-hitung lebih besar dari nilai r tabel.

b. Uji Realibilitas

Realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator untuk indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47).

Ghozali (2011:48) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakuakan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang

Dimana seseorang akan disodori pernyataan yang sama pada waktu yang berbeda, kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One shot atau pengukuran sekali saja.

Dimana pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi anatar jawaban pernyataan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu

variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha

67 2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heteroskedestisitas, dan uji multikolonieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011: 160). Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Model regresi yang baik seharusnya distribusi regresi residual normal atau mendekati normal. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2011: 163).

b. Uji Heteroskedestisitas

Uji heteroskedestisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2011: 139). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedestisitas dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,

68 kemudian menyempit) maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedestisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedestisitas (Ghozali, 2011: 139).

c. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Imam Ghozali, 2011: 105). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance (TOL). Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai VIF <10 dan nilai TOL >0.1 (Ghozali, 2011: 106).

3. Analisis Regresi Berganda

Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel bebas yaitu Kepemimpinan (X1), Komunikasi Organisasi (X2)

69 dan motivasi (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + β1X1 + β 2X2+ β 3X3 + e Dimana: Y = Kinerja Karyawan α = Konstanta X1 = Kepemimpinan X2 = Komunikasi Organisasi X3 = Motivasi β 1β 2β 3 = Kofesien Regresi e = Standar Error

Terkait dengan penggunaan alat uji regresi berganda, terdapat beberapa analisis yang digunakan, antara lain:

a. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen (kepemimpinan, komunikasi organisasi , dan motivasi) secara parsial terhadap variabel dependen (kinerja karyawan) (Priyatno,2012 : 58). Kriteria pengujian pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut :

Ha : β ≠ 0 :Terdapat pengaruh variabel Kepemimpinan, komunikasi organisasi dan motivasi terhadap Kinerja karyawan pada PT. Citra Makmur Sejahtera Cabang Bogor secara parsial.

70 Ho: β = 0 :Tidak terdapat pengaruh variabel Kepemimpinan, komunikasi organisasi dan motivasi terhadap Kinerja karyawan pada PT. Citra Makmur Sejahtera Cabang Bogor secara parsial.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji t (uji parsial) adalah

t hitung ≤ t table atau - t hitung ≥ - t table pada α = 5% jadi Ho

diterima dan t hitung > t table atau - t hitung < - t table pada α = 5%

jadi Ho ditolak (Priyatno, 2012 : 59). b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011: 98). Model Hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah : Ha : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh variabel Kepemimpinan, komunikasi

organisasi dan motivasi terhadap Kinerja karyawan pada PT. Citra Makmur Sejahtera Cabang Bogor secara simultan

H0 : β = 0 :Tidak terdapat pengaruh variabel Kepemimpinan,

komunikasi organisasi dan motivasi terhadap Kinerja karyawan pada PT. Citra Makmur Sejahtera Cabang Bogor secara simultan

Untuk menguji hipotesis ini digunakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

71 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 atau Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

4. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variable independen (kepemimpinan, komunikasi organisasi, dan motivasi) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (kinerja karyawan). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel independen maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan nilai R². Jika nilai R² adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen

72 dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai R² berkisar dari 0 sampai 1. Jika mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai R² semakin medekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).

E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008:59). Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat

(endogen variable), dan variabel bebas (eksogen variable). Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas (Exsogen Variable)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemimpinan (X1) Komunikasi organisasi (X2) dan motivasi (X3). Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. terdiri 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).

73 Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai (Y). Skala pengukurannya adalah dengan skala likert. terdiri 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).

2. Indikator Operasional a. Variabel Bebas (X)

1) Variabel kepemimpinan (X1)

kepemimpinan adalah suatu proses menggerakkan seseorang dengan mmpengaruhi, memimpin, membimbing, dan memotivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam penelitian ini variabel kepemimpinan diukur dengan menggunakan teori path-goal yang dikemukakan oleh Robert House dalam Thoha (2010:42) yakni kepemimpinan

direktif, supportive, partisipatif dan kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.

2) Variabel komunikasi organisasi (X2)

Pace & Faules (2010:31) mngemukakan bahwa komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu

74 dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan, dengan indikator

a) Komunikasi formal yg terdiri dari :

 Komunikasi kebawah

 Komunikasi keatas

 Komunikasi horizontal

 Komunikasi lintas saluran

b) Komunikasi informal atau selentingan 3) Variabel motivasi (X3)

Motivasi memiliki hubungan yang erat dengan sikap dan prilaku yang dimiliki oleh seseorang. Motivasi itu sendiri dapat diartikan sebagai keadaan dalam diri pribadi seseorang sehingga orang tersebut terdorong untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas.

Untuk mengukur variabel motivasi digunakan tiga buah indikator yang dikemukakan oleh (Mc. Clelland dalam Robbins, 2008:230), ketiga indikator itu meliputi:

a) Kebutuhan akan pencapaian atau prestasi (need for achievement)

b) Kebutuhan akan kekuasaan (need for power).

c) Kebutuhan akan hubungan atau berafiliasi (need for affiliation).

75 b. Variabel Terikat (Y)

1) Variabel Kinerja Karyawan (Y)

kinerja adalah hasil kerja seseorang yang sudah dikerjakan secara legal sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya pada periode waktu tertentu. Untuk mengukur kinerja karyawan digunakan enam buah indikator yang dikembangkan oleh (Dessler, 2005:316) yang meliputi:

a) Quality b) Productivity c) Job knowledge d) Reliability e) Availability f) Independence Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Defenisi operasional Dimensi Indikator Skala Nomor

pertanyaan dalam kuisioner Kepemimpinan ( X1 ) Robert House (dalam Thoha 2010) kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk 1. Direktif a. Pengarahan khusus Likert 1 b. Memberikan petunjuk khusus Likert 2

2. Supportive c. Memotivasi Likert 3

4 3. Partisipasif d. Kebebasan berpendapat Likert 5 e. Mempertimbangka n saran Likert 6 4. Kepemimpin an f. Menetapkan tujuan Likert 7

76 meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.

berorientasi pada prestasi

g. Membangkitkan rasa percaya diri

Likert 8

Komunikasi Organisasi (X2)

Pace & Faules (2010) Komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit

komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antar yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. 1. Komunikasi kebawah a. Atasan mengkomunikasik an informasi mengenai tugas, kebijakan kebijakan terkait organisasi. Likert 1 b. Atasan mengkomunikasik an hasil kinerja ke bawahannya. Likert 2 2. Komunikasi keatas c. Karyawan dengan mudah dapat melakukan hubungan komunikasi dengan atasan. Likert 3 d. Setiap kendala pekerjaan yang terjadi karyawan mengkomunikasik an kepada atasan. Likert 4 3. Komunikasi horizontal e. Karyawan percaya terhadap rekan kerjanya dalam mengerjakan pekerjaan. Likert 5 f. Dengan rekan kerja, kordinasi dan kerjasama terhadap pekerjaan dapat dengan mudah terbentuk. Likert 6 4. Komunikasi lintas saluran g. Perbedaan divisi dan jabatan tidak menjadi penghalang bagi dalam memperoleh informasi. Likert 7 8

77 5. Komunikasi pribadi atau selentimgan h. Karyawan mempercayai informasi yang diberikan secara pribadi kepadanya. Likert 9 Motivasi (X3) Mc.Clelland (dalam Sunyoto 2013) Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu yang berasal dari dalam dirinya bukan atas dorongan pihak lain

1. Kebutuhan akan pencapaian atau prestasi (need for achievement) a. Keinginan untuk mencapai prestasi Likert 1

b. Memenuhi standar Likert 2

c. Berusaha meningkatkan kemampuan Likert 3 2. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power) a. Keinginan mengarahkan, mendorong dan mempengaruhi rekan kerja Likert 4 b. Bertanggung jawab terhadap orang lain Likert 5 c. Memiliki otoritas atas orang lain

Likert 6 3. Kebutuhan akan hubungan atau berafiliasi (need for affiliation) a. Menjalin hubungan dan komunikasi dengan ramah dan akrab

Likert 7

Kinerja Karyawan (Y) Dessler (2010)

Hasil kerja pegawai selama kurun waktu tertentu yang diukur dari kualitas dan output yang dihasilkan. 1. Kinerja individu a. Quality Likert 1 b. Productivity Likert 2 c. Job knowledge Likert 3 d. Reliability Likert 4 e. Availability Likert 5 f. Independence Likert 6

78 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait