• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Perencanaan

METODE PENELITIAN

2) Teknik pengumpulan data sekunder

3.6 Metode Analisis Data

Wiratna, (2014) mengemukakan bahwa analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Berdasarkan teknik pengolahannya analisis data dibagi menjadi 2 yaitu: 1) analisis data deskriptif; dan 2) analisis data infarensi. Sedangkan berdasarkan jumlah variabelnya analisis data dibagi 3 yaitu: 1) analisis data univariat; 2) analisis data bivariat; dan 3) analisis data multivariat. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara statistik, yakni menganalisa dengan berbagai dasar statistik yakni dengan cara membaca tabel, grafik atau angka yang telah tersedia kemudian dilakukan beberapa uraian atau penafsiran dari data-data tersebut (Wiratna, 2014:45)

Untuk menjawab perumusan masalah pertama, yaitu tentang analisis karakteristik masyarakat yang tinggal pada kawasan permukiman kumuh di Kota

mendeskripsikan dan mentabulasikan karakter masyarakat responden terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Slamet (1993), dimana terdapat 6 jenis karakter yang akan menjadi tujuan analisis yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan mata pencaharian/pekerjaan.

Untuk menjawab perumusan masalah kedua, tentang kondisi fisik kawasan permukiman kumuh di Kota Subulussalam, yaitu menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan permasalahan-permasalahan permukiman kumuh berkenaan dengan kondisi fisik perumahan dan infrastruktur permukiman berdasarkan 7 aspek kekumuhan meliputi kondisi bangunan hunian, jalan lingkungan, ketersediaan air minum/bersih, saluran drainase, akses air limbah rumah tangga/ sanitasi, pengelolaan persampahan dan kondisi proteksi kebencanaan kebakaran. Analisis permasalahan-permasalahan tersebut selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi dan gambar.

Untuk menjawab perumusan masalah ketiga, yaitu tingkat kekumuhan pada kawasan permukiman adalah menggunakan analisis kuantitatif. Tingkat kekumuhan yang akan dianalisis tersebut menggunakan data sekunder tentang kondisi fisik kawasan permukiman berdasarkan 19 kriteria/indikator dari 7 aspek kekumuhan yang bersumber dari Data Numerik Baseline 100-0-100 kawasan permukiman kumuh Kota Subulussalam. Data Numerik Baseline tersebut selanjutnya diolah dan dilakukan perhitungan tingkat kekumuhan terhadap 5 kawasan permukiman kumuh di Kota Subulussalam dengan mempedomani pada rumus perhitungan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2016. Rumus perhitungan dimaksud dijelaskan melalui tabel berikut ini:

Tabel 3.6. Metode perhitungan/ perumusan tingkat kekumuhan pada kawasan permukiman kumuh berdasarkan aspek, kriteria, dan parameter kumuh

NO. ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK/ RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER NILAI/

BOBOT

kepadatan tidak sesuai ketentuan 5 51%-75% bangunan memiliki

kepadatan tidak sesuai ketentuan 3 25%-50% bangunan memiliki

kepadatan tidak sesuai ketentuan 1

c. Ketidaksesu

76% - 100% bangunan pada lokasi

tidak memenuhi persyaratan teknis 5 51% - 75% bangunan pada lokasi tidak

memenuhi persyaratan teknis 3 25% - 50% bangunan pada lokasi tidak

memenuhi persyaratan teknis 1

NO. ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK/ RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER NILAI/

76% - 100% area tidak terlayani oleh

jaringan jalan lingkungan 5

51% - 75% area tidak terlayani oleh

jaringan jalan lingkungan 3

25% - 50% area tidak terlayani oleh

jaringan jalan lingkungan 1

76% - 100% area memiliki kualitas

permukaan jalan yang buruk 5 51% - 75% area memiliki kualitas

permukaan jalan yang buruk 3 25% - 50% area memiliki kualitas

permukaan jalan yang buruk 1

3.

76% - 100% Populasi tidak dapat

mengakses air minum yang aman 5 51% - 75% Populasi tidak dapat

mengakses air minum yang aman 3 25% - 50% Populasi tidak dapat

mengakses air minum yang aman 1

NO. ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK/ RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER NILAI/

76% - 100% Populasi tidak terpenuhi

kebutuhan air minum minimalnya 5 51% - 75% Populasi tidak terpenuhi

kebutuhan air minum minimalnya 3 25% - 50% Populasi tidak terpenuhi

kebutuhan air minum minimalnya 1

4.

Luas kawasan yang terkena genangan (Ha)

Luas kawasan keseluruhan (Ha)

x 100%

76% - 100% area terjadi genangan > 30

cm, > 2 jam > 2x setahun 5 51% - 75% area terjadi genangan > 30

cm, > 2 jam > 2x setahun 3 25% - 50% area terjadi genangan > 30

cm, > 2 jam > 2x setahun 1

Panjang Drainase Ideal (m) - Panjang Drainase Eksisting (m) Panjang Drainase Ideal (m)

x 100%

76% - 100% area tidak tersedia

drainase lingkungan 5

51% - 75% area tidak tersedia drainase

lingkungan 3

25% - 50% area tidak tersedia drainase

lingkungan 1

NO. ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK/ RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER NILAI/

76% - 100% drainase lingkungan tidak

terhubung dengan hirarki di atasnya 5 51% - 75% drainase lingkungan tidak

terhubung dengan hirarki di atasnya 3 25% - 50% drainase lingkungan tidak

terhubung dengan hirarki di atasnya 1

d. Tidak

Panjang sistem drainase tidak terpelihara (m)

Panjang Drainase Ideal (m)

x 100%

76% - 100% area memiliki drainase

lingkungan yang kotor dan berbau 5 51% - 75% area memiliki drainase

lingkungan yang kotor dan berbau 3 25% - 50% area memiliki drainase

lingkungan yang kotor dan berbau 1

e. Kualitas

76% - 100% area memiliki kualitas

konstruksi drainase lingkungan buruk 5 51% - 75% area memiliki kualitas

konstruksi drainase lingkungan buruk 3 25% - 50% area memiliki kualitas

konstruksi drainase lingkungan buruk 1

NO. ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK/ RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER NILAI/

76% - 100% area memiliki sistem air

limbah yang tidak sesuai standar teknis 5 51% - 75% area memiliki sistem air

limbah yang tidak sesuai standar teknis 3 25% - 50% area memiliki sistem air

limbah yang tidak sesuai standar teknis 1 b. Prasarana

76% - 100% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis

5 51% - 75% area memiliki sarpras air

limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis

3

25% - 50% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis

1

NO. ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK/ RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER NILAI/

Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tdk sesuai persyaratan

teknis

Jumlah KK keseluruhan

x 100%

76% - 100% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan

5 51% - 75% area memiliki sarpras

pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan

3 25% - 50% area memiliki sarpras

pengelolaan persampahan yang tidak

Jumlah KK dg sistem pengolahan sampah tdk sesuai standar teknis

Jumlah KK keseluruhan

x 100%

76% - 100% area memiliki sistem

persampahan tidak sesuai standar 5 51% - 75% area memiliki sistem

persampahan tidak sesuai standar 3 25% - 50% area memiliki sistem

persampahan tidak sesuai standar 1

c. Tidak

Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tdk terpelihara Jumlah KK keseluruhan

x 100%

76% - 100% area memiliki sarpras

persampahan yang tidak terpelihara 5

51% - 75% area memiliki sarpras

persampahan yang tidak terpelihara 3

25% - 50% area memiliki sarpras

persampahan yang tidak terpelihara 1

NO. ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK/ RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER NILAI/

76% - 100% area tidak memiliki

prasarana proteksi kebakaran 5 51% - 75% area tidak memiliki

prasarana proteksi kebakaran 3 25% - 50% area tidak memiliki

prasarana proteksi kebakaran 1

Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran

Jumlah bangunan keseluruhan (unit)

x 100%

76% - 100% area tidak memiliki sarana

proteksi kebakaran 5

51% - 75% area tidak memiliki sarana

proteksi kebakaran 3

25% - 50% area tidak memiliki sarana

proteksi kebakaran 1

Sumber: Dipedomani dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Selanjutnya, hasil perhitungan berdasarkan perumusan diatas menjadi penentu tingkat kekumuhan kawasan permukiman yang dibedakan atas 3 klasifikasi berdasarkan 3 jenjang interval/skor, sebagaimana dapat diperhatikan pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7. Interpretasi interval tingkat kekumuhan pada permukiman kumuh

No. Interval (skor) Klasifikasi tingkat

kekumuhan

1. 19 – 44 Ringan

2. 45 – 70 Sedang

3. 71 – 95 Berat

Sumber: data olahan. Berdasarkan pedoman Permen PUPR No. 2 Tahun 2016

Untuk menjawab perumusan masalah keempat, yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program KOTAKU di Kota Subulussalam, adalah menggunakan analisis deskriptif dan mentabulasi data berdasarkan variabel-variabel dari kuisioner seluruh jawaban responden berdasarkan persentase dan pemberian skor terhadap setiap jenis kegiatan yang diamati yaitu:

1. Tingkat partisipasi dalam tahap persiapan program:

a. selalu ikut (61%-100%) diberi skor 3

b. kadang-kadang ikut (31%-60%) diberi skor 2 c. tidak pernah ikut (1%-30%) diberi skor 1

2. Tingkat partisipasi dalam tahap perencanaan program KOTAKU:

a. selalu ikut (61%-100%) diberi skor 3

b. kadang-kadang ikut (31%-60%) diberi skor 2 c. tidak pernah ikut (1%-30%) diberi skor 1

3. Tingkat partisipasi dalam tahap pelaksanaan program KOTAKU:

a. selalu ikut (61%-100%) diberi skor 3

c. tidak pernah ikut (1%-30%) diberi skor 1

4. Tingkat partisipasi dalam tahap keberlanjutan program KOTAKU:

a. selalu ikut (61%-100%) diberi skor 3

b. kadang-kadang ikut (31%-60%) diberi skor 2 c. tidak pernah ikut (1%-30%) diberi skor 1

Hasil dari perhitungan terhadap masing-masing jenis tahapan partisipasi masyarakat responden tersebut akan menentukan tingkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program KOTAKU di Kota Subulussalam yang dibedakan dalam 3 jenjang tingkatan partisipasi, yaitu:

Tabel 3.8. Interpretasi jenjang skor tingkat partisipasi masyarakat No. Hasil Nilai (Skor) Partisipasi Pengukuran Tingkat

Partisipasi

1. 90 – 150 Rendah

2. 151 – 210 Sedang

3. 211 – 270 Tinggi

Sumber: data diolah Penulis, 2018

Berikutnya, pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada masyarakat responden terhadap pola partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program KOTAKU di Kota Subulussalam penting untuk dilakukan pengujian dalam penelitian ini. Untuk menentukan penelitian yang dapat dipercaya ditentukan oleh alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.