• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.3. Metode Analisis Data

Pengolahan Data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data primer dan sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengolahan data dengan menggunakan metode kualitatif diuraikan secara deskriptif untuk menjelaskan gambaran umum karakteristik petani serta proses keputusan pembelian benih padi di Kabupaten Langkat.

Pengolahan data dengan menggunakan metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis sikap petani terhadap benih padi yang digunakan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan Model sikap Multiatribut Fishbein. Sikap petani terhadap benih padi varietas

unggul meliputi 15 atribut (Produktivitas, Tahan hama penyakit , Umur tanaman, Daya Tumbuh, Daya simpan, Kualitas kemasan, Jenis Varietas, Jenis beras, Tanggal kadaluarsa, Label benih, Harga benih, Harga gabah, Ketersediaan benih, Kemudahan menjual gabah, Ketersedian demplot). Pengukuran preferensi petani terhadap atribut dan taraf-tarafnya (level tiap atribut) benih padi dengan menggunakan analisis konjoin. Preferensi petani meliputi 5 atribut yaitu Produktivitas, Harga jual gabah, Kemasan benih , Jenis beras dan Pembelian benih.

Proses analisis data dengan metode konjoin menggunakan bantuan software SPSS 25.

3.3.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik petani dalam memilih dan menggunakan benih padi varietas unggul. Data dan informasi berasal dari kuisioner diolah dan disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi sederhana.

Hasil yang diperoleh kemudian dipresentasikan berdasarkan jumlah sampel.

Persentase dari setiap hasil adalah faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis.

3.3.2. Pemetaan Persepsi Konsumen

Tekhnik pemetaan persepsi konsumen (perceptual mapping) digunakan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap atribut benih padi varietas Ciherang, Inpari 32, dan Mekongga. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis ini adalah:

1. Analisis mean score (rata-rata) 2. Grafik sarang laba-laba

Pada grafik sarang laba-laba dapat dilihat nilai rata-rata dari setiap atribut yang melekat pada masing-masing benih padi. Grafik sarang laba-laba merupakan nilai rata-rata dalam bentuk grafik dua dimensi.

3.3.3. Analisis Sikap Multiatribut Fishbein

Salah satu model analisis sikap adalah model sikap multiatribut Fishbein.

Alasan pemilihan model Multiatribut Fishbein untuk mengukur sikap petani terhadap penggunaan benih padi varietas unggul (Ciherang, Mekongga dan Inpari 32) karena model ini dapat memberikan informasi tentang persepsi petani terhadap benih yang sudah ada, lebih sederhana dalam penggunaan data maupun proses analisisnya. Model sikap Multiatribut Fishbein menggambarkan sikap konsumen terhadap keseluruhan produk yang ditentukan oleh dua komponen yaitu (1) kekuatan kepercayaan (variabel bi) yang mencerminkan kemungkinan yang diyakini dari hubungan antara suatu obyek dengan ciri-cirinya yang relevan dan (2) evaluasi (variabel ei) menunjukkan seberapa baik konsumen menilai suatu ciri.

Formulasi model Fishbein (Engel et al. 1994) adalah sebagai berikut:

n

A

0

= Σ b

i

.e

i

i=1

dimana:

A0 = Sikap terhadap objek

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = Evaluasi mengenai atribut i

n = Jumlah atribut yang menonjol

Variabel ei menggambarkan evaluasi atribut dari benih padi varietas unggul (Ciherang, Mekongga dan Inpari 32) dengan menggunakan skala lima angka yang berjajar dari "sangat penting" hingga "sangat tidak penting”. Variabel bi menunjukkan seberapa kuat petani percaya bahwa benih padi varietas unggul yang diteliti memiliki atribut-atribut yang diajukan dalam kuesioner. Skala dalam variable bi juga menggunakan skala lima angka yang berjajar dari "sangat rendah"

hingga "sangat tinggi". Variabel A₀ menunjukkan penilaian sikap sampel terhadap atribut benih padi varietas unggul yang merupakan hasil perkalian setiap skor kekuatan kepercayaan dengan skor evaluasi atributnya. Penentuan atribut yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan menggali informasi dari pihak konsumen benih padi (petani padi) melalui wawancara dan kajian literatur penelitian terdahulu yang relevan.

Rentang skala yang akan digunakan disesuaikan dengan rumus sebagai berikut:

Rs =

dimana :

Rs = rentang skala m = skor tertinggi n = skor terendah

b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan lima kategori kelas)

Berdasarkan banyaknya jumlah sampel (100 sampel) maka nilai rata-rata terkecil yang mungkin diperoleh adalah 1 dan nilai rata-rata terbesar yang mungkin diperoleh adalah 5, maka besarnya range untuk evaluasi kepentingan dan tingkat

Rs =

= 0,8

Sehingga rentang skala pada tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaan adalah sebagai berikut:

1. 1,00 < x < 1,80 berarti sangat tidak penting 2. 1,80 < x < 2,60 berarti tidak penting 3. 2,60 < x < 3,40 berarti cukup penting 4. 3,40 < x < 4,20 berarti penting

5. 4,20 < x < 5,00 berarti sangat penting

Adapun untuk nilai sikap secara keseluruhan atau nilai sikap total (Ao total) diperoleh dari :

Sehingga diperoleh pembagian kelas sikap total (Ao total) adalah:

1. 18.00 < x < 104.40 berarti sangat negatif 2. 104.40 < x < 190.80 berarti negatif 3. 190.80 < x < 277.20 berarti netral (biasa) 4. 277.20 < x < 363.60 berarti positif 5. 363.60 < x < 450.00 berarti sangat positif

Analisis Fishbein akan memberikan hasil mengenai sikap petani terhadap penggunaan benih padi. Namun analisis Fishbein tidak menganalisis atribut produk terkait dengan masing-masing level (kondisi) yang ada pada atribut tersebut, sehingga diperlukan alat analisis lain yang mampu memberikan informasi yang spesifik mengenai preferensi konsumen terhadap benih padi varietas unggul. Oleh karena itu untuk menganalisis atribut produk dengan masing-masing level akan digunakan analisis konjoin, sehingga akan diketahui

3.3.4. Analisis Konjoin

Analisis konjoin digunakan untuk menganalisis preferensi petani terhadap penggunaan benih padi varietas unggul. Proses ini diawali dengan melakukan pencarian informasi mengenai atribut mana saja yang menjadi pertimbangan petani dalam menggunakan benih padi varietas unggul. Pemilihan atribut dilakukan beserta dengan taraf-tarafnya yang memungkinkan dan mudah dipahami oleh petani. Langkah-langkah analisis konjoin antara lain :

1. Menentukan atribut dan tarafnya. Penentuan atribut dan taraf pada penelitian ini diperoleh dari dari penggalian informasi dari petani padi melalui wawancara, kajian literatur penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

2. Perancangan stimuli. Pembentukan stimuli kombinasi dilakukan dengan mengkombinasi level atribut menjadi sebuah stimuli atau profil yang terbentuk.

3. Penilaian stimuli. Pada tahap penilaian stimuli, setiap sampel diminta untuk menilai atau mengurutkan stimuli, nilai ranking (paling disukai hingga paling tidak disukai) sehingga mencerminkan perilaku konsumen dalam situasi nyata. Proses analisis data dengan metode konjoin menggunakan bantuan software SPSS 25.

Dokumen terkait