• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Metode Penelitian

9. Metode Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisaaan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

b. Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (Merek produk, kualitas produk, desain produk, label produk, dan kemasan produk) terhadap variabel terikat (Sikap konsumen). Dengan persamaan yang digunakan adalah :

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e

Keterangan:

Y = Sikap Konsumen

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien Regresi Berganda

X1 = Variabel Merek Produk

X2 = Variabel Kualitas Produk

X3 = Variabel Desain Produk

X4 = Variabel Label Produk

X5 = Variabel Kemasan Produk

Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan

Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 (5%), maka data

terdistribusi normal dan sebaliknya. Selain itu deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normalitas.Tetapi jika data menyebar di setiap garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar jauh dari data garis diagonal atau titik tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolonieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable) (Ghozali, 2005: 91). Hubungan linier antar variabel independen inilah yang disebut dengan multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Uji

multikolinearitas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor

(VIF) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 0,5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008: 104).

3. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Ghozali, 2005: 95). Autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson (DW) Test dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 1.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keterangan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<DW<dl

Tidak ada autokorelasi yang negatif No decision dl<DW≤du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<DW<4

Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du≤DW≤4-dl

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Du<DW<4-du

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pegamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Uji Gletser.

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1) Pengujian Koefisien Determinan (R2) atau Goodness of Fit Test

Digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan dengan model persamaan tersebut akan dapat R2 atau Coefficient of Determination yang menunjukkan

persentase dari variasi variabel keputusan pembelian yang mampu

dijelaskan oleh model. Selanjutnya dengan membandingkan besarnya nilai R2 untuk masing-masing variabel atribut produk, dapat diketahui

faktor terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya terhadap sikap konsumen.

Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati sama, maka

variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y)

Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati satu, maka variabel

terikat (Y) semakin kecil.

2) Uji Serempak (Uji F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan secara serentak untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh atribut produk melalui variabel merek produk (X1), kualitas produk

(X2), desain produk (X3), label produk (X4), kemasan produk (X5)

sebagai variabel bebas, terhadap sikap konsumen (Y) sebagai variabel terikat.

Pengambilan keputusannya dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel. Bila Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel maka dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas dalam model mempengaruhi variabel terikat.

Model hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5=0 artinya variabel bebas (X1, X2, X3, X4,

X5) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 artinya variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria

pengambilan keputusan, yaitu:

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5 % H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

3) Uji secara Parsial (Uji-t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas

dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika probabilitas

variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih

kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut

berpengaruh terhadap variabel terikat. Model pengujiannya adalah:

H0 = bi = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha : bi ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria

pengambilan keputusan, yaitu:

H0 diterima bila Thitung < Ttabel pada α = 5% H0 ditolak bila Thitung > Ttabel pada α = 5%

BAB II

URAIAN TEORETIS

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dhimas Aditya Rahardja (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Sikap Konsumen Pada Produk Mie Sedaap (Suatu Survey Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Angkatan 2003-2006)” bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari atribut produk yang terdiri dari merek produk, mutu produk, ciri produk, desain produk, label produk, dan kemasan produk terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Angkatan 2003-2006. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh signifikan antara atribut produk terhadap sikap konsumen. Berarti semakin baik atribut Mie Sedaap maka akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap sikap konsumen pada produk Mie Sedaap.

Johri dan Sahasakmontri (1998) melakukan penelitian dengan judul “Green Marketing of Cosmetics in Thailand”. Hasil penelitiannya menunjukkan

strategi pemasaran hijau oleh THE BODY SHOP dan Oriental Princess

membuktikan bahwa atribut produk memiliki pengaruh terhadap sikap konsumen pada saat membeli produk hijau, dan merek produk berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen.

Dokumen terkait