• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis resgresi sederhana yang diolah menggunakan program SPSS. Menurut Ghozali (2013), analisis regresi pada dasarnya merupakan studi yang dilakukan untuk melihat ketergantungan antara variabel-variabel yakni variabel dependen dengan variabel independen baik satu maupun lebih, yang mempunyai tujuan menerka kemungkinan rata-rata populasi atau nilai dari variabel dependen berdasarkan nilai variabel yang dipaparkan.

1. Analisis Statistik Desktiptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bertujuan

untuk menguji hipotesis, melainkan data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan.

Ststistik deskriptif digunakan untuk memberikan suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (deviation standard), dan nilai maksimum-minimum.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas.

Yaitu distribusi yang menguji data variabel independen (X) dan data variabel dependen (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel independen dan data variabel dependen berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Normalitas data terpenuhi apabila nilai p-value>α dan apabila nilai p-value<α maka distribusi data tidak normal (Suntoyono). Untuk menguji normalitas data, salah satu cara yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : data berdistribusi normal H1 : data berdistribusi tidak normal

Data berdistribusi normal apabila p-value>α (H0 diterima) dan apabila nilai p-value<α (H0 ditolak) maka data berdistribusi tidak normal.

b. Uji Multikolenieritas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi yang memiliki dua variabel atau lebih variabel independen. Dimana akan diukur tingkat keeratan hubungan antar variabel independen melalui

besaran koefisien korelasi (r), dikatakan tidak terjadi multikolenieritas apabila koefisien korelasi antar variabel independen <0,60, namun ada pendapat lain yang mengatakan 0,50 dan 0,90. (Suntoyo, 2012).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Grafik Scatterplot. Data tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2011).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2011). Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan runs test. Jika nilai asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi ini tidak terdapat gejala autokorelasi.

3. Analisis Regresi Sederhana

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengujian regresi sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:

Y = a + bX Keterangan:

Y’ = Variabel dependen X = Variabel independen a = Konstanta

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) 4. Uji Hipotesis

a. Uji secara partial (Uji t)

Uji T dipergunakan untuk melihat hasil signifikansi yang dihasilkan dari variable independen terhadap variable dependen secara parsial.

Tingkat signifikansi pada pengujian yakni sebesar 5%, dengan kata lain jika lebih dari 0,05 maka dinyatakan tidak sign

5. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya dengan nilai antara 0-1, dimana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana Corporate Social Responsibility (CSR) dapat mempengaruhi kinerja keuangan yang dalam hal ini yang dijadikan sebagai alat ukur yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Current Ratio (CR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, populasi yang diambil merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan laporan tahunan (annual report) di BEI karena laporan tahunan perusahaan menyajikan berbagai macam informasi yang lengkap dan mendetail terkait dengan perusahaan. Selain itu, penelitian ini mengambil data pada BEI dikarenakan BEI merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia yang memiliki data yang lengkap dan telah terorganisasi dengan baik.

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI karena perusahaan manufaktur di Indonesia merupakan jenis usaha yang terdiri dari berbagai sector industri. Selain itu, perusahaan manufaktur di Indonesia sangat berkembang pesat, hal itu berarti perusahaan manufaktur akan memiliki ruang lingkup yang sangat besar pada persediaannya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purpose sampling. Berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan, maka diperoleh sampel sebanyak 10 perusahaan terkhusus pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia.

Di dalam sektor industri dasar dan kimia, terdapat beberapa sub sector industri antara lain:

a. Sub sector industry semen, industry semen merupakan industry yang memproduksi zat yang digunakan untuk merekat batu bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya.

b. Sub sector industry keramik dan porselen, yaitu industry yang menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, ataupun yang terbuat dari semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.

c. Sub sector industry logam merupakan industry yang menghasilkan sejenis unsur kimia yang siap membentuk ion dan memiliki ikatan logam serta memiliki sifat kuat, keras, dan merupakan penghantar panas dan listrik serta mempunyai titik lebur yang tinggi.

d. Sub sector industry kimia, merupakan industry yang terlibat dalam prosuksi zat kimia. Industry kimia terlibat dalam pemrosesan bahan mentah yang diperoleh melalui penambangan, pertanian, dan sumber – sumber lain, menjadi, material, zat kimia, serta senyawa kimia yang dapat berupa produk akhir atau produk antara yang akan digunakan di industry lain.

e. Sub sector industry pakan ternak, merupakan perusahaan yang memproduksi makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan)

f. Sub sector industry plastic dan kemasan, merupakan industry yang memproduksi mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi – sintetik.

g. Sub sector industry pulp dan kertas, merupakan industry yang mengolah kayu sebagai bahan untuk memperoduksi pulp, kertas, papan, dan produk berbasis selulosa lainnya.

42 Gambar. 4.1

Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia Direktur Utama

Sekretaris Perusahaan Divisi Hukum Divisi Pengelolaan Strategi Perusahaan

dan Anak Perusahaan Satuan Pemeriksa Internal

Direktorat

B. Hasil Penelitian

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebagai komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewajiban yang didasarkan atas keputusan untuk mengambil kebijakan dan tindakan dengan memerhatikan kepentingan para stakeholders dan lingkungan dimana perusahaan melakukan aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan hukum yang berlaku.

Sebagai perusahaan yang tumbuh dan beroperasi di Indonesia, perseroan berupaya memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungannya, baik di sekitar perseroan maupun di Indonesia pada umumnya. perseroan menginginkan agar keberadaannya dapat membawa dampak positif yang berkesinambungan bagi masyarakat Indonesia dalam jangka panjang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini merupakan bukti komitmen perseroan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama seluruh pemangku kepentingan yang dilakukan secara terpadu dalam seluruh kegiatan usahanya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku, serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip praktik usaha yang baik, keadilan sosial dan keadilan lingkungan. Oleh karena itu, sebagai korporasi yang baik, perseroan senantiasa menyeimbangkan kegiatan usahanya dengan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Hal itu antara lain dilakukan melalui kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.

Perseroan juga melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan karyawan perseroan dan entitas anak, sebagai bentuk nilai tambah bagi pemegang saham, pemegang kepentingan, dan mitra usaha.

Berlandaskan pada Undang-Undang No. 25 tahun 2007 mengenai penanaman modal dan peraturan pemerintah No. 47 tahun 2012 mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas.

Perseroan telah menjalankan serangkaian program Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perseroan juga memperhatikan pemenuhan kebutuhan pelanggan sebagai salah satu bagian integral yangmendukung perkembangan usaha perseroan.

adalah loyalitas pelanggan yang mendorong perseroan untuk dapat melangkah ke arah pertumbuhan yang positif. Oleh karena itu, perseroan senantiasa berupaya untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggannya. hal ini diwujudkan melalui pemantauan terhadap kualitas produk serta penerapan pelayanan yang optimal. Dalam menjalankan kegiatan CSR, perseroan menetapkan kebijakan CSR yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan CSR,yaitu:

a. Dukungan untuk generasi penerus

Mendukung pengembangan generasi muda sebagai generasi penerus yang memiliki masa depan dan membantu mereka mewujudkan cita-citanya.

b. Hidup harmonis dengan masyarakat sekitar

hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan masyarakat sekitar dan memberdayakan kelompok masyarakat secara berkelanjutan.

c. Melestarikan lingkungan hidup

Menjaga kelestarian dan memberikan kontribusi dalam menanggulangi masalah lingkungan hidup dan menghasilkan produk-produk yang ramah lingkungan.

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diungkapkan perusahaan dalam media laporan tahunan (annual report) perusahaan yang berisi laporan tanggung jawab social perusahaan selama kurung waktu satu tahun berjalan. Standar pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang paling berkembang dan paling banyak digunakan adalah standar pengungkapan yang diterapkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). GRI adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang mempelopori perkembangan dunia. Tujuan GRI yaitu untuk membantu investor, pemerintah, perusahaan dan masyarakat umum untuk memahami proses peningkatan dalam pencapaian keberlanjutan pada tingkat yang sama dengan laporan keuangan melalui pengembangan kerangka laporan umum yang dapat diterima.

Tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada laporan tahunan perusahaan yang dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility Index (CSRI) yang akan dinilai dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan perusahaan dengan yang disyaratkan oleh GRI. Rumus perhitungan index luas pengungkapan CSR (CSRI) sebagai berikut:

CSRIj =

Keterangan

CSRj = Corporate Social Responsibility perusahaan j

= Jumlah item yang diungkapkan perusahaan j, jika diungkapkan

diberi angka =1, jika tidak diungkapkan diberi angka=0

j = Jumlah keseluruhan item (91 item)

Berikut adalah data dari pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh setiap perusahaan yang terdiri dari 91 item dalam indeks GRI G4 dan dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabel 4.1

Data Pengungkapan CSR

No Nama Perusahaan Pengungkapan CSR 91 item (Indeks GRI) Tahun Besaran Dana Pengungkapan CSR

1 Asahimas Flat Glass Tbk

2014 1.000.000.000 65 0,71

2015 1.000.000.000 64 0,70

2016 1.000.000.000 64 0,70

2017 1.000.000.000 63 0,69

2018 1.000.000.000 64 0,70

2 Barito Pasific Tbk

2014 9.800.000.000 44 0,48

2015 9.855.000.000 44 0,48

2016 9.754.000.000 43 0,47

2017 10.810.000.000 58 0,64

2018 11.620.000.000 60 0,66

3 Beton Jaya Manunggal Tbk

4 Gunawan Dianjaya Steel Tbk

7 Lionmesh Prima Tbk 2016 1.432.000.000 30 0,71

2017 1.387.000.000 29 0,76

2018 1.980.000.000 34 0,79

8 Siearad Produce Tbk

2014 153.778.125 55 0,62

2015 102.091.289 57 0,66

2016 207.950.936 63 0,69

2017 250.150.025 66 0,69

2018 116.121.040 67 0,71

9 Semen Gresik Indonesia Tbk

2014 268.741.170.000 71 0,60 2015 206.013.390.000 69 0,63 2016 265.673.150.000 58 0,69 2017 270.479.820.000 55 0,73 2018 174.650.000.000 59 0,74

10 Surya Toto Indonesia Tbk

2014 4.742.438.300 56 0,41

2015 2.177.646.179 60 0,44

2016 4.539.123.525 63 0,33

2017 2.930.742.867 63 0,32

2018 4.335.670.906 65 0,37

a. Manfaat Program Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dilihat bahwa ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam perusahaan yang terdaftar di BEI, antara lain sebagai berikut:

1. Membuka Akses Perusahaan Terhadap Sarana Pendanaan Jangka Panjang.

Alasan ini merupakan pertimbangan yang paling utama bagi perusahaan untuk go public dan menjadi perusahaan publik. Pemodalan yang diperoleh dari pasar modal tersebut dapat digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan modal kerja dalam rangka membiayai pertumbuhan perusahaan untuk membayar utang dan untuk melakukan investasi maupun melakukan akuisisi. Setelah menjadi perusahaan go public, perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal untuk memperoleh pendanaan selanjutnya, antara lain melalui penawaran umum terbatas yang penawarannya dibatasi hanya kepada investor yang telah memiliki saham perusahaan atau melalui secondary offering dan private placement.

Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, kalangan perbankan atau institusi keuangan lainnya akan dapat lebih mengenal dan percaya kepada perusahaan.

Setiap saat perbankan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan melalui berbagai keterbukaan infromasi yang diumumkan perusahaan melalui Bursa.

2. Meningkatkan Nilai Perusahaan (Company Value)

Perusahaan yang telah menjadi go public yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, setiap saat publik dapat memperoleh data pergerakan nilai perusahaan. Setiap peningkatan

kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai dampak terhadap harga saham di Bursa yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Apabila pemegang saham pendiri membutuhkan dana untuk keperluan usahanya yang lain, divestasi dapat dilakukan melalui Bursa Efek Indonesia dengan nilai yang optimal. Perdagangan saham yang aktif di Bursa Efek Indonesia akan menciptakan harga yang dapat menjadi acuan pemegang saham dalam melakukan transaksi.

3. Menumbuhkan Loyalitas Karyawan Perusahaan

Saham perusahaan yang diperdagangkan di Bursa akan membuat karyawan dengan senang hati mendapatkan insentif berupa saham.

Dengan melibatkan karyawan secara aktif dalam proses pertumbuhan perusahaan diharapkan dapat menimbulkan rasa memiliki yang pada akhirnya dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja karyawan.

Selain itu, program kepemilikan saham oleh karyawan melalui pemberian saham atau opsi saham oleh perusahaan juga merupakan strategi untuk dapat mempertahankan karyawan kunci tanpa mengeluarkan biaya tunai. Karyawan dapat menjual saham insentif yang diperoleh dari perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia.

2. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah hasil kerja berbagai bagian dalam suatu perusahaan yang bisa dilihat pada kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu terkait aspek penghimpunan dan penyaluran dana yang dinilai

berdasarkan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan. Kinerja keuangan juga diartikan sebagai gambaran pencapaian perusahaan berupa hasil yang telah dicapai melalui berbagai aktivitas untuk meninjau sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan standar akuntansi keuangan secara baik dan benar.

Pengukuran kinerja keuangan dilakukan melalui rasio keuangan (financial ratio). Rasio-rasio tersebut merupakan cara untuk membandingkan dan menyelidiki hubungan yang ada diantara berbagai informasi keuangan yang dan dapat diukur dengan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Current Ratio (CR). Pengukuran ketiga variable tersebut adalah sebagai berikut:

1. Return on Asset (ROA). ROA dapat diukur dengan menghitung perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total asset perusahaan.

ROA dapat diukur dengan rumus:

2. Return on Equity (ROE). ROE merupakan alat yang paling sering

digunakan investor dalam mengambil keputusan investasi. ROE dapat diukur dengan rumus:

3. Current Ratio (CR). Rasio ini sebagai tolak ukur perusahaan pada saat membayar kewajiban lancer oleh aktiva lancer perusahaan dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus bisnis. CR dapat diukur dengan rumus:

Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh data kinerja keuangan sebagaiberikut:

Tabel 4.2

Data Kinerja Keuangan Perusahaan

NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN ROA ROE CR

1 Asahimas Flat Glass (AMFG)

2014 0.12 0.14 5.68 2015 0.08 0.10 5.57 2016 0.05 0.07 2.02 2017 0.06 0.11 2.01 2018 0.01 0.02 1.27

2 Barito Pasific Tbk (BRPT)

2014 0.00 0.02 1.83 2015 0.00 0.04 1.78 2016 0.00 0.01 2.40 2017 0.04 0.23 2.49 2018 0.04 0.42 2.19

3 Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)

4 Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST)

5 Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA)

2014 0.41 0.97 1.94 2015 0.03 0.09 1.79 2016 0.11 0.23 2.13 2017 0.10 0.22 2.35

2018 0.10 0.22 1.80

6 Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)

8 Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO)

2014 0.14 0.24 2.11 2015 0.12 0.19 2.41 2016 0.07 0.11 2.19 2017 0.10 0.16 2.30 2018 0.12 0.18 2.95

9 Siearad Produce Tbk (SIPD)

2014 0.00 0.00 1.43 2015 0.00 0.00 1.50 2016 0.00 0.01 1.39 2017 0.16 0.45 1.09 2018 0.12 0.31 1.10

10 Lionmesh Prima Tbk (LMSH)

2014 0.05 0.06 5.57 2015 0.01 0.02 8.09 2016 0.04 0.05 2.77 2017 0.08 0.10 4.28 2018 0.02 0.02 3.35

54

Adapun manfaat dari informasi kinerja keuangan adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan berdasarkan fungsi laporan keuangan pada periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan.

2. Peninjauan kinerja organisasi secara keseluruhan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan berdasarkan manfaat laporan keuangan.

3. Dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.

4. Petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi secara keseluruhan dan divisi atau bagian organisasi.

5. Dasar penentuan kebijakan penanaman modal agar bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

3. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang distribusi dan perilaku data sampel yang digunakan tersebut. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata nilai sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum populsi. Analisis statistic deskriptif dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan SPSS versi 21. Hasil analisis statistic deskriptif yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 3

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 47 ,32 ,87 ,6200 ,14174

ROA 47 -,05 ,18 ,0619 ,05392

ROE 47 -,07 ,31 ,0987 ,08553

CR 47 ,78 8,09 2,8734 1,68461

Valid N (listwise) 47

Sumber: Data diolah, 2019

Jumlah data yang dapat diolah dengan kriteria purpose sampling yang ditetapkan adalah sebanyak 50 data. Akan tetapi setelah dilakukan pengujian normalitas terhadap data penelitian ini, hasilnya menunjukkan data terdistribusi tidak normal. Maka dari itu, dilakukanlah metode outliers untuk mengubah data menjadi berdistribusi normal sehingga data penelitian ini berkurang menjadi 47 data. Dari hasil analisis statistic deskriptif pada tabel di atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. ROA (Y1)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas yang diukur dengan Return On Asset (ROA) dapat dilihat bahwa nilai minimum adalah sebesar -0,05 sedangkan nilai maximum sebesar 0,18 dan nilai rata-rata ROA 0,0619 artinya data dari variabel ROA pada umumnya terletak pada 0,0619 dan standar deviasinya sebesar 0,05392. Variabel Corportae Social Responsibility (CSR) dengan 91 item pengungkapan dan hasilnya diukur dengan skala rasio. Pada table tersebut diketahui nilai maksimum sebesar 0,87 dan nilai minimum sebesar 0,32 dengan standar deviasinya 0,14174 serta nilai mean CSR sebesar 0,6200. Hal tersebut

menunjukkan telah menerapkan Corportae Social Responsibility (CSR).

b. ROE (Y2)

Berdasarkan table 4.3 di atas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) dapat dilihat bahwa nilai minimum adalah sebesar -0,07 sedangkan nilai maximum sebesar 0,31 dan nilai rata-rata ROE 0,0987 artinya data dari variabel ROE pada umumnya terletak pada 0,0987 dan standar deviasinya sebesar 0,08553. Variabel Corportae Social Responsibility (CSR) dengan 91 item pengungkapan dan hasilnya diukur dengan skala rasio. Pada table tersebut diketahui nilai maksimum sebesar 0,87 dan nilai minimum sebesar 0,32 dengan standar deviasinya 0,14174 serta nilai mean CSR sebesar 0,6200. Hal tersebut menunjukkan telah menerapkan Corportae Social Responsibility (CSR).

c. CR (Y3)

Berdasarkan table 4.3 di atas yang diukur dengan Current Ratio (CR) dapat dilihat bahwa nilai minimum adalah sebesar 0,78 sedangkan nilai maximum sebesar 8,09 dan nilai rata-rata CR 2,8734 artinya data dari variabel CR pada umumnya terletak pada 2,8734 dan standar deviasinya sebesar 1,68461. Variabel Corportae Social Responsibility (CSR) dengan 91 item pengungkapan dan hasilnya diukur dengan skala rasio. Pada table tersebut diketahui nilai maksimum sebesar 0,87 dan nilai minimum sebesar 0,32 dengan standar deviasinya 0,14174 serta nilai mean CSR sebesar 0,6200. Hal tersebut menunjukkan telah menerapkan Corportae Social Responsibility (CSR).

4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan siginifikansi = 5%. Pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat apakah probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0,05. Jika syarat tersebut terpenuhi maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila asymp.sig < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada table 4.4 berikut:

Mean ,0000000 ,0000000 ,0000000

Std.

Deviation

,04786786 ,07258591 1,59276765

Most Extreme Differences

Absolute ,064 ,062 ,150

Positive ,064 ,062 ,150

Negative -,060 -,050 -,108

Kolmogorov-Smirnov Z ,439 ,425 1,027

Asymp. Sig. (2-tailed) ,991 ,994 ,242

Sumber: Data diolah, 2019

Dari hasil uji Kolmogorov-smirnov di atas, dihasilkan nilai asymp.sig (2-tailed) untuk model regresi yang akan digunakan sebesar

0,991; 0,009; dan 0,242. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi ini memiliki distribusi normal karena nilai asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0.05.

b. Uji Multikolinearitas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi pada variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas.

Multikolinearitas juga dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas dan sebaliknya jika nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas pada regresi ini dapat dilihat pada tabel bawah ini:

Tabel 4. 5

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant) CSR

1,000 1,000

a. Dependent variabel: ROA

Sumber: Data diolah, 2019

Dari table 4.5 dapat dilihat bahwa nilai variance Inflation Factor (VIF) sebesar 1,000 atau kurang dari 10 dan nilai Tolerance 1,000 atau lebih dari 0,01 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat nilai Standar Error dan Beta pada masing-masing variabel bebas (independen) yang kurang dari 1.

Tabel 4.6 1,000 atau lebih dari 0,01 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat nilai Standar Error dan Beta pada masing-masing variabel bebas (independen) yang kurang dari 1.

Tabel 4.7 1,000 atau lebih dari 0,01 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat nilai Standar Error dan Beta pada masing-masing variabel bebas (independen) yang kurang dari 1.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji hereoskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi yang akan digunakan terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplots. Jika grafik terlihat menyebar secara acak atau tidak membentuk suatu pola dan tersebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi gejala

Uji hereoskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi yang akan digunakan terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplots. Jika grafik terlihat menyebar secara acak atau tidak membentuk suatu pola dan tersebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi gejala

Dokumen terkait