• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode yang digunakan untuk menganalisis data ini adalah metode dengan : 1. Metode kualitatif yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada

penggambaran yang mendukung analisis tersebut, analisis ini menekankan pada pemahaman mengenai masalah – masalah dalam hal pencatatan dan penilaian barang pada PT. Indomarco Prismatama Makassar berdasarkan kondisi realitas dan natural setting yang holi atastis, kompleks, dan rinci yang sifatnya menjelaskan secara uraian dalam bentuk kalimat.

2. Metode Kuantitaif yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada pengambaran analsis mengenai nilai-nilai pada penilaian dan pencatatanbarang. Adapun rumus yang digunakan penulis adalah :

Dengan menggunakan rumus maka kita dapat mengetahui harga pokok penjualan :

Dimana :

X : Harga pokok penjualan A : Harga persediaan Barang Y : Harga penjualan

X = A - Y

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum penelitian

1. Sejarah singkat PT. Indomart Prismatama Makassar

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2.

Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di Makassar dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988.

Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai.

Bulan Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″ dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Hingga Mei 2010 Indomaret mencapai 4261 gerai. Dari total itu 2.444 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1.817 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, Lampung dan Medan.

Di Makassar ( Sulawesi Selatan ) terdapat sekitar 197 gerai. Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan

33

hemat”. Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia dengan harga bersaing, memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari.

Pada awal tahun 2011, Indomaret merubah logo baru, yaitu logo Indomaret di dalam kotak berwarna merah, biru dan kuning dari atasnya.

Dalam segala hal yang paling penting dalam suatu perusahaan adalah adanya barang -barang yang dicatat keluar dan masuknya barang kesebuah took untuk mengetahui barang-barang apa saja yang paling diminati oleh konsumen dan barang-barang apa saja yang kurang diminati bahkan tidak disukai oleh konsumen maka itulah pentingnya sebuah pencatatan suatu barang.

2. Struktur Organisasi

PT. Indomarco Prismatama dalam pengoperasian usahanya Struktur Organisasi PT. Indomarco Prismatama adalah serangkaian aktivitas yang menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan yang menunjukkan hubungan - hubungan seluruh pekerjaan atau masing - masing jabatan agar tugas - tugas dalam organisasi efektif dan efesien. Bentuk dan struktur Organasi PT. Indomarco Prismatama adalah organisasi lini yang merupakan hubungan wewenang dan tanggung awab langsung serta vertical yang dikaitkan dengan tugas jabatan tiap atasan atau bawahan .

PT. Indomarco Prismatama mempuanyai mempunyai karakteristik bentuk organisasi dimana didalamnya terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dilegalasikan kepada anggota-anggotanya

Gambar 4

Bagan Struktur Organisasi PT.Indomarco Prismatama

Clerk

Struktur organisasi PT. Indomarco Prismatama terdiri dari : 1. Branch Manajer

2. Deputi Branch Manajer

3. Manajer - Manajer yang masing - masing bertangung jawab terhadap semua deperteman dibawah pengawasannya

Depertemen - Depertemen yang berada dalam struktur organisasi PT.

Indomarco Prismatama : a) Distributor Center

System distribusi yang dirancang seefesien mungkin dengan jaringan pemasok yang handal dalam menyediakan produk yang terkenal dan berkualitas serta sumber daya manusia yang kompoten, menjadikan PT. Indomarco Prismatama memberikan pelayanan terbaik kepada Konsumen.

Saat ini PT. Indomarco Prismatama di Makassar untuk cabang Makassar menjalin kerja sama dengan pemasok PT. Indomarco Prismatama memiliki posisi baik dalam menentukan produk yang akan dijualnya.

b) Area

Bagian yang bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas toko dalam hal ini yang menentukan tempat - tempat penjualan yang strategis dan mudah di jangkau konsumen.

c) Finance Reguler

Bagian yang bertanggung jawab atas keluar masuknya uang atas toko - toko yang dimiliki PT. Indomarco Prismatama Makassar.

d) Fiance Francise

Bagian yang bertanggung jawab atas keluar masuknya uang atas toko - toko yang dimiliki PT. Indomarco Prismatama yang pengolahannya system Francise yang dikelolah oleh perorangan.

e) Accountin dan Tax Reguler

Bagian yang bertanggung jawab dalam hal menyusun laporan keuangan dan menyusun laporan pajak untuk toko - toko PT.

Indomarco Prismatama.

f) Accountin dan tax Francise

Bagian yang bertanggung jawab dalam hal menyusun laporan keuangan dan menyusun laporan pajak untuk toko - toko PT.

Indomarco Prismatama yang pengolahannya system Francise /waralaba.

g) EDP dan BIC

Electonic Data Procesing yang bertanggung jawab dalam hal mengentri semua data dan memproses data tersebut untuk menampilkan laporan keuangan secara terkomputerisasi dan bagian BIC mengontrol keluar masuknya barang.

h) Personel dan General Affair

Bagian yang bertanggung jawab dalam hal perekrutan karyawan dan mengatur bagian kebutuhan semua departemen yang ada di PT.

Indomarco Prismatama dan bagian ini juga bertanggung jawab dalam hal pelatihan karyawan agar sesuai standart yang di inginkan PT.

Indomarco Prismatama.

i) Development

Bagian yang bertanggung jawab dalam hal promosi toko.

j) Location

Bertanggung jawab dalam mencari lokasi yang strategis untuk pembukaan toko-toko baru,yang tujuannya untuk expansi dan bias dijangkau oleh konsumen dengan mudah.

k) Project

Bagian yang bertanggung jawab dalam hal pengembangan took dan renovasi toko.

l) Supervisor

Bertanggung jawab memonitor semua rekap dan laporan di setiap divisi atau depertemen yang membawahinya serta mengontrol kinerja divisi serta membuat laporan kinerja divisi, sehingga pengontoral dapat berjalan dengan baik.

m) Officer

Staf masing -masing divisi yang membawahinya supervisor dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada supervisor setiap divisi / depertemen yang membawahinya.

n) Clerk

Staf yang membantu Officer dalam menyelesaikan tugas -tugasnya.

B. Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Dagang

1. Jenis - Jenis Persedian Barang

Persediaan yang dimiliki oleh PT. Indomarco Prismatama, produk yang disediakan oleh PT. Indomarco Prismatama dalam hal ini yang ditulis oleh peneliti adalah yang bersangkutan dengan penelitian, adapun brang yang disediakan di PT. Indomarco Prismatama antar lain sebagai berikut :

a. Gula b. Beras c. Air Aqua d. Indomie e. Sabun

f. Minyak goreng g. Terigu

h. Kacang ijo

i. Makanan Ringan j. Rokok

2. Metode Penilaian Persedian Barang

a. Penilaian Persediaan Berdasarkan Harga Pokok

Penentuan harga pokok persediaan sangat bergantung dari metode penilaian yang dipakai yaitu metode identifikasi khusus, FIFO, LIFO dan metode weighted average.

1) Metode Identifikasi khusus

Dyckman, Dukes, Davis (2000:392) mengatakan bahwa, ”metode identifikasi biaya khusus mensyaratkan bahwa setiap barang yang disimpan harus ditandai secara khusus sehingga biaya per unitnya dapat di identifiksi setiap waktu”. Jika barang yang terlibat berjumlah besar atau mahal atau hanya dalam jumlah kecil yang ditangani, mungkin bisa dilaksanakan penandaan atau penomoran setiap barang ketika dibeli atau diproses.

Metode ini memungkinkan dilakukannya identifikasi biaya per unit khusus untuk setiap barang yang terjual pada tanggal penjualan dan tiap barang yang tetap ada di persediaan. Dengan demikian, metode identifikasi biaya khusus menghubungkan arus biaya secara langsung dengan arus baya secara periodik. Dari sudut pandang teoritis, metode identifikasi khusus sangat menarik, khususnya ketika setiap unsur persediaan unik dan memiliki biaya yang tinggi.

Namun ketika persediaan terdiri dari berbagai unsur atau unsur-unsur identik yang dibeli pada saat berlainan dengan harga yang berbeda, maka identifikasi khusus akan menjadi lamban membebani dan memakan biaya. Oleh karena itu, metode ini sangat jarang digunakan oleh perusahaan dagang.

2) Metode LIFO (Last In First Out)

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:14,21) merumuskan metode LIFO sebagi berikut, “ rumus MTKP/LIFO mengasumsikan barang yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih dahulu, sehingga yang termasuk dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi terlebih dahulu”.

Unit-unit yang tetap ada dipersedian akhir dibebankan pada biaya per unit terlama yang terjadi, dan unit-unit tersebut termasuk pada harga pokok penjualan yang dibebankan pada biaya per unit terbaru yang muncul.

Metode LIFO atau MTKP terdiri dari dua macam yaitu:

a) Sistem periodik

Metode LIFO sistem periodik adalah penilaian persediaan yang ditentukan dengan cara saldo periodik yang ada dikalikan harga pokok per unit barang yang masuk pada awal periode. Bila saldo periodik terlalu besar dari barang yang masuk pada awal

periode, diambilkan dari harga pokok per unit yang masuk berikutnya.

b) Sistem perpetual

Metode LIFO penghubung perpetual adalah suatu metode penilaian persediaan yang pencatatan persediaannya dilakukan secara terus menerus dalam kartu persediaan. Setiap kali ada transaksi, baik pembelian maupun penjualan (pemasukan dan pengeluaran), langsung dicatat dalam kartu persediaan. Harga pokok penjualan dicatat berdasarkan harga pokok barang pertama kali masuk. Jumlah yang masih tersisa merupakan nilai persediaan akhir.

Selama periode inflasi, penggunaan metode LIFO akan menghasilkan kemungkinan laba bersih yang terendah. Alsannya adalah karena harga pokok barang yang diperoleh terahkhir akan mendekati nilai ganti barang yang dijual. Dengan demikian metode ini memberikan perbandingan yang lebih sesuai antara harga pokok dan laba. Keutungan lain metode ini adaah penghematan pajak karena laba yang dihasilkan adalah yang paling rendah, sehingga akan menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah. Bila dibandingkan dentgan metode FIFO ataupun metode rata-rata dalam periode deflasi, pengaruh yang

terjadi adalah kebalikannya. Metode LIFO akan menghasilkan kemungkinan laba bersih yang tertinggi.

Alasan utama bagi mereka yang membela metode ini adalah adanya kecenderungan untuk mengurangi pengaruh perkembangan harga pada laba bersih. Kritik terhadap penggunaan metode ini adalah nilai persediaan barang dagang yang ditetapkan di neraca dapat jauh berbeda dengan nilai gantinya. Tetapi hal ini dapat diungkapkan dalam catatan yang menyertai laporan keuangan.

3. Metode Pencatatan Persedian Barang a. Sistem Periodik

Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2007:262) mengemukakan bahwa : dalam sistem persediaan periodik (periodic inventory system), rincian persediaan barang yang dimiliki tidak disesuaikan secara terus menerus dalam satu periode.

Metode periodik dalam pencatatan persediaan, yaitu setiap pembelian dan penjualan tidak dicatat pada perkiraan persediaan barang dagangan (merchandise inventory), mutasi barang dagangan tidak dicatat, sehingga untuk mengetahui berapa harga pokok barang dagangan yang terjual (cost of merchandise sold) harus dilakukan terlebih dahulu perhitungan secara fisik. Dengan kata lain, dengan sistem atau metode ini, pencatatan yang dilakukan pada saat pembelian (awal) dan pada saat pelaporan akhir.

Umumnya metode ini digunakan pada perusahaan-perusahaan yang menjual barang yang harganya relatif murah, tetapi frekuensi penjualannya sangat sering. Karena pada perusahaan ini penerapan metode perpetual dianggap terlalu merepotkan dan mahal.

Dengan metode periodik, maka akun-akun seperti retur pembelian, diskon pembelian, dan ongkos angkut masuk digunakan secara terpisah.

Sedangkan pada metode perpetual, untuk menentukan harga pokok penjualan tidak mengenal akun-akun tersebut, namun menggantinya dengan akun persediaan.

Perusahaan yang menggunakan metode pencatatan periodik, maka rekening persediaan tidak di debet untuk mencatat pembelian, dan tidak di kredit apabila terjadi penjualan. Dalam metode ini, transaksi pembelian dicatat dengan mengdebet akun pembelian dan kredit akun Kas atau Utang Dagang, sementara pada saat terjadi transaksi penjualan, maka yang didebet adalah akun kas atau piutang Dagang dan dikredit adalah akun penjualan.

Perhitungan fisik (stock opname) pada saat akhir periode mutlak harus dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan metode pencatatan periodik. Hal ini untuk mengetahui dan menetapkan jumlah persediaan barang dagangan akhir dan harga pokok penjualan selama satu periode.

Namun sebelum membahas lebih detail mengenai harga pokok penjualan, Berikut akan dijelaskan beberapa cara untuk menentukan harga pokok

pembelian. Harga pokok pembelian ini merupakan salah satu komponen dalam perhitungan harga pokok penjualan nantinya.

Perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, pada akhir tahun harus melakukan perhitungan terhadap harga pokok pembelian selama satu periode. Angka-angka untuk menghitungnya dapat diperoleh dari catatan dibuku besar.

Harga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi (seara periodik). Pada saat itu, dilakukan perhitungan persediaan secara periodik untuk menentukan harga pokok barang yang tersedia (persediaan barang dagang). Untuk menentukan harga okok penjualan dalam sistem Periodik, harus:

1) Menentukan harga pokok barang yang tersedia pada awal periode (coet of goods on hand).

2) menambahkannya pada harga pokok barang yang dibeli (cost of goods purchsed).

3) Mengurangkannya dengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir periode akuntansi.

Menurut Dycman, Dukes, Davis (2000:381) mengatakan bahwa:

dalam sistem persediaan periodik, perhitungan periodik aktual atas barang-barang yang ada ditangan pada akhir periode akuntansi ketika menyiapkan laporan keuangan.

Barang-barang dihitung, ditimbang, atau jika tidak diukur, dan jumlahnya dikaitkan dengan unit biaya untuk memberi nilai persediaan.

b. Sistem Perpetual

Menurut Niswonger, Warren, Reeve, dan Fess (1999:366): dalam sistem persediaan perpetual, semua kenaikan dan penurunan barang dagang dicatat dengan cara yang sama seperti mencatat kenaikan dan penurunan kas.

Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan stok pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang dengan mengkredit kas atau utang usaha.

Pada tanggal penjualan.

Harga pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan barang dagang. Penggunaan sistem perpetual memberikan sarana pengendalian yang paling efektif atas aktiva tersebut, demikian juga adanya kekurangan dapat ditentukan dengan mengadakan perhitungan periodik barang dan membandingkan perhitungan tersebut dengan saldo buku tambahan. Pemesanan kembali barang secara tepat waktu dan pencegahan kelebihan persediaan dapat dicapai dengan membadingkan saldo buku tambahan dengan tingkat persediaan maksimum dan minimum yang ditentukan terlebih dahulu.

Dycman, Dukes, Devis (2000:383) mengatakan bahwa, ” apabila sistem persediaan atas akun buku besar atas dasar lancar”. Catatan persediaan perpetual untuk setiap barang harus memberikan informasi penerimaan, pengeluaran dan saldo ditangan.

Dengan inforasi ini, kuantitas periodik dan penilaian barang yang ada ditangan tersedia setiap waktu. Jadi perhitungan periodik tidak diperlukan

kecuali memverifikasi jumlah persediaan. Perhitungan periodik bisanya dilakukan secara tahunan untuk tujuan audit yang membandingkan persediaan ditangan dengan catatan perpetual dan menyatakan data untuk setiap jurnal penyesuaian yang dibutuhkan (misalnya kesalahan dan kerugian). Catatan persediaan harus disesuaikan ke perhitungan periodik apabila terdapat perbedaan pencatatan.

Pencatatan persediaan yang dilakukan secara berkelanjutan langsung pada jumlahnya dan harga pokoknya. Pada sistem ini, perusahaan secara langsung dapat melihat berapa jumlah persediaan beserta harga pokoknya secara akurat. Meskipun pada akhir periode ditemukan adanya ketidak sesuaian jumlah fisik dan pembukuan, penyesuaian persediaan tetap bias dilakukan.

C. Sistem Penilain dan Pencatatan Barang Pesediaan Dagang

Dalam hal ini adalah barang yang akan diteliti, persediaan barang dagang aneka jenis makan sehari - hari atau makanan ringan ( Snack ), dalam pemasangan harganya pun juga diterapkan perunit di barang yang dijual. Dalam operasinya perusahaan ini, tidak menyedikan jumlah barang dalam jangka panjang, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dalam jangka pendek. Ini dilakukan sebagai antisipasi atas barang dagangan yang cepat kadaluarsa.

Proses penentuan nilai barang akhir pada PT Indomatco Prismatama Makassar

1. Pencatatan dan Penilaian Barang Dagang

No Tanggal Nama Barang Banyak

Unit Harga

1 02 – 04 – 2014 Gula 25 Kg Rp. 337.500

2 02 – 04 – 2014 Beras 50 kg Rp. 294.500

3 02 – 04 – 2014 Air aqua 20 Dos Rp. 380.000

4 02 – 04 – 2014 Indomie 10 bks Rp.700.000

5 02 – 04 – 2014 Sabun cuci 20 Bks Rp. 350.000 6 02 – 04 – 2014 Minyak Goreng 20 ltr Rp. 290.000

7 02 – 04 – 2014 Terigu 30 kg Rp. 336.000

8 02 – 04 – 2014 Kacang ijo 15 kg Rp. 202.500

9 02 – 04 – 2014 Kopi 20 bks Rp. 356.000

10 02 – 04 – 2014 Rokok 50 bks Rp. 650.000

Jumlah Rp. 3.896.500

Dari daftar table diatas dapat disimpulkan bahwa pencatatan dan penilaian barang dagang, keseluruhan berjumlah Rp. 3.896.500, 00

2. Penjulan Barang Dagang

No Tanggal Nama Barang Banyak

Unit Harga

1 02 – 04 – 2014 Gula 19 Kg Rp. 256.500

2 03 – 04 – 2014 Beras 42 kg Rp. 247.380

3 03 – 04 – 2014 Air aqua 15 Dos Rp. 285.000

4 02 – 04 – 2014 Indomie 7 bks Rp. 490.000

5 04 – 04 – 2014 Sabun 13 Bks Rp. 156.000

6 02 – 04 – 2014 Minyak Goreng 11 ltr Rp. 159.500

7 03 – 04 – 2014 Terigu 23 kg Rp. 257.600

8 03 – 04 – 2014 Kacang iji 9 kg Rp. 121.500

9 02 – 04 - 14 Kopi 12 bks Rp. 213.600

10 02 – 04 – 2014 Rokok 28 bks Rp. 364.000

Jumlah Rp. 2.551.080

3. Harga Perolehan Persedian akhir

No Tanggal Nama

Barang Byk

Unit

Harga

Pokok Total Harga

1 04-04-2014 Gula 6 Kg Rp. 13.500 Rp. 81.000

2 04-04-2014 Beras 8 kg Rp. 5.890 Rp. 47.120

3 04-04-2014 Air aqua 5 Dos Rp. 19.000 Rp. 95.000 4 04-04-2014 Indomie 3 bks Rp. 70.000 Rp. 210.000

5 04-04-2014 Sabun 7 Bks Rp. 12.000 Rp. 84.000

6 04-04-2014 Minyak

Goreng 9 ltr Rp. 14.500 Rp. 130.500

7 04-04-2014 Terigu 7 kg Rp. 11.200 Rp. 78.400

8 04-04-2014 Kacang iji 6 kg Rp. 13.500 Rp. 81.000

9 04-04-2014 Kopi 8 bks Rp. 17.800 Rp. 142.400

10 04-04-2014 Rokok 22 bks Rp. 13.000 Rp. 286.000

Jumlah Rp. 1.235.420

Harga pokok penjualan dengan pencatatan dan penilaian sebagai berikut :

Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual :

No Tanggal Nama

Barang Byk

Unit Harga

Pokok Total Harga

1 04-04-2014 Gula 6 Kg Rp. 13.500 Rp. 81.000

2 04-04-2014 Beras 8 kg Rp. 5.890 Rp. 47.120

3 04-04-2014 Air aqua 5 Dos Rp. 19.000 Rp. 95.000 4 04-04-2014 Indomie 3 bks Rp. 70.000 Rp. 210.000

5 04-04-2014 Sabun 7 Bks Rp. 12.000 Rp. 84.000

6 04-04-2014 Minyak

Goreng 9 ltr Rp. 14.500 Rp. 130.500

7 04-04-2014 Terigu 7 kg Rp. 11.200 Rp. 78.400

8 04-04-2014 Kacang iji 6 kg Rp. 13.500 Rp. 81.000

9 04-04-2014 Kopi 8 bks Rp. 17.800 Rp. 142.400

10 04-04-2014 Rokok 22 bks Rp. 13.000 Rp. 286.000

Jumlah Rp. 1.235.420

Harga pokok dan harga jual, harus diterapkan terlebih dahulu untuk perusahaan perlu mempunyai catatan mengenai harga jual dari semua barang yang ada harga penjulan ditentukan oleh perusahaan dagang. Hubungan dalam bentuk nilai :

Persediaan barang : Rp. 3.896.500

Pembelian / pencatatan : Rp. 1.235.420

Penjualan : Rp. 2.551.080

Persediaan barang dagang akhir : Rp. 1.235.420

Dengan menggunakan rumus maka kita dapat mengetahui harga pokok penjualan :

Harga Pokok Penjualan :Harga Persediaan Barang - Harga Penjualan

: Rp. 3.896.500 – Rp. 2.551.080 : Rp. 1.235.420

Jadi total barang atau jumlah harga yang disediakan pada waktu itu,untuk dijual kepada konsumen. Dari dat tersebut diatas maka penilaian pada suatu persedian barang sangatlah berarti karena tanpa adanya penilaian maka sebuag perusahaan tidak akan mengetahui barang apa yang paling banyak diminati oleh para konsumen.

Sama halnya dengan pencatatan, penilaian terhadap barang dagang dalam sebuah perusahaan sangat penting dilakukan, karena dengan dilakukannya penilaian dan pencatatan ini, perusahaan akan mengetahui berapa nilai barang dagangan yang masih tersedia diakhir periode. Selain itu penilaian persediaan diperlukan untuk menghitung persediaan akhir yang dimasukkan neraca dan harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laba rugi.

Di PT Indomarco Prismatama Makassar analsis metode penilaian dan pencatatan barang dagangan setiap bulan dilakukan ( setiap Tanggal satu bulan berikutnya ), proses ini dilakukan pada pagi hari. Penilaian terhadap barang dagangan sebelum terjadinya transaksi penjualan. Penilaian terhadap persediaan barang dagangan dilakukan dengan melihat informasi jumlah persediaan yang ada disistem informasi. Karena disanalah tersimpan data – data stock barang dagangan yang masih tersisa setelah adanya transaksi penjualan pada satu bulan periode berjalan.

Dalam sebuah penilaian barang maka perlu adanya yang namanya pencatatan dari dari pencatatan maka semua barang akan diketahui barang yang mana kosong stok dan barang – barang mana yang stoknya masih banyak, Sehingga penilaian dan pencatatan suatu barang sangatlah berpengaruh terhadap kemajuan suatu perusahaan terutama perusahaan PT Indomarco.

Tentang adapun harga dan barang yang diteliti adalah Gula, Beras, Air Aqua, Indomie, Sabun, Minyak goreng, Terigu, Kacang hijau,Makanan Ringan, Rokok.

Daftar harga barang diatas barang yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah rokok karena rata – rata rokok yang terjual dalam satu hari sebanyak 12 bungkus, dengan demikian barang yang paling banyak disediakan adalah rokok, dan barang yang kurang diminati konsumen adalah Terigu.

Dengan demikian maka maka perusahaan ini sudah mengetahui barang mana yang paling banyak dininati konsumen dan barang mana yang kurang diminati oleh konsumen, agar perusahaan tersebut tetap berjalan.

Setiap konsumen melakukan berbagai macam putusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan berbagai macam produk dalam kehidupan sehari – hari. Berbagai macam persedian yang disediakan oleh suatu tokoh untuk memenuhi hasrat konsumen gara barang dagangan tokoh tersebut cepat laris atau laku. Maka diperlukan adanya penilaian dan pencatatan terhadap suatu barang agar barang tersebut dapat diketahui apakah disukai oleh konsumen atau tidak.

Penelitian bertujuan agar PT Indomarco Prismatam Makassar, dapat mengetahui barang – barang yang paling banyak dikonsumsi oleh para konsumen, dalam hal penilaian dan pencatatan persedian barang sangat berpengaruh karena dengan demikian PT Indomarco Prismatam Makassar

tidak susah mencari barang yang disukai konsumen karena barang tersebut sudah dicatat.

Sistem informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh PT Indomarco Prismatam Makassar, sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan prosedur yang jelas dalam perusahaan. Termasuk dalam prosedur pengawasan persedian barang dagang yang melibatkan beberapa fungsi terkait, dokumen, penilian dan pencatatan yang diperlukan serta laporan yang dihasilkan dari penilaian dan pencatatan kedalam catatan akutansi harus dilampiri dengan laporan yang jelas dan tepat, agar dalam mengambil kesimpulan bagus dan tepat.

Dokumen pendukung dari otoritas atau dari pihak yang berwenang dalam menentukan pencatatan dalam menyediakan barang dagang yang diperlukan oleh PT Indomarco Prismatam Makassar, dalam melanjutkan usahanya dalam bidang perdagangan.

Otoritas transaksi, penilaian dan pencatatan persedian barang dagang,

Otoritas transaksi, penilaian dan pencatatan persedian barang dagang,

Dokumen terkait