• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Jusup (2003;99) baik dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca, persediaan merupakan bagian yang sangat besar dari seluruh jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Persediaan barang dagang merupakan salah satu akun penting dalam perusahaan. Apabila persediaan dikelola dengan tepat maka akan memudahkan perusahaan mencapai target yang diharapkan, sebaliknya apabila persediaan barang dagang dikelola secara tidak tepat maka akan mengakibatkan perusahaan jauh dari target yang diharapkan.

Bagi sebagian perusahaan, persediaan merupakan bagian yang paling aktif dalam operasi perusahaaan, yang secara terus-menerus dibeli atau diproduksi.

Sebagian besar dari sumber daya perusahaan dapat diinvestasikan dalam barang yang dibeli atau diproduksi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kegiatan pembelian dan penjualan persediaan dalam operasi perusahaan.

Dalam laporan laba rugi, persedian memegang peranan yang sangat vital dalam penentuan hasil operasi perusahaan untuk suatu periode. Manajemen harus berusaha untuk menjaag keseimbangan persediaan agar tidak terlalu tinggi dan juga tidak tertlalu rendah. Persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan

kekecewaan konsumen, sebaliknya persedian yang terlalu tinggi akan menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharan persediaan akan melambung.

Menurut Jusup (2003;99) baik dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca, persediaan merupakan bagian yang sangat besar dari seluruh jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Bagi sebagian perusahaan, persediaan merupakan bagian yang paling aktif dalam operasi perusahaaan, yang secara terus-menerus dibeli atau diproduksi.

Sebagian besar dari sumber daya perusahaan dapat diinvestasikan dalam barang yang dibeli atau diproduksi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kegiatan pembelian dan penjualan persediaan dalam operasi perusahaan. Dalam laporan laba rugi, persedian memegang peranan yang sangat vital dalam penentuan hasil operasi perusahaan untuk suatu periode. Manajemen harus berusaha untuk menjaag keseimbangan persediaan agar tidak terlalu tinggi dan juga tidak tertlalu rendah. Persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan kekecewaan konsumen, sebaliknya persedian yang terlalu tinggi akan menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharan persediaan akan melambung.

Perusahaan dagang mendapatkan persediaan dengan cara membeli barang-barang jadi yang siap untuk dijual kembali secara langsung. Pada perusahaan manufaktur persediaan diperoleh dengan cara memproduksi sendiri. Menurut Harnanto (2002;222) untuk mendapatkan persediaan, perusahaan menufaktur harus mengeluarkan biaya-biaya produksi yang meliputi:

1. Biaya bahan baku

yaitu harga pokok bahan baku yang secara langsung dapat diamati pada setiap unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada perusahaan percetakan misalnya, harga pokok kertas merupakan salah satu komponen biaya bahan bakunya.

2. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja baru yaitu gaji, upah, dan biaya kesejahteraan karyawan yang secara langsung dapat diamati pada setiap unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk perusahaan percetakan, yang termasuk dalam kategori biaya tenaga kerja langsung tersebut antara lain adalah gaji, upah, dan biaya kesejahteraan karyawan bagian master, setting, dan finishing 3. Biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik

Biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik yaitu semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Untuk perusahaan percetakan, yang termasuk dalam kategori biaya overhead pabrik antara lain adalah biaya asuransi, depresiasi dan pemeliharaan mesin.

Sehingga biaya produksi bias dikurangi sekecil mungkin untuk mendapat harga barang yang maksimal demi tercapainya suatu hasil yang baik dan bermutu tinggi.

D. Klasifikasi Jenis-JenisPersediaan Barang Dagang 1. Jenis-Jenis Persediaan

Menurut (Harnanto, 1994), bagi perusahaan dagang yang di dalam usahanya adalah membeli dan menjual kembali barang-barang, pada umumnya jenis persediaan yang dimiliki adalah:

a. persediaan barang dagangan, untuk menyatakan barang-barang yang dimiliki dengan tujuan akan dijual kembali di masa yang akan datang.

Barang-barang ini secara fisik tidak akan berubah sampai barang tersebut dijual kembali.

b. lain-lain persediaan, seperti umumnya supplies kantor dan alat-alat pembungkus dan lain sebagainya. Barang-barang ini biasanya akan dipakai dalam jangka waktu relatif pendek dan akan dibebankan sebagai biaya administratif dan umum atau biaya pemasaran.

2. Klasifikasi Persediaan Barang Dagang

Bagi perusahaan yang di dalam usahanya mengubah atau menambah nilai kegunaan barang, pada umumnya mengklasifikasikan jenis-jenis persediaan ke dalam berbagai kelompok sebagi berikut:

1. persediaan bahan baku, untuk menyatakan barang-barang yang dibeli atau diperoleh dari sumber-sumber alam yang dimiliki dengan tujuan untuk diolah menjadi produk jadi. Dalam hal bahanbakuyang digunakan di dalam proses produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak

lain, maka barang - barang demikian sering disebut sebagai persediaan suku cadang.

2. persediaan produk dalam proses, meliputi barang-barang yang masih dalam pengerjaan yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum barang itu dijual. Produk dalam proses, pada umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu.

3. persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang diselesaikan dari proses produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya produk dalam proses, produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.

4. persediaan bahan penolong, meliputi semua barang-barang yang dimiliki untuk keperluan produksi, akan tetapi tidak merupakan bahanbakuyang membentuk produk jadi, yang termasuk dalam kelompok persediaan ini antara lain minyak pelumas untuk mesin-mesin pabrik, lem, benang untuk menjilid dan buku-buku pada perusahaan percetakan.

5. lain-lain persediaan, misalnya supplier kantor, alat-alat pembungkus seperti halnya pada perusahaan dagang.

E. Kerangka pikir

Persediaan barang pada PT. Indomarco Prismatama Makassar, Salah satu tujuannya adalauntuk menentukan jumlah barang melalui proses pencatatan dan penilaian Ketersediaan barang dagang dalam kegiatan penjualan.

Perusahaan untuk mereliasasikan Karena ketersediaan merupakan bagian sangat penting dalam penyusunan penilaian dan pencatatan merealisasikan penilaian persediaan.

Penilaian dan pencatatan ketersediaan barang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu perusahaan, karena dengaan adanya penilaian maka barang dagang muda dicatat perusahaan tersebut.

Adapun sistem analsis pencatatan dan penilaian ketersediaan barang dagang yang digunakan oleh PT. Indomarco Prismatama Makassar dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan elektabilitas perusahaan dapat digambarkan pada bagan skema kerangka pikir, sebagai berikut:

PT. Indomarco Prismatama Makassar

Gudang Persediaan Barang

Pencatatan dan penilaian Barang

Mini Market ( Indomart )

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti dan perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis menurut Nasution adalah :

”Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori, Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan, Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.”

Menurut Sugiyono (2010:64) menyatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam kalimat” Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian yang belum diuji kebenarannya dalam bentuk kalimat.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Diduga bahwa metode Pencatatan dan Penilaian Ketersediaan Barang Dagang Pada PT. Indomarco Prismatama Makassar sudah sesuai dengan metode FIFO LIFO”.

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait