• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

D. Metode Analisis

Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Jenis data

52

kalimat, gambar atau bayangan. Sedangkan data kuantatif adalah yang digunakan dalam bentuk angka (Dwi Priyatno, 2007:7).

1. Analisis Kualitatif

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah bersifat deskriptif dengan menyebarkan kuesioner. Statistik deskriktif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain: jabatan, lama pengalaman kerja, keahlian khusus, lama menekuni keahlian khusus tersebut, latar belakang pendidikan, serta gelar professional lain yang menunjang bidang keahlian. Alat analisis data ini di sajikan dengan mengundang table distribusi frekuensi yang memaparkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata dari standar deviasi.

2. Analisis Kuantitatif

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisa data dengan menggunakan: a. Analisis Faktor

1. Konsep Dasar Analisis Faktor

Teknik analisis yang digunakan penulis peneliti adalah analisis faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang faktor.tinggi akan membentuk satu kerumunan, (Widhiarso, 2009:1).

53

adalah konstrak buatan peneliti berdasarkan item-item dalam faktor tersebut. Karena faktor didapatkan dari seperangkat item yang memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti kemudian harus merasionalisasi seperangkat item kemudian memberi label untuk menggambarkan seperangkat item-item tersebut.

2. Jenis Analisis Faktor

Menurut Widhiarso (2009:1). Ada dua alternatif yang dapat dipilih dalam Analisis Faktor. Kita menentukan sendiri berapa faktor didalam data kita (analisis faktor konfirmatori) atau memilih menanyakan berapa faktor dari data kita sebenarnya (analisis faktor eksploratori). Berikut ini akan diperjelas masing-masing jenis analisis faktor tersebut.

a. Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis).

Seorang peneliti membuat seperangkat item yang mengukur salah saji dari suatu laporan keuangan oleh auditor. Item tersebut merupakan operasionalisasi dari teori dan indikator mengenai materialitas laporan keuangan. Peneliti hendak mengidentifikasi berapa faktor yang ada didalam seperangkat item tersebut. Dari analisis faktor kemudian didapatkan ada 5 faktor yang menggambarkan ssalah saji dari suatu laporan keuangan oleh auditor, antara lain: Profesionalisme, Etika Profesi, Keahlian,

54

b. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis). Seorang peneliti merancang sebuah alat ukur mengenai dukungan sosial. Alat ukur tersebut berisi seperangkat aitem yang diturunkan dari lima dimensi dukungan sosial. Peneliti berusaha memastikan apakah alat ukur yang dibuatnya benar-benar menjelaskan kelima dimensi tersebut. Ia kemudian melakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa pembagian kelima faktor akhirnya dibuktikan.

3. Persyaratan Dalam Analisis Faktor

Syarat untuk membangun faktor analisis menurut Agam (2006:4) antara lain:

a. Hubungan antar variabel terobservasi harus linear dan nilai korelasi tidak boleh NOL (artinya harus bener-benar ada hubungannya);

b. Variabel komponen hipotetis yang disebut Faktor Ada Dua: (a)

Common Factors dan (b) Unique Factors;

c. Common factors selalu dianggap TIDAK berkorelasi dengan unique factors. Common factors lebih sedikit daripada variabel asli. Unique factors biasanya dianggap sama dengan jumlah variabelnya.

55

berhubungan (korelasi) dengan cara mendefinisikan suatu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut faktor (Ghazali, 2006:267). Model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3 ………… + AimFm +ViUi

Dimana:

Xi : Variabel standar yang ke-i

Aij : Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-I pada

common factor j F : Common factor

Vi : Koefisien regresi berganda standar dari variabel ke-I pada faktor unik –i

Ui : Faktor unik variable –i M : Banyaknya common faktor

Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan

common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel yang diteliti.

Dengan persamaan:

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ………….. + WikXk

Dimana:

Fi : Faktor ke-I yang diestimasi Wi : Bobot atau koefisien Core Factor

56

a. Memilih variabel yang akan dianalisis.

b. Menguji variabel-variabel dengan menggunakan metode

Barlett Test of Sphericiti serta Measure of Sampling Adequancy (MSA).

1) Lihat angka Barletts Test dan Measure of Sampling Adequancy (MSA).

2) Lihat anti-image correlation untuk melihat variabel mana yang bernilai <0,5.

3) Jika masih ada variabel yang bernilai <0,5 maka harus mengeluarkan variabel tersebut, kemudian pengujian diulangi kembali sampai tidak ada variabel bernilai <0,5. c. Melakukan factoring dari variabel-variabel yang telah lolos

pada uji variabel. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi variabel hingga menjadi suatu atau beberapa faktor.

d. Melakukan proses faktor rotation atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu.

e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk dianggap bias mewakili variabel-variabel anggota tersebut.

f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid.

57

dibawah 0,05 sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1 dengan kriteria:

1) MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.

2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

3) MSA < 0,5, variabel tidak bias diprediksi dan tidak bias dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 3. Pengujian validitas

Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuisioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009:49).

58

mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuesioner jika di gunakan dari waktu ke waktu (Ghozali,2005). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode Internal Consistency. Reliabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini di uji dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika koefisien nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka di simpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2005).

E.Operasional Variabel

Dokumen terkait