• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Analisis Data

2. Uji Analisis Faktor

Analisis Faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasikan item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Langkah-langkah mengenai hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor.

a. Pengujian Kaiser Meyer Olkin (KMO)

Uji KMO dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor dalam penelitian valid atau tidak. Angka KMO dan Bartlett’s Test harus di atas 0.5. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria (Andi, 2009:254) dalam Musyaroqoh (2010:78)

 Jika profitabilitas (sig) < 0.05 maka variabel penelitian tidak dapat

72

b. Anti Image Matrics

Untuk melihat variabel-variabel mana yang layak untuk dibuat analisis faktor serta untuk mengetahui faktor-faktor yang dijadikan sebagai faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai lebih besar atau sama dengan 0.5. Jika nilainya lebih besar atau atau sama dengan 0.5 maka semua faktor pembentuk variabel tersebut telah valid dan tidak ada faktor yang direduksi. Pada bagian Anti Image Correlation yang pertama kali harus dikeluarkan adalah variabel yang memiliki nilai MSA paling kecil dan kurang dari 0.5. Besarnya angka MSA beerkisar antara 0 dan 1 dengan kriteria sebagai berikut: (Ghozali, 2009:254)

1) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.

2) Jika MSA > 0.5, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisa lebih lanjut.

3) Jika MSA < 0.5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan atau dibuang.

73

baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru adalah eigenvalue lebih besar atau sama dengan 1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki

eigenvalue kurang dari 1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau tidak digunakan.

d. Kumulatif Varians

Nilai kumulatif varians menunjukkan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syaratnya apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians > 60%.

e. Nilai Loading

Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varians masuk kedalam faktor baru. Nilai loading dapat dilihat dari eigen value, jika eigenvalue lebih dari 1 maka suatu varian layak masuk ke dalam faktor baru.

Dalam penelitian ini tahap pertama pada analisis faktor adalah nilai 82 pertanyaan yang akan membentuk 5 variabel yaitu profesionalisme auditor (X1), etika profesi auditor (X2), keahlian auditor (X3), pengalaman auditor (X4), dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan (X5), juga membentuk variabel tingkat pertimbangan materialitas laporan keuangan (Y)

74

Kemudian dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji apakah nilainya lebih besar dari nilai KMO dan Bartlett’s Test yang diatas 0.5. Berikut ini adalah tabel dari nilai KMO dan Bartlett’s Test.

Tabel 4.14

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .732 Bartlett's Test of

Sphericity

Approx. Chi-Square 325.780

df 10

Sig. .000

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka KMO dan

Bartlett’s Test adalah 0.732 dengan tingkat signifikansi 0.000, yang berarti pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar 0.732 sehingga kecukupan sampel termasuk kategori harga menengah, maka variabel dan sampel yang ada sudah dapat dianalisis lebih lanjut.

75 Anti-image Covariance Pa .419 .080 .064 -.188 -.011 Ep .080 .191 -.083 .045 -.054 Ka .064 -.083 .129 -.077 -.055 Pla -.188 .045 -.077 .263 -.085 Pta -.011 -.054 -.055 -.085 .185 Anti-image Correlation Pa .513a .282 .276 -.567 -.040 Ep .282 .782a -.530 .203 -.289 Ka .276 -.530 .753a -.417 -.359 Pla -.567 .203 -.417 .625a -.385 Pta -.040 -.289 -.359 -.385 .839a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Angka MSA dalam tabel anti image matriks yang terdapat pada anti image correlation, yaitu angka korelasi yang bertanda a (arah dari kiri atas ke kanan bawah). Angka MSA untuk profesionalisme auditor adalah 0.513, etika profesi auditor adalah 0.782, keahlian auditor adalah 0.753, pengalaman auditor adalah 0.625, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan adalah 0.839. Dari ke lima variabel yang ada, maka selanjutnya dapat dilihat nilai Measure of Sampling Adequancy (MSA) nya, apabila ada nilai MSA yang dibawah 0.5 maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Maka variabel dan sampel yang ada secara

76 Tabel 4.16 Communalities Initial Extraction Profesionalisme auditor 1.000 .928 Etika profesi 1.000 .897 Keahlian auditor 1.000 .934 Pengalaman auditor 1.000 .912

Pengetahuan auditor mendeteksi kekekliruan

1.000 .906

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Sumber: Data primer yang diolah

Selanjutnya output SPSS yang ada pada tabel 4.16 diatas, kita dapat melihat nilai komunalnya. Dimana pada dasarnya communalities adalah proporsi dari varians suatu item yang bisa dijelaskan oleh faktor utamanya. Nilai communalities menjelaskan seberapa besar varians item yang dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Nilai-nilai yang ada menunjukkan kemampuan faktor-faktor yang terbentuk dalam menerangkan varian item. Nilai yang terbesar dimiliki oleh keahlian auditor sebesar 0.934 yang artinya 93,4% varians dari keahlian auditor dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Sedangkan nilai terkecil dimiliki oleh pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan yaitu sebesar 0.906 yang artinya 90,6% varians dari pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai

77

Tahapan selajutnya adalah melakukan pengujian total variance explained. Menurut Singgih Santoso (2004:43), menjelaskan bahwa tabel

total variance explained menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk. Dalam melihat faktor yang terbentuk, maka dapat dilihat pada nilai

eigenvaluenya. Untuk menentukan faktor yang terbentuk, maka harus dilihat nilai eigenvaluenya harus berada diatas satu (1), jika sudah berada dibawah satu maka sudah tidak dapat. eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians dari total variabel yang ada. Jumlah angka eigenvalue susunannya selalu diurutkan pada nilai yang terbesar sampai yang terkecil.

Tabel 4.17

Pada table 4.18 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 5 component yang dimasukan ke dalam analisis factor, yaitu profesionalisme auditor, etika profesi, keahlian auditor, pengalaman auditor, dan pengetahuan auditor

Total Variance Explained

Compon ent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Total

% of

Variance Cumulative % Total

% of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 3.222 64.432 64.432 3.222 64.432 64.432 3.071 61.426 61.426 2 1.355 27.101 91.533 1.355 27.101 91.533 1.505 30.107 91.533 3 .199 3.987 95.520 4 .134 2.677 98.197 5 .090 1.803 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis.

78

menjelaskan 64.432% variasi, sedangkan faktor 2 hanya mampu menjelaskan 27.101% atau kedua faktor mampu menjelaskan 91.533% variasi. Tabel 4.18 Component Matrixa Component 1 2 Pa -.352 .897 Ep .900 -.296 Ka .966 -.027 Pla .690 .660 Pta .938 .163

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.

Tahapan selanjutnya adalah menentukan item-item yang dominan pada setiap komponen tersebut. Hal ini dapat dilihat dari component matrix yang menunjukkan distribusi item penelitian dua faktor yang terbentuk.

component matrix terdiri dari item awal terhadap faktor yang terbentuk. Dalam tabel 4.19 dapat dilihat bahwa yang termasuk ke dalam kelompok 1 adalah X2 (etika profesi), X3 (keahlian auditor), X4 (pengalaman auditor), dan X5 (pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan) yang masing-masing mempunyai nilai loading factor antara 0.69 sampai 0.96. Sedangkan

79

membentuk pemberian nama baru untuk masing-masing faktor yang bersifat subjektif. Pemberian nama ini biasanya didasarkan pada variabel yang memiliki nilai loading factor tertinggi (Ghozali, 2009:308). Nilai tertinggi dimiliki faktor 1 yaitu oleh X3 (keahlian auditor) sebesar 0.966.

C.Pembahasan dan Interpretasi

Hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) menunjukkan bahwa variabel profesionalisme auditor (X1), etika profesi (X2), keahlian auditor (X3), pengalaman auditor (X4), pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan (X5) sudah memenuhi syarat yaitu di atas 0.5, begitu juga dengan bartlett’s test of sphercity juga signifikan pada 0.05. Dari hasil data visual pada tabel anti-image correlation tiap variabel mempunyai nilai korelasi di atas 0.30, jadi dapat diartikan masing-masing variabel mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan. Kemudian dilihat dari tabel total variance explained, ke-5 variabel yang dianalisis ternyata terbagi menjadi 2 faktor, yang nantinya akan membentuk pemberian nama baru.

Dalam penelitian ini ditemukan dua faktor yang terbentuk, karena memiliki nilai eigenvalue diatas satu. Kedelapan variabel dalam penelitian ini memiliki nilai

80

Dalam penelitian ini terbentuk dua faktor karena memiliki eigenvalue diatas 1 (satu). Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Faktor pertama didominasi oleh etika profesi yang memiliki nilai eigenvalue

1.355 dengan nilai loading 0.900, keahlian auditor yang memiliki nilai

eigenvalue 0.199 dengan loading 0.966, pengalaman auditor yang memiliki nilai eigenvalue 0.134 dengan nilai loading 0.690, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan yang dipersepsikan memiliki nilai eigenvalue

0.090 dengan nilai loading 0.938.

2. Faktor kedua yaitu, profesionalisme auditor yang memiliki nilai eigenvalue

3.222 dengan nilai loading 0.897,

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas adalah profesionalisme auditor (X1), etika profesi (X2), keahlian auditor (X3), pengalaman auditor (X4), dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan (X5). Faktor yang paling dominan mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan adalah keahlian auditor (X3) dengan nilai loading

0.966.

Kedua faktor yang terbentuk tersebut selanjutnya diberikan nama baru. Untuk faktor pertama yang meliputi etika profesi, keahlian, pengalaman, dan pengetahuan auditor diberikan nama kapabilitas auditor, hal ini berdasarkan

81

dikarenakan profesionalisme auditor menggambarkan kecakapan auditor mengenai profesinya.

Dengan memiliki keahlian auditor yang baik dan memadai diharapkan mampu menganalisa secara tepat atas laporan keuangan auditan perusahaan. Pemahaman terhadap karakteristik keahlian auditan harus dimiliki oleh para auditor, sehingga mereka akan selalu berupaya mencapai karakteristik tepat dan tidak mengandung unsur kesalahan. Keahlian auditor itu sendiri dapat diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan auditor seperti mengikuti seminar, symposium, memperbanyak pengalaman dalam mengaudit dan lain-lain yang dapat menambah keterampilan seorang auditor. Ditengah maraknya kasus audit sekarang ini, auditor diharapkan mampu untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat atas independensi auditor dan dapat menjawab permasalahan terkait dengan pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan.

Pengaruh signifikansi antara masing-masing variabel (X1-X5) terhadap variabel Y atau pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan, meliputi: 1. Pengaruh profesionalisme terhadap pertimbangan materialitas laporan

keuangan.

Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel profesionalisme auditor sebesar 0,513. Hal ini menunjukan bahwa angka korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap

82

Profesional bagi akuntan publik adalah perilaku bertanggung jawab seorang eksternal auditor atau independen auditor terhadap profesinya, peraturan, undang-undang, klien dan masyarakat termasuk para pemakai laporan keuangan. Seorang akuntan publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arleen Herawaty dan Yulius Susanto (2009) bahwa variabel profesionalisme berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Dan juga dalam penelitian Reni Yendrawati (2008) mengatakan terdapat korelasi yang positif antara dimensi keyakinan terhadap profesi dengan tingkat materialitas. Korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin tinggi profesionalisme seorang auditor maka akan semakin tepat pertimbangan auditor terhadap materialitas dalam pengauditan laporan keuangan.

2. Pengaruh Etika profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.

Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel profesionalisme auditor sebesar 0,782. Hal ini menunjukan bahwa angka korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap

83

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arleen Herawaty dan Yulius Susanto (2009) bahwa variabel etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

3. Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan keuangan.

Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel profesionalisme auditor sebesar 0,753. Hal ini menunjukan bahwa angka korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme menunjukan tingkat signifikansi 0,753>0,5 dari standar MSA.

4. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan keuangan.

Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel profesionalisme auditor sebesar 0,625. Hal ini menunjukan bahwa angka korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme menunjukan tingkat signifikansi 0,625>0,5 dari standar MSA.

5. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan keuangan.

84

korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme menunjukan tingkat signifikansi 0,839>0,5 dari standar MSA.

85

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Keahlian, Pengalaman, dan Pengetahuan Auditor dalam mendeteksi kekeliruan terhadap Pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Responden penelitian ini berjumlah 75 auditor yang bekerja di 28 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2010. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan analisis faktor, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel-variabel yang mempengaruhi Pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan terdiri dari 2 faktor yang terbentuk dengan menggunakan uji kelayakan dengan metode Component Matrix, faktor tersebut adalah: a. Faktor pertama yaitu hanya terdapat variabel profesionalisme auditor. b. Faktor kedua didominasi oleh oleh variabel etika profesi, keahlian,

pengalaman, pengalaman, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan.

2. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan adalah kapabilitas auditor dalam menjalankan

86

keahlian, pengalaman, dan pengetahuannya dalam melaksanakan audit, guna meningkatkan dan menjaga independensinya sebagai seorang auditor.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa variabel profesionalisme,etika profesi, keahlian, pengalaman, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan, baik masing-masing maupun bersama-sama mempengaruhi Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan keuangan secara signifikan. Dalam melakukan pekerjaannya auditor harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami mengenai informasi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi auditor untuk menaati dan menjalankan tugasnya untuk menjaga independensi auditor.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang penting kepada auditor eksternal khususnya dalam menentukan kebijakan memberikan pertimbangan atas materialitas laporan keuangan agar laporan keuangan yang disajikan dan menjadi panutan dalam mengambil keputusan bagi para pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan pemahaman yang dimiliki, kesalahan yang sengaja atau tidak oleh manajemen dapat terungkap, sehingga keputusan oleh pihak-pihak yang memakai tidak terganggu.

87

auditornya agar kemampuan dan pemahaman akan audit menjadi lebih baik. Dengan dukungan dan peran aktif dari KAP tempat auditor bernaung, diharapkan akan semakin meningkatkan kualitas audit dari para auditor.

C. Saran

1. Auditor harus memperhatikan dan menjalan profesionalismenya sebagai seorang auditor baik dari luar atau pandangan masyarakat, maupun secara kenyataan. Seseorang yang profesional dalam pekerjaan akan memberikan hasil yang lebih baik bagi pekerjaannya

2. Auditor harus lebih memperhatikan etika profesi berikut kode etik profesi akuntan, auditor juga diharapkan mampu memperbanyak pengalaman untuk menambah keluasan dalam berpikir, dan auditor sebaiknya menambah keahlian dan pengetahuan mereka dengan lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan, konsorsium, maupun seminar tentang audit.

3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan menambah instrumen penelitian dengan memperbanyak item-item pertanyaan sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan validitas alat ukur yang digunakan dalam mengukur setiap variabel.

4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian. Waktu penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor. Sehingga

88

5. Untuk penelitian mendatang, diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di Jakarta saja tetapi juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.

Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 1

email: mella_cinta27@yahoo.com

PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDITOR MENDETEKSI

Dokumen terkait