Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkatan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos artinya jalan. Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode
28
Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da`i, h. 203
29
Faisal, Psikologi Dakwah, h. 96
30
Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da`i, h. 216
berasal dari bahasa Jerman methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut Thariq. Apabila kita artikan secara bebas metode adalah cara yang diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Sedangkan arti dakwah menurut pandangan Ilmuwan adalah sebagai berikut :
1. Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah salah satu proses
menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud
memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaaan lain.
2. Pendapat Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar
mereka mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.31
Pendapat ini juga selaras dengan pendapat al-Ghazali, bahwa amr makhruf nahi munkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak
dalam dinamika masyarakat Islam.32
Dari pengertian diatas dapat diambil pengertian bahwa, metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh sorang dai (Komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar
31
M.Yunan yusuf, dkk. Rahmat semesta, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003, Cet. Ke-1) h.6
32
Beliau adalah seorang ulama besar, pemikir muslim zaman klasik, hidup sampai awal abad ke-12, pendapatnya dituangkan dalam kitabnya yang sangat terkenal yaitu Ihya Ulumuddin.
hikmah dan kasih sayang. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented
menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia.33
Pada dasarnya, metode dakwah itu sangat banyak jumlahnya, dalam Al-Qur`an telah dijelaskan dan diuraikan secara gamblang, melalui ayat-ayatnya yang penuh makna, mengetuk hati serta pandangan orang-orang yang mau memikirkannya. Adapun metode dakwah ini menjadi sedemikian beragam adalah disebabkan oleh milieu yang berbeda,
karakter serta tingkatan berpikir mad`u yang tidak sama.34 Terkadang
seorang da`i dalam suatu lingkungan masyarakat akan memerlukan banyak metode dengan berbagai kombinasinya. Cukup banyak metode atau strategi yang telah dipraktekkan oleh para da`i dalam menyampaikan pesan dakwahnya, seperti ceramah, tausiah, nasehat, diskusi, bimbingan keagamaan, uswah dan qudwah hasanah, dan lain sebagainya. Semua itu dapat diterapkan sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Sebagaimana firman Allah, Q.S: An-Nahl:125:
ُه َكَّبَر َّنِإ ُنَسِۚ ۡحَأ َيِه ِتَِّلٱِب مُۡلهِدَٓجَو ِٰٓۖةَنَسَۡلۡٱ ِةَظِعۡوَمۡلٱَو ِةَمۡكِۡلۡٱِب َكِّبَر ِليِبَس َٓلَِإ ُعۡدٱ
َو
َنيِدَت ۡهُمۡلٱِب ُمَلۡعَأ َوُهَو ۦِهِليِبَس نَع َّلَض نَِبِ ُمَلۡعَأ
Terjemahan:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
33
M.Yunan yusuf, Metode Dakwah, h. 7
34
Dari ayat tersebut menunjukan bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu :
a. Al-Hikmah
Kata “hikmah” dalam al-Qur`an disebutkan sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh maupun ma`rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman” yang artinya secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezhaliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas
dakwah.35
Ibnu Qayyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang
paling tepat adalah pengetahuan tentang kebenaran dan
pengalamannya, ketetapan dalam perkataan dan pengalamannya. Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami al-Qur`an,
mendalami syariat-syariat Islam serta hakikat Iman.36
Adapun pendapat Syekh Muh Abduh dalam Tafsir Al Manar, hikmah adalah memahamkan rahasia dan faidah tiap-tiap sesuatu. Hikmah adalah ilmu yang shahih (benar dan sehat) yang menggerakkan kemauan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat
berguna).37
Dalam dunia dakwah, hikmah adalah penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadapi mad`u yang beragam tingkat
35
M.Yunan yusuf, Metode Dakwah, h. 8
36
Ibnu Qayyim, At Tafsirul Qayyim, h. 226
37
pendidikan, strata sosial, dan latar belakang budaya, para dai memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati para mad`u dengan tepat. Oleh karena itu, para dai dituntut untuk mampu mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latar belakangnya, sehingga ide-ide diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukkan Qalbunya.
Metode bil-hikmah biasanya di gunakan pada golongan cendekia-cendekia yang cinta akan kebenaran dan dapat berpikir kritis dapat menanggapi persoalan.
b. Al-Mau`idzatil Hasanah
Secara bahasa, mau`izhah hasanah terdiri dari dua kata,
mau`izhahberasal dari kata wa`adza - ya`idzu – wa`dzan - `idzatan
yang berarti : nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah artinya kebaikan.
Menurut Abd. Hamid, al-Mauidzah hasanah merupakan salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak kejalan Allah dengan memberikan nasihat atau bimbingan dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik.
Mau`idzah hasanah dapat diartiakan sebagai ungkapan yang
mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif yang bisa dijadikan
pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.38
Golongan orang awwam, yaitu orang yang kebanyakan belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian yang tinggi. Mereka harus dididik dengan baik-baik, serta
dengan ajaran yang mudah, yaitu dengan metode
mauidzatulhasanah.
c. Al-Mujadalah Bil-al-Lati Hiya Ahsan
Dari segi Etimologi, lafadz mujadalah terambil dari kata
jadalah yang bermakna berdebat, dan mujadalah artinya perdebatan.
Dari segi terminologi, terdapat beberapa pengertian
al-Mujadalah (al-hiwar) dari segi istilah. Al-mujadalah berarti upaya
tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya.
Metode Mujadalah dikenal dengan metode diskusi. Metode ini dimaksudkan untuk merangkai objek dakwah, agar berpikir dan mengeluarkan pendapatnya serta ikut menyumbangkan dalam suatu
masalah agama yang terkandung banyak
kemungkinan-kemungkinan jawaban. Mengenai pelaksanaan diskusi ini telah
38
disinggung secara tegas dalam al-Qur`an “wajadilhum billati hiya
ahsan yang artinya ajaklah mereka berdiskusi dengan baik.39
Golongan yang diantara keduanya. Mereka suka membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak bisa mendalami yang benar. Cara berdakwah kepada mereka adalah dengan
mujaadalah billati hiya ahsan, yakni bertukar pikiran, guna
mendorong supaya mau berpikir secara sehat.
B. Metode Dakwah Penyuluh Agama KUA