• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Dakwah Penyuluh Agama Islam KUA dalam Meningkatkan ajaran Islam di Masyarakat Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

TABEL VIII

F. Metode Dakwah Penyuluh Agama Islam KUA dalam Meningkatkan ajaran Islam di Masyarakat Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Andi Jumadi, Penyuluh KUA kecamatan Kahu, memaparkan Program kerja Penyuluh Agama Islam KUA tidak ditetapkan oleh Kementrian Agama atau di buat dari Kantor Urusan Agama. Tugas dan Fungsi penyuluh agama sebagaimana Tugas dan Fungsi seorang Dai, aktivitas dan kegiatan mengajak orang untuk berubah dari suatu situasi

68

yang mengandung nilai bukan islami kepada nilai yang islami. Aktivitas dan kegiatan tersebut dilakukan sebag ai wujud perilaku keislaman muslim yang melibatkan unsur da`i, pesan, media, metode, mad`u, dan respons. Tujuannya tidak terlepas dari upaya untuk merubah pemahaman, sikap dan perilaku mad`u ke arah yang sesuai dengan pesan dakwah dalam rangka memperoleh ridha Allah SWT.

Sebagaimana Landasan Dakwah yang terkandung dalam QS. Ali-Imran : 104:

َكِئَلوُأَو ِرَكْنُمْلا ِنَع َنْوَهْ نَ يَو ِفوُرْعَمْلِبَ َنوُرُمَْيََو ِْيَْلۡا َلَِإ َنوُعْدَي ٌةَّمُأ ْمُكْنِم ْنُكَتْلَو

ُمُه

نوُحِلْفُمْلا

Terjemahnya :

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka adalah orang-orang yang

beruntung.”69

Menurut Abdul Hamid, staf KUA Kecamatan Kahu. Tujuan dakwah para rasul juga para pengikutnya, secara keseluruhan ialah mengeluarkan manusia dari alam kejahilan menuju cahaya Allah SWT. Ini merupakan tugas sangat mulia, tugas para dai.

Dilihat dari pengertian Dakwah serta tujuan diperintahkannya menyeru kepada kebaikan, maka dalam hal ini, Metode Dakwah Penyulus

Agama Islam KUA dalam Meningkatkan Ajaran Islam di Masyarakat

69

Sumber data: Wawancara penulis, di Kantor Urusan Agama kecamatan Kahu, 8 Agustus 2018

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, sebagaimana firman Allah, Q.S An-Nahl : 125:

ِةَمْكِْلِۡبَ َكِّبَر ِليِبَس َلَِإ ُعْدا

َّلَض ْنَِبِ ُمَلْعَأ َوُه َكَّبَر َّنِإ ُنَسْحَأ َيِه ِتَِّلِبَ ْمُْلهِداَجَو ِةَنَسَْلۡا ِةَظِعْوَمْلاَو

نيِدَتْهُمْلِبَ ُمَلْعَأ َوُهَو ِهِليِبَس ْنَع

Terjemahan:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”70

Metode sebagai kaifiat (cara kerja) dalam keseluruhan proses upaya untuk mewujudkan islam yang sebenarnya dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat, diperlukan suatu rumusan cara yang bijaksana (hikmah), untuk mengantarkan kepada tujuan yang ingin dicapai.71

Abdul Hamid, staf KUA Kecamatan Kahu, mengungkapkan metode dalam penyuluhan atau pemberian pencerahan kepada masyarakat berdasarkan ayat diatas yaitu dengan:

a. Metode pembinaan dengan lisan

Metode billisan adalah suatu cara kerja yang mengikuti sifat dan potensi lisan dalam mengutarakan suatu pandangan, cita-cita, dan pendapat tentang suatu hal (Islam). Metode billisan atau yang sering disebut metode ceramah adalah menyampaikan bahan secara lisan oleh tenaga penyuluh. Sedangkan peran audiens sebagai penerima

70

Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemahan, h. 43

71

pesan, mendengar, memperhatikan dan mencatat informasi yang disampaikan penyuluh agama Islam. Di dalam pengggunaan metode ini, diperlukan penyapaian contoh-contoh kongkrit, sehingga tidak terkesan hanya wacana dan penyampaian suatu ceramah tidak

monoton. dengan harapan contoh yang disampaikan dapat

memberikan motivasi tersendiri bagi para peserta penyuluhan. Dan dengan bahasa yang mudah dipahami.

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab dalam pelaksanaan penyuluhan merupakan salah satu metode penyampaian dengan cara mendorong sasaran penyuluhan untuk menyatakan pendapat atau masalah yang dirasa belum dimengerti, dan penyuluh agama sebagai penjawabnya. Metode ini sebagai feedback atau umpan balik antara jamaah dan penyuluh agama, berguna untuk mengurangi kesalahpahaman pendengar, menjelaskan perbedaan pendapat dan menerangkan hal-hal yang belum dimengerti. Metode ini efektif apabila digunakan sebagai pemecahan suatu masalah yang belum jelas dalam sebuah ceramah. Metode tanya jawab digunakan setelah ceramah atau digabung dengan metode ceramah, metode ini banyak dilakukan dalam acara ceramah dan dialog. Semakin banyak yang bertanya semakin hidup suasana, dan itu berarti ceramah atau masalah yang dibicarakan mendapat perhatian dari audien, sehingga audien tertarik untuk banyak mengetahui.

c. Metode pembinaan dengan tangan (billiyad)

Metode billiyad adalah suatu cara kerja yang mengupayakan terwujudnya ajaran islam dalam kehidupan pribadi dan sosial dengan mengikuti cara dan prosedur kerja potensi manusia yang berupa pikiran, hati, lisan dan tangan atau fisik, yang nampak dalam keutuhan kegiatan operasional. Penekananya sedikit bicara banyak kerja (amal nyata), oleh karenanya metode ini sangat kompleks dibanding dengan penggunaan metode penggunaan lainnya, sebab melibatkan keteguhan akidah, keutuhan wawasan islam, keterampilan menterjemahkan ajaran islam dalam bentuk konkrit serta kemampuan membaca perubahan keadaan ummat secara menyeluruh. Metode billiyad ini juga disebut dengan metode keteladanan atau demonstrasi, maka dengan cara ini penyuluh agama islam memberikan teladan langsung, memberikan contoh atau tindakan langsung. Sehingga orang lain dapat tertarik untuk mengikuti kepada apa yang akan diserukan, yang direalisasikan melalui sikap, gerak-gerik, ucapan dan tindakan.

d. Metode tulisan

Naskah keagamaan dapat dituangkan dalam berbagai bentuk tulisan ilmiah, dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Pemilihan bentuk tulisan disesuaikan dengan sasaran pembaca yang dituju. Sedangkan yang dimaksud dengan bentuk disini adalah hasil

akhir sebuah naskah keagamaan, yang dapat diwujudkan dalam bentuk makalah, materi ceramah penyuluhan agama, artikel dan buku. Pembahasan ini dibuat atas das ar pemikiran pada bentuk-bentuk

naskah keagamaan yang relevan untuk Penyuluh Agama.72

Menurut Andi Jumadi. S.Pd.I, Penyuluh KUA Kecamatan Kahu dan Imam desa Pasaka, Memaparkan Pembinaan dan pencerahan kepada masyarakat dilakukan oleh penyuluh KUA kecamatan Kahu dengan metode Ceramah dimanfaatkan di bulan Ramadhan, Tauziah singkat setelah sholat subuh di masjid-masjid bagi desa yang memiliki penyuluh atau imam tetap (pembantu penyuluh), Khutbah Jumat, pengajian-pengajian di majelis taklim dengan mengangkat tema pembahasan tematik atau sesuai kebutuhan masyarakat, dan tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami serta tidak mengandung bahasa yang dapat menyinggung.

Adapun cara memberikan pengajaran serta pencerahan kepada Remaja, yaitu mengaktifkan kegiatan yang berkenaan dengan remaja, melibatkan remaja ataupun pemuda-pemuda dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, khususnya kegiatan-kegiatan yang berlangsung di masjid. Hal seperti ini efektif dalam pembinaan akhlak remaja maupun pemuda-pemuda, sehingga berkuranglah generasi-generasi yang miskin akan moral dan etika serta mampu menjadi penerang di

72

masyarakat luas, sehingga keseluruhan kalangan masyarakat dapat merealisasikan ajaran Islam secara Kaffah.

Kegiatan penyuluhan juga dilakukan kepada calon pengantin, memberikan pencerahan kepada keduanya guna memperoleh rumah tangga yang sakinah dan harmonis. Kegiatan penyuluhan di lakukan di Kantor Urusan Agama, baik secara seminar maupun sendiri-sendiri.

Sedangkan penyuluhan kepada orang-orang yang ingin cerai, biasanya ditangani dengan Metode Educative (Metode pencerahan), di mediasi dengan cara memberikan kesempatan kepada yang mengajukan surat cerai untuk menjelaskan pokok permasalahan yang di hadapi. Hal ini biasanya di lakukan saat datang mengajukan surat cerai, meskipun yang dapat memutuskan perkara penceraian adalah Peradilan Agama.

Adapun kegiatan pencerahan kepada ibu-ibu rumah tangga biasanya di pengajian majelis taklim. Dengan aktifnya ibu-ibu dalam pengajian rutin dapat memberikan banyak manfaat, contohnya saja dengan menghadiri pengajian adalah bentuk silaturrahmi antar tetangga maupun masyarakat luas. Materi yang disampaikan berkenaan dengan kehidupan keseharian, misalnya cara mendidik anak

dengan baik, dll. 73

73

67

BAB V PENUTUP C. Kesimpulan

Dari apa yang telah penulis teliti dalam skripsi ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Masyarakat kecamatan Kahu terbagi dua yaitu masyarakat madani (yang tinggal di kota kecamatan) dan masyarakat badui (yang tinggal dipedesaan/perkampungan). Masyarakat yang tinggal diperkotaan umumnya telah tersentuh oleh media, baik media massa maupun media sosial. Sehingga adat istiadat dan kebiasaan ajaran nenek moyang mereka sudah mulai luntur, seiring

perkembangan zaman sehingga masyarakat madani

memungkinkan terealisasinya ajaran Islam secara Kaffah. Lain halnya dengan masyarakat pedesaan, pada umumnya masih kental dengan adat istiadat yang pada kenyataannya menyimpang dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Mereka tidak memahami bahwa ajaran nenek moyang yang telah menjadi adat istiadat yang wajib di laksanakan, merupakan penyimpangan terhadap ajaran agama islam yang shahih.

2. Adapun Metode Dakwah Penyuluh Agama Islam dalam meningkatkan ajaran Islam di masyarakat luas (khususnya kecamatan Kahu) yaitu memberikan bimbingan dan pencerahan kepada masyarakat berdasarkan tingkat usia, seperti di aktifkannya kegiatan Remaja Masjid, bagi remaja-remaja guna . Dibentuknya

TKA/TPA, hal ini dapat memberikan pendidikan usia dini agar menjadi generasi yang Qur’ani. Sedangkan kepada masyarakat luas yaitu dengan metode Ceramah dimanfaatkan di bulan Ramadhan, Tauziah singkat setelah sholat subuh di masjid-masjid bagi desa yang memiliki penyuluh atau imam tetap (pembantu penyuluh), Khutbah Jumat, pengajian-pengajian di majelis taklim dengan mengangkat tema pembahasan tematik atau sesuai kebutuhan masyarakat, dan tentunya dengan bahasa yang mudah

dipahami serta tidak mengandung bahasa yang dapat

menyinggung.

Dengan metode seperti diatas dapat meningkatkan Ajaran Islam di masyarakat sehingga Ajaran Islam dapat direalisasikan

secara kaffah, serta meninggalkan ajaran budaya yang

menyimpang, seperti tahayyul, churafat dan bid`ah.

D. Saran

Dengan melihat penjelasan dan kesimpulan yang telah kami paparkan diatas maka kami melihat bahwa kondisi masyarakat sekarang masih banyak yang kurang paham tentang ajaran agama yang shahih, sehingga penyimpangan-penyimpangan masih ada. Maka dari itu Penyuluh Agama KUA sebagai pemberi pencerahan kepada masyarakat seharusnya lebih mengefektifkan metode-metode penyuluhan agar ajaran Agama Islam secara Kaffah dapat terealisasi di masyarakat.

Dokumen terkait