BAB III METODE PELAKSANAAN
3.2 Metode Kajian
38
3.2.1 Rancangan Kajian
Rancangan kajian aplikasi pupuk NPK dan limbah POME menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dalam penetapan perlakuan limbah cair POME berdasarkan rekomendasi dari penelitian Bangun dkk (2014), yaitu :
P1 : 100% (36.7 g) NPK / tanaman
P2 : 300 cc POME/tanaman
P3 : 20% (7.34 g) NPK + 300 cc limbah cair POME / tanaman
P4 : 40% (14.68 g) NPK + 300 cc limbah cair POME / tanaman
P5 : 60% (22.02 g) NPK + 300 cc limbah cair POME / tanaman
P6 : 80 % (29.36 g) NPK + 300 cc limbah cair POME / tanaman
Masing-masing perlakuan diulang-ulang dengan penetapan jumlah ulangan menggunakan rumus :
(t – 1) (r -1) ≥ 15
Keterangan :
t : Treatment/perlakuan
r : Replikasi/ulangan
Berdasarkan rumus tersebut ditetapkan masing-masing perlakuan diulang 4 kali, sehingga diperoleh 24 satuan percobaan (plot). Pengambilan sampel kajian ini menggunakan teknik Zigzag pada setiap plotnya yaitu pada pengambilan sampel ini dilakukan dengan menentukan titik yang akan digunakan sebagai tempat pengambilan sampel dengan pola Zigzag (Saraswati dkk, 2007). Sehingga diperoleh 5 sampel/plot percobaan terdapat pada gambar 3.3. Denah percobaan dapat dilihat pada gambar 3.2 atau lampiran 25.
Keterangan :
P : Perlakuan
Gambar 3.3 Denah Sampel
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV
P5 P6 P1 P3
P6 P3 P4 P4
P3 P1 P6 P6
P4 P4 P2 P1
P1 P5 P3 P2
P2 P2 P5 P5
Gambar 3.2 Denah Kajian
3.2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan merupakan suatau sarana atau saprodi yang digunakan untuk menunjang kegiatan. Persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam pengaplikasian pupuk limbah POME pada budidaya tanaman cabai. Alat dan bahan merupakan suatu sarana atau saprodi yang digunakan untuk menunjang kegiatan. Persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam pengaplikasian pupuk limbah POME pada budidaya tanaman cabai antara lain :
1. Alat
a) Timbangan digital b) Cerek takaran 2. Bahan
a) Pupuk NPK b) Limbah cair POME 3.2.3 Langkah Pelaksanaan
1. Persiapan Benih dan Persemaian
Benih tanaman cabai yang digunakan dalam persemaian merupakan varietas Dewata F1. Dalam kegiatan persemaian digunakan tray persemaian dengan pada tiap lubang tray diisi satu benih cabai. pada persemaian yang digunakan merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
2. Pengolahan Lahan dan Pemupukan Dasar
Pengolahan lahan dilakukan mulai dari sanitasi lahan dari serasah sehingga dapat mempermudah pengelolaan tanah. Tanah kemudian diolah dengan menggunakan cangkul, tali raffia dan meteran sebagai alat ukur dalam pengukuran pembuatan bedengan. Kemudian dibuat bedengan dengan ukuran panjang
bedengan 280 cm dan lebar permukaan bedengan 120 cm dengan tinggi bedengan 40 cm dan jarak antara bedengan berukuran 40 cm.
Pemupukan dasar dilakukan dengan memberikan pupuk organik pada setiap lubang tanam perlakuan mulai dari P1 – P6 sesuai perlakuan masing-masing.
Pengaplikasian dilakukan dengan cara memberikan 300 g pupuk kandang ayam dan kapur dolomit 25 g perlubang tanam.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan menggunakan jarak jarak antar tanaman 60 cm × 70 cm sehingga diperoleh 8 tanaman dalam satu petak. Dengan bedengan ukuran panjang bedengan 280 cm dan lebar permukaan bedengan 120 cm sehingga terdapat 24 unit percobaan. Sehingga keseluruhan populasi tanaman menjadi 192 tanaman.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman tanaman cabai dilakukan pada pagi dan sore hari, pada kegiatan penyiraman dilakukan menggunakan gembor, penyiraman dilakukan diantara pukul 06.00 – 07.00 WIB pada pagi hari dan pada sore hari dilakukan pada pukul 15.30 – 16.00 WIB.
b. Pemasangan turus pada tanaman cabai dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST dipasang tegakpada tiap tanaman dan ditancapkan ditanah dekat batang tanaman cabai dengan dalam 20 – 25 cm. kemudian diikat antara batang tanaman dan turus dengan tali plastic atau tali raffia.
c. Pewiwilan atau perampelan pada tanaman cabai rawit dilakukan pembuangan atau pemangkasan tunas air, tunas samping di bawah cabang Y, bunga pada cabang Y dan daun tua dibawah cabang Y.
d. Pemupukan pada tanaman cabai dilakukan pada umur 12 HST dan pemupukan dilakukan dengan interval 15 hari sekali dengan menggunakan kombinasi 300 cc POME/tanaman dan NPK sesuai dosis pada tiap
perlakuan/ tanaman. Pemupukan NPK (pengaplikasian perlakuan) dilakukan pada pukul 05.30 – 07.00 WIB, sedangkan untuk pengaaplikasian limbah POME aplikasikan setelah penyiraman pada pukul 16.00 – hingga selesai.
e. Pengendalian gulma pada tanaman cabai dilakukan apabila terdapat gulma maka pengendalian dilakukan dengan metode mekanis, pada metode mekanis ini menggunakan manual (tangan) ataupun sabit tergantung intensitas serangan gulma. Pengendalian gulma dilakukan pada gulma yang berada bedengan maupun drainase.
f. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuaikan dengan hama dan penyakit yang dimenyerang dan menyesuaikan dengan intensitas serangan hama dan penyakit pada saat itu.
5. Panen
Kegiatan pemanenan tanaman cabai dilakukan pada saat buah cabai sudah menunjukan ciri matang fisiologis atau dapat dilihat dengan mata. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah cabai dari pangkal tangkai buah dengan hati hati agar tidak menyebabkan cabang atau daun tanaman rusak. Durasi pemetikan buah menyesuaikan dengan jumlah buah yang matang.
3.2.4 Parameter Pengamatan
Dalam kegiatan penelitian terdapat parameter pengamatan yang perlu diamati dipenelitian ini yaitu pertumbuhan dan produksi cabai rawit. Parameter pengamatan pada kajian ini antara lain :
1. Pengamatan Fase Vegetatif (Pertumbuhan)
Pengamatan fase vegetatif (Pertumbuhan) terdiri dari tinggi tanaman dan jumlah daun. Pengamatan pada kedua parameter ini dilakukan pada umur tanaman 14 HST, 28 HST, 42 HST.
2. Pengamatan Fase Generatif (Produksi)
Pengamatan pada fase generative tanaman terdiri dari umur berbunga, berat buah pertanaman, berat buah perbedengan dan jumlah buah pertanaman. Pada pengamatan ini dilakukan pada pengukuran umur berbunga tanaman cabai sesuai hari setelah tanam kemudian, berat buah pertanaman, berat buah perbedengan dan jumlah buah pertanaman dihitung setelah tanaman panen pertama yang dilakukan pada setiap tanaman sampel.
3.2.5 Definisi Operasional
1. Jenis cabai rawit yang digunakan sebagai bibit adalah varietas Dewata F1.
2. Limbah cair POME merupakan limbah cair yang sudah dilakukan sirkulasi oleh pabrik yang memproduksi CPO (Crude Palm Oil). Selama limbah cair POME digunakan sebagai pupuk cair dalam budidaya tanaman sawit oleh perkebunan sawit.
3. Varietas cabai yang digunakan varietas cabai yang biasa digunakan pada budidaya cabai rawit oleh petani
4. Interval pemberian 15 hari sekali dengan menggunakan kombinasi 300 cc POME/tanaman dan NPK sesuai dosis pada tiap perlakuan/ tanaman.
5. Sampel yang digunakan yaitu berjumlah 5 tanaman sampel/plot percobaan.
6. Pada kajian mengamati jenis kandungan unsur hara yang mempengaruhi parameter pengamatan.
7. Fase vegetatif merupakan fase pertumbuhan yang sebagian besar menggunakan karbohidrat dari proses fotosintesis, terutama terjadi pada tinggi batang dan jumlah daun.
8. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara diukur mulai pangkal batang hingga tajuk daun.
9. Umur berbunga diamati sejak setelah penanaman hingga bunga pertama tanaman cabai mulai mekar dengan sempurna.
10. Umur panen pertama tanaman cabai rawit varietas Dewata F1 yaitu 75 HST.
11. Fase generatif atau produktif adalah fase pertumbuhan yang menimbun sebagian besar karbohidrat dari proses fotosintesis.
12. Analisis analisis usahatani, dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis financial dan analisis ekonomi.
13. Analisa usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang membuat atau menggunakan sumberdaya yang ada, secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan pada waktu tertentu.
14. Evaluasi peningkatan pengetahuan berdasarkan Benjamin S. Bloom tahun 1956 mengklasifikasikan dimensi proses kognitif dalam enam kategori yaitu, pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
15. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,ekonomi,sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkaan usaha anggota.
3.2.6 Analisa Data Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman dilahan maka selanjutnya data tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA) pada taraf 5%. Kemudian dilakukan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5% menggunakan aplikasi SSPS untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan yang diberikan.