• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

A. Deskripsi Teoritik

1. Metode Kerja Kelompok

a.Pengertian Metode Kerja Kelompok

Metode merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individu atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.1

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam proses pembelajaran terkadang siswa pasif, salah satu metode yang dapat digunakan agar siswa aktif yaitu dengan metode kerja kelompok. Karena proses pembelajaran dengan metode kerja kelompok akan berpusat pada siswa, sehingga siswa yang banyak berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain ingin mencapai tujuan yang sama. Sedangkan yang dimaksud dengan metode kerja kelompok adalah metode mengajar yang menyampaikan bahan ajar dengan cara membentuk kelompok belajar. Tidak semua kelompok pasti kelompok belajar, karena sebuah kelompok baru disebut kelompok belajar jika anggotanya merupakan siswa yang secara bersama-sama

1

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. II, h. 52.

mengerjakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.2

Menurut Robert L. Cistrap menyatakan bahwa kerja kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas.3

Metode kerja sama atau kelompok ialah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan masalah yang dihadapi guna mewujudkan kesejahteraan bersama.4

Menurut Sagala dalam Masitoh dan Laksmi Dewi mengatakan bahwa metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan bersendiri untuk mempelajari materi pembelajaran yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan secara bersama-sama.5

Jadi dapat dikatakan bahwa metode kerja kelompok adalah suatu cara pembelajaran atau metode mengajar yang menyampaikan bahan ajar dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok sebagai upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dan menjadi satu kesatuan untuk mengerjakan atau menyelesaikan tugas belajar secara bersama-sama.

Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar mengajar yang mampu membuat siswa belajar aktif dan memiliki aspek-aspek di dalam kelompok. aspek-aspek kelompok itu terdiri dari:

1) Tujuan, inilah aspek pengikat semua kelompok. tujuan sebuah kelompok harus dirumuskan dengan jelas sehingga kegiatan kelompok bisa terarah.

2

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 101.

3

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 15.

4

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui

Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, h. 64.

5

2) Interaksi, yang terjadi antar anggota kelompok hendaknya merupakan interaksi yang baik dan aktif.

3) Kepemimpinan berfungsi untuk mengatur pembagian tugas, komunikasi yang efektif. Kepemimpinan yang baik akan berpengaruh terhadap suasana kerja dan pada akhirnya suasana kerja ini akan mempengaruhi proses penyelesaian tugas.

4) Norma, diperlukan untuk menjaga ketertiban selama bekerja kelompok dan setiap anggota kelompok harus menaatinya.

5) Perasaan, dalam kerja kelompok setiap anggota harus bisa menekan perasaan individual diganti dengan perasaan kelompok. perasaan kelompok adalah perasaan yang timbul karena kesetiakawanan, persatuan, dan kesatuan karena adanya kesadaran ingin mencapai tujuan yang sama.6

Jadi dalam melaksanakan metode kerja kelompok ini harus memperhatikan aspek-aspek yang ada di dalamnya yaitu tujuan, interaksi, kepemimpinan, norma, dan perasaan. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

b.Karakteristik Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar. 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,

sedang, dan rendah (heterogen).

3) Apabila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih diorientasi pada kelompok dari pada individu.7

6

Zulfiani, dkk., op. cit., h. 102.

7

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), cet. III, h. 176.

Selain itu karakteristik atau ciri-ciri belajar kelompok menurut Zulfiani yaitu terdapat persatuan antara anggota kelompok, terdapat kerja sama yang baik di antara anggota kelompok, dan terdapat interaksi yang edukatif antara kelompok.8

Dari semua karakteristik metode kerja kelompok di atas, dapat dikatakan maka dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok, membantu siswa belajar keterampilan sosial, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berfikir logis.

c. Jenis-jenis Metode Kerja Kelompok

Ada beberapa bentuk kerja kelompok yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1) Kerja kelompok berjangka pendek

Kerja kelompok berjangka pendek biasanya disebut dengan rapat kilat karena hanya mengambil waktu ± 15 menit, dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang sifatnya khusus.

2) Kerja kelompok berjangka panjang

Kerja kelompok jangka panjang adalah pekerjaan yang memakan waktu cukup panjang. Misalnya pekerjaan yang membutuhkan waktu 2 hari, seminggu atau lebih dan tergantung banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa. Kerja kelompok jangka panjang ini dapat dilaksanakan dengan tujuan:

a) Membahas masalah yang benar-benar ada dalam masyarakat.

b) Memotivasi siswa kearah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat.

c) Dengan melaksanakan kerja kelompok memberi pengalaman kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan, seperti membuat rencana

8

sebelum melakukan pekerjaan, membagi pekerjaan, memecahkan masalah dengan bekerja sama.

d) Dengan bekerja sama siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan informasi atau data yang lebih banyak.

3) Kerja kelompok campuran

Kerja kelompok campuran dibagi menjadi beberapa kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa dan materi yang sedang dibahas. Dalam kerja kelompok ini diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing bagi siswa yang pintar dapat selesai terlebih dahulu dan bagi siswa yang lamban dapat menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang sesuai dengan kemampuannya. Pada metode kerja kelompok guru harus memperhatikan hal-hal berikut:

a) Guru perlu menyediakan tugas atau kegiatan belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar siswa atau setiap kelompok.

b) Setiap tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap kelompok dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru.

c) Guru hendaknya memberikan petunjuk dengan jelas, sehingga siswa tahu apa yang harus dilakukan atau dikerjakan.9

Dari beberapa jenis metode kerja kelompok yang ada, guru dapat menggunakan salah satu jenis metode kerja kelompok tersebut dengan memperhatikan kesulitan tugas yang diberikan dan waktu yang dibutuhkan. Sehingga hasil kerja kelompok yang dilakukan siswa dapat berjalan dengan baik.

d.Kelebihan dan Kekurangan Metode Kerja Kelompok

Menurut Roestiyah N.K metode kerja kelompok memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan yang dimiliki metode kerja kelompok:

1) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.

3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan diskusi.

4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.

5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.

6) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, serta mereka telah saling membantu dalam kelompok untuk mencapau tujuan bersama.

Sedangkan kekurangannya adalah:

1) Kerja kelompok sering kali hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka dapat memimpin dan mengarahkan temannya kurang memahami.

2) Metode ini kerkadang menuntut peraturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula.

3) Keberhasilan metode ini tergantung kepada kemampuan siswa dalam memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.10

Selain itu Zulfiani, dkk. mengemukakan kelebihan dan kekurangan dari metode kerja kelompok sebagai berikut:

Kelebihan mrtode kerja kelompok antara lain: 1) Menanamkan kerja sama antar siswa. 2) Membina sikap toleransi antar siswa.

3) Menanamkan sikap tolong menolong antar siswa

4) Menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin dan rela berkorban. Kekurangan metode kerja kelompok:

1) Pembentukan kelompok belajar yang baik tidak mudah dilakukan.

9

Roestiyah N. K., op.cit., h. 18-19.

10

2) Terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang merugikan kinerja kelompok.

3) Terkadang timbul persaingan antar kelompok yang bersifat negatif yang menimbulkan permusuhan.

4) Guru terlebih dahulu harus sudah membuat perencanaan yang matang tentang kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan oleh siswa.11 Berdasarkan dari kelebihan dan kekurangan metode kerja kelompok di atas, guru harus mampu meminimalisir kekurangan yang dimiliki dari metode kerja kelompok, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik. Maka dari itu guru harus cermat dalam menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dari kelebihan dan kekurangan metode tersebutlah yang menuntut guru menjadi lebih kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran.

e. Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok

Supaya kerja kelompok dapat berhasil, maka menurut Roestiyah N. K. Harus melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan tugas kepada siswa.

2) Guru menjelaskan apa tujuan kerja kelompok tersebut. 3) Pembagian kelas menjadi beberapa kelompok.

4) Setiap kelompok menunjuk 2 orang teman sebagai ketua dan sebagai pencatat yang akan membuat laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut.

5) Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu memberi saran atau pertanyaan.

6) Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja kelompok.12

11

Zulfiani, dkk., op. cit., h. 102 - 103.

12

Selain itu dalam buku Masitoh dan Laksmi Dewi “Strategi Pembelajaran”, langkah-langkah pada metode kerja kelompok ada dua konsep yaitu:

1) Kegiatan persiapan yang terdiri dari:

a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b) Apersepsi yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya. c) Memotovasi belajar dengan mengemukakan kasus yang kaitannya

dengan materi. Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok.

d) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok.

e) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.

2) Kegiatan pelaksanaaan yang terdiri dari:

Pertama, kegiatan membuka pelajaran. a) Melaksanakan pelajaran yang diajarkan.

b) Mengemukakan tujuan pelajaran dan kegiatan inti pelajaran.

Kedua, kegiatan inti pelajaran.

a) Mengemukakan lingkup materi yang akan dipelajari. b) Membentuk kelompok.

c) Mengemukakan setiap tugas kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua siswa.

d) Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.

e) Memonitor dan sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.

f) Pemberian umpan balik dari kelompok lain atau dari guru.

Ketiga, kegiatan mengakhiri pelajaran.

a) Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok.

b) Melakukan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang, melakukan evaluasi hasil dan proses yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas mengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut.13

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok di atas, guru juga dapat memberikan variasi yang berbeda sehingga lebih menarik dan menyenangkan, misalnya dengan menambahkan media yang menarik seperti video atau diselingi dengan kegiatan ice breaking.

f. Peran Guru dalam Metode Kerja Kelompok

Dalam metode kerja kelompok siswalah yang sangat berperan aktif di dalamnya, dan guru tidaklah menjadi pemeran utama dalam proses pembelajaran tetapi guru berperan sebagai:

1) Manager yaitu membantu para siswa mengorganisasi diri, tempat duduk, serta bahan yang diperlukan.

2) Observer yaitu mengamati dinamika kelompok yang terjadi sehingga dapat mengarahkan dan membatu siswa bila perlu. Guru perlu memberikan timbal balik kepada kelompok tentang kepemimpinan, interaksi, tujuan, aerta perasaan dan norma-norma yang terjadi dalam kelompok.

3) Advisor yaitu memberikan saran-saran tentang penyelesaian tugas bila diperlukan. Namun pemberian saran ini bukan memberikan informasi secara langsung untuk menyelesaikan tugas siswa. Tetapi berikan saran itu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

4) Evaluator yaitu guru menilai proses kelompok yang terjadi bersama-sama dengan kelompok. Penilaian ini hendaklah selalu penilaian kelompok bukan penilaian terhadap individu.14

13

Masitoh dan Dewi Laksmini, op. cit., h. 186-187.

14

Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

Guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode kerja kelompok ini hanya membantu selama proses pembelajaran berlangsung. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

g.Manfaat Metode Kerja Kelompok

Seperti halnya metode-metode pembelajaran yang lain, metode kerja kelompok mempunyai banyak manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah sebagai berikut:

1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berfikir kritis dan analisis siswa secara optimal.

2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis dalam menghadapi setiap permasalahan.

3) Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.

4) Mendorong tumbuhnya sikap demokrasi dikalangan siswa.

5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif, rasional, dan sistematis dalam beragumentasi guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama antar anggota kelompok.

6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara terbuka.

7) Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah. 8) Melatih kepemimpinan siswa.

9) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat, dan pengalaman antar mereka.

10)Merupakan wadah yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar.15 Selain itu menurut Masitoh dan Laksmi Dewi, mengapa guru memilih kerja kelompok sebagai metode pembelajaran karena bermanfaat, diantaranya sebagai berikut:

1) Kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan demokratis.

2) Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar.

3) Kerja kelompok tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar di luar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi, seperti observasi, wawancara, cari buku diperpustakaan umum, dan sebagainya.16

Dari semua manfaat yang ada di atas intinya manfaat dari metode kerja kelompok adalah mengoptimalkan peran kerja tim dalam bekerja sama menyelesaikan tugas atau suatu masalah dan mampu melatih siswa agar aktif dalam belajar. Selain itu menjadikan siswa semakin mengerti dengan keberagaman pandangan dan perbedaan, dan semakin dewasa dalam menyelesaikan maslah yang menyangkut kelompok baik organisasi maupun keluarga.

2. Keaktifan Belajar

a.Pengertian Keaktifan Belajar

Dalam proses pembelajaran dibutuhkan kektifan siswa dalam belajar, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Karena menurut Dave Meier, belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi keaktifan.17 Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak ada belajar kalau tidak ada keaktifan siswa dalam belajar.

Anak adalah makhluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif serta mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa

15

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op. cit., h. 91.

16

Masitoh dan Laksmi Dewi, op. cit., h. 186.

17

Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 75.

yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri.18

Menurut Kamus Bahasa Indonesia “aktif adalah giat (bekerja, berusaha)”. Sedangkan “Keaktifan adalah kegiatan”.19 Pada penelitian ini aktif yang dimaksud adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan dimana siswa aktif dalam belajar. Aktif yang dimaksudkan dalam proses pembelajaran adalah dimana guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, menjawab, mengemukakan gagasan atau pendapatnya serta mampu memberikan kesimpulan.

Sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran

maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perlahan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional.20

Keaktifan belajar PKn siswa dapat kita lihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar seperti kerja kelompok, berpendapat, menyelesaikan tugas dan sebagainya. Paul B. Diedrich dalam buku yang ditulis oleh Sadirman membagi kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok yaitu:

1) Visual Activities (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti menyatakan,

merumuskan, bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Lintening Activities (kegiatan-kegiatan mendengar) seperti mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik dan sebagainya.

18

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam

Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta, Kencana, 2009), h. 73.

19

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta:

Balai Pustaka , 2002), cet. II, h. 23.

20

4) Writting Activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita, karangan, laporan, menyalin dan sebagainya.

5) Drawing Activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti menggambar, membuat peta, diagram dan sebagainya.

6) Motor Activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan, membuat media pembelajaran, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental Activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti menanggapi, mengingat, memecahkan masalah atau soal, menganalisis, mengambil keputusan.

8) Emotional Activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, gugup dan sebagainya.21

Kegiatan belajar siswa diatas menunjukan bahwa aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas disini tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik saja tetapi meliputi aktivitas mental. Keadaan dimana siswa melaksanakan kegiatan belajar inilah yang disebut keaktifan belajar.

Seorang siswa sering bertanya berulang-ulang kepada guru, belum tentu dapat dikatakan aktif karena dalam menilai keaktifan seorang siswa tidak hanya diukur dari aspek kognitif saja, tetapi juga harus diukur dari segi efektif dan psikomotoriknya.

Adapun konsep dari pembelajaran aktif adalah:

1) Dipandang dari sisi proses pembelajaran, yaitu menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, keaktifan dari segi fisik, mental, emosional, dan intelektual.

2) Dipandang dari segi hasil belajar, yaitu tidak hanya membentuk siswa yang cerdas tetapi diimbangi oleh sikap dan keterampilan siswa.

21

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet. XIX, h. 101.

Seperti kemampuan menemukan, menganalisis, mencari data, dan sebagainya.22

b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Keaktifan Belajar

Keberhasilan penerapan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1) Kemampuan guru

Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan inofatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan siswa.

2) Sikap profesional guru

Sikap profesional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang profesional akan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal, oleh karena itu ia akan selalu menambah wawasan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.

3) Latar belakanag pendidikan dan pengalaman mengajar guru

Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru sangat berpengaruh terhadap implementasi proses pembelajaran siswa aktif. 4) Ruang kelas

Ruang kelas yang sempit akan mempengaruhi kenyamanan siswa dalam belajar. Selain itu penataan tempat duduk siswa juga harus diperhatikan.

5) Media dan sumber belajar

Dalam pembelajaran aktif siswa yang menggunakan media akan memudahkannya dalam mendapatkan atau menerima berbagai informasi secara mandiri.

22

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Preneda Media Group, 2008), cet. V, h. 137.

6) Lingkungan belajar

Ada dua hal yang termasuk ke dalam faktor lingkungan belajar, yaitu lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah misalnya banyaknya jumlah kelas, perpustakaan dan sebagainya. Selain itu adalah lingkungan psikologi meliputi iklim sosial yang ada di lingkungan sekolah misalnya keharmonisan hubungan antar masyarakat sekolah.23

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar ssiswa di atas, maka guru harus benar-benar menyiapkan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran dengan sendirinya keaktifan belajar siswa akan meningkat.

Dokumen terkait