• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

SDN PISANGAN 03

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Siti Sa’adah

NIM 1111018300062

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SDN PISANGAN 03

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Siti Sa’adah

NIM 1111018300062

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Takiddin, M.Pd

NIP. 198312062011011005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

SDN Pisangan 03. Disusun oleh Siti Sa’adah NIM. 1111018300062, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan

dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang

munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, 24 Juni 2015

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Takiddin, M.Pd

(4)
(5)

NIM : 1111018300062

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Alamat : Kp. Kebon Kopi RT/RW. 003/008 No. 21 Pengasinan-

Depok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03 adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Dosen Pembimbing : Takiddin, M.Pd

NIP : 19831206201101005

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerimaa segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 24 Juni 2015

Siti Sa’adah

(6)

i

Kelas V SDN Pisangan 03. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN Pisangan 03. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn sebagai tujuan dari penelitian yang dilakukan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret–Mei 2015 di SDN Pisangan 03 dengan subjek penelitian pada siswa kelas V-A. Penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus dengan masing-masing siklus selama 2 (dua) pertemuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil siswa yang aktif pada siklus I sebanyak 5 (lima) siswa dengan persentase sebesar 15,62% dan rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar 62,19%. Sedangkan pada siklus II siswa yang aktif sebanyak 28 (dua puluh delapan) siswa dengan persentase sebesar 87,50% dan rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar 88,92%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode kerja kelompok dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn di kelas V SDN Pisangan 03 karena rata-rata persentase

siswa aktif telah mencapai hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu ≥

80%. Keaktifan belajar siswa meningkat didukung oleh hasil belajar yang baik yaitu 83.

(7)

ii

Pisangan 03. Thesis. Government Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, in 2015.

This study aimed to describe the increase in the activity of students in the learning civics through the application of methods of group work in class V SDN Pisangan 03. The method used in this research is classroom action research (PTK). PTK implemented in an attempt to overcome the problems that arise in the classroom. This method is carried out in 4 (four) phases, including planning, implementation, observation, and reflection. The fourth stage is the present cycle repeatedly and carried out with the same measures and focused on improving students' learning activeness in teaching civics as a goal of the research conducted.

This study was conducted in March-May 2015 in SDN Pisangan 03 with the subject of research in class VA. The study was conducted in 2 (two) cycles with each cycle during the 2 (two) meetings. The results showed that there is an increase in the activity of students in each cycle. It can be seen from the results of students who are active in the first cycle of 1 (one) student with a percentage of 3.13% and the average students' learning activeness of 57.53%. While on the second cycle students who are active as much as 24 (twenty-four) students with a percentage of 75% and the average students' learning activeness of 82.57%. It can be concluded that the application of the method of group work can enhance students' learning activeness in learning civics class V SDN Pisangan 03 as the average percentage of active students have achieved the expected results

interventasi action is ≥ 80%.

(8)

iii

dan anugerah yang tak terhingga, serta atas izin-Nya penulis mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN

Pisangan 03”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar

Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya, yang telah membebaskan

umat manusia dari zaman jahiliyah.

Selama menulis skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan motivasi

dan bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas jasa

dan pengorbanan mereka yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan

kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Nafia Wafiqni, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan bimbingan dan motivasi.

5. Takiddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar

dan penuh pengertian dalam memberikan bimbingan dan pengarahan

(9)

iv

7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya

kepada penulis.

8. Keluarga besar SDN Pisangan 03, khususnya Kepala Sekolah, guru

kelas V dan seluruh siswa-siswi kelas V, yang telah membantu dan

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

demi terselesaikannya skripsi ini.

9. Orang tua saya tercinta, Ibunda Maryati dan Ayahanda Sartun,

kakak-kakakku Santi Hasanah, Deddy Anwar, dan Syahril Ramdhoni, yang

selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dan

telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam menyelesaikan sripsi

ini.

10. Sahabat-sahabatku tercinta, Husnul Ma’ab, Rifa’athul Afifah, Nurliana, Endang Sri Rahayu, Yulia Kurnia Dewi, Ayu Apriyanti, Dini Anugrah

Safitri, Dwi Asia Ningsih dan seluruh teman-teman seperjuangan di

PGMI angkatan 2011 yang telah memberikan masukan, dukungan,

motivasi yang sangat berharga. Semoga kebersamaan kita menjadi

kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan di masa mendatang dan

tidak berhenti sampai di sini.

11. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas

segala doa, bantuan dan informasi yang bermanfaat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat menerima segala amal kebaikan atas segala jasa,

(10)

v

menbaca dan membutuhkannya.

Jakarta, 24 Juni 2015

(11)

vi

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 6

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ... 8

A. Deskripsi Teoritik ... 8

1. Metode Kerja Kelompok ... 8

a. Pengertian Metode Kerja Kelompok ... 8

b. Karakteristik Metode Kerja Kelompok ... 10

c. Jenis-jenis Metode Kerja Kelompok ... 11

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kerja Kelompok ... 12

e. Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok... 14

f. Peran Guru Metode Kerja Kelompok ... 16

(12)

vii

3. Pembelajaran PKn ... 22

a. Pengertian Pembelajaran PKn ... 22

b. Tujuan Pembelajaran PKn ... 24

c. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn ... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berfikir ... 27

D. Pengajuan Hipotesis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 33

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 33

E. Tahap Interventasi Tindakan ... 33

F. Hasil Interventasi Tindakan yang Diharapkan ... 35

G. Data dan Sumber Data ... 35

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 35

I. Teknik Pengumpulan Data ... 37

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ... 38

K. Analisis Data dan Interpretasi Data ... 38

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 40

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum SDN Pisangan 03 ... 41

B. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 41

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 51

C. Analisis Data ... 58

(13)

viii

(14)

ix

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa ... 36

Tabel 3.3 Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa ... 39

Tabel 4.1 Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I ... 50

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru ... 57

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa ... 60

Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I ... 62

Tabel 4.5 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I ... 64

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II ... 65

Tabel 4.7 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II ... 66

[image:14.595.117.515.180.594.2]
(15)

x

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 32

Gambar 4.1 Gambar Materi Musyawarah ... 43

Gambar 4.2 Kartu Berwarna ... 46

Gambar 4.3 Hasil Kerja Siswa Bentuk Peta Konsep ... 47

Gambar 4.4 Lembar Kerja Siswa ... 47

Gambar 4.5 Hasil Demonstrasi Siswa ... 54

[image:15.595.114.521.175.588.2]
(16)

xi

Lampiran 2 : Lembar Hasil Wawancara Siswa Tahap Pra Penelitian ... 85

Lampiran 3 : Lembar Hasil Observasi Tahap Pra Penelitian ... 87

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 88

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 108

Lampiran 6 : Lembar Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I ... 124

Lampiran 7 : Lembar Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II .... 128

Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I ... 132

Lampiran 9 : Lembar Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II ... 136

Lampiran 10 : Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn ... 140

Lampiran 11 : Lembar Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 141

Lampiran 12 : Lembar Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ... 147

Lampiran 13 : Gambar Kegiatan Belajar Siswa ... 153

Lampiran 14 : Lembar Hasil Wawancara Guru Tahap Akhir Penelitian ... 154

Lampiran 15 : Lembar Hasil Wawancara Siswa Tahap Akhir Penelitian ... 156

Permohonan Surat Bimbingan Skripsi ... 159

Surat Permohonan Izin Penelitian ……….. 160

Surat Keterangan Penelitian di Sekolah ………. 161

(17)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Keberhasilan sebuah pendidikan dapat terlihat dari bagaimana proses

pembelajaran itu berlangsung. Dalam proses pembelajaran terdiri dari beberapa

komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi1. Komponen-komponen tersebut adalah siswa, tujuan, kondisi belajar, sumber-sumber belajar

dan hasil belajar.2 Dalam hal ini guru sebagai pendidik yang profesional harus

mempunyai kemampuan mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan

mengevaluasi siswa ke arah pendidikan yang sesuai dengan standar nasional

pendidikan. Sehingga guru mampu menciptakan siswa yang berkualitas demi

tercapainya keberhasilan pendidikan.

Dalam proses pembelajaran sering kali guru menemukan masalah. Di antara

masalah tersebut adalah siswa malas belajar, rendahnya minat belajar, rendahnya

motivasi belajar, rendahnya hasil belajar dan kurangnya partisipasi siswa di dalam

kelas. Sehingga suasana belajar menjadi kurang menyenangkan. Masalah tersebut

dapat diminimalisir dengan membuat perencanaan pembelajaran. Perencanaan

pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional

tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta

rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan

tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.3

Proses pembelajaran perlu direncanakan agar dalam pelaksanaannya dapat

berlangsung dengan baik dan dapat mencapai hasil sesuai dengan yang

diharapkan.

1

Interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi. Sedangkan interelasi adalah hubungan satu sama lain. Sebagaimana dijelaskan oleh Tim Penyusun Kamus

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka , 2002), cet. II, h.

438.

2

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),

cet. VI, h. 9-13.

3

(18)

Dalam semua mata pelajaran guru harus menguasai materi yang akan

disampaikan. Selain itu, guru juga harus menguasai pendekatan, model, metode,

dan media yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Termasuk

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Sehingga tujuan

pembelajarantersebut dapat tercapai dengan baik.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik secara individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.4

Berdasarkan pengertian PKn di atas, dapat dipahami bahwa tujuan PKn di

sekolah adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara

yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian,

diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap

baik sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.5

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti tentang proses pembelajaran

PKn di kelas V SDN Pisangan 03 diperoleh bahwa, tingkat keaktifan belajar siswa

kelas V SDN Pisangan 03 dalam pembelajaran PKn sangatlah rendah. Hal ini

dikarenakan selama proses pembelajaran guru hanya menyampaikan materi

dengan metode ceramah, kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan antara

siswa dengan siswa, serta sumber pembelajaran hanya terbatas pada LKS saja.

Sehingga pembelajaran hanya didominasi oleh guru, sedangkan siswa cenderung

pasif hanya mendengarkan atau menyimak materi yang disampaikan guru dan

sesekali mencatat. Proses pembelajaran tersebut menciptakan suasana kurang

menyenangkan. Selain itu peneliti juga mewawancarai beberapa siswa kelas V

SDN Pisangan 03 dan hasilnya banyak siswa yang tidak menyukai pembelajaran

4

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), h. 225.

5

(19)

PKn, karena membosankan, materi sulit, belajar hanya terpaku pada LKS dan

guru menyampaikan materi PKn dengan menggunakan bahasa verbal saja. Jadi

yang awalnya semangat belajar setelah beberapa menit sudah membosankan. Hal

tersebut terbukti bahwa dalam pembelajaran PKn siswa kurang aktif.6

Pembelajaran PKn seharusnya berjalan secara aktif dan siswa ikut

berpartisipasi di dalamnya. Karena materi PKn menekankan pada pengalaman dan

pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan

pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya.

Untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, Hamzah B. Uno menemukan salah

satu cara yang dapat dilakukan yaitu:

Siswa belajar dari pengalamannya, selain siswa harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh. Siswa dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka. Mereka belajar dari pengalaman langsung dan pengalaman nyata. Keterlibatan aktif dengan objek-objek ataupun gagasan tersebut dapat mendorong aktivitas mental untuk berfikir, menganalisa, menyimpulkan, dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang siswa ketahui sebelumnya.7

Keterlibatan siswa secara aktif akan mendorong siswa untuk lebih mengerti

apa yang mereka lakukan, sehingga memberikan pemahaman lebih baik. Belajar

aktif tidak dapat terjadi tanpa partisipasi siswa. Dalam hal ini maka guru harus

mengubah suasana belajar yang lebih melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Terdapat berbagai cara untuk membuat siswa aktif, diantaranya

yaitu dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran

yang tepat di sini maksudnya adalah metode yang mampu mengaktifkan siswa

dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individu atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami

6

Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru dan Siswa Kelas V SDN Pisangan 03, (Jl. Legoso Raya), pada tanggal 23 dan 27 Februari 2015.

7

Hamzah B. Uno, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

(20)

dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar makin efektif pula pencapaian tujuannya.8

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran agar siswa aktif, saling bekerja sama dan terjadi interaksi antara

siswa dengan guru serta antara siswa dengan siswa, sehingga menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan adalah metode kerja kelompok.

Metode kerja sama atau kelompok ialah upaya saling membantu antara dua

orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan

tugas atau menyelesaikan masalah yang dihadapi guna mewujudkan kesejahteraan

bersama.9 Sedangkan Robert L. Cistrap menyatakan bahwa “Metode kerja kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah

kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas”.10 Jadi dapat dikatakan metode kerja kelompok ini, format belajar mengajar yang menitik beratkan

kepada interaksi antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok dan mampu

menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, siswa mampu berfikir kritis, dan

mampu memecahkan masalah secara bersama-sama. Sehingga dalam proses

pembelajaran guru hanya menjadi fasilitator, motivator, dan mediator. Dengan

demikian siswalah yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam arti

siswa mencari tahu jawaban permasalahan yang diberikan guru secara

bersama-sama di dalam kelompoknya. Maka dari itu terjadilah interaksi aktif antar siswa.

Bagi siswa yang belum memahami materi bisa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari metode kerja kelompok antara

lain adalah (1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berfikir

kritis dan analisis siswa secara optimal; (2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis

dalam menghadapi setiap permasalahan; (3) Mendorong tumbuhnya sikap

tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain; (4)

8

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. II, hlm. 52.

9

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui

Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, h. 64.

10

(21)

Mendorong tumbuhnya sikap demokrasi dikalangan siswa; (5) Melatih siswa

untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif,

rasional, dan sistematis dalam beragumentasi guna menemukan suatu kebenaran

dalam kerja sama antar anggota kelompok; (6) Mendorong tumbuhnya keberanian

mengutarakan pendapat siswa secara terbuka; (7) Melatih siswa untuk dapat

mandiri dalam menghadapi setiap masalah; (8) Melatih kepemimpinan siswa; (9)

Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat,

dan pengalaman antar mereka; dan (10) Merupakan wadah yang efektif untuk

kegiatan belajar mengajar.11

Metode kerja kelompok dianggap mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan dan siswa berperan aktif dalam proses

pembelajaran, karena telah diteliti sebelumnya oleh Sarmanah dalam judul Upaya

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui

Metode Kerja Kelompok, menyatakan bahwa:

Hasil penelitian Sarmanah dengan judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok

dapat disimpulkan bahwa “minat belajar IPS dapat meningkat dengan

menggunakan metode kerja kelompok pada MI Al-Wathoniyah 12 di kelas II Jakarta Timur, terlihat dari data peningkatan minat dari siklus I sebesar

65,42% dan siklus II menjadi 86,93%”.12

Berkaitan hal tersebut di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian yang berhubungan dengan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran

PKn. Penelitian tersebut dengan judul “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03”.

11

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op. cit., h. 91.

12Sarmanah, “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS

(22)

B.

Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah peningkatan keaktifan belajar siswa pada

pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN

Pisangan 03.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka ada

beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Masih banyaknya siswa yang tidak menyukai pelajaran PKn.

2. Proses pembelajaran PKn didominasi oleh guru.

3. Kurangnya persiapan guru dalam proses pembelajaran PKn.

4. Siswa cenderung pasif dan kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran

PKn.

5. Sumber belajar PKn terbatas pada LKS PKn.

6. Metode pembelajaran PKn yang digunakan kurang variatif.

C.

Pembatasan Fokus Penelitian

Fokus Penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa

pada pembelajaran PKn dengan menerapkan metode kerja kelompok di Kelas V

SDN Pisangan 03. Agar masalah yang dibahas tidak meluas, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada:

1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kerja kelompok.

Metode kerja kelompok ini dijadikan sebagai medote pembelajaran

untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn

agar proses pembelajaran menjadi bermakna dan terjadi interaksi anatara

guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga hasil belajar

memuaskan.

2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn dibatasi pada kegiatan belajar

siswa yang digagas oleh Paul B.Diedrich dalam 8 kelompok yaitu

kegiatan visual, lisan, mendengar, menulis, menggambar, motorik,

mental, dan emosional.

(23)

D.

Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn

melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN Pisangan 03?

E.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan keaktifan belajar siswa pada

pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN

Pisangan 03.

F.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada

semua pihak yang terkait langsung terhadap dunia pendidikan, terutama bagi:

1. Bagi Siswa, dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat

memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn.

2. Bagi Sekolah, memberikan masukan bagi sekolah terutama guru-guru

dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses

pembelajaran PKn.

3. Bagi guru, memberikan metode alternatif yang dapat digunakan dalam

pembelajaran PKn untuk mengatasi siswa yang pasif yaitu dengan

(24)

8

A.

Deskripsi Teoritik

1.

Metode Kerja Kelompok

a.

Pengertian Metode Kerja Kelompok

Metode merupakan salah satu komponen dalam proses belajar

mengajar. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Metode mengajar dapat

juga diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar

atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara

individu atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami

dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.1

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru,

dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Dalam proses pembelajaran terkadang siswa pasif, salah satu

metode yang dapat digunakan agar siswa aktif yaitu dengan metode kerja

kelompok. Karena proses pembelajaran dengan metode kerja kelompok

akan berpusat pada siswa, sehingga siswa yang banyak berperan aktif dalam

proses pembelajaran.

Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain

ingin mencapai tujuan yang sama. Sedangkan yang dimaksud dengan

metode kerja kelompok adalah metode mengajar yang menyampaikan bahan

ajar dengan cara membentuk kelompok belajar. Tidak semua kelompok

pasti kelompok belajar, karena sebuah kelompok baru disebut kelompok

belajar jika anggotanya merupakan siswa yang secara bersama-sama

1

(25)

mengerjakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan.2

Menurut Robert L. Cistrap menyatakan bahwa kerja kelompok

merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil

untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas.3

Metode kerja sama atau kelompok ialah upaya saling membantu

antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam

melaksanakan tugas atau menyelesaikan masalah yang dihadapi guna

mewujudkan kesejahteraan bersama.4

Menurut Sagala dalam Masitoh dan Laksmi Dewi mengatakan bahwa

metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas

dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang

sebagai satu kesatuan bersendiri untuk mempelajari materi pembelajaran

yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan secara bersama-sama.5

Jadi dapat dikatakan bahwa metode kerja kelompok adalah suatu cara

pembelajaran atau metode mengajar yang menyampaikan bahan ajar dengan

cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok sebagai upaya saling

membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok

lainnya dan menjadi satu kesatuan untuk mengerjakan atau menyelesaikan

tugas belajar secara bersama-sama.

Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar mengajar yang

mampu membuat siswa belajar aktif dan memiliki aspek-aspek di dalam

kelompok. aspek-aspek kelompok itu terdiri dari:

1) Tujuan, inilah aspek pengikat semua kelompok. tujuan sebuah

kelompok harus dirumuskan dengan jelas sehingga kegiatan kelompok

bisa terarah.

2

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 101.

3

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 15.

4

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui

Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, h. 64.

5

(26)

2) Interaksi, yang terjadi antar anggota kelompok hendaknya merupakan

interaksi yang baik dan aktif.

3) Kepemimpinan berfungsi untuk mengatur pembagian tugas,

komunikasi yang efektif. Kepemimpinan yang baik akan berpengaruh

terhadap suasana kerja dan pada akhirnya suasana kerja ini akan

mempengaruhi proses penyelesaian tugas.

4) Norma, diperlukan untuk menjaga ketertiban selama bekerja

kelompok dan setiap anggota kelompok harus menaatinya.

5) Perasaan, dalam kerja kelompok setiap anggota harus bisa menekan

perasaan individual diganti dengan perasaan kelompok. perasaan

kelompok adalah perasaan yang timbul karena kesetiakawanan,

persatuan, dan kesatuan karena adanya kesadaran ingin mencapai

tujuan yang sama.6

Jadi dalam melaksanakan metode kerja kelompok ini harus

memperhatikan aspek-aspek yang ada di dalamnya yaitu tujuan, interaksi,

kepemimpinan, norma, dan perasaan. Sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik.

b.

Karakteristik Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,

sedang, dan rendah (heterogen).

3) Apabila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku, dan jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih diorientasi pada kelompok dari pada individu.7

6

Zulfiani, dkk., op. cit., h. 102.

7

(27)

Selain itu karakteristik atau ciri-ciri belajar kelompok menurut

Zulfiani yaitu terdapat persatuan antara anggota kelompok, terdapat kerja

sama yang baik di antara anggota kelompok, dan terdapat interaksi yang

edukatif antara kelompok.8

Dari semua karakteristik metode kerja kelompok di atas, dapat

dikatakan maka dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode

kerja kelompok mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari

pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok, membantu siswa

belajar keterampilan sosial, sementara itu secara bersamaan

mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berfikir logis.

c.

Jenis-jenis Metode Kerja Kelompok

Ada beberapa bentuk kerja kelompok yang dapat digunakan dalam

proses belajar mengajar, yaitu:

1) Kerja kelompok berjangka pendek

Kerja kelompok berjangka pendek biasanya disebut dengan rapat kilat

karena hanya mengambil waktu ± 15 menit, dengan tujuan untuk

memecahkan masalah yang sifatnya khusus.

2) Kerja kelompok berjangka panjang

Kerja kelompok jangka panjang adalah pekerjaan yang memakan waktu

cukup panjang. Misalnya pekerjaan yang membutuhkan waktu 2 hari,

seminggu atau lebih dan tergantung banyaknya tugas yang harus

diselesaikan siswa. Kerja kelompok jangka panjang ini dapat

dilaksanakan dengan tujuan:

a) Membahas masalah yang benar-benar ada dalam masyarakat.

b) Memotivasi siswa kearah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

masyarakat.

c) Dengan melaksanakan kerja kelompok memberi pengalaman kepada

siswa untuk mengenal kepemimpinan, seperti membuat rencana

8

(28)

sebelum melakukan pekerjaan, membagi pekerjaan, memecahkan

masalah dengan bekerja sama.

d) Dengan bekerja sama siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan

informasi atau data yang lebih banyak.

3) Kerja kelompok campuran

Kerja kelompok campuran dibagi menjadi beberapa kelompok yang

disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa dan materi yang sedang

dibahas. Dalam kerja kelompok ini diberi kesempatan untuk bekerja

sesuai dengan kemampuan masing-masing bagi siswa yang pintar dapat

selesai terlebih dahulu dan bagi siswa yang lamban dapat menyelesaikan

tugasnya dalam waktu yang sesuai dengan kemampuannya. Pada metode

kerja kelompok guru harus memperhatikan hal-hal berikut:

a) Guru perlu menyediakan tugas atau kegiatan belajar yang sesuai

dengan kemampuan belajar siswa atau setiap kelompok.

b) Setiap tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap kelompok

dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru.

c) Guru hendaknya memberikan petunjuk dengan jelas, sehingga siswa

tahu apa yang harus dilakukan atau dikerjakan.9

Dari beberapa jenis metode kerja kelompok yang ada, guru dapat

menggunakan salah satu jenis metode kerja kelompok tersebut dengan

memperhatikan kesulitan tugas yang diberikan dan waktu yang dibutuhkan.

Sehingga hasil kerja kelompok yang dilakukan siswa dapat berjalan dengan

baik.

d.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Kerja Kelompok

Menurut Roestiyah N.K metode kerja kelompok memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan yang dimiliki metode kerja

kelompok:

1) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan

(29)

2) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih intensif

mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.

3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan diskusi.

4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai

individu serta kebutuhannya belajar.

5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka

lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.

6) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai

pendapat orang lain, serta mereka telah saling membantu dalam

kelompok untuk mencapau tujuan bersama.

Sedangkan kekurangannya adalah:

1) Kerja kelompok sering kali hanya melibatkan kepada siswa yang

mampu sebab mereka dapat memimpin dan mengarahkan temannya

kurang memahami.

2) Metode ini kerkadang menuntut peraturan tempat duduk yang

berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula.

3) Keberhasilan metode ini tergantung kepada kemampuan siswa dalam

memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.10

Selain itu Zulfiani, dkk. mengemukakan kelebihan dan kekurangan

dari metode kerja kelompok sebagai berikut:

Kelebihan mrtode kerja kelompok antara lain:

1) Menanamkan kerja sama antar siswa.

2) Membina sikap toleransi antar siswa.

3) Menanamkan sikap tolong menolong antar siswa

4) Menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin dan rela berkorban.

Kekurangan metode kerja kelompok:

1) Pembentukan kelompok belajar yang baik tidak mudah dilakukan.

9

Roestiyah N. K., op.cit., h. 18-19.

10

(30)

2) Terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang merugikan

kinerja kelompok.

3) Terkadang timbul persaingan antar kelompok yang bersifat negatif

yang menimbulkan permusuhan.

4) Guru terlebih dahulu harus sudah membuat perencanaan yang matang

tentang kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan oleh siswa.11

Berdasarkan dari kelebihan dan kekurangan metode kerja kelompok di

atas, guru harus mampu meminimalisir kekurangan yang dimiliki dari

metode kerja kelompok, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan

baik. Maka dari itu guru harus cermat dalam menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dari

kelebihan dan kekurangan metode tersebutlah yang menuntut guru menjadi

lebih kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran.

e.

Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok

Supaya kerja kelompok dapat berhasil, maka menurut Roestiyah N. K.

Harus melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan tugas kepada siswa.

2) Guru menjelaskan apa tujuan kerja kelompok tersebut.

3) Pembagian kelas menjadi beberapa kelompok.

4) Setiap kelompok menunjuk 2 orang teman sebagai ketua dan sebagai

pencatat yang akan membuat laporan tentang kemajuan dan hasil kerja

kelompok tersebut.

5) Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu

memberi saran atau pertanyaan.

6) Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja

kelompok.12

11

Zulfiani, dkk., op. cit., h. 102 - 103.

12

(31)

Selain itu dalam buku Masitoh dan Laksmi Dewi “Strategi

Pembelajaran”, langkah-langkah pada metode kerja kelompok ada dua konsep yaitu:

1) Kegiatan persiapan yang terdiri dari:

a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b) Apersepsi yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.

c) Memotovasi belajar dengan mengemukakan kasus yang kaitannya

dengan materi. Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan

materi tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok.

d) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran

kegiatan kerja kelompok.

e) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat

memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.

2) Kegiatan pelaksanaaan yang terdiri dari:

Pertama, kegiatan membuka pelajaran. a) Melaksanakan pelajaran yang diajarkan.

b) Mengemukakan tujuan pelajaran dan kegiatan inti pelajaran.

Kedua, kegiatan inti pelajaran.

a) Mengemukakan lingkup materi yang akan dipelajari.

b) Membentuk kelompok.

c) Mengemukakan setiap tugas kelompok kepada ketua kelompok

atau langsung kepada semua siswa.

d) Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta memulai dan

mengakhiri kegiatan kerja kelompok.

e) Memonitor dan sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja

kelompok.

f) Pemberian umpan balik dari kelompok lain atau dari guru.

Ketiga, kegiatan mengakhiri pelajaran.

a) Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui

(32)

b) Melakukan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang, melakukan

evaluasi hasil dan proses yang belum dikuasai siswa maupun

memberi tugas mengayaan bagi siswa yang telah menguasai

materi tersebut.13

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

metode kerja kelompok di atas, guru juga dapat memberikan variasi yang

berbeda sehingga lebih menarik dan menyenangkan, misalnya dengan

menambahkan media yang menarik seperti video atau diselingi dengan

kegiatan ice breaking.

f.

Peran Guru dalam Metode Kerja Kelompok

Dalam metode kerja kelompok siswalah yang sangat berperan aktif di

dalamnya, dan guru tidaklah menjadi pemeran utama dalam proses

pembelajaran tetapi guru berperan sebagai:

1) Manager yaitu membantu para siswa mengorganisasi diri, tempat

duduk, serta bahan yang diperlukan.

2) Observer yaitu mengamati dinamika kelompok yang terjadi sehingga

dapat mengarahkan dan membatu siswa bila perlu. Guru perlu

memberikan timbal balik kepada kelompok tentang kepemimpinan,

interaksi, tujuan, aerta perasaan dan norma-norma yang terjadi dalam

kelompok.

3) Advisor yaitu memberikan saran-saran tentang penyelesaian tugas bila

diperlukan. Namun pemberian saran ini bukan memberikan informasi

secara langsung untuk menyelesaikan tugas siswa. Tetapi berikan

saran itu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

4) Evaluator yaitu guru menilai proses kelompok yang terjadi

bersama-sama dengan kelompok. Penilaian ini hendaklah selalu penilaian

kelompok bukan penilaian terhadap individu.14

13

Masitoh dan Dewi Laksmini, op. cit., h. 186-187.

14

Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(33)

Guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode

kerja kelompok ini hanya membantu selama proses pembelajaran

berlangsung. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan

tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

g.

Manfaat Metode Kerja Kelompok

Seperti halnya metode-metode pembelajaran yang lain, metode kerja

kelompok mempunyai banyak manfaat yang dapat diperoleh antara lain

adalah sebagai berikut:

1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berfikir kritis

dan analisis siswa secara optimal.

2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis dalam menghadapi setiap

permasalahan.

3) Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa, mau mendengarkan dan

menghargai pendapat orang lain.

4) Mendorong tumbuhnya sikap demokrasi dikalangan siswa.

5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar

pendapat secara objektif, rasional, dan sistematis dalam beragumentasi

guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama antar anggota

kelompok.

6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara

terbuka.

7) Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah.

8) Melatih kepemimpinan siswa.

9) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi,

pendapat, dan pengalaman antar mereka.

10)Merupakan wadah yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar.15

Selain itu menurut Masitoh dan Laksmi Dewi, mengapa guru memilih

kerja kelompok sebagai metode pembelajaran karena bermanfaat,

(34)

1) Kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan

demokratis.

2) Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar.

3) Kerja kelompok tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar

di luar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi, seperti observasi,

wawancara, cari buku diperpustakaan umum, dan sebagainya.16

Dari semua manfaat yang ada di atas intinya manfaat dari metode

kerja kelompok adalah mengoptimalkan peran kerja tim dalam bekerja sama

menyelesaikan tugas atau suatu masalah dan mampu melatih siswa agar

aktif dalam belajar. Selain itu menjadikan siswa semakin mengerti dengan

keberagaman pandangan dan perbedaan, dan semakin dewasa dalam

menyelesaikan maslah yang menyangkut kelompok baik organisasi maupun

keluarga.

2.

Keaktifan Belajar

a.

Pengertian Keaktifan Belajar

Dalam proses pembelajaran dibutuhkan kektifan siswa dalam belajar,

sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Karena menurut Dave Meier,

belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan,

pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan

kearifan menjadi keaktifan.17 Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak

ada belajar kalau tidak ada keaktifan siswa dalam belajar.

Anak adalah makhluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuat

sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa

dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang

lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif serta mengalaminya

sendiri. John Dewey mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa

15

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op. cit., h. 91.

16

Masitoh dan Laksmi Dewi, op. cit., h. 186.

17

(35)

yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus

datang dari siswa sendiri.18

Menurut Kamus Bahasa Indonesia “aktif adalah giat (bekerja,

berusaha)”. Sedangkan “Keaktifan adalah kegiatan”.19 Pada penelitian ini aktif yang dimaksud adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa

adalah suatu keadaan dimana siswa aktif dalam belajar. Aktif yang dimaksudkan dalam proses pembelajaran adalah dimana guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

menjawab, mengemukakan gagasan atau pendapatnya serta mampu

memberikan kesimpulan.

Sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran

maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan

mengolah perlahan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah

perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk aktif secara fisik,

intelektual, dan emosional.20

Keaktifan belajar PKn siswa dapat kita lihat dari keterlibatan siswa

dalam proses belajar mengajar seperti kerja kelompok, berpendapat,

menyelesaikan tugas dan sebagainya. Paul B. Diedrich dalam buku yang

ditulis oleh Sadirman membagi kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok

yaitu:

1) Visual Activities (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat,

wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Lintening Activities (kegiatan-kegiatan mendengar) seperti mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik dan sebagainya.

18

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam

Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta, Kencana, 2009), h. 73.

19

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta:

Balai Pustaka , 2002), cet. II, h. 23.

20

(36)

4) Writting Activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita, karangan, laporan, menyalin dan sebagainya.

5) Drawing Activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti menggambar, membuat peta, diagram dan sebagainya.

6) Motor Activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan, membuat media pembelajaran, bermain, berkebun,

beternak.

7) Mental Activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti menanggapi, mengingat, memecahkan masalah atau soal, menganalisis, mengambil

keputusan.

8) Emotional Activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, gugup dan sebagainya.21

Kegiatan belajar siswa diatas menunjukan bahwa aktivitas dalam

pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas disini tidak hanya

terbatas pada aktivitas fisik saja tetapi meliputi aktivitas mental. Keadaan

dimana siswa melaksanakan kegiatan belajar inilah yang disebut keaktifan

belajar.

Seorang siswa sering bertanya berulang-ulang kepada guru, belum

tentu dapat dikatakan aktif karena dalam menilai keaktifan seorang siswa

tidak hanya diukur dari aspek kognitif saja, tetapi juga harus diukur dari segi

efektif dan psikomotoriknya.

Adapun konsep dari pembelajaran aktif adalah:

1) Dipandang dari sisi proses pembelajaran, yaitu menekankan kepada

aktivitas siswa secara optimal, keaktifan dari segi fisik, mental,

emosional, dan intelektual.

2) Dipandang dari segi hasil belajar, yaitu tidak hanya membentuk siswa

yang cerdas tetapi diimbangi oleh sikap dan keterampilan siswa.

21

(37)

Seperti kemampuan menemukan, menganalisis, mencari data, dan

sebagainya.22

b.

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Keberhasilan

Keaktifan Belajar

Keberhasilan penerapan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1) Kemampuan guru

Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif

dan inofatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan

berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan

siswa.

2) Sikap profesional guru

Sikap profesional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi

dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang profesional akan

berusaha untuk mencapai hasil yang optimal, oleh karena itu ia akan

selalu menambah wawasan ilmu pengetahuan dan meningkatkan

kemampuan dan keterampilannya.

3) Latar belakanag pendidikan dan pengalaman mengajar guru

Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru sangat

berpengaruh terhadap implementasi proses pembelajaran siswa aktif.

4) Ruang kelas

Ruang kelas yang sempit akan mempengaruhi kenyamanan siswa

dalam belajar. Selain itu penataan tempat duduk siswa juga harus

diperhatikan.

5) Media dan sumber belajar

Dalam pembelajaran aktif siswa yang menggunakan media akan

memudahkannya dalam mendapatkan atau menerima berbagai informasi

secara mandiri.

22

(38)

6) Lingkungan belajar

Ada dua hal yang termasuk ke dalam faktor lingkungan belajar,

yaitu lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah misalnya

banyaknya jumlah kelas, perpustakaan dan sebagainya. Selain itu adalah

lingkungan psikologi meliputi iklim sosial yang ada di lingkungan

sekolah misalnya keharmonisan hubungan antar masyarakat sekolah.23

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar

ssiswa di atas, maka guru harus benar-benar menyiapkan perencanaan yang

matang agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Dengan demikian

dalam kegiatan pembelajaran dengan sendirinya keaktifan belajar siswa

akan meningkat.

3.

Pembelajaran PKn

a.

Pengertian Pembelajaran PKn

Tujuan pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan

siswa menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat untuk

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah

satunya untuk mencapai tujuan tersebut dengan adanya mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,

usia dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,

terampil, dan berkarakter sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.24

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan

sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan

moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini

23

Ibid., h. 143-146.

24

Inne Kusuma Aryani dan Markum Susatim, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis

(39)

diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa

sehari-hari.25

Menurut Azyumardi Azra, Pendidikan kewarganegaraan adalah

pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan

pendidikan hak asasi manusia (HAM). Karena pendidikan kewarganegaraan

mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintah, konstitusi,

lembaga-lembaga demokrasi, hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi,

lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, warisan

politik dan sebagainya.26

Sementara Zamroni berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan

adalah pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat

berfikir kritis dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan

kesadaran kepada generasi baru bahwa kesadaran demokrasi adalah bentuk

kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.27

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas dapat dikatakan

bahwa PKn adalah pendidikan yang memberikan pemahaman dasar tentang

pemerintahan, demokrasi, sikap, tentang kepedulian, nilai luhur dan moral,

sehingga dapat mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang

demokratis dan partisipatif serta mampu berfikir kritis.

Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran PKn merupakan suatu

proses belajar mengajar yang terjadi ineraksi antara guru dan siswa, dalam

rangka membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan membentuk

manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang

diharapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan

pada pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

25

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), h. 225.

26

A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), cet. VIII, h. 15.

27

(40)

b.

Tujuan Pembelajaran PKn

Tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar (SD) adalah untuk

membentuk watak atau karakteristik siswa menjadi warga negara yang baik.

Menurut Mulyasa dalam buku Ahmad Susanto tujuan mata pelajaran PKn

adalah untuk menjadikan siswa agar:

1) Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi

persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2) Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan

bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam

semua kegiatan.

3) Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu

hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi,

serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

dengan baik.28

Sedangkan tujuan PKn menurut A. Ubaedillah dan Abdul Rozak pada

dasarnya adalah menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas,

bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.29

Tujuan tersebut dapat tercapai manakala program-program

pembelajaran PKn di sekolah diorganisasikan dengan baik. Jadi

kesimpulannya tujuan dari pembelajaran PKn adalah menjadikan siswa

cerdas, aktif, kreatif dan mampu mendidik serta memberi bekal kemampuan

dasar kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya

untuk menghadapi permasalahan yang ada di lingkungannya.

c.

Ruang Lingkup Pembelajaran PKn

Ruang lingkup pembelajaran PKn sebagaimana yang dinyatakan pada

kurikulum nasional yang tercantum dalam Permendiknas 22/2006 tentang

Stadar Isi yaitu:

28

Ahmad Susanto, op.cit., h. 231-232.

29

(41)

1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, hukum, dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan

peradilan internasional.

3) Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional

HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4) Kebutuhan warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

persamaan kedudukan warga negara.

5) Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6) Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi-otonomi pemerintahan pusat,

demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi

menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam

masyarakat demokrasi.

7) Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar

negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar

negara, pengamatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

Pancasila sebagai ideologi terbuka.

8) Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

(42)

internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi

globalisasi.30

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dilakukan mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan

yang dilakukan oleh Sarmanah dengan judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok dapat

disimpulkan bahwa “minat belajar IPS dapat meningkat dengan menggunakan metode kerja kelompok pada MI Al-Wathoniyah 12 di kelas II Jakarta Timur,

terlihat dari data peningkatan minat dari siklus I sebesar 65,42% dan siklus II

menjadi 86,93%”.31

Penelitian juga dilakukan oleh Saniah dengan judul Peningkatan Sikap

Tolong Menolong Melalui Metode Kerja Kelompok dalam Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V MI Al-Gaotsiyah Kamal Kalideres Jakarta

Barat dapat disimpulkan bahwa “metode kerja kelompok dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap sikap yang harus mereka tunjukan baik ketika mereka

berada di sekolah maupun di luar sekolah”.32

Selanjutnya Muh Husni dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Metode Kerja Kelompok dapat disimpulkan

bahwa “upaya meningkatkan hasil belajar melalui metode kerja kelompok dengan interaksi siswa dalam kelompok menumbuhkan kreativitas belajar. Hal ini terlihat

dari peningkatan hasil belajar pada siklus I dengan rata-rata sebesar 75 dan pad

siklus II meningkat dengan rata-rata sebesar 80,52”.33

30

Moh. Murtado Amin, dkk., Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan MI, edisi

pertama, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), paket 1, h. 1-5.

31

Sarmanah, “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS

Melalui Metode Kerja Kelompok”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 72-73,

tidak dipublikasikan.

32

Saniah, “Peningkatan Sikap Tolong Menolong Melalui Metode Kerja Kelompok dalam

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V MI Al-Gaotsiyah Kamal Kalideres Jakarta Barat”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 44, tidak dipublikasikan.

33 Muh Husni, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Melalui

(43)

Berbeda dengan beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas,

penelitian ini lebih difokuskan pada meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V

yang bersifat aktif fisik dan aktif mental dengan penggunaan metode kerja

kelompok. penelitian ini lebih mengutamakan keaktifan belajar siswa sebagai

objek yang akan diteliti.

C.

Kerangka Berfikir

Guru dan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang

terpenting, dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Pembelajaran

dapat dikatakan berhasil apabila terjadi interaksi yang aktif antara guru dan siswa,

serta antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.

Keaktifan belajar siswa sangatlah penting untuk menjadi penentu

keberhasilan proses pembelajaran hingga mencapai tujuan yang diharapkan.

Namun kenyataanya dalam proses pembelajaran masih didominasikan oleh guru

sehingga siswa cenderung pasif. Hal tersebut terjadi pada mata pelajaran PKn.

Saat mata pelajaran PKn siswa hanya mendengarkan guru menyampaikan materi

dan sesekali mencatat, sehingga membuat siswa bosan.

Penerapan suatu metode pembelajaran suatu hal yang sangat penting dalam

meningkatkan keaktifan belajar siswa. Oleh karena itu guru harus memilih metode

pembelajaran yang tepat, efektif, efesien dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Metode kerja kelompok dapat mambantu untuk mengatasi masalah

keaktifan belajar siswa. Karena metode kerja kelompok menitik beratkan pada

siswa untuk aktif baik secara fisik maupun mental seperti merasa termotivasi,

senang, berani bertanya, menjawab, memberikan gagasan atau pendapat serta

mampu memecahkan masalah bersama-sama dan sebagainya. Metode kerja

kelompok ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran.

Kelebihan yang dimiliki metode ini yaitu siswa memiliki kesempatan untuk

berpartisipasi memberikan pendapatnya dalam sebuah kelompok serta siswa

belajar untuk saling menghargai pendapat temannya. Namun kekurangannya,

keberhasilan metode ini tergantung pada guru untuk dapat menciptakan suasana

(44)

kelompok atau bekerja untuk diri sendiri. Namun dengan adanya kelebihan dan

kekurangan mampu membuat guru untuk lebih kreatif lagi dalam melaksanakan

proses pembelajaran.

Dari metode yang telah ditentukan diharapkan siswa dapat memahami

materi yang dijelaskan dengan daya berfikirnya sesuai dengan kegiatan yag telah

dilakukannya selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga pembelajaran

dapat dikatakan sangat bermakna karena siswa aktif dan belajar sesuai dengan apa

[image:44.595.109.548.263.745.2]

yang mereka alami di lingkungannya.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Keadaan Nyata

1. Metode pem- belajaran yang kurang bervariasi.

2. Pembelajaran

PKn yang

bersifat satu arah (Teacher Center). 3. Kurangnya

keaktifan dan keterlibatan belajar siswa dalam

pembelajaran PKn.

Solusi

Metode pembelajaran

yang digunakan

adalah metode kerja kelompok. Dengan proses pembelajaran sebagai berikut :

1. Pembelajaran PKn bersifat Student Center.

2. Siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok belajar untuk

menyelesaikan tugas.

3. Siswa berperan aktif dan terlibat

dalam proses

pembelajaran PKn.

Hasil

1. Guru mampu menerapkan metode kerja kelompok dan lebih kreatif dalam proses pembelajaran. 2. Keaktifan

belajar siswa dalam

pembelajaran PKn meningkat sehingga hasil belajar

meningkat. 3. Pembelajaran

PKn menjadi bermakna dan suasana

menjadi menarik.

Masalah

(45)

D.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas maka hipotesis

tindakan yang digunakan peneliti adalah pembelajaran dengan menggunakan

metode kerja kelompok dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V

(46)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pisangan 03 yang beralamat di jalan

Legoso Raya, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Waktu

penelitian dilaksanakan pada semester genap 2015. Adapun jadwal penelitian

[image:46.595.113.512.261.717.2]

yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Keterangan Jan Feb Maret April Mei Juni

1. Penyusunan

Proposal Skripsi

2. Seminar Proposal

3. Revisi Proposal √

4. Observasi dan

wawancara tahap

awal

√ √

5. Pembuatan Bab 1,

2, dan 3 Skripsi

√ √

6. Pembuatan

Instrumen

Penelitian

√ √

7. Pelaksanaan

Penelitian

√ √

8. Analisis Data √

9. Penyempurnaan

Laporan Penelitian

(47)

B.

Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian

dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri,

atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat

dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.1

Sedangkan Kunandar mengatakan bahwa suatu penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya

atau bersama-sama dengan or

Gambar

Tabel 3.1  Jadwal Kegiatan Penelitian ..............................................................
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..........................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan pada awal penelitian yaitu “Diduga dengan penerapan metode Role playing dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada

Kondisisi riil yang dialami oleh penulis sebagai pengajar Sekolah Dasar, yaitu di SDN 02 Petung Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar , khususnya mata pelajaran PKn di kelas V

Adapun menurut Abu & Prasetya (2005) metode merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam

Metode pembelajaran role playing adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa/peserta didik dengan memainkan suatu peran

Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik

Dalam pengertian lain metode mengajar adalah teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar

Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik

Penyajian Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keaktifan ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN kelas V MIN 3 Bengkulu Selatan,