• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE KERJA PELAKSANAAN KONSTRUKSI PIPELINE

Dalam dokumen Buku Pedoman Pipa 1 (Halaman 82-116)

KONSTRUKSI TANGKI

4 METODE KERJA

4.1 METODE KERJA PELAKSANAAN KONSTRUKSI PIPELINE

Untuk membangun jalur pipa dibutuhkan komponen lain yaitu struktur penahan dan struktur penyambung serta pengendali, untuk para desainer harus mengikuti ASME B31.3 dan ASME 31.4 untuk aspek teknisnya serta mengikuti NFPA 30 untuk desain dari perlindungan terhadap bahaya kebakaran. Desain utama dari peralatan penopang adalah menghindari dari keausan, jika dari alat-alat sambungan yang harus diperhatikan adalah apakah penuh tersambung dan ketahanannya terhadap korosi.

1. Inspeksi: operasi yang dilakukan kontraktor untuk mendapatkan data tentang lokasi jalur pipa, kondisi cuaca, iklim, sosial budaya, keadaaan geologis. Dilakukan untuk menjamin bahwa jalur pipa sesuai dengan spesifikasi konstrusi.

2. Jalur pipa:

a. Lokasi yang tepat harus dipilih dengan baik agar meminimalkan lokasi jalur pipa digunakan akibat berkembangnya manusia dan industri.

b. Keamanan dan kenyamanan public harus diutamakan dalam mengerjakan konstruksi jalur pipa.

o Pembangunan jalur pipa harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku dan dikerjakan oleh orang-orang yang berkompeten dibidang pipa.

o Dalam melakukan konstruksi jalur pipa harus diusahakan untuk meminimalkan kerusakan apabila melewati pemukiman penduduk, jalan raya, kawasan industri.

o Dalam melakukan konstruksi jalurpipa melewati point ke 2 harus membuat alat Bantu keselamatan seperti: rambu-rambu, cahaya penerangan, dll agar keamanan & kenyamanan penduduk sekitar tetap terjaga.

c. Rute jalur pipa yang akan dilewati harus disurvey terlebih dahulu dan diberitanda dan tanda ini harus terus diperhatikan selama mengerjakan konstruksi pipa agar tidak berubah.

d. Sikap waspada dan hati-hati harus dikembangkan dalam penanganan pipa mulai dari kedatangan material sampai proses konstruksi selesai untuk meminimalkan kerusakan akibat proses pengerjaan. Dan pergunakan peralatan dengan aman.

Metode pelaksanaan ada dua macam yaitu untuk metode pipa yang ada diatas permukaan tanah dan pipa yang ada di bawah permukaan tanah. Dibawah ini contoh metode kerja yang ada di DME PT WIKA

Metode pelaksanaan pekerjaan pipa yang ada di wika. Contoh referensi metode pelaksanaan pipa gas PGN

1. Survey

a. Pengukuran dilakukan pertama kali sebelum dimulainya kontruksi. b. Urutan pengukuran dilakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan. c. Patok harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah rusak atau hilang. d. Pengukuran meliputi :

¾ Pemasangan patok-patok di sepanjang jalur pipa setiap 50 m.

¾ Pengambilan data memanjang dan melintang untuk kebutuhan gambar PFD (Piping Flow Diagram).

¾ Pengukuran disetiap Scraper Louncher dan Receiver. e. Setiap pekerjaan harus menggunakan APD, yaitu :

¾ Safety shoes. ¾ Payung.

¾ Sarung tangan kain

Hasil yang diperoleh : - Koordinat jalur pipa

- Pematokan kilo meter point - Data basic design

Catatan:

Jika material pipa lewat jalur laut:

1. Metode kerja handling material di pelabuhan internasional a. Kapal Merapat di Pelabuhan nasional

b. Pipa diturunkan dari kapal menggunakan crane kapal dan di tumpuk di dermaga

c. Pengurusan bea & clerence

d. Pipa diangkat keatas trailer dengan crane kemudian dibawa ke tempat penyimpanan sementara di dermaga / pabrik.

2. Metode kerja handling material di pelabuhan domestik

a. Pipa dari Pabrik / pelabuhan nasional di bawa dengan trailer ke pelabuhan domestik.

b. Material dari atas trailer di muat ke Barge / Tongkang dengan menggunakan crane.

c. Setelah selesai muat, tongkang / barge berlayar ke pelabuhan tujuan 3. Metode kerja handling material di pelabuhan tujuan pipa

a. Tongkang/barge merapat dipelabuhan tujuan.

b. Pipa di bongkar dengan menggunakan crane, dan ditumpuk sementara di dermaga.

c. Pipa diangkut dengan menggunakan truck crane ke stock yard. d. Material di tumpuk di stock yard.

Jika material pipa langsung dari pabrik:

1. metode kerja handling dari pabrik ke tempat pengumpul

a. Setiap material datang harus dilengkapi dengan Surat jalan atau nota pembelian.

b. Untuk menjaga material dari kemungkinan kerusakan maka penataan material di stock yard menggunakan alat Bantu.

c. Setiap tempat penyimpanan mempunyai identifikasi posisi (kode lokasi). d. Material titipan milik owner akan diberlakukan sesuai dengan penanganan

material milik sendiri, disimpan terpisah dan diberi identifikasi Barang Titipan/Nama Pemilik.

e. Kartu stock digunakan untuk material yang ditempatkan di gudang tertutup, untuk material di gudang terbuka identifikasi material dan jumlah dituliskan pada materialnya atau label yang ditempatkan didekat material tersebut f. Material di gudang terbuka (stock yard) ditempatkan sesuai dengan lay out

material dan diberi kode lokasi untuk penempatannya

g. Semua jenis material yang datang harus diperiksa oleh QC dan disahkan dengan membubuhkan tanda tangan pada Berita Acara Penerimaan Barang (BAPB).

h. Hanya material yang telah lulus QC yang dapat diterima oleh gudang dan disimpan pada tempat yang telah direncanakan.

i. Material yang ditolak/rejected dikembalikan ke supplier atau disimpan terpisah dengan diberi identifikasi “Ditolak”.

j. Penyimpanan material harus dilakukan pada tempat yang aman dan tidak merusak material tersebut selama dalam penyimpanan.

k. Penyimpanan Material Langsung. ¾ Material Pipa

Material pipa ditempatkan di atas dudukan ¾ Kawat las dan bahan las lainnya.

Penanganan dan perlakuan bahan diatur tersendiri dalam WIKA-I5-15-IK-05

¾ Tinggi tumpukan untuk material langsung maksimal 2 m.

l. Penyimpanan material tidak langsung ¾ Oksigen dan bahan bakar lain

a. Oksigen dan bahan bakar lain harus diletakkan di tempat yang terlindungi dari percikan api dan terik matahari.

b. Tempat penyimpanan harus diberi tanda dilarang merokok / tanda bahaya kebakaran di lokasi penyimpanan material.

Instruksi kerja inspeksi material

a. Urutan kerja pemeriksa material plate.

• Pemeriksaan kelengkapan dokumen yang diperlukan.

• Pemeriksaan secara tampak (visual) terhadap kelurusan, kerataan, laminasi, retak, dan keropos.

• Ukur panjang material. • Ukur lebar material.

• Ukur tebal material (ukur 8 titik, masing-masing aiai 2 titik), Acceptance Criteria mengacu ke ASTM.

• Beri identifikasi sesuai dengan statusnya (diterima,ditunda,ditolak) pada material tersebut sesuai dengan hasil inspeksi.

• Catat semua data-data tersebut di atas ke dalam format inspeksi. • Melaporkan hasil inspeksi ke Kasi Enjinering.

b. Urutan kerja pemeriksaan/inspeksi material besi siku • Periksa kelengkapan dokumen yang diperlukan.

• Inspeksi pemeriksaan secara tampak (visual) terhadap kelurusan, keretakan, laminasi, dan keropos.

• Ukur panjang material. • Ukur lebar kedua kaki siku. • Ukur kesikuan material.

• Ukur ketebalan material (ambil 6 titik masing-masing ujung,tengah,ujung = 2 titik). Acceptance Criteria mengacu ke ASTM.

• Beri identifikasi sesuai dengan statusnya (diterima, ditolak, ditunda) • Catat semua data-data tersebut dan masukkan ke format inspeksi adalah

rata-rata 6 titik.

c. Urutan kerja pemeriksaan/inspeksi material pipa • Periksa kelengkapan dokumen yang diperlukan • Periksa Mill Certificate.

• Periksa secara tampak (visual) terhadap kelurusan, retak, laminasi, dan keropos.

• Ukur panjang pipa. • Ukur diameter luar pipa. • Ukur diameter dalam pipa.

• Ukur ketebalan (ambil 8 titik, masing-masing sisi 4 titik), Acceptance Criteria mengaju ke ASTM A 120.

• Beri identifikasi sesuai dengan statusnya (diterima, ditolak, ditunda). • Catat semua data-data tersebut dan masukkan ke format inspeksi. Untuk

ketebalan yang dimasukkan ke dalam format inspeksi adalah rata-rata dari 8 titik.

d. Urutan kerja pemeriksaan material mur-baut.

• Periksa kelengkapan dokumen yang diperlukan. • Periksa secara visual ulir.

• Periksa tipe ulir / jarak ulir (P) sesuai dengan spesifikasi yang diminta dengan memakai Pitch Gage atau dengan jalan dipasangkan antara mur dan baut yang berpasangan.

• Periksa diameter (D).

• Periksa panjang ulir (S) dan panjang keseluruhan (L). • Periksa panjang mur (C dan N) dan tebal mur (H).

• Periksa toleransi tread / kelonggaran ulir antara baut dan mur.

• Beri identifikasi sesuai dengan statusnya (diterima,ditolak,ditunda) per kelompok sesuai dengan jenisnya.

e. Urutan kerja material tidak langsung (zat cair/gas/kimia/consumeable) per kelompok sesuai dengan jenisnya.

• Periksa kebenaran material tersebut sesuai dengan spek yang diminta. • Periksa kemasan material, kemasan harus dalam keadaan baik. • Periksa segel, segel harus dalam keadaan benar dan utuh. • Periksa identifikasi.Identifikasi harus jelas.

Catatan:

Pengeceran pipa

Loading pipa ke atas Truck Crane: a. Pasang lifting belt

b. Angkat pipa ke atas Truck Crane

c. Setelah penuh ikat pipa menggunakan sabuk agar pipa tidak lecet, dan beri tanda pada ujung belakang truck.

Loading Material ke Side Boom a. Pasang lifting belt

b. Kaitkan hock ke lifting belt c. Angkat perlahan lahan. Mobilisasi

a. Pastikan driver / operator tahu persis lokasi yang akan di ecer

b. Selama perjalanan driver / operator harus mentaati peraturan yang berlaku Penurunan / pengeceran

a. Siapkan balok landasan

b. Turunkan pipa perlahan lahan ke atas balok landasan. c. Perhatikan jarak antar pipa, usahakan sedekat mungkin.

pengelasan

a. Setiap ujung pipa di-swab sebelum dilas untuk membersihkan dari kotoran, cat, minyak, hewan atau lainnya. Daerah yang dibersihkan minimal 1 inch dari ujung pada kedua sisi (dalam dan luar)

b. Pengelasan pada flange dilakukan NDT (Radiography) 100 %

c. Setiap ujung pipa yang akan dilas harus di bevel dengan sudut sesuai dengan ANSI B.16.25 “But Welding Ends”

d. Gap antar material harus diset sesuai dengan WPS e. Penyetelan dan Pengelasan fitting meliputi :

¾ Penyambungan pipa ke Fitting ¾ Penyambungan Fitting ke Fitting f. Alat pelindung diri yang digunakan :

¾ Safety shoes ¾ Kedok las

¾ Appron / jaket kulit ¾ Sarung tangan kulit ¾ Sarung tangan kain

inspeksi pengelasan

a Inspeksi Penyetelan.

a.2 Periksa/check dimensinya (Gap)

a.3 Untuk komponen / produk yang akan dilas periksa persiapan pengelasan. a.1.1 Bevelnya.

a.1.2 Pembersihan permukaan yang akan dilas. a.1.3 Periksa kebenaran tack weld.

a.1.4 Buat laporan hasil hasil pemeriksaan. b. Inspeksi Pengelasan / Welding.

b.1 Periksa penggunaan pemanas kawat.

b.2 Periksa kawat yang digunakan (contoh kawat las E7010, E6010). b.3 Periksa penggunaan amperenya pada waktu pengelasan sedang

berlangsung.

b.4 Amati perlakuan pembersihan layer demi layer / tahap per tahap pada waktu melakukan pengelasan.

b.5 Periksa hasil pengelasan secara tampak/visual terhadap :

b.1.1 Cacat retak permukaan (bila terjadi retak permukaan maka hasil las harus diperbaiki/repair).

b.1.2 Alur permukaan/reinforcement las harus rapi.

b.6 Periksa hasil pekerjaan penyelesaian akhir (Finishing) hasil las harus bersih dan tidak ada spatter (percikan las).

b.7 Beri identifikasi sesuai statusnya (diterima, ditolak, atau diperbaiki) agar komponen dapat diproses lebih lanjut.

Catatan:

Metode kerja joint coating.

a. Bersihkan semua permukaan joint pipa dari karat dan minyak menggunakan wire brush & kain majun.

b. Lakukan pemasan pada joint pipa dengan burner hingga suhu dikisaran 60o c

c. Panaskan joint coating (heat srinkable) lalu tempelkan hingga seluruh joint pipa tertutup

d. Panaskan joint coating (heat srinkable) yang telah menempel hingga menyatu dengan pipa

e. Pastikan joint coating telah menyatu dengan pipa.

f. Setiap sambungan pipa harus dilakukan joint coating, pekerjaan ini harus dilakukan dengan segera sebelum pipa diturunkan kedalam galian.

g. Joint coating dilakukan sampai material pipa lolos QC.

h. Setiap penyimpangan pada pelaksanaan joint coating harus mendapatkan persetujuan dari Pelaksana Utama.

i. Joint coating meliputi :

¾ Surface cleaning (pembersihan permukaan). ¾ Aplikasi Heat Shrink Sleeves.

Metode kerja Inspeksi join coating

a. Setiap pipa harus dilakukan Inspeksi Joint Coating, pekerjaan ini harus dilakukan dengan segera sebelum pipa diturunkan ke dalam galian.

b. Inspeksi Joint Coating dilakukan sampai material pipa lolos QC. c. Periksa secara visual kondisi joint coating.

d. Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan Holiday Detector 10 kV. e. Berikan status pada joint coating sesuai dengan hasil inspeksi.

Catatan:

Metode kerja katodik proteksi

a. Lakukan pengeboran sumur, secara bertahap dimulai dari dia 2” sampai dengan 10”

b. Masukan pipa casing 10” kedalam sumur

c. Lakukan pengecoran terhadap pipa casing yang menonjol diatas permukaan tanah

d. Rangkaikan anode, PVC Cable, Kabel, PVC ventilasi dan anode Chintraliser

e. Setelah pengecoran kering masukan rangkaian diatas kedalam sumur f. Pastikan ujung kabel anode berada di luar sumur

g. Letakanan Transformer Rectifier diatas permukaan tanah yang telah di Cor. h. Letakan anode detector diatas pipa Galvanis yang sudah di cor.

i. Hubungkan kabel anode dari sumur dengan anode detector dan transformer rectifier

j. Letakan zink reference cell didalam galian tanah , kemudian timbun

k. Hubungkan kabel anode dari zink reference cell melalui bagian dalam pipa Galvanis yang sudah di cor dengan kepala tes box.

l. Las ujung kabel anode dari kepala test box ke rangkaian pipa

1. Besarnya arus untuk area permukaan efektif pipa menurut NACE Corrosion Engineers Reference Book :

a. Fresh water : 30 mA / sq.m

b. buried (onshore) : 20 mA / sq.m

c. Faktor kerusakan coating untuk system pipa dan coating adalah : i. Hot coal tar enamel system : mean

condition 5% bare, final condition 7% bare. ii. Two or three layer polyethylene: mean

condition 0,5% bare, final condition 2% bare. d. Tegangan maksimum pipa untuk system coating ini

¾ Hot tar enamel system -2.0 V vs Cu/CuSO4

¾ Two layer or three layer polyethylene -1,5 V vs Cu/CuSO4

¾ Lembar Corrosion Monitoring System harus dipasang untuk memantau korosi, erosi atau kekurangan material lainnya dalam jaringan pipa. Metode kerja Holiday Tes

a. Setiap pipa dan joint pipa harus dilakukan Inspeksi Holiday Test.

b. Holliday Test dilaksanakan untuk memastikan kondisi coating pipa dan coating joint pipa dalam keadaan baik

b.1 Lakukan inspeksi pelaksanaan Holliday Test.

b.2 Lakukan inspeksi pelaksanaan pemeriksaan menggunakan Holiday Detector 10 kV.

b.3 Berikan status pada Holliday Test sesuai dengan hasil inspeksi. b.4 Buat Laporan hasil Inspeksi Holliday Test.

Catatan:

Metode kerja road crossing (boring)

a. Pelaksanaan pekerjaan Road Crossing dilaksanakan dengan metode Auger Boring dan terlebih dahulu telah mendapat izin dari instansi yang berwenang. b. Sebelum melakukan penggalian terlebih dahulu harus disiapkan rambu – rambu

lalu lintas.

c. Setiap pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa selubung (pipe sleeve).

d. Sebelum ditimbun pipa harus sudah lulus tes radiograpi dan holiday test. e. Pipa ditimbun dengan kedalaman 1,5 m dari Top of Pipe Pipa selubung. f. Setiap pekerja harus menggunakan APD yaitu :

¾ Safety shoes. ¾ Sarung tangan kain ¾ Helm

g. Setiap pekerja harus menerapkan 5R

h. Traffic Management: Metode kerja Road Crossing Auger Boring tidak menggangu lalu lintas sehingga tidak diperlukan Traffic Management dan rambu-rambu Lalu-lintas yang digunakan adalah :

¾ Hati Hati Ada Pekerjaan Road Crossing = 2 buah

¾ Rambu ada orang kerja =2 buah

¾ otary Lamp = 2 buah

¾ Barikade = 2 buah

Catatan:

Metode kerja road crossing (open-cut)

a. Pelaksanaan pekerjaan Road Crossing dilaksanakan dengan metode open cut dan terlebih dahulu telah mendapat izin dari instansi yang berwenang. b. Sebelum melakukan penggalian terlebih dahulu harus disiapkan rambu –

rambu lalu lintas.

c. Setiap pipa yang melintas jalan provinsi harus dilindungi dengan pipa selubung (pipe sleeve).

d. Sebelum ditimbun pipa harus sudah lulus tes radiography dan holiday test. e. Penggalian sisi pertama

f. Memasang jembatan sementara g. Penggalian sisi ke-dua

h. Memasukan pipa

i. Menyambung dengan pipa yang lain j. Menutup galian lubang

k. Pipa ditimbun dengan kedalaman 1,5 m dari Top of Pipe Pipa selubung. l. Alat pelindung diri yang digunakan :

¾ Safety shoes ¾ Safety helmet ¾ Sarung tangan

m. Setiap pekerja wajib melaksanakan 5 R. n. Traffic Management.

¾ Pengaturan lalu lintas pada saat pekerjaan Road Crossing dilakukan dengan menggunakan system penutupan satu lajur jalan dan

mengalihkan lalu lintas ke lajur lainnya dengan cara bergantian (kecuali pada saat penurunan pipa semua lajur jalan ditutup sementara).

¾ Pada saat pekerjaan Road Crossing berada pada lajur 1, lajur jalan tersebut ditutup dan lalu lintas menggunakan lajur 2 dengan cara

bergantian antara kendaraan yang akan ke lajur 1 dan yang akan ke lajur 2, begitu juga sebaliknya.

¾ Petugas :

• Traffic Supervisor • Flag man

o. Rambu-rambu lalu lintas yang digunakan adalah : ¾ Hati-hati ada pekerjaan Road Crossing = 2 buah

¾ Kurangi kecepatan = 2 buah

¾ Rambu kecepatan 40 km/jam = 2 buah

¾ Rambu kecepatan 30 km/jam = 2 buah

¾ Rambu kecepatan 20 km/jam = 2 buah

¾ Rambu ada orang kerja = 2 buah

¾ Rambu jalan mmenyempit = 2 buah

¾ Rambu dilarang masuk = 2 buah

¾ Rambu penunjuk arah = 2 buah

¾ Rotary Lamp = 2 buah

¾ Barikade = 2 buah

¾ Mendera merah / flash linght = 2 buah

Metode kerja river crossing

2. Pelaksanaan pekerjaan River Crossing dilaksanakan dengan metode open cut dan terlebih dahulu telah mendapat izin dari instansi yang berwenang. 3. Sebelum ditimbun pipa harus sudah lulus Radiography Test dan Holliday

test

4. Setiap pekerja harus menggunakan APD yaitu : ¾ Safety shoes.

¾ Sarung tangan kain ¾ Helm

5. Setiap pekerja harus menerapkan 5R 6. Metode kerja river-crossing

¾ Tentukan As lintasan pipa yang crossing dengan sungai. ¾ Bendung salah satu sisi sungai

¾ Lakukan penggalian. ¾ Bongkar bendungan

¾ Bendung sisi sungai lainnya ¾ Lakukan penggalian.

¾ Bongkar bendungan.

¾ Turunkan rangkaian pipa yang telah lulus radiography test dan holliday test ke dalam lubang galian dengan panjang menyesuaikan dengan bentang sungai.

¾ Lakukan pengelasan pada ujung-ujung rangkaian pipa yang telah ditanam dengan rangkaian pipa yang lainnya.

Catatan:

Metode kerja flushing dan PIG

a. Rangkaiakan pompa dengan scrapper launcher b. Pasang selang pembuangan di scrapper receiver c. Masukan pig kedalam scrapper launcher

d. Lakukan pigging dengan menggunakan filling pump e. Keluarkan pig dari scrapper receiver.

f. Flushing dan pigging dilakukan sebelum/sesudah dilakukannya hydrostatic test dengan tujuan untuk membersihkan bagian dalam pipa dari semua kotoran.

g. Flushing dan pigging dilakukan dengan mengunakan media air yang ditekan.

h. Sebelum memasukkan pig kedalam pipa lakukan filling water dan tunggu minimal 2 (dua) jam setelah air keluar dari ujung pipa

i. Masukan rubber pig dan langsung diikuti oleh pekerja untuk memastikan pig tersebut berjalan dan dimana posisi pig.

j. Setiap penyimpangan pada pelaksanaan flushing dan pigging harus mendapatkan persetujuan dari Pelaksana Utama.

k. Flushing dan pigging meliputi : ¾ Filling water (15 m H2O). ¾ Pigging.

Metode kerja intelligent pigging

a. Rangkaikan pompa dengan scrapper launcher b. Pasang selang pembuangan di scrapper receiver c. Masukan Cleaning pig kedalam scrapper launcher d. Lakukan pigging dengan menggunakan filling pump e. Keluarkan pig dari scrapper receiver.

f. Lakukan langkah C sampai dengan E dengan mengganti jenis pig: cleaning pig, Geometri pig, MFL pig.

Catatan:

Metode kerja tes Hidrostatik

a. Lepaskan rangkaian pipa utama dari pipa bypass & scrapper L/R b. Pasang blind flange, gasket & studbold pada ujung pipa yang terbuka. c. Lepaskan valve yang menghubungkan pipa utama dengan pipa bypass d. Pasang temporary connection diantara pipa utama & Pipa bypass e. Hubungkan pipa utama dengan pipa bypass

f. Pasang pompa isi dan pompa tekan pada temporary connection g. Pasang indikator & recorder

h. Lakukan pengisisan air dengan pompa isi h.1 Proses pengisian (Filling water).

k.1 Pasang temporary connection dan peralatan filling pump kecuali peralatan ukur dan instrumentasinya.

k.1 Pastikan semua koneksi pada temporary connection dan koneksi pada jalur pipa sudah dilengkapi gasket untuk joint flange ke flange dan seal tape untuk fitting ke nipple dan nipple ke instrument dan terpasang erat.

k.1 Pasang filling pump ke temporary connection dan pastikan terpasang erat.

k.1 Letakkan filling pump sedekat mungkin dengan sumber air seperti sungai /kali atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Air akan dites untuk mengetahui kadar keasaman dan kandungan organik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

k.1 Lakukan pengisian air dalam kondisi air vent terbuka. k.1 Tutup air vent setelah air keluar selama ½ jam.

k.1 Isolasi hubungan filling pump dengan temporary

connection dengan menutup gate valve. k.1 Ganti filling pump dengan pressure pump. i. Setelah air penuh lakukan penekanan dengan pompa tekan j. Penekanan.

Proses penekanan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :

j.1 Besarnya penekanan maksimum 14,5 psi/menit sampai 95% dari test pressure, 5% terakhir dari test pressure tekanan pengisian diturunkan secara linier 1,5 psi/menit. Selama penekanan sambungan pipa diperiksa untuk kebocorannya. Ketika mencapai test pressure yang ditentukan, katup pengisi akan ditutup dan jaringan pengisian dilepas dari katup.

j.2 Lakukan penekanan dengan pompa tekan secara perlahan-lahan dan terus menerus sampai 30% dari testing pressure dan ditahan selama 1 jam.

j.3 Periksa seluruh valve dan koneksi dengan jalur pipa, jika tidak ada kebocoran teruskan penekanan sampai 50% dari testing pressure dan ditahan selama 1 jam.

j.4 Periksa seluruh valve dan koneksi dengan jalur pipa, jika tidak ada kebocoran teruskan penekanan sampai 100% dari testing pressure dan ditahan selama 24 jam.

j.5 Tekanan harus dijaga selama satu periode waktu untuk kestabilan tekanan (kondisi stabil). Lamanya periode waktu tergantung beberapa factor misalnya ; besarnya tekanan stabil, waktu dari pengisian sampai penekanan, perbedaan temperatur air pengisi dengan sekitarnya, jenis dan ketebalan coating, kedalaman air di tiap bagian akhir pengujian.

j.6 Jika terjadi penurunan tekanan dari kestabilan temperatur dan tekanan, maka harus ditekan ulang sampai tekanan tertentu sebelum shut down dan penghentian untuk pengujian. Penambahan air harus harus diukur dan dicatat secara tepat.

j.7 Setelah penekanan stabil, tekanan pengujian (test pressure) harus ditahan minimal selama 24 jam. Batas minimum tekanan pengujian harus minimal 1,4 kali dari MOP (Maximum Operating Pressure / tekanan maksimum operasi) dan maksimum 95% dari SMYS (Specified Minimum Yield Strength) material terlemah.

j.8 Setelah kondisi stabil, isolasi pompa tekan dari temporary connection dan tahap holding time pada Hydrostatic Test selama 24 jam dimulai.

k. hidrostatik test

k.1 Selama waktu pengujian, pencatatan seluruh pembacaan pada instrument dilakukan setiap 30 menit.

k.2 Variasi tekanan selama hydrostatic test dapat diterima jika (sama atau lebih kecil) ≤ 0.2 % test pressure.

k.3 Catat pembacaan pada pressure measurement (tekanan) dari dead weight tester, ambient temperature (temperature ambient) dan barometric pressure (tekanan barometer).

k.4 Jika terjadi penurunan tekanan lebih besar, pengujian tidak dapat diterima dan jaringan pipa akan dites ulang atau waktu pengujian ulang diperpanjang selama 24 jam.

k.5 Setelah selesai dan hydrotest diterima, jaringan pipa akan ditekan pada tekanan maksimum 43,5 psi/menit.

k.6 Grafik tekanan dan daftar pengujian dari dead weight tester harus ditandatangani semua pihak dan dibuat 2 salinan untuk kelengkapan laporan, juga termasuk :

- Pressure and temperature recorder charts. - Log of pressure and temperatures

Dalam dokumen Buku Pedoman Pipa 1 (Halaman 82-116)

Dokumen terkait