• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2008 di Laboratorium Biologi Hewan dan Kandang Pemeliharaan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Materi Kandang dan Hewan Percobaan

Sebagai hewan percobaan digunakan 24 ekor mencit (Mus musculus) jantan dengan umur 60 hari dan bobot badan 30,81±4,98 gram sebagai hewan model sistem pasca rumen. Mencit dipelihara di dalam kandang individu berukuran 40 x 30 x 10 cm3 yang menggunakan sekam padi sebagai litter. Kandang tersebut dilengkapi tempat pakan (wadah) dan tempat air minum dari botol kaca bervolume 100 ml.

Ransum

Ransum yang diberikan pada mencit berupa semi purified diet yang dibuat berdasarkan Jordan et al. (2003) (Tabel 4). Perbandingan pemberian ekstrak daun murbei pada perlakuan adalah 0,06% DNJ (setara dengan 25% kandungan daun murbei dalam ransum) dan 0,12% DNJ (setara dengan 50% kandungan daun murbei dalam ransum). Konversi yang diperoleh adalah 100 ml ekstrak daun murbei sama dengan 12,42 g (setelah dipanaskan sampai berbentuk pasta selama 6 jam dengan suhu 80 0C).

Tabel 4. Susunan Ransum Semi Purified Diet

Bahan Pakan Jumlah (%)

Glukosa 38 Pati 20 Casein 23 Minyak Jagung 1 Selulosa 6 Lemak Sapi 3

Rape Seed Oil 1

Mineral 7 Vitamin 1 Julmah 100 Sumber : Jordan et al. (2003)

15

Metode Pembuatan Tepung Daun Murbei

Daun murbei segar dilayukan sampai kering udara, kemudian dioven pada suhu 60 0C selama 24 jam. Setelah diperoleh bahan keringnya, daun murbei digiling hingga menjadi tepung halus.

Pembuatan Ekstrak Daun Murbei

Disiapkan daun murbei yang sudah dikeringkan dan digiling halus sebanyak 5 kg, kemudian dimasukkan ke dalam ember dan ditambahkan etanol 50% sebanyak 25 L. Dilakukan maserasi I dengan merendam selama 6 jam (setiap 1 jam dikocok selama 5 menit). Ember ditutup dan disimpan pada suhu kamar selama 24 jam kemudian disaring untuk filtratnya disimpan dan ampasnya dimaserasi kembali (maserasi II) dengan etanol 50% sebanyak 25 L. Hasil filtrasi I dan II dievaporasi dalam rotary evaporator selama 48 jam sehingga ekstrak daun murbei dihasilkan sebanyak ± 5 L.

Fermentasi In-Vitro Ekstrak Daun Murbei 1. Preparasi medium

Disiapkan 5 g trypticase, 1000 ml aquadest dan 0,25 ml larutan mineral mikro. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan diaduk sampai seluruh bahan larut. Selanjutnya ditambahkan 500 ml larutan penyangga rumen, 500 ml larutan mineral makro, 2,5 ml larutan resazurine dan 100 ml larutan pereduksi. Medium dimasukkan ke dalam water bath pada suhu 390C sambil dialiri sedikit gas CO2 dan diaduk dengan magnetik stirrer. Kondisi reduksi medium

diamati dengan indikator perubahan warna dari biru ke pink lalu menjadi tidak berwarna (medium tereduksi dengan sempurna). Setelah itu disiapkan 5 tabung erlenmeyer yang telah berisi masing-masing 1 g maltosa ditambah dengan ekstrak daun murbei sesuai dengan perlakuan yang akan diujikan.

16 Tabel 5. Komposisi Pembuatan Larutan Buffer

No. Larutan Jumlah

1. Larutan Mineral Makro CaCl2.2H2O MnCl2.4H2O CoCl2.6H2O FeCl2.6H2O Aquades 13,2 gram 10,0 gram 1,0 gram 8,0 gram

sampai volume mencapai 100 ml 2. Larutan penyangga rumen

NH4HCO3

NaHCO3

Aquades

4,0 gram 35,0 gram

sampai volume mencapai 1000 ml 3. Larutan Mineral Makro

Na2HPO4 KH2PO4 MgSO4.7H2O Aquades 5,7 gram 6,2 gram 0,6 gram

sampai volume mencapai 1000 ml 4. Larutan Pereduksi NaOH Na2S.9H2O Aquades 4,0 ml 0,625 gram 95 ml 5. Larutan Rezasurin 0,1% (w/v) Trypticase HCl 6 N Pepsin, NF Toluen 6. 7. 8. 9.

Sumber : Tilley dan Terry, 1963 dalam Close dan Menke, 1986.

2. Inkubasi

Dilakukan koleksi cairan rumen dari 2 ekor ternak yang berbeda, kemudian cairan rumen disaring menggunakan 3 lapisan kain kasa ke dalam termos yang suhunya 390C. Selanjutnya 1 bagian cairan rumen ± 500 ml dicampur dengan 4

17 bagian medium yang telah dibuat ± 2000 ml, ditempatkan dalam water bath pada suhu 390C sambil terus dialirkan gas CO2 dan diaduk dengan menggunakan magnetik

stirrer. Kemudian diambil masing-masing 500 ml medium yang telah bercampur dengan cairan rumen dan dimasukkan ke dalam 5 tabung erlenmeyer yang telah berisi 1 g maltosa yaitu tabung perlakuan P1, P2, P3, P4 dan P5. Untuk ekstrak daun murbei perlakuan P3 dan P5 dimasukkan sesaat setelah tabung erlenmeyer berisi 1 g maltosa, sedangkan penambahan ekstrak daun murbei perlakuan P2 dan P4 dimasukkan setelah proses fermentasi. Selanjutnya tabung erlenmeyer ditutup dengan sumbat karet berventilasi dan ditempatkan pada water bath, kemudian diinkubasi pada suhu 390C selama 6 jam.

Pembuatan Cairan Rumen Fermentasi

Setelah 6 jam diinkubasi, labu erlenmeyer dikeluarkan dan masing-masing cairan dituang ke dalam cetakan atau wadah yang telah diberikan label sesuai perlakuan yang akan diuji untuk dievaporasi ke dalam oven 800C selama 6 jam yang bertujuan untuk mengurangi kadar airnya. Kemudian hasilnya dicampurkan ke dalam ransum semi purified diet sesuai dengan perlakuan.

Perlakuan Penelitian dan Pemeliharaan Ternak

Susunan ransum perlakuan yang diberikan pada hewan percobaan (mencit) adalah sebagai berikut :

P0 = Ransum kontrol (semi purified diet) P1 = P0 + residu fermentasi cairan rumen P2 = P1 + ekstrak daun murbei (0,06% DNJ)

P3 = P1 + ekstrak daun murbei yang difermentasi dengan cairan rumen (0,06% DNJ) P4 = P1 + ekstrak daun murbei (0,12% DNJ)

P5 = P1 + ekstrak daun murbei yang difermentasi dengan cairan rumen (0,12% DNJ) Pemeliharaan mencit dilakukan selama 24 hari (3 hari masa adaptasi dan 21 hari masa koleksi data). Ransum yang diberikan ditimbang seminggu sekali sebanyak 50 g untuk setiap ekor mencit dan dimasukkan ke dalam kantong untuk persediaan satu minggu. Pemberian ransum ke dalam tempat pakan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Ransum dalam kantong dan wadah serta yang tercecer dihitung sebagai sisa ransum. Sampel ransum yang diberikan dan sisa ransum

18 dikeringkan dalam oven dengan suhu 105oC selama 24 jam untuk digunakan dalam perhitungan bahan kering ransum.

Air minum yang diberikan berupa air mineral yang dimasukkan ke dalam botol kaca berukuran 100 ml dan diganti setiap 3 hari sekali. Sekam padi sebagai litter (alas kandang mencit) ditimbang (± 250 g) dan dioven 600C selama 24 jam agar sekam benar-benar steril, dan sekam diganti setelah masa adaptasi berlangsung.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari enam perlakuan dan empat kali ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 1 ekor mencit. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1991) :

Yij = µ + τi + εij

Keterangan :

Yij = nilai pengamatan untuk perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ = rataan umum τi = efek perlakuan ke-i

εij = pengaruh galat pada satuan percobaan ke-i yang memperoleh perlakuanke-j

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini antara lain konsumsi bahan kering ransum, kecernaan bahan kering ransum, petambahan bobot badan, dan kadar glukosa darah.

1. Konsumsi Bahan Kering Ransum

Konsumsi bahan kering ransum dihitung dengan mengurangi jumlah ransum yang diberikan dengan jumlah ransum yang tersisa dalam sekam. Sisa pakan dihitung dengan cara, sekam yang telah digunakan selama pemeliharaan dikeringkan dalam oven 600C selama 24 jam dan dilakukan pengambilan feses. Sisa pakan yang tertinggal dalam sekam diperoleh dengan mengurangi berat sekam setelah dipakai selama pemeliharaan dengan berat sekam awal (± 250 g).

19

2.Kecernaan Bahan Kering Ransum

Kecernaan ransum dihitung dengan kecernaan bahan kering semu berdasarkan Mcdonald et al. (2002) yaitu :

Konsumsi Bahan Kering Ransum – Bahan Kering Feses x 100%

Konsumsi Bahan Kering Ransum

Nilai bahan kering feses diperoleh dengan cara, sekam yang telah digunakan selama pemeliharaan dikeringkan dalam oven 600C selama 24 jam kemudian dilakukan pengambilan feses. Berat feses yang diperoleh merupakan berat bahan kering feses yang akan dihitung untuk nilai kecernaan bahan kering ransum.

3.Pertambahan Bobot Badan

Penimbangan bobot badan dilakukan pada awal dan akhir perlakuan. Pertambahan bobot badan dihitung dengan mengurangi bobot badan akhir dengan bobot badan awal dibagi lama pemeliharaan (hari).

4. Kadar Glukosa Darah

Kadar glukosa darah dihitung pada akhir penelitian dengan cara mengambil sampel darah hewan percobaan dari bagian jantung menggunakan spoit (1ml) dan diteteskan pada strip glukosa. Selanjutnya strip glukosa dimasukkan ke dalam glucose test (Smith dan Mangkoewijoyo, 1988). Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan alat Accu-check Active produksi Roche (Jerman).

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Analysis of Variance) dan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan berdasarkan Steel dan Torrie (1991).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait