• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, mulai bulan Maret hingga Juli 2014.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang yang dilaksanakan meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan aspek manajerial. Aspek teknis di lapangan dilakukan pada saat menjadi karyawan harian lepas (KHL) selama satu

Basis dan Premi Panen

Basis panen adalah jumlah minimum TBS yang harus dipanen oleh pemanen dalam satu hari ditentukan berdasarkan tinggi tanaman, topografi dan BJR berdasarkan tahun tanamnya. Premi adalah upah yang diberikan kepada pemanen yang melebihi basis. Tujuan pemberian premi adalah untuk memberikan penghargaan kepada pekerja apabila hasil kerjanya di atas standar yang ditentukan, mendorong kenaikan output (janjang HK-1), tetapi tidak dengan biaya yang lebih tinggi dari biaya standar jam dinas, serta memupuk rasa tanggung jawab pekerja terhadap tugasnya (Pahan 2006).

Transportasi TBS

Transportasi atau pengangkutan TBS dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pengangkutan TBS dari tanaman yang dipanen ke TPH yang menjadi tanggung jawab pemanen dan pengangkutan TBS dari TPH ke PKS yang menjadi tanggung jawab krani transport (Mangoensoekarjo dan Semangun 2005). Buah kelapa sawit (TBS) yang dipotong hari ini harus segera diangkut ke pabrik dan diolah langsung agar asam lemak bebas (ALB) tidak semakin tinggi. Pengolahan TBS harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah panen agar terhindar dari terbentuknya ALB (Setyamidjaja 2006). Faktor eksternal yang dapat meningkatkan kadar ALB dalam minyak sawit antara lain pemanenan kelapa sawit yang tidak tepat waktu, keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah, dan penumpukan buah yang terlalu lama (Alfiah dan Susanto 2014). Keterlambatan pengangkutan buah dapat mengakibatkan buah menjadi restan. Buah restan akan memengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah dan mutu produk akhir. Pemilihan alat angkut yang tepat dan kontur jalan yang mendukung dapat membantu mengatasi masalah kerusakan buah selama pengangkutan yang dapat menekan peningkatan ALB. Transportasi di perkebunan kelapa sawit sangat penting sehingga diperlukan perawatan dan cara perbaikan kendaraan.

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, mulai bulan Maret hingga Juli 2014.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang yang dilaksanakan meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan aspek manajerial. Aspek teknis di lapangan dilakukan pada saat menjadi karyawan harian lepas (KHL) selama satu

bulan. Aspek manajerial dilakukan pada saat menjadi pendamping mandor selama satu bulan dan pendamping asisten selama dua bulan. Kegiatan teknis yang dilakukan pada saat menjadi KHL meliputi semua tugas lapangan yang diperintahkan sesuai dengan kebutuhan kebun yaitu mulai dari kegiatan perawatan hingga produksi. Kegiatan perawatan yang dilakukan terdiri atas pengendalian gulma secara manual dan kimia, pemupukan, dan perawatan jalan secara manual. Kegiatan produksi yang dilakukan terdiri atas pemotongan TBS, pemungut brondolan (helper) hanca dan TPH serta sensus buah hitam. Kegiatan yang dilakukan pada saat menjadi pendamping mandor meliputi, membantu menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang akan dilakukan, melakukan apel pagi, membantu mengawasi karyawan harian, membantu menghitung kebutuhan pupuk dan herbisida, serta membuat laporan harian mandor. Kegiatan yang dilakukan pada saat menjadi pendamping asisten tingkat divisi meliputi membantu penyusunan rencana kerja divisi, melaksanakan rencana kerja yang telah disusun, mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dijadwalkan, dan mengevaluasi pekerjaan yang telah dilaksanakan. Kegiatan penulis saat menjadi KHL, pendamping mandor, dan pendamping asisten tercantum pada jurnal harian (Lampiran 1, 2, dan 3).

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, diskusi dan wawancara dengan staf kebun. Data primer meliputi data kegiatan panen yaitu organisasi panen, kriteria matang panen, angka kerapatan panen, tenaga kerja, kualitas panen, transportasi panen, penetapan sistem dan rotasi panen, basis dan premi panen. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen perusahaan (laporan tahunan, semesteran, dan bulanan) meliputi letak geografis dan administratif kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi tanaman dan produksi, struktur organisasi dan norma ketenagakerjaan perusahaan.

Pengamatan Panen

Pengamatan yang dilakukan pada kegiatan magang di perkebunan kelapa sawit meliputi:

Organisasi panen

Data mengenai organisasi panen diperoleh dari dokumen di kantor divisi dan kebun serta melakukan wawancara dengan asisten divisi.

Kriteria matang panen

Pengamatan kriteria matang panen dilakukan dengan mengikuti pemanen contoh untuk mengamati kesesuaian kriteria matang panen yang diterapkan oleh pemanen dengan standar perusahaan. Pengamatan terhadap kriteria matang panen dilakukan dengan menghitung jumlah brondolan di piringan sebelum TBS diturunkan dan disesuaikan dengan standar perusahaan. Jumlah pemanen contoh adalah 10 orang. Jumlah pokok yang diamati adalah 15 pokok setiap pemanen dengan tiga kali ulangan.

Angka kerapatan panen (AKP)

Pengamatan kerapatan panen dilakukan dengan cara menyensus blok yang akan dipanen esok hari. Kemudian dalam satu blok diambil 6 jalur pasar pikul atau dengan mengambil sampel 10% dari populasi pokok setiap blok. Angka kerapatan panen diperoleh dengan rumus berikut:

Kerapatan panen = x 100%

Tenaga kerja

Pengamatan dilakukan dengan membandingkan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai SOP perusahaan dengan fakta di lapangan.

Kualitas panen

Pengamatan kualitas panen terdiri atas pengamatan pada mutu buah dan mutu hanca. Mutu buah yang dilakukan di TPH dengan mengamati jumlah buah mentah, kurang matang, matang, lewat matang dan janjang kosong. Pengamatan mutu buah dilakukan terhadap 8 pemanen dengan setiap pemanen empat TPH. Pengamatan pada mutu hanca dilakukan di dalam hanca pemanen yang telah selesai melakukan panen dengan mengamati jumlah buah terpanen, jumlah buah tinggal, brondolan segar tertinggal, brondolan busuk tertinggal, persentase kehilangan hasil (losses), dan persentase efisiensi panen. Pengamatan mutu hanca dilakukan terhadap 8 pemanen dengan setiap pemanen 3 pasar pikul.

Transportasi panen

Pengamatan dilakukan dengan mengamati kapasitas alat pengangkut, jumlah alat angkut yang diperlukan untuk setiap kali panen, dan waktu tempuh TBS sampai ke pabrik.

Penetapan sistem dan rotasi panen

Data mengenai penetapan sistem dan rotasi panen diperoleh dari arsip kebun dan wawancara langsung kepada asisten atau mandor kebun.

Basis dan premi panen

Data mengenai basis dan premi pemanen diperoleh melalui wawancara dengan pekerja, mandor, atau asisten kebun serta data dari kebun.

Analisis Data dan Informasi

Hasil pengamatan berupa data primer dan data sekunder dengan berbagai peubah dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, uji-t student, persentase (%), dan nilai rata-rata yang digunakan sebagai bahan perbandingan dengan studi pustaka dan norma-norma baku tentang budidaya kelapa sawit.

Dokumen terkait