• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1 Bagan Alir Permasalahan Budidaya Perikanan di Waduk Cirata

PERKEMBANGAN BUDIDAYA IKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan

2.5. Model Input – Output

2.5.2. Metode Membangun Tabel Input-Output

Sejak pertama kali dikemukakan oleh Leontief pada tahun 1930-an, Tabel Input-Output (I-O) terus mengalami perkembangan dan menjadi salah satu alat analisis yang populer untuk melihat perekonomian baik tingkat nasional maupun regional. Walaupun ada beberapa kelemahan yang terletak pada asumsi yang digunakan pada analisis Tabel I-0. namun untuk melihat potensi perekonomian suatu wilayah dan keterkaitan antar sektor perekonomian, analisis Tabel I-0 masih merupakan pilihan terbaik dan banyak diminati.

Analisis Tabel I-0 hanya melihat kondisi perekonornian pada satu tahun tertentu. Oleh karena itu, idealnya Tabel I-O dibuat setiap tahun. Namun untuk memenuhi keinginan tersebut tidak mudah (bahkan boleh dikatakan tidak mungkin). Hal ini terkait dengan keperluan melakukan survei yang komprehensif untuk seluruh sektor perekonomian yang tentunya memerlukan waktu lama dan biaya yang besar.

Berdasarkan kondisi tersebut berkembang metode pembuatan Tabel I-0 dengan pendekatan lain yakni melakukan penyesuaian Tabel I-O yang sudah ada

untuk merefleksikan kondisi perekonomian saat ini (updating). Selain itu berkembang juga pendekatan lain yakni menggunakan informasi perekonomian Tabel I-0 suatu daerah untuk diterapkan pada daerah lain (derivasi). Dengan dua pendekatan tersebut, maka Tabel I-O dapat dimodifikasi setiap tahun dan dapat dibuat di semua daerah (Miller dan. Blair, 1985).

MetodeUpdatingdikenal juga dengan sebutan metode survei parsial, karena tidak perlu melakukan survei secara komprehensif seperti pembuatan Tabel I-O metode survei. Metode yang umum digunakan untuk melakukanupdating adalah metode RAS. Dengan metode ini data yang diperlukan adalah matrik koefisien input atau koefisien teknologi (sebagai tabel dasar), total output, total permintaan antara dan total input antara masing-masing sektor. Untuk memperoleh total permintaan dan input antara masing-masing sektor biasanya dilakukan survei khusus atau survei parsial.

Derivasi Tabel I-0 atau sering juga disebut metode non-survei dilakukan apabila suatu daerah sama sekali belum mempunyai Tabel I-O. Oleh karena itu harus menggunakan Tabel I-0 daerah lain untuk dijadikan sebagai tabel dasar untuk menderivasi.

Menurut Saefulhakim (2000) tabel I – O dapat dibangun melalui dua teknik, yaitu :

a. Survei (pengamatan lapangan) dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu : 1) PendekatanTrade Margin Analysis (TMA) dengan melakukan pendekatan kuantitatif input dan output masing-masing sektor melalui pertanyaan/ kuesioner.

2) Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) pengumpulan data kuantitatif input dan output perkiraan.

b. Metode RAS. Metode ini digunakan untuk membangun Tabel I – O suatu tahun tertentu berdasarkan Tabel I – O tahun yang lain dengan bantuan data PDRB tahun yang akan ditentukan Tabel I – O nya (updating Tabel I – O). Metode RAS juga dapat digunakan untuk menurunkan tabel I – O suatu wilayah melalui Tabel I – O wilayah yang lebih luas. Misalnya Tabel I – O tingkat Kabupaten dapat dibuat dengan menurunkannya dari Tabel I – O

tingkat propinsi atau membuat tabel I – O tingkat propinsi dengan menurunkannya dari Tabel I – O tingkat nasional.

Tabel I – O disusun berdasarkan tiga asumsi pokok (Saefulhakim, 2000), yaitu :

a. Prinsip homogenitas, aktifitas-aktifitas ekonomi yang dikategorikan kedalam suatu sektor tertentu diasumsikan memiliki karakteristik sistem produksi yang homogen yakni struktur input dan output yang homogen dan tidak ada substitusi antar aktifitas lainnya.

b. Prinsip Linieritas/Proporsionalitas, proporsi input-input suatu sektor bersifat tetap, tidak bergantung pada skala produksi/output (constant return to scale). c. Prinsip Additivitas, kinerja sistem produksi suatu sektor ditentukan oleh

kinerja sistem produksi sektor-sektor lainnya, namun pengaruh dari masing- masing sektor tersebut bersifatadditive, bukan interaktif atau multiplikatif.

Secara lebih sederhana Tabel input – output terbagi atas empat kuadran sebagaimana pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Tabel Input – Output

Permintaan Permintaan Akhir (Yi) Xi Input Antara Kuadran I Kuadran II

Nilai Tambah Kuadran III Kuadran IV

Kuadran 1 merupakan gambaran transaksi antar sektor dalam proses produksi, kuadran II menunjukkan matriks permintaan akhir terhadap output masing-masing sektor, kuadran III menunjukkan matriks nilai tambah (value added) masing-masing sektor faktor produksi (kecuali impor), dan kuadran IV merupakan transfer nilai tambah antar institusi. Berdasarkan tabel I – O terlihat jelas bahwa baris merepresentasikan distribusi penjualan output suatu faktor tertentu ke sektor lain. Sedangkan kolom/lajur mempresentasikan distribusi pembelian sektor tertentu pada sektor lainnya.

Tabel input – output sederhana yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Tabel Input – Output Lebih Rinci Permintaan Antara Sektor Produksi Permintaan Akhir Output Total 1 ... j ... n (Y) X 1 X11 ... Xij ... X1n RT1 KP1 PM1 S1 E1 X1 2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... i Xi1 ... Xij ... Xin RTi KPi PMi Si Ei Xi . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... In pu t A nt ara Sek tor Produk si n Xn1 ... Xnj ... Xnn RTn KPn PMn Sn En Xn Upah dan Gaji

Rumah Tangga

L1 ... Lj ... Ln Nilai Tambah Lain V1 ... Vj ... Vn Impor M1 ... Mj ... Mn Total Input I1 ... Ij ... In

Kuadran I Kuadran II Kuadran III

Sepanjang baris pada kuadran I memperlihatkan alokasi penyediaan suatu sektor lainnya atau sektor itu sendiri. Angka-angka sepanjang baris menunjukkan alokasi output sektori yang digunakan untuk memenuhi permintaan antara sektor j, dimana permintaan antara adalah permintaan akan suatu input untuk digunakan oleh sektor lain sebagai faktor produksi, termasuk didalamnya permintaan oleh sektor yang bersangkutan.

= = + n j i i ij Y X X 1 n = 1, 2, ..., n

Xij = banyaknya output sektori yang digunakan oleh sektorj Yi = permintaan akhir terhadap sektori

=RTi + KPi + PMi + Si+ Ei

RTi = konsumsi rumah tangga

KPi =konsumsi pemerintah

PMi = pembentukan modal

Si = stok

Ei =ekspor

Sektor kolom menunjukkan penggunaan input yang dihasilkan oleh sektor lain untuk kegiatan produksi.

= = + n j i j ij G X X 1 n = 1, 2, ..., n

Xij = banyaknya input sektori yang digunakan oleh sektorj Yi = permintaan akhir terhadap sektori

=Lj + Vj + Mj

Vj =nilai tambah lainnya

Mj = impor

Kuadran II menggambarkan transaksi permintaan akhir yang berasal baik dari output berbagai sektor produksi maupun impor yang dirinci dalam berbagai jenis penggunaan. Permintaan akhir adalah permintaan yang langsung digunakan untuk konsumsi rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok, dan ekspor. Secara keseluruhan komponen permintaan akhir merupakan pengeluaran wilayah. Jadi merupakan komponen perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi pengeluaran.

Pada kuadran III ditunjukkan penggunaan input primer atau nilai tambah yang terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, pajak tak langsung netto dan penyusutan. Yang dimaksud dengan input primer adalah faktor-faktor produksi yang secara langsung terlibat dalam produksi atau merupakan balas jasa atas pemakaian faktor-faktor produksi yang terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal, dan kewirausahaan. Jumlah seluruh nilai tambah ini adalah PDRB yang dihasilkan seluruh wilayah. PDRB ini akan sama dengan seluruh permintaan akhir dikurangi dengan impor barang dan jasa.

Dokumen terkait