• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4. Metode Mengajar Make A Match

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi dengan perumusan tujuan instruktusional khusus. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan metode yang lain (Slameto,1991:84)

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode diantaranya ialah:

a. Faktor anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya.

Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan puluhan anak didik dengan latar belakang pendidikan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam.Demikian juga mengenai jenis kelamin mereka.Aspek fisik dan sebagianya.Jika dalam aspek biologis ada perbedaan maka dalam aspek intelektualpun demikian. Hal ini terlihat dalam cepat dan lambatnya anak didik dalam menerima saat proses kegiatan balajar mengajar.

b. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari. Ada waktunya guru menginginkan situasi belajar di alam terbuka, jadi dalam hal ini guru harus menentukan metode yang tepat.situasi yang diciptakan guru akanmempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar yang digunakan.

c. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.Secara herarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi yaitu, tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.Tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kemampuan yang terjadi dalam diri anak didikproses pengajaran pun dipengaruhinya

d. Fasilitas

Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas mengajar akan mempengaruhi

metode mengajar. Keampuhan metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukungnya.

e. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru yang sarjana pendidikan dan keguruan akan berbeda dengan sarjana yang bukan pendidikan keguruan dibidang penguasaan ilmu pendidikan dan keguruan, guru yang sarjana pendidikan dan keguruan akan lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia di tugaskan sebagai tenaga ahli dibidang pendidikan dan keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar (Slameto,1991:85).

Selain faktor yang mempengaruhi metode diatas juga ada faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang dibagi menhajdi tiga macam diantaranya:

1. Faktor internal (faktor dalam siswa) keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa.

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Tubuh yang lemah apalagi disertai dengan pusing-pusing dapat mempengaruhi ranah kognitif siswa. Indera penglihat juga dapat mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang mempengaruhi aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan dan pembelajaran siswa Namun diantaranya faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang masih lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkunganya dengan cara yang tepat.

Jadi intelegensi sebenarnya bukan masalah kualitas otak saja melainkan organ tubuh lainya.

b. Sikap siswa, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya baik secara positir maupun negatif.

c. Bakat siswa, adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

d. Minat siswa, secara sederhana minat atau interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

e. Motivasi siswa, keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangannya selanjutnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) Motivasi Intrinsik 2) Motivasi Ekstrinsik 2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman–teman sekelas dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

aktivitas belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

2) Lingkungan non sosial

Faktor yang mempengaruhi lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan belajar siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan keberhasilan siswa.

3. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar mengajar seorang siswa. Seorang siswa yang biasa menggunakan pendekaan Deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan Surface atau Reproductiv (Muhibbin Syah, 1995: 133).

Adapun metode Make a Match adalah metode yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Dengan demikian materi barupun bisa diajarkan dengan strategi ini dengan cara, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memilki bekal pengetahuan (Hisyam Zainy,2006:67)

Metode Make a Match ini merupakan cara yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa saat ingin meninjau ulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumya.( M. Fathurrohman,2016:196)

Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut:

a. Buatlah potongan kertas sesuai dengan jumlah anak didik yang ada didalam kelas

b. Bagi jumlah kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

c. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya kedalam setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

d. Pada separo kertas yang lain tulis jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat.

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan bercampur antara soal dan jawaban.

f. Beri semua peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah akivitas yang dilakukan berpasangan. Separo peserta didik akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban.

Misalnya, pemegang Qidam” akan berpasangan dengan “si terdahulu”

g. Minta pesera didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak member tahu materi yang mereka dapatkan ke teman yang lain

h. Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dan selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

a. Pengertian Metode Make A Match

Metode Make a Match (mencari pasangan), merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan Loma Curran. Ciri utama metode Make a Match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan metode ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan, metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Pelaksanaan metode ini dimulai dengan teknik , yaitu siswa

disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban / soal sebelum batas waktunya.

siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.( Rusman, 2011:223) b. Langkah-langkah Metode Meke a Match

Adapun langkah-langkah dalam teknik pembelajaran ini menurut Rusman adalah:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk revieu (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)

2. Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang masing – masing telah mereka pegang

3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang Qidam” akan berpasangan dengan “si terdahul

Contohnya artinya

Wujud Ada

Qidam Dahulu

BAQO Kekal

Mukhalafatul lilhawadis

Berbeda dengan Makhluknya

Qiyamuhu Binafsihi Berdiri Sendiri

4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan soal jawaban

5. Setiap siswa dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya

7. Kesimpulan atau penutup.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Make a Match

Adapun kelebihan metode Make and Match menurut Hisyam adalah:

a. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, siswa tidak tahu bahwa dirinya sedang diajak belajar.

b. Materi pembelajaran yang disampaikan menarik perhatian siswa.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa bahkan mencapai taraf ketuntasan.

Adapun kekurangan metode Make a Match diantaranya:

a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan tersebut, karena tanpa adanya bimbingan keadaan kelas menjadi kacau.

b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain.

c. Guru perlu mempersiapkan segala sesuatu dan beberapa alat yang memadai.

Menurut Agus Suprijono dalam bukunya menyatakan metode Make A Match adalah kartu – kartu barpasangan,yangmana kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut.( Suprijono,2009:94)

Adapun langkah Make a Match menurut Suprijono sebagai berikut:

Pertama guru menyiapkan kartu kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban, langkah berikutnya adalah guru membagi komunitas menjadi 3 kelompok .kelompok pertama merupakankelompok pembawa kartu – kartu yang berisi pertanyaan – pertanyaan, kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu – kartu berisi jawaban – jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai .aturlah posisi kelompok – kelompok

tersebut.Uapayakan kelompok pembawa pertanyaan dan jawaban saling berhadapan.

Jika masing – masing kelompok sudah berada di posisi yang telah ditentukan , maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bertemu , mencari pasangan dari pertanyaan dan jawaban yang cocok. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi, ketika mereka diskusi alangkah lebih baik jika ada music yang lembut mengiringi proses belajar mereka.( Suprijono,2009:95)Hasil diskusi ditandai oleh pasangan – pasangan antara anggota kelompok.

Pasangan – pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan – jawaban kepada kelompok penilai, dan kelompok inilah yang membaca apakah pasangan pertanyaan – jawaban itu cocok.Setelah penilaian dilakukan, aturlah kelompok pertama dan kedua dan setiap pasangan mempresentasikan hasil diskusi mereka masing – masing kedepan kelas.

Perlu diketahui tidak semua siswa yang berperan sebagai pemegang pertanyaan , jawaban dan penilai memahami secara pasti apakah pertanyaan dan jawaban yang mereka pasangkan cocok.

Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengkonfirmasi hal – hal yang mereka lakukan.

Dan guru akan memberikan penguatan atas hasil diskusi kelompok dan memberikan kesimpulan.

Jadi dari uraian langkah – langkah metodeMake a Match menurut beberapa ahli diatas penulis ingin menggunakan teori dari Aris Shoimin yaitu guru menyiapkan separoh kartu dan separoh jawaban dan setiap siswa mendapat satu buah kartu dan nantinya siswa akan berusaha mencari pasangannya masing- masing sampai batas waktu yang telah di tentukan, dan siapa yang cepat menyelesaikan permainan akan mendapatkan poin dan begitu seterusnya.

Dokumen terkait