• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kajian teori

1. Metode An-Nahdliyah

a. Pengertian metode an-Nahdliyah

Metode berasal dari dua kata yaitu met yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi, metoda artinya suatu jalan yang

dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Mujammil Qomar bahwa metode merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis.

Istilah An-Nahdliyah diambil dari sebuah organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama’ artinya kebangkitan ulama’. Dari kata Nahdlatul Ulama’ inilah kemudian dikembangkan menjadi metode pembelajaran Al-Quran, yang diberi nama “Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Quran An-Nahdliyah” yang dirumuskan oleh LP.Ma’arif cabang Tulung Agung yang disusun pada tahun 1991 oleh KH. Munawwir Kholid di Tulungagung Jawa Timur.

dengan melalui pengamatan beliau di lapangan kemudian di uji cobakan sendiri di TPQ dengan menampakkan hasil yang cukup memuaskan.5

Jadi metode An-Nahdliyah adalah salah satu cara belajar dan mengajarkan membaca Al-Quran yang lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan menggunakan ketukan. ketukan disini merupakan jarak pelafalan satu huruf dengan huruf lainnya, sehingga dengan ketukaan bacaan santri akan sesuai, baik panjang dan pendeknya dari sebuah bacaan al-Quran.6 Adapun pengelolaan pengajaran metode an-Nahdliyah diantaranya, yaitu:

5 Sejarah Metode an-Nahdliyah, diakses pada Tanggal 26 November 2017

6 Farid, Maksum. Dkk. Pedoman pengelolaan taman Pendidikan al-Quran metode an-Nahdliyah:

lengkap dengan materi pendukung seri A. (Tulungagung: LP. Ma’arif NU), 9

1) Program Buku Paket (PBP), program awal yang dipandu dengan buku paket Cepat Tanggap Belajar Al-Quran An-Nahdliyah sebanyak enam jilid yang dapat ditempuh kurang lebih enam bulan.

2) Program Sorogan Al-Quran (PSQ), yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk menghantar santri mampu membaca Al-Quran sampai khatam 30 juz. Pada program ini santri dibekali dengan sistem bacaan Gharaibul Quran dan lainnya untuk menyelesaikan ini diperlukan waktu kurang lebih 24 bulan.

Berdasarkan perkembangannya, perkembangan metode An Nahdliyah tergolong pesat. Sejak berdiri pada tahun 1991 M. hingga sekarang metode An-Nahdliyah telah berkembang pesat dan diterapkan di berbagai daerah. Tidak hanya di Kabupaten Tulungagung saja, tetapi juga kabupaten-kabupaten lainnya, baik di Jawa maupun luar Jawa bahkan metode An-Nahdliyah telah menyebar hampir ke seluruh penjuru nusantara.

Nampaknya nama inilah yang sesuai dengan tujuan dikembangkannya metode an-Nahdliyah, yakni:7

1) Tumbuh sikap kebangkitan kembali untuk belajar dan mengajar al-Quran.

2) Tumbuh sikap dan tanggap terhadap belajar dan mengajar al-Quran.

7 Mabin TPQ Ponpes langitan, Aurad Khizib Khofi.: ikhtisar pedoman pengelolaan TPQ. 9

b. Ciri Khusus Metode an-Nahdliyah

Adapun ciri khusus metode ini adalah:8

1) Materi pelajaran disusun secara berjenjang dalam buku paket 6 Jilid.

2) Pengenalan huruf sekaligus diawali dengan latihan dari pemantapan makharijul huruf dan sifatul huruf.

3) Penerapan qaidah tajwid dilaksanakan secara praktis dan dipandu dengan titian murattal.

4) Santri lebih dituntut memiliki pengertian yang dipandu dengan asas CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) melalui pendekatan keterampilan proses.

5) Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara klasikal untuk tutorial dengan materi yang sama agar terjadi proses musafahah.

6) Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan.

7) Metode ini merupakan pengembangan dari Qaidah Bagdadiyah (ala kuno).

8) Ada dua macam ustadz yang menanganinya, yaitu ustadz tutor dan ustadz privat. sebelum mendirian atau mengajarkannya didahului oleh pelaksanaan riyadloh.9

8 Farid, Maksum. Pedoman pengelolaan taman Pendidikan al-Quran metode an-Nahdliyah, 10

9 Mabin TPQ Ponpes langitan, Aurod Hizib Khofi. 10

c. Tujuan Metode an-Nahdliyah

Tujuan metode an-Nahdliyah diantaranya adalah sebagai berikut :10

1) Pengembangan Taman Pendidikan Al-Quran adalah memberantas buta huruf Quran dan mempersiapkan anak mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

2) Memupuk rasa cinta terhadap Al-Quran yang pada akhirnya juga mempersiapkan anak untuk menempuh junjang pendidikan agama (di Madrasah) lebih lanjut.

d. Pedoman pengajaran Metode an-Nahdliyah 1) Program Buku Paket (PBP)

a) Ketentuan umum Metode An-Nahdliyah untuk pengelolaan pengajaran santri dikatakan tamat belajar apabila telah menyelesaikan dua program yang dicanangkan yaitu:11

1. Program Buku Paket (PBP), program awal yang dipandu dengan buku paket Cepat Tanggap Belajar Al-Quran An-Nahdliyah sebanyak enam jilid yang dapat ditempuh kurang lebih enam bulan.

2. Program Sorogan Al-Quran (PSQ), yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk menghantar santri mampu membaca Al-Quran sampai khatam 30 juz. Pada program ini

10 Farid, Maksum. Dkk. Pedoman pengelolaan taman Pendidikan al-Quran metode an-Nahdliyah,.

seri A, 4

11 Farid, Maksum. Dkk. Pedoman pengelolaan taman Pendidikan al-Quran metode an-Nahdliyah,.

seri A., 9

santri dibekali dengan sistem bacaan Gharaibul Qur’an dan lainnya untuk menyelesaikan ini diperlukan waktu kurang lebih 24 bulan.

b) Tenaga Edukatif dan Peserta Didik 1) Tenaga Edukatif

Tenaga edukatif sering disebut dengan ustadz/ustadzah.

Menurut tugasnya dibagi menjadi dua yaitu :

a) Ustadz Tutor, bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada santri serta menterjemahkan bahasa ilmiah kedalam bahasa peraga yang sederhana yang kiranya mampu dicerna oleh santri umur 5 tahun.

b) Ustadz Privat, bertugas membimbing dan mengevaluasi santri, kemudian menentukan tingkat prestasi santri.

c) Peserta Didik

Peserta didik pada metode an-Nahdliyah disebut dengan

istilahsantri.

Ditinjau dari usia, santri dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu:

a) Kategori usia anak-anak : Umur 5-13 tahun b) Kategori usia remaja : Umur 13-21 tahun c) Kategori usia dewasa : Umur 21 tahun keatas d) Metode Penyampaian

Metode penyampaian yang dipakai dalam proses belajar mengajar Metode An-Nahdliyah adalah :

(1) Metode Demonstrasi, yaitu tutor memberikan contoh secara praktis dalam melafalkan huruf dan cara membaca hukum bacaan.

(2) Metode Drill, yaitu santri disuruh melafalkan sesuai dengan makhraj dan hukum bacaan yang sesuai sebagaimana yang dicontohkan ustadz.

(3) Tanya Jawab, yaitu ustadz memberikan pertanyaan kepada santri dan atau sebaliknya.

(4) Metode Ceramah, yaitu ustadz memberikan penjelasan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.

e) Kegiatan Belajar Mengajar

Untuk menyelesaikan program buku paket 6 jilid memerlukan waktu 180 jam untuk 180 kali tatap muka. Setiap kali tatap muka dialokasikan waktu 60 menit. Dengan demikian, apabila kegiatan belajar mengajar berjalan secara normal, 6 jilid buku paket dapat diselesaikan lebih kurang 7 bulan, termasuk hari libur dan pelaksanaan evaluasi. Secara rinci pembagian alokasi waktu untuk setiap kali

pertemuan adalah sebagai berikut : (1) Untuk tutorial I : 20 menit

(2) Untuk privat individual : 30 menit (3) Untuk tutorial II : 10 menit.

Tabel 2.2

Pembagian alokasi waktu dan pengelolaan kelas

No Posisi Kelas Waktu Uraian Kegiatan

1 Klasikal (Santri berkumpul secara klasik dan dihadapi ustadz tutor)

20 menit Tutorial:

1. Salam 2. Doa iftitah

(kalamun) 3. Pre test

4. Penyajian materi:

a. contoh bacaan b. Latihan-latihan c. tanya jawab 2 Kelompok (Santri

berkelompok 10 anak/santri dan diasuh seorang ustadz privat)

30 menit Privat Individual 1. Salam 2. Doa iftitah 3. santri membaca

bersama

4. Ustadz menyuruh membaca satu persatu

5. Ustadz menilai dalam kartu prestasi.

6. Ustadz memberi bimbingan pada santri yang kurang tepat dalam membaca.

3 Klasikal

(Santri kembali berkumpul secara klasikal)

10 menit Tutorial II 1. Post test 2. belajar materi

tambahan 3. doa penutup 4. salam

f) Evaluasi pada Program jilid

Ada tiga evaluasi dalam program ini, yaitu:

1) Evaluasi Harian.

Evaluasi ini dilakukan setiap hari dan di catat pada buku prestasi masing-masing santri. Penilaian menggunakan simbol A untuk betul semua, B untuk salah satu, C untuk salah dua atau lebih.

2) Evaluasi Akhir jilid.

Evaluasi ini dilakuakan setiap akhir jilid untuk menentukan lulus atau tidaknya santri pada setiap satu jilid untuk naik ke jilid berikutnya.

3) Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) 6 Jilid

a. Pelaksanaannya brdasarkan permohonan dari TPQ yang berkepentingan kepada majelis pembinaan TPQ cabang dengan di lampiri Daftar Nominatif santri, Foto 3x4: 2 lembar, biaya adsministrasi

b. Team evaluasi dari majelis pembinaan cabang yang ditunjuk c. Bidang penilaian meliputi makhrah dan sifatul huruf.

d. Nilai maksimal adalah 100, dengan rincian.

2) Pedoman Program Sorogan al-Quran (PSQ) Metode

Dokumen terkait