• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan metode an-Nahdliyah dalam meningatkan kemampuan baca tulis al-Quran di TPQ Ushuluddin desa Jugo Kecamatan Sekaran

B. Penyajian data dan analisis data

2) Pelaksanaan metode an-Nahdliyah dalam meningatkan kemampuan baca tulis al-Quran di TPQ Ushuluddin desa Jugo Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan tahun pelajaran 2017/2018.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadz Hafidz pada Tanggal 11 Januari 2018 selaku ketua TPQ Ushuluddin tentang latar belakang penerapan metode an-Nahdliyah, beliau menyatakan:

“Penerapan metode An-Nahdliyah di TPQ Ushuluddin ini ada beberapa alasan mbak, diataranya yaitu karena metode an-Nahdliyah disini merupakan rintisan dari pondok pesantren langitan Tuban dan tenaga pengajar di Ushuluddin ini banyak yang lulusan pondok langitan dan ingin dikembangkan di desa Jugo, dan juga metode an-Nahdliyah ini lebih cepat dan tepat untuk diajarkan kepada anak-anak sejak dini, karena pada jilid pertama diajarkan huruf hijaiyah sampai lancar, dan tidak akan dinaikkan ke jilid atasnya sebelum santri lancar huruf hijaiyah, kemudian pada jilid an-Nahdliyah itu sangat runtut mulai dari jilid I-VI dilengkapi dengan materi-materi tambahan berupa doa sehari-hari dan amalan-amalan Nahdliyin, kemudian alasan selanjutnya adalah untuk meningkatkan semangat anak-anak mengaji al-Qur‟an sejak dini dengan metode yang tidak membosankan.”37

37 Hafidz, wawancara, Jugo, 11 Januari 2018

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadzah Maftuhah pada Tanggal 11 Januari 2018 selaku Ustadzah An-Nahdliyah TPQ Ushuluddin tentang penggunaan metode an-Nahdliyah, menyatakan:

“Salah satu alasan penggunaan metode an-Nahdliyah di TPQ Ushuluddin, yaitu karena Jilid metode an-Nahdliyah tersusun secara sistematis mulai dari jilid I-VI dengan dilengkapi doa sehari-hari dan amalan Nahdliyin mbak, dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa keimanan yang lebih kuat, dan juga Ustadz pengasuh TPQ Ushuluddin merupakan lulusan Pondok Pesantren Langitan, jadi beliau menerapkan ilmu dari pondok tersebut yaitu metode mengaji al-Qur‟an untuk di ajarkan di TPQ Ushuluddin sampai sekarang.”38

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatus Shofa pada Tanggal Januari 2018 selaku Ustadzah An-Nahdliyah TPQ Ushuluddin tentang penggunaan metode an-Nahdliyah, menyatakan:

“Alasan penggunaan metode an-Nahdliyah di TPQ Ushuluddin ini adalah untuk lebih menumbuhkan semangat dan minat para anak-anak di desa Jugo untuk mengaji al-Qur‟an mbak, karena sebelumnya di TPQ Ushuluddin ini dulu masih menggunakan metode baghdadiyah dan itu ternyata terkesan membosankan, kemudian Ustadz Hafidz mencoba menerapkan metode cepat dan tanggap membaca al-Qur‟an yaitu metode an-Nahdliyah di TPQ Ushuluddin ini, lambat laun akhirnya anak-anak banyak yang mengaji di TPQ Ushuluddin.”39

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadzah Maftuhah pada Tanggal 14 Januari 2018 selaku Ustadzah An-Nahdliyah TPQ Ushuluddin tentang pembagian jilid metode an-Nahdliyah, menyatakan:

“Begini mbak Fatiya, untuk pembagian jilid mengaji metode an-Nahdliyah disini tergantung dari santri yang baru masuk di TPQ ushuluddin mbak, biasanya ada yang mulai mengaji dari mulai TK, jadi itu sudah bisa mengaji dari mulai jilid I dan kalau rajin mengaji

38 Maftuhah, wawancara, Jugo, 11 Januari 2018

39 Hidayatus Shofa, wawancara, Jugo, 11 Januari 2018

setiap hari mereka akan cepat lancar, dan jika sudah lancar maka bisa di naikkan ke jilid selanjutnya.”40

Dari hasil wawancara tentang alasan penggunaan metode an-Nahdliyah di TPQ Ushuluddin desa Jugo Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan dapat disimpulkan bahwa alasan penerapan metode an-Nahdliyah di TPQ Ushuluddin adalah untuk menmbangun semangat para anak-anak untuk mengaji dan mampu menulis al-Qur‟an sejak dini dan juga alasan lain penerapan metode ini adalah pada jilid an-Nahdliyah tersusun secara sistematis mulai dari jilid I-VI serta di lengkapi dengan materi penunjang atau tambahan seperti doa-doa keseharian dan amalan-amalan Nahdliyin dan juga menulis al-quran dan jilid sesuai tingkatanya.

Dari hasil wawancara tentang pengklasifikasian kelas dari setiap jilid dapat disimpulkan bahwa untuk pengklasifikasian jilid tergantung dari santri masuk TPQ Ushuluddin, umumnya, santri yang baru masuk TPQ An-Nahdliyah biasanya sejak dari TK, MI/SD. sehingga ketika mereka mulai masuk ke TPQ Ushuluddin barulah mereka mengaji jilid dimulai dari jilid I sampai mengajinya lancar, kemudian bisa lanjut ke jilid berikutnya.

Idealnya waktu untuk mengaji setiap kali pertemuan itu sebanyak 60 menit dalam sehari, apabila santri rajin mengaji setiap hari, maka satu bulan sudah bisa khatam satu jilid.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, berkenaan dengan waktu kegiatan pelaksanaan pembelajaran di TPQ Ushuluddin, pembelajaran dilaksanakan mulai dari pukul 13:30 pagi hingga 16:00 sore yaitu selama

40 Maftuhah, wawancara, Jugo, 14 Januari 2018

enam hari dalam setiap minggunya. Mulai pada hari sabtu hingga hari kamis. dengan satu hari libur yaitu hari Jum‟at.41

Wawancara dengan Ustadzah Maftuhah pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan:

“Untuk jadwal mengaji di sini setiap hari mbak, liburnya hanya hari Jum‟at. Mengenai kedisplinan antara Ustadzah dan Santri sudah cukup Disiplin, namun kadang juga santrinya yang menunggu lama dan akhirnya ustadzahnya ada halangan, akhirnya santrinya ramai dan mengganggu kelas yang lain.42

Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Ustadzah Shofa pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan:43

“Sebelum memulai pelajaran, saya lebih menekankan untuk memberi motivasi dan semangat dalam mengaji setiap hari pada santri.

Kemampuan menulis dengan menyalin dan mencontoh

Dari hasil wawancara dengan Ustadzah Maftuhah terkait pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan bahwa:

“Langkah untuk pembelajaran menulis al-Quran untuk anak, yang pertama itu pengenalan huruf mbak, dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran membaca permulaan dan ditekankan santri diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan, kemudian baru diajarkan untuk menulis bentuk huruf hijaiyah sesuai dengan jilid yang selesai di baca.”44

Dari hasil wawancara dengan Ustadzah Shofa pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan:

41 Observasi, TPQ Ushuluddin, 15 Januari 2018

42 Maftuhah, wawancara, Jugo, 14 Januari 2018

43 Shofa, wawancara, Jugo, 14 Januari 2018

44 Maftuhah, wawancara, Jugo, 16 Januari 2018

“Untuk menulis di TPQ Ushuluddin ini mbak, biasanya santri diajarkan mulai sejak dini dengan menggunakan metode menyalin atau mencontoh dari jilid dan di pandu oleh ustadz atau ustadzah.”45

Hal ini sesuai dengan Observasi peneliti di TPQ Ushuluddin mengenai metode menulis al-Quran yaitu menggunakan metode menyalin dan mencontoh khusus untuk santri yang berasal dari kelas 1 (persiapan). Seperti juga yang terdapat pada hasil dokumentasi peneliti.

Gambar 4.2 Kegiatan menulis santri

Dokumentasi, TPQ Ushuluddin 2017

Dari hasil wawancara dengan Ustadzah Maftuhah terkait Kemampuan menulis dengan imlak pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan:

“Langkah untuk pembelajaran menulis al-Quran untuk anak, yang pertama itu pengenalan huruf mbak, dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran membaca permulaan dan ditekankan santri diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan, kemudian baru diajarkan untuk menulis bentuk huruf hijaiyah sesuai dengan jilid yang selesai di baca.”46

45 Shofa, wawancara, Jugo, 16 Januari 2018

46 Maftuhah, wawancara, Jugo, 16 Januari 2018

Dari hasil wawancara dengan Ustadzah Shofa selaku pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan:

“Untuk menulis di TPQ Ushuluddin ini mbak, biasanya santri diajarkan muli sejak dini dengan menggunakan metode menyalin atau mencontoh dari jilid dan di pandu oleh ustadz atau ustadzah.”47

Materi tambahan menulis pada TPQ Ushuluddin sangat bermanfaat bagi santri, dengan mereka menulis maka mereka lebih banyak mengingat apa yang telah mereka tulis, tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi santri akan mengingat untuk jangka panjang dan ketika ustadz dan ustadzah memberikan pertanyaan, mereka akan mampu menjawab pertanyaan tersebut. selain itu, cara ini juga bertujuan untuk mengondisikan santri yang ramai, dengan mereka menulis suasana kelas akan lebih tenang.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ustadzah Shofa tentang Kemampuan Menulis dengan metode pego pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan:

“Metode menulis al-Quran di TPQ Ushuluddin ini dimulai sejak santri pertama mengaji di TPQ Ushuluddin mbak, jadi ketika sudah lulus dari TPQ Ushuluddin, santri di wajibkan mampu menulis al-Quran dengan benar.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ustadzah Fais pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan:

“Untuk menulis al-Quran ataupun jilid itu menjadi sesuatu yang penting diajarkan di TPQ ini mbak, cara ini juga bertujuan untuk mengondisikan santri yang ramai, dengan mereka menulis maka

47 Shofa, wawancara, Jugo, 16 Januari 2018

mereka akan lebih tenang. materi penulisannya disesuaikan dengan tingkatan masing-masing santri, jika pada santri jilid 1-2 ada tingkatan ini adalah pengenalan huruf dan angka arab pada santri yaitu dengan menulis huruf hijaiyah, untuk tingkatan santri jilid 3-4 yaitu pengenalan fase diatasnya dengan menggabungkan huruf seperti menulis kataba dan nasoro, untuk santri tingkatan jilid 5-6 dan al-Quran menulis huruf pego.”

Sedangkan hasil wawancara dengan Ustadzah Junatun tentang langkah-langkah menulis al-Quran pada tanggal 17 Januari 2018 menyatakan:

“Langkah-langkah untu menulis al-Quran sederhana saja, santri membawa buku tulis kemudian mencontoh apa yang telah dituliskan ustadz dan ustadzah di buku masing-masing.”

Hal ini sesuai dengan Observasi peneliti di TPQ Ushuluddin mengenai metode menulis al-Quran yaitu menggunakan metode pego materi penulisannya disesuaikan dengan tingkatan masing-masing santri, santri jilid 1-2 ada tingkatan ini adalah pengenalan huruf dan angka arab pada santri yaitu dengan menulis huruf hijaiyah, untuk tingkatan santri jilid 3-4 yaitu pengenalan fase diatasnya dengan menggabungkan huruf seperti menulis kataba dan nasoro, untuk santri tingkatan jilid 5-6 dan al-Quran menulis huruf pego.

Dalam pelaksanaan metode an-Nahdliyah terdapat beberapa tahap yang pertama adalah tahap pembuka, tahap kedua kegiatan inti dan penutup dan di lengkapi dengan materi-materi tambahan yang menunjang di TPQ Ushuluddin.48

Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

48 Observasi, TPQ Ushuluddin, 15 Januari 2018

1) Ustadzah Mengucapkan salam

Dokumen terkait