• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Pembelajaran Bahasa Inggris

2. Metode Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris

Metode dalam Bahasa Inggris disebut dengan method yang berarti cara. Menurut Joni (dalam Anitah, dkk., 2009: 1.24), “metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu”. Metode memiliki sifat prosedural sehingga mengandung cara atau langkah-langkah tertentu yang digunakan dalam mencapai tujuan. “Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran” (Uno & Mohamad, 2011: 7). Sejalan dengan pendapat tersebut, Djamarah & Zain (2010: 74) mengatakan bahwa “metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan

17

bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran memiliki peran penting dalam mencapai kesuksesan pembelajaran. “Metode diperlukan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, di mana dengan metode tersebut dapat memudahkan siswa menerima dan memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru” (Susanto, 2013: 44). Penggunaan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan mata pelajaran, materi pelajaran, dan tujuan pembelajaran. Semua mata pelajaran membutuhkan metode, termasuk pula dalam pelajaran Bahasa Inggris.

Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang digunakan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa resmi yang digunakan di negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Harmer (2001: 1) mengatakan bahwa:

Although English is not the language with the largest number of native or ‘first’ lanɑuaɑe speakers, it ɒas become a linɑua franca. A linɑua franca can be defined as a language widely adopted for communication between two speakers wɒose native lanɑuaɑes are different from eacɒ otɒer’s and wɒere one or botɒ speakers are usinɑ it as a ‘second’ lanɑuaɑe.

Bahasa Inggris menjadi bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi di dunia meskipun Bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu terbesar di dunia. Bahasa Inggris menjadi bahasa perhubungan dalam berkomunikasi di antara dua pembicara yang bahasa ibunya berbeda dan sama-sama menempatkan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Sementara itu, “a second language (SL) context is one where the target language is the language of communication in the society (such as English in the UK or Spanish in Mexico)” (Nunan, 2003: 54). Pendapat tersebut mengemukakan bahwa bahasa kedua merupakan salah satu dari

18

bahasa sasaran yang digunakan sebagai alat komunikasi di kalangan masyarakat. Bahasa kedua biasa digunakan oleh imigran, maupun siswa yang bertaraf sekolah internasional untuk berkomunikasi.

Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia bukan sebagai bahasa ibu, melainkan sebagai bahasa kedua. Bahasa Inggris bukanlah bahasa utama yang digunakan untuk berkomunikasi bagi bangsa Indonesia. Menurut Brewster (2002: 20), “L1 and L2 acquisition processes are very similar, although many of learning conditions are very different”. Pemerolehan bahasa ibu dan bahasa kedua sama-sama melalui proses meniru dari orang lain. Belajar bahasa kedua maupun bahasa asing membutuhkan perkembangan kognitif yang lebih dari belajar bahasa ibu. Kondisi belajar bahasa ibu merupakan hal yang kontekstual dan siswa memiliki motivasi yang tinggi. Sedangkan belajar bahasa kedua merupakan hal yang dekontekstual dan motivasi siswa rendah. Oleh sebab itu, mempelajari Bahasa Inggris yang kedudukannya sebagai bahasa kedua bagi bangsa Indonesia memerlukan suatu cara agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Berikut metode yang dapat digunakan untuk mempelajari Bahasa Inggris.

a. Metode penerjemahan tata bahasa (grammar-translation method)

Metode penerjemahan tata bahasa atau grammar-translation method menekankan pada bagaimana membuat siswa menguasai aturan-aturan tata bahasa dan kosakata dengan memberikan daftar kosakata dan artinya kepada siswa untuk digunakan di dalam membaca teks tertulis dalam pelajaran (Ghazali, 2010: 93). Sehingga, fokus pembelajaran ada pada daftar kosakata disertai artinya. Menurut Brown (2007: 17), kelas diajar dengan menggunakan bahasa ibu, dan sedikit

19

sekali penggunaan bahasa asing. Siswa dilatih menerjemahkan tata bahasa dari bahasa ibu ke bahasa asing atau sebaliknya. Siswa disajikan kosakata, dijelaskan makna kosakatanya, kemudian digunakan dalam kegiatan pelajaran.

b. Metode langsung (direct method)

Metode langsung memfokuskan pada keterampilan menyimak dan berbicara. Sementara itu, keterampilan menulis kurang berkembang. Guru menyajikan kata dan frase langsung dalam bahasa kedua atau asing, tanpa disertai maknanya. Siswa belajar dalam kegiatan diskusi bersama guru. “Kegiatan belajar bahasa dalam metode langsung menekankan pada hubungan langsung antara kata dan frase dengan benda dan tindakan, tanpa perlu menggunakan bahasa siswa sama sekali” (Ghazali, 2010: 93-94). Siswa membuat kesimpulan sendiri terkait tata bahasa yang benar melalui kegiatan diskusi atau tanya jawab.

c. Metode membaca

Metode membaca melatih siswa untuk terampil membaca kosakata dalam Bahasa Inggris. Siswa belajar pengucapan dan cara baca yang baik. Menurut Ghazali (2010: 94), metode membaca mendorong siswa untuk menguasai kemampuan membaca teks dalam bahasa asing. Siswa disajikan kosakata dalam teks bacaan sederhana, kemudian siswa berlatih membaca dengan bimbingan guru. Guru mendampingi dan memfasilitasi siswa dalam berlatih membaca kosakata.

d. Metode audiolingual (audiolingual method) atau ALM

Metode audiolingual (audiolingual method) menekankan pada bahasa lisan, contohnya kegiatan pengucapan kata, maupun menirukan dialog. Menurut Harmer

20

(2001: 79), “audio-lingualism relied heavily on drills to form these habits; subtitution was built into these drills so that, in small steps, the student was constantly learning and, moreover, was shielded from the possibility of making mistakes by tɒe desiɑn of tɒe drill”. Metode audiolingual sangat bergantung pada pengulangan (drill) untuk membentuk kebiasaan, siswa dapat belajar secara konstan dan meminimalisir kesalahan dari desain pengulangan tersebut. Pembelajaran memberikan perhatian besar terhadap pelatihan-pelatihan atau drill. Siswa belajar dari kesalahan yang dikerjakan pada saat latihan drill.

e. Metode pengajaran bahasa komunikatif atau communicative language teaching (CLT)

Metode ini memandang pembelajaran bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Belajar bahasa adalah belajar menerapkan bahasa, bukan sekedar mempelajarinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapatnya Prator & Celce-Murcia (dalam Brown, 2007: 20), yang mengatakan bahwa metode CLT tidak hanya mengajak siswa memperkenalkan kaidah, pola, definisi, dan pengetahuan lain “tentang” bahasa, tetapi juga mengajar siswa untuk berkomunikasi secara lugas, spontan, dan bermakna dalam bahasa kedua. Sehingga, metode ini disebut dengan metode pengajaran bahasa komunikatif.

f. Metode the silent way

Metode ini dikemukakan oleh Caleb Categno. Guru tidak banyak berkata sehingga metode ini dinamakan the silent way. Menurut Harmer (2001: 88), “one of the most notable features of the Silent Way is the behaviour of the teacher who, rather than entering into conversation with the students, says as little as

21

possible”. Salah satu ciri dari metode The Silent Way adalah peran guru, dimana guru mengikuti diskusi siswa namun guru berkata sedikit mungkin. Siswa meniru guru, dan guru akan diam jika siswa benar. Guru hanya berperan sebagai pengevaluasi kesalahan siswa.

g. Suggestopaedia

Metode ini dikembangkan oleh Georgi Lozanov. “Suggestopaedia sees the physical sorroundings and athmosphere of the classroom as of vital importance” (Harmer, 2001: 89). Metode suggestopaedia memandang bahwa lingkungan alam sekitar dan suasana kelas memiliki peran penting dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini diawali dengan diskusi yang mengantarkan siswa menuju materi pelajaran. Guru memutar musik agar siswa dapat rileks ketika guru memberi materi dialog.

Tujuan pembelajaran dapat dicapai melalui pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Prinsip pemilihan metode pembelajaran Bahasa Inggris diperlukan supaya proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan maksimal. Menurut Davies (2000: 12), “more important for successful language teaching and learning are other, less tangible, conditions, for example, plenty of opportunities for learners to participate in class and an atmospɒere in wɒicɒ tɒey feel motivated to learn”. Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa hal penting dalam mencapai kesuksesan mengajar dan belajar bahasa, sebagai contohnya adalah memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada siswa untuk berpartisipasi di kelas dan suasana yang membuat siswa termotivasi untuk belajar.

22

Metode pembelajaran hendaknya memperhatikan tingkat keikutsertaan siswa dalam belajar. Semakin siswa dilibatkan dalam kegiatan belajar, maka siswa akan semakin aktif mengikuti proses belajar. Siswa tidak diam, melainkan aktif belajar. Kemampuan berpikir, pemerolehan wawasan dan keterampilannya menjadi berkembang. Selain itu, hendaknya turut diperhatikan penciptaan suasana kelas. Kondisi kelas yang menyenangkan, menarik, penuh kenyamanan, dan tidak menegangkan, akan membuat siswa termotivasi belajar. Misalnya, melalui games, ice breaking, maupun nyanyian. Metode tersebut hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa. Nunan (2003: 8), mengungkapkan beberapa prinsip untuk metode pengajaran bahasa:

1) Focus on the learner

Metode pembelajaran Bahasa Inggris hendaknya berorientasi pada siswa (student centered), bukan didominasi oleh guru (teacher centered). Siswa menjadi fokus utama dalam kegiatan belajar. Sementara itu, guru berperan sebagai pendamping dan membimbing siswa dalam belajar.

2) Develop your own personal methodology

Seorang guru memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda. Guru hendaknya mengembangkan kemampuannya dalam memilih metode pembelajaran. Guru mengembangkan kemampuannya terbaiknya dalam mengajar berdasarkan situasi dan keadaan.

3) Build instructional sequence based on a pretask, task, and follow-up cycle Metode pembelajaran yang baik dapat membangun urutan kegiatan pembelajaran, mulai dari penjajakan, penugasan, dan keberlanjutan dari tugas.

23

Penjajakan dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan membuat skema hubungan dengan topik yang akan dipelajari. Setelah terbentuk skema baru, siswa diberikan tugas dengan disertai tindak lanjut. Tindak lanjut dari tugas bertujuan untuk memberikan umpan balik dari siswa tentang pengalaman belajarnya, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, dan untuk memberikan refleksi terhadap penugasan, sekaligus sebagai bahan evaluasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa menguasai Bahasa Inggris dapat didukung dengan memperbanyak kosakata. Mempelajari Bahasa Inggris yang kedudukannya di Indonesia sebagai bahasa kedua, memerlukan metode dengan memperhatikan prinsip-prinsip metode seperti memperhatikan partisipasi siswa di kelas dan suasana yang membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Dengan memilih metode yang tepat, maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.

Dokumen terkait