Metode pembelajaran secara umum adalah suatu metode atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru/tutor agar terjadi proses belajar pada diri warga belajar untuk menggapai keberhasilan belajar. Menurut Gagne, Briggs, serta Wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) metode pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk menguatkan terjadinya proses belajar bagi peserta didik. Banyak metode pembelajaran orang dewasa yang dapat diterapkan. Apa pun cara yang diterapkan sebaiknya mempertimbangkan faktor sarana serta prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran, yaitu agar peserta didik bisa memiliki pengalaman belajar yang berguna. Suatu bentuk kesalahan apabila, tutor menerapkan metode pembelajaran secara sembarangan penggunaan metode tidak mempertimbangkan peserta pembelajaran, hanya karena menggunakan cara yang dianggapnya paling ringan atau hanya menguasai satu cara tersendiri saja (Supriadi, 2006). Kesadaran akan efektifitas sistem pembelajaran banyak dipengaruhi oleh sistem penyampaian yang dilakukan tutor/ pamong belajar terhadap warga belajar. Kedudukan tidak saja hanya untuk menyampaikan bahan belajar saja, tetapi mempunyai cakupan yang luas, karena pada hakekatnya tutor tidak hanya berkedudukan untuk menyampaikan bahan ajar, tetapi termasuk mengelola kegiatan pembelajaran, sehingga warga belajar dapat belajar guna mencapai tujuan belajar secara tepat. Berdasarkan kondisi tersebut kedudukan metode dalam belajar mempunyai memiliki cara dalam pemberian motivasi, pengungkap tumbuhnya keinginan belajar, penyampaian bahan, menciptakan iklim belajar yang sehat melahirkan kreativitas, evaluasi diri proses belajar dan hasil belajar serta sebagai motivasi untuk melengkapi kelemahan hasil belajar. Penetapan pemilihan cara yang tepat sebaiknya mempertimbangkan aspek sasaran yang ingin dicapai, adalah menunjuk pada garis besar sistem pembelajaran yang dibagi menjadi dua jenis.
1. Proses pembelajaran yang didesain untuk memotivasi orang dewasa mampu mengelola pengalaman masa lampau serta mengisi pengalaman baru memakai berpedoman pada masa lalu yang pernah dialami. Serta mampu memberi wawasan baru pada masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan pengalaman yang telah
dimilikinya, seperti: pelatihan-pelatihan kecakapan, mengikuti magang, konsultasi, latihan kepekaan, dan lain-lain.
2. Proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan transfer pengetahuan baru, kecakapan baru, pengalaman baru, yang dapat memotivasi masing-masing individu dewasa guna mendapatkan semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan, dan yang menjadi kebutuhannya, seperti: belajar menggunakan mesin pertanian (hasil teknologi) secara modern yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari petani.
Ketepatan metode yang ditunjuk perlu mempertimbangkan banyak faktor lainnya. Berlandaskan hal tersebut, maka penetapan metode perlu memperhatikan:
1. Faktor Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam pengertian kemampuan yang harus dimiliki peserta setelah selesai mengikuti proses pembelajaran. Jenis kemampuan yang diperoleh pada setiap tujuan pembelajaran mempengaruhi kepada metode yang harus digunakan. Oleh karena itu tidak baik kalau kita mempunyai anggapan bahwa setiap kemampuan dapat dipercayai oleh metode yang sama. Selain itu kondisi metode juga memiliki karakteristik, serta keunggulan dan keterbatasannya, sehingga terdapat metode yang cocok untuk mencapai kemampuan tertentu, dan ada pula metode yang tidak tepat.
Bloom (1956) menyatakan bahwa kemampuan yang terdapat pada tujuan bisa dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Untuk setiap ranah ada tingkatan-tingkatan kemampuan dari status yang rendah sampai ke peringkat kemampuan yang tinggi.
2. Faktor Bahan Belajar
Pengaruh bahan belajar terhadap pemilihan metode pada dasarnya merupakan kesinambungan dari pengaruh tujuan pembelajaran. Bahan belajar dalam arti materi kajian yang dipelajari oleh peserta didik. Dalam setiap pertemuan belajar menunjukkan bahwa bahan belajar memiliki keragaman-keragaman dari segi, jenis dan tingkatannya.
Gagne (1976) mengungkapkan materi belajar terdiri dari konsep, prosedur, prinsip, dan fakta atau pada kenyataan yang ada. Dari setiap jenis tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang terdiri dari bahan belajar dasar, kelanjutan dan tinggi. Untuk kepentingan tersebut cara mempelajari bahan belajar menuntut adanya metode yang beragam. Hal ini didasarkan atas kondisi setiap metode bahwa tidak ada satu metode pun yang cocok untuk setiap jenis dan tingkatan bahan belajar. Oleh karena itu bagi tutor yang akan menggunakan metode dalam kegiatan pembelajaran perlu memilihnya sesuai dengan kondisi bahan belajar dan ketepatan metode tersebut.
3. Faktor Manusia
Faktor manusia dimaksudkan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, yakni: (a)faktor peserta didik bisa dikarenakan: perbedaan jenjang pendidikan, latar belakang pendidikan dan tingkat intelektual; (b) faktor dinamika kelas seperti jumlah peserta didik, karakter kelas dan (c) faktor kesanggupan tutor atau fasilitator yang mengelola kegiatan pembelajaran. (d) faktor kondisi peserta didik, kondisi psikologis seseorang akan berpengaruh dalam pembelajaran. Ke empatnya mempengaruhi pada penetapan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, terutama dalam hubungan dengan pemanfaatan metode dalam kegiatan pembelajarannya.
Peserta dalam sistem pembelajaran sebagai bahan masukan mentah yang hendak dirubah dalam proses pembelajaran. Peserta dalam hal ini bukanlah pihak yang pasif, dan belum memiliki potensi apa-apa, akan tetapi mereka telah dewasa dan memiliki pengalaman kehidupan, bahkan mereka yang akan mempelajari bahan kajian.
4. Faktor Waktu
Faktor waktu adalah dengan jumlah dan banyaknya kesempatan dalam kegiatan pembelajaran, disamping kondisi yang tersedia untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Ternyata faktor waktu ini mempengaruhi terhadap metode yang digunakan tutor. Adakalanya kegiatan pembelajaran disediakan dalam waktu yang cukup, dan ada yang memiliki waktu terbatas. Oleh karena itu tutor perlu mempertimbangkan kemungkinan waktu yang dibutuhkan sesuai dengan metode yang akan digunakan.
5. Faktor Sarana Penunjang
Perkembangan pemahaman bahwa kegiatan pembelajaran menuntut adanya sarana untuk meningkatkan produk belajar semakin meningkat. Oleh karena itu perhatian kepada sarana pembelajaran menjadi meningkat pula. Dimana sarana tersebut berfungsi sebagai: (a) fasilitas atau alat belajar (b) sumber belajar dan (c) keamanan akan menciptakan ketenangan dalam belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar dapat menunjang, dan melengkapi alat-alat yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan proses penyelenggaraan, maka alur penetapan metode pembelajaran dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut.
Gambar 3.1.
Alur Penetapan Metode (Abdulhak. I, 56:2000)
Bagan di atas menyiratkan keterkaitan antara penetapan metode pembelajaran dengan strategi pembelajaran dan program pembelajaran. Demikian pula untuk setiap strategi pembelajaran dapat dilaksanakan melalui beberapa metode pembelajaran. Setiap penetapan metode merupakan hasil analisis dan pertimbangan bahwa metode tersebut yang paling memungkinkan untuk sampai tujuan pembelajaran berdasarkan pertimbangan faktor-faktor yang telah dibahas sebelumnya.