• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIK

2. Metode Pembelajaran

Uhbiyati dalam Gunawan (2012:14) mengartikan metode sebagai cara yang cepat dan tepat. Secara etimologis, kata metode berasal dari kata meta dan hodos yang sering diartikan dengan melalui dan jalan dalam mengerjakan sesuatu. Metode ji-ka dipahami dari asal ji-kata bahasa inggris “method” mempunyai pengertian yang lebih khusus, yakni cara yang tepat dan cepat dalam mengerjakan sesuatu. Jika di-pahami dari asal kata bahasa arab metode, Kadar (2011:145) disebut dengan Al-Tariqoh artinya metode; jalan. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai suatu jalan yang dapat ditempuh dalam menyampaikan matrei pelajaran.

Ramayulis (2011:184) mengartikan istilah thoriqah sebagai langkah-langkah stra-tegis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, ramayulis mengartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru da-lam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.

Tafsir (2003:9) menyatakan bahwa karena secara etimologis metode sering diarti-kan sebagai cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam satu meto-de harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Karen itulah suatu metometo-de selalu merupakan hasil eksperimen, yang telah teruji.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang paling cepat dan tepat dalam pembelajaran. Kata cepat dan tepat ini se-ring diistilahkan dengan kata efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif berarti pembelajaran yang dapat dipahami peserta didik secara sempurna dan efisien

da-lam artian pembelajaran yang tidak memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang banyak.

Pengertian metode secara terminologis para ahli berbeda pendapat. Ramayulis (2011:185) mengartikan metode sebagai seperangkat cara, jlan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumus-kan dalam silabi mata pelajaran. Menurut Hamalik metode adalah cara yang digu-nakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kuri-kulum.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik benang merah bahwa pendefinisian metode semuanya mengacu pada cara-cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembe-lajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda pula. Pada dasarnya, cara ini dapat dimanipulasi oleh guru atau perancang pembelajaran. Bila dalam suatu situ-asi, metode pembelajaran tidak dapat dimanipulsitu-asi, ia berubah menjadi kondisi pembelajaran. Sebaliknya, jika suatu kondisi pembelajaran dalam suatu situasi dapat dimanipulasi, ia berubah menjadi metode pembelajaran. Metode pembelaja-ran harus menyesuaikan dengan kondisi pembelajapembelaja-ran. Di sinilah pepembelaja-ranan guru yang sangat diharapkan dalam memilih metode yang sesuai dengan kondisi dan suasana anak didik.

Guru juga harus memperhatikan karakter pelajaran sebelum memilih metode pem-belajaran. Ketidaksesuaian antara karakter pelajaran dengan metode pembelajaran akan mengakibatkan kurangnya interaksi antara siswa dan guru,dan siswa dengan materi pembelajaran.

Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan Reigeluth dan Merril lanjut men-jadi 3 (tiga) jenis yaitu: strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan stra-tegi pengelolaan. Strastra-tegi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi penataan isi format dan lainnya yang se-tingkat dengan itu. Miarso (2012:529) menyatakan bahwa pengorganisasian bahan pelajaran, meliputi antara lain bagaimana merancang bahan untuk keperluan belajar mandiri.

strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis

(synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan suatu isi pem-belajaran. Sequencing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada sis-wa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran. Penataan urutan sangat penting artinya, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Miarso (2012:533) menyatakan urutan belajar sebagai penahapan isi aja-ran yang diberikan agar lebih mudah dipahami. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kemungkinan urutan itu sebagai berikut ; dari yang mudah ke yang sukar, dari

yang sudah diketahui ke hal yang baru, dari yang konkrti ke hal yang abstrak, dari yang sederhana ke yang rumit, dari keseluruhan ke rincian, dari permulaan sampai akhir, dari yang lampau ke yang akan datang, dari dalil ke contoh atau sebaliknya, dan dari pengindraan ke pemikiran.

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variabel metode un-tuk melaksanakan proses pembelajaran. Strategi penyampaian adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus un-tuk menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja. Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan apa yang dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan. Miarso (2012:529) menyatakan bahwa strategi penyampaian meliputi pertimbangan penggunaan media apa untuk menyajikan apa, bagaimana cara menyajikannya, siapa dan atau apa yang akan menyajikan, dan sebagainya. Minimal ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam strategi penyampaian, yaitu media pembelajaran, interaksi siswa dengan media dan struktur (bentuk) belajar mengajar.

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan

keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Miarso (2012:529) menyatakan bahwa pengelolaan kegiatan meliputi keputusan untuk mengembangkan dan mengelola serta kapan dan bagaimana digunakannya bahan pelajaran dan strategi penyam-paiannya. Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran. Menurut Degeng (1989) paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi

pengelolaan, yaitu :

1. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran

Guru harus mampu merancang tentang kapan, apa, berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran sesuai dengan kondisi pembelajaran yang ada.

2. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa

Catatan kemajuan belajar siswa sangat penting bagi guru untuk melihat efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan sehingga guru mampu menentukan langkah selanjutnya

3. Pengelolaan motivasional

Seorang guru harus mampu mengembangkan kiat-kiat dalam strategi penyam-paian sehingga muncul motivasi belajar siswa.

4. Kontrol belajar

Guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan belajar bagi siswa. Siswa memiliki kebebasan untuk melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan

belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan.

Miarso (2012:430) menyatakan bahwa setiap metode pembelajaran harus mengandung rumusan pengorganisasian bahan pelajaran, strategi penyampaian, dan pengelolaan kegiatan, dengan memperhatikan faktor tujuan belajar, hambatan belajar, karakteristik siswa, agar dapat diperoleh efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.

Menurut suyanto (2013:114) metode pembelajaran merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sedang belajar. Mengajar dalam artian suatu usaha menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.

W. Sanjaya dalam Gunawan (2012:167) menyatakan terdapat banyak metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah atau madrasah, antara lain :

1) Metode Ceramah ; merupakan cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

2) Metode Diskusi ; adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.

3) Metode Demonstrasi ; yaitu metode pembelajaran dengan menggunakan peragaan yang berguna untuk memperjelas suatu pengertian atau konsep-konsep, atau memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa.

4) Metode Sumulasi ; yaitu cara menyajikan pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

5) Metode Proyek ; merupakan metode pembelajaran dimana siswa disuguhi dengan berbagai macam masalah dan siswa secara bersama-sama menghadapi masalah tersebut dengan mengikuti langkah-langkah tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis.

Ramayulis (2012:281) menyebutkan beberapa metode yang dapat digunakann dalam pembelajaran, yaitu metode mengajar dalam Islam (metode hiwar/ percaka-pan Qurani dan Nabawi, metode kisah Qurani dan Nabawi, metode amtsal/ per-umpamaan Qurani dan Nabawi, metode keteladanan, metode pembiasaan, metode „ibadah dan man‟izah, dan metode targhib dan tarhib), metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode diskusi, metode sosio drama dan bermain peran, metode drill (latihan), metode belajar beregu (team teaching), metode pemecahan masalah, metode pemberian tugas belajar dan resitasi, metode kerja kelompok, metode imlak (dikte), metode simulasi dan studi kemasyarakatan. Sudarwan Danim (2008:36) menyatakan bahwa metode pembe-lajaran yang umum digunakan dalam pembepembe-lajaran di kelas adalah ; metode cera-mah, metode diskusi, metode tugas dan metode mengajar yang lain.

Adapun metode mengajar yang lainnya seperti yang dinyatakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Menurut Roestiyah (2011:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berba-gai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

2. Metode Karya wisata.

Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memper-oleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagi-an integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki bbagi-anyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar. Lebih lanjut Roestiyah (2001:85), menyatakan bahwa karya wisata bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

3. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara me-ngajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebalik-nya siswa diberi kesempatan bertasebalik-nya dan guru menjawab pertasebalik-nyaan - pertanyaan. Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya dan murid-murid menjawab bahan materi yang diperolehnya. Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsu-ng antara pendidik dan peserta didik, bisa dalam bentuk pendidik bertanya dan peserta didik menjawab atau dengan sebaliknya.

4. Metode keteladanan

Mahmud (2013:161) menyatakan bahwa keteladanan merupakan metode yang efektif dan efisien dalam penanaman nilai-nilai ajaran Islam kepada anak. Karena metode keteladanan bukan hanya memberikan pemahaman secara verbal, tapi memberikan contoh langsung kepada mereka. Pada umumnya anak cenderung meniru (meneladani) guru atau pendidik.

5. Metode pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Metode pembiasaan ini berintikan penga-laman. Karena yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Inti kebia-saan adalah pengulangan. Metode pembiakebia-saan ini perlu diakukan orang tua dan guru dalam rangka pembentukan dan penanaman nilai-nilai karakter, untuk membiasakan anak melakukan perilaku terpuji. Ahmad Tafsir dalam

Mahmud (2013:162) menyatakan bahwa metode pembiasaan ini sangat efektif untuk menguatkan hafalan-hafalan pada anak didik, dan untuk penanaman sikap beragama dengan menghafal doa dan ayat-ayat pilihan.

6. Metode pemecahan masalah (problem solving)

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi ber-bagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

7. Metode Dril and Practice

Menurut Roestiyah (2001:125); metode Dril and Practice adalah suatu metode yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksankan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Berkaitan dengan penelitian ini, metode yang digunakan dalam upaya peningkatan kemampuan siswa membudayakan ibadah shalat dan membaca alqur‟an adalah metode dril and practice.