• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

2. Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)

a. Pengertian Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray

Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dikembangkan oleh Spencer Kagan dan disebut juga dengan metode “Dua Tinggal Dua Tamu”.

Metode ini dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia peserta didik. Struktur Dua tinggal Dua Tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk sharing dan membagikan hasil informasi yang telah di dapat

12 Van Dat Tran, “The Effects of Jigsaw Learning on Students’ Attitudes in a Vietnamese Higher Education Classroom,” International Journal of Higher Education, Vol.1 No. 2; 2012, h. 9.

kepada kelompok lain.13 Pada saat siswa bertamu ke kelompok lain maka terjadilah proses bertukar informasi yang saling melengkapi. Kemudian ketika proses kegiatan belajar berlangsung siswa akan bertatap muka sehingga terjadi komunikasi dan interaksi. Oleh karena itu Pembelajaran seperti ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil diskusi dan informasi tentang suatu materi kepada kelompok lain.

Model Ttwo Stay Two Stray menurut indriyani yang dikutip dari Nur Ida Fitriyah dkk adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.14 Pembelajaran ini membuat semua siswa di dalam kelompok berperan dalam mengerjakan tugas, karena mereka mempunyai tugas sendiri-sendiri yang harus dikerjakan. Masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab untuk keberhasilan tugas yang dikerjakan, sehingga akan meningkatkan aktivitas siswa dalam kelompok.

Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan bagian dari metode pembelajaran kooperatif dengan mengelompokkan peserta didik ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang. Kemudian mereka diberi tugas untuk membahas materi pelajaran bersama dengan teman sekelompoknya, setelah itu mereka akan bertukar anggota sementara untuk saling membagikan hasil diskusi dan kerja kelompok kemudian didiskusikan kembali dengan anggota kelompok lainnya.15

Ciri dari metode pembelajaran ini yaitu adanya dua orang siswa yang berperan sebagai tamu dan siswa lainnya berperan sebagai penerima tamu di

13

Zainuddin, Budiyono, dan Imam Sujadi, “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Numbered Heads Together pada Materi Pokok Fungsi Ditinjau dari Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kota Surakarta,” Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 2 No. 2, 2014, h. 122.

14

Nur Ida Fitriyah, Eling Purwantoyo, Chasnah, “Efektivitas Kooperatif Two Stay – Two Stray Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa,” Unnes Journal Of Biology Education, Vol 1 No. 2, 2011, h. 33.

15

Uswatun Khasanah, “Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) pada Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman di SMA Negeri I Sedayu”, Skripsi pada Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2011, h. 31, tidak dipublikasikan. (tersedia online di http://eprints.uny.ac.id /4332/1/Uswatun%20Khasanah_04203241030.pdf skripsi ini diakses pada 22 September 2013)

dalam kelompok. Siswa yang berperan sebagai penerima tamu ini bertugas untuk menyajikan hasil kerja kelompok dan membagi informasi kepada tamu dari kelompok lain sedangkan siswa yang berperan sebagai tamu bertugas mendatangi kelompok lain untuk mensharing hasil informasi tugas. Jadi pembagian informasi pada metode Two Stay Two Stray ini dilakukan dengan saling bertamu antar kelompok. Pada metode TSTS ini semua siswa berperan aktif dalam berdiskusi, memahami materi, dan mencari jawaban sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif.

b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray

Menurut buku karangan Agus Suprijono terdapat beberapa langkah metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) antara lain:

1) Pembelajaran dengan metode ini diawali dengan pembagian kelompok. 2) Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa

permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya bersama.

3) Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain.

4) Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. 5) Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua

kelompok. Jika mereka telah meneyelesaikan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing.

6) Setelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka kerjakan.16

Kelompok yang dibentuk dalam metode ini merupakan kelompok heterogen yang bertujuan memberikan kesempatan siswa untuk saling membelajarkan dan mendukung. Pada tahap ini terlihat bahwa semua siswa di

dalam kelompok berpartisipasi dan mendapatkan tugas masing-masing. Masing-masing kelompok saling berbagi hasil diskusi dan informasi tugas.

Sedangkan seperti yang dikutip dijurnal karangan Mimi Handayani, dkk ada beberapa langkah-langkah dalam metode TSTS, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang terdiri dari empat orang.

2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.

3) Dua orang siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

4) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain.

5) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.17

Jadi dari penjelasan di atas bahwa langkah-langkah metode pembelajaran Two Stay Two Stray adalah siswa berkelompok kemudian setiap kelompok diberi permasalahan yang harus didiskusikan jawabannya. Setelah diskusi dalam kelompok, dua dari anggota kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi dan dua anggota dari kelompok tetap tinggal untuk membagikan informasi kepada tamu yang datang. Setelah semua informasi didapatkan. Mereka kembali ke kelompok masing-masing untuk berdiskusi mengenai informasi yang diperoleh.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray Beberapa kelebihan dari metode pembelajaran Two Stay Two Stray antara lain:

1) Penerapannya bisa untuk semua kelas/tingkatan 2) Proses belajar siswa menjadi lebih bermakna 3) Berorientasi pada keaktifan siswa

17 Mimi Handayani, Mukhni, Mirna, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TipeTwo Stay Two Stray Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa,” Jurnal Pendidikan Matematika Part 1, Vol. 3 No. 1, 2014, h. 57.

4) Memunculkan karakter berani pada siswa dalam mengungkapkan pendapatnya

5) Memupuk kekompakan dan rasa percaya diri siswa

6) Peningkatan kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan 7) Meningkatkan minat dan prestasi belajar.18

Melalui penerapan metode pembelajaran ini memberikan banyak hal positif kepada siswa. Hal positif yang dimaksud berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat meningkat. Kemudian juga membangun hubungan dan interaksi yang baik antar siswa.

Selain itu artikel karangan Purmiati dkk, menyebutkan kelebihan dari model Two Stay Two Stray adalah siswa cenderung menjadi aktif karena dapat berperan dalam pembelajaran, pemahaman siswa akan senantiasa bertambah karena adanya pertukaran informasi dalam satu kelompok ke kelompok lain, dan pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan.19

Proses pembelajarannya membuat siswa tidak dibeda-bedakan dalam kelompok saat pembelajaran, menyelesaikan tugas, latihan yang diberikan oleh guru dengan berkelompok. Sehingga siswa aktif dalam pembelajaran dan memberikan efek positif pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Jadi proses pembelajarnnya akan menjadi lebih bermakna.

Sedangkan kekurangan lain dari metode pembelajaran Two Stay Two Stray yaitu sebagai berikut:

1) Waktu yang dibutuhkan lama

2) Siswa lebih cenderung tidak mau belajar dalam kelompok 3) Membutuhkan banyak persiapan bagi guru

4) Dalam pengelolaan kelas, guru mengalami kendala-kendala.20

18 Surianto, Muhammad Akhyar, Joko Nurkamto, “Penerapan Model Pembelajaran dengan Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) Pada Mata Diklat Teknik Mesin di SMK Muhammadiyah Sumowono,”Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.2 No.2, 2014, h. 206.

19

Purmiati, R. Wakhid Akhdinirwanto, H. Ashari, “Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo,” Jurnal Radiasi, Vol. 1 No. 1, 2011, h. 5. (tersedia online di http://www.ejournal. umpwr. ac. idindex.php/radiasi/article/download/230/259artikel inidiakses pada14 Februari 2013)

Jadi selain mempunyai keunggulan, metode pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan dalam proses pembelajarannya. Metode pembelajaran ini membutuhkan persiapan yang matang karena proses pembelajaranya membutuhkan waktu yang lama dan pengelolaan kelas yang optimal.

Dokumen terkait