• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Metode Pembelajaran yang Digunakan

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Roestiyah, 2001: 1). Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, yang berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Trianto, 2013: 192).

2. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bersifat konstruktivisme. Metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2013: 83). Lewat pengetahuan fisika, proses pembelajaran, atau sikap belajarnya anak didik akan dibantu berpikir nalar, mengerti dasar-dasar teknologi dengan baik dan dapat

mengembangkan sikap komunikasi, kerja disiplin, tanggung jawab, kreatif, dll (Suparno, 2013: 24). Dengan eksperimen dimaksudkan bahwa guru atau siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.

Adapun menurut Roestiyah (2001) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Sedangkan menurut Schoenherr metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara optimal (Trianto, 2013: 199).

Berdasarkan pernyataan ahli-ahli, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan cara pembelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitas secara optimal.

1) Metode Eksperimen Sederhana

Metode eksperimen sederhana merupakan metode pembelajaran dengan cara menemukan bukti kebenaran dan teori sesuatu yang sedang di pelajari dengan menggunakan alat sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan bisa dilakukan di mana saja (Trianto, 2013: 201). Percobaan yang dilakukan sudah dirancang

oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa berupa lembar kerja siswa.

Metode eksperimen sederhana sedikit berbeda dengan metode eksperimen pada umumnya. Jika pada eksperimen biasanya siswa harus ke Laboratorium Fisika dan menggunakan alat-alat dan bahan yang disediakan oleh pihak Sekolah untuk materi tertentu, pada eksperimen sederhana siswa dapat melakukannya di mana saja, baik di kelas maupun di luar kelas seperti di lapangan, rumah, atau halaman sekolah pada materi tertentu dengan alat dan bahan yang lebih sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penerapan metode eksperimen sederhana ini diharapkan siswa dapat semakin termotivasi untuk belajar fisika dan menerapkan sikap tanggung jawab, disiplin, memiliki rasa keingintahuan, mampu bekerjasama dengan teman sekelompok, menghargai pendapat teman, dan mampu bersikap jujur. Siswa akan melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan tersebut dianalisis berdasarkan pengetahuan dan disampaikan berupa presentasi dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi saat percobaan tersebut. Dan juga, siswa terlatih dalam cara berpikir ilmiah (scientific). Dengan eksperimen

sederhana siswa menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya (Roestiyah, 2001: 80).

2) Metode Eksperimen Terbimbing

Metode eksperimen terbimbing merupakan metode yang seluruh jalan percobaannya sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Langkah-langkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang harus digunakan, apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan sejak awal. Biasanya petunjuk langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh siswa, ada lembar kerja siswa (Suparno, 2013: 84).

3) Tahap-Tahap Metode Eksperimen

Ada beberapa tahap dalam pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, antara lain (Trianto, 2013: 199): (1) Percobaan awal, (2) pengamatan, (3) hipotesis awal, (4) verifikasi, (5) aplikasi konsep, (6) evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

4) Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen

Metode eksperimen terbimbing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut (Rusman, 2014: 208):

a. Kelebihan metode eksperimen

 Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

 Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.  Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa

terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

b. Kekurangan metode eksperimen

 Jika tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen.

 Eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk pelajaran selanjutnya.

 Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

3. Metode Ceramah Siswa Aktif

Model ceramah adalah model pembelajaran di mana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa. Biasanya siswa hanya mendengarkan apa yang diceramahkan guru. Kadang guru sambil ceramah menjelaskan dengan menulis di papan tulis, sehingga dapat lebih pelan-pelan menerangkan prinsip fisika kepada siswa (Suparno, 2013: 165).

Dengan model ceramah siswa aktif, guru bukan ceramah seperti di atas saja, tetapi di antara ceramah atau penjelasannya, guru sering

bertanya kepada siswa dan siswa diminta sebentar berpikir atau menjawab pertanyaan itu. Kadang guru mengajak siswa berdiskusi di dalamnya sebentar, atau siswa mengerjakan persoalan yang terkait. Dengan demikian maka siswa tidak perlu mendengarkan saja, tetapi juga aktif mengolah bahan lewat menjawab pertanyaan, diskusi, dan mengerjakan persoalan yang ditawarkan guru.

Adapun beberapa unsur ceramah siswa aktif, yaitu: 1) Ceramah, guru menjelaskan

2) Diselingi pertanyaan, diskusi, mengerjakan soal

3) Agar ceramah menarik perlu digunakan media lain pula seperti

power point dan disesuaikan dengan konteks siswa dengan berbagai contoh yang sesuai.

4) Yang sangat penting: bicara keras, jelas, sistematis, menarik siswa, dan diberi beberapa contoh yang sesuai dengan keadaan siswa.

Dokumen terkait