• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Nilai Karakter

1. Pengertian Karakter

Karakter merupakan nilai-nilai dan sikap hidup yang positif, yang dimiliki seseorang sehingga mempengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan bertindak orang itu, dan akhirnya akan menjadi tabiat hidupnya (Suparno, 2015: 29).

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Pencetus pendidikan karakter pertama yaitu pedagogi Jerman yang bernama F. W. Foerster. Karakter menurut Foerster, adalah sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi sifat yang tetap, yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah, sehingga karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang (Adisusilo, 2012: 77).

Karakter terdiri dari nilai operatif, yaitu nilai dalam tindakan. Karakter memiliki tiga bagian yang saling berhubungan yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik, kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan (Lickona: 2013).

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi (dalam Kesuma, 2011: 5), yaitu sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan memperhatikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam beberapa

workshop kepala sekolah, telah merumuskan 18 nilai yang telah diangggap karakter bangsa yang perlu ditanamkan pada anak didik di sekolah. Nilai tersebut antara lain: religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau berkomunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab (Suparno, 2013).

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dalam seting sekolah memiliki tujuan (Kesuma, 2011: 9) sebagai berikut:

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan siswa yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;

2) Mengoreksi perilaku siswa yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah;

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

4. Ciri-ciri Pendidikan Karakter

Menurut Foerster dalam (Adisusilo, 2012: 78), ada empat ciri dasar pendidikan karakter, yaitu:

1) Pertama, keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasarkan seperangkat nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan.

2) Kedua, koherensi yang memberi keberanian, yang membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi.

3) Ketiga, otonomi maksudnya seseorang menginternalisasikan nilai-nilai dari luar sehingga menjadi nilai-nilai-nilai-nilai pribadi, menjadi sifat yang melekat, melalui keputusan bebas tanpa paksaan dari orang lain. 4) Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan

seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik, dan kesetian merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih. 5. Sumber Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter ini dikembangkan dari sumber-sumber (Lickona, 2013: 88) sebagai berikut:

1) Agama

Bangsa Indonesia hidup dengan berdasarkan norma ketuhanan sehingga untuk menjaga tatanan masyarakat yang madani secara individu maupun bermasyarakat selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan yang diyakini oleh setiap pemeluk ajaran beragama. Penerapan pendidikan beragama ini diwujudkan dalam bentuk peran keluarga dalam pembentukan kepribadian di rumah, hingga pembekalan pentingnya peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa di lingkungan sosial.

2) Pancasila

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang telah tertanam kuat sejak nenek moyang bangsa ini memulai membangun peradaban bangsa Indonesia menjadi sumber nilai pendidikan karakter yang telah teruji di berbagai tantangan zaman di masa lampau, mulai dari zaman pra aksara, zaman kerajaan, zaman penjajahan, hingga dikukuhkan menjadi dasar negara ketika memasuki kemerdekaan. Adalah hal yang sangat utama menerapkan nilai-nilai Pancasila secara nyata dalam setiap tutur kata, pikiran, dan perilaku kita.

3) Budaya

Nilai-nilai budaya menjadi dasar dalam memaknai suatu peristiwa, fenomena, dan kejadian yang berlangsung dalam setiap interaksi antar anggota masyarakat. Budaya ini terwujud dari perilaku yang berlangsung terus-menerus hingga membentuk kebiasaan dalam masyarakat. Kebiasaan yang dinilai bagus inilah yang nantinya menjadi sumber karakter yang harus dipertahankan dalam pendidikan karakter bangsa Indonesia. Budaya juga menjadi suatu proses pembentukan karakter sejak berada di dalam kandungan hingga kita dewasa. Budaya yang bersifat hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis ini juga menjadi cikal bakal bagi berbagai tindakan yang diambil dalam peran lembaga pengendalian sosial di masyarakat.

4) Tujuan Pendidikan Nasional

Sebagai rumusan dari hasil yang harus dimiliki setiap generasi penerus bangsa ini, tujuan pendidikan nasional dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional terdiri dari berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Ini dilakukan agar secara nyata bisa dilaksanakan implementasi pendidikan karakter di berbagai lembaga pendidikan.

6. Sumbangan Nilai Karakter Metode Eksperimen

Menurut Suparno, dari beberapa topik, hukum, dan teori fisika ada banyak yang digunakan oleh guru untuk menanamkan nilai karakter bangsa anak didik. Suparno menekankan nilai karakter fisika dari tiga aspek yaitu, pengetahuan fisika, proses fisika dan sikap belajar fisika (2013).

Beberapa nilai karakter yang disumbangkan saat praktikum dan proyek antara lain: semangat multikultural, penghargaan pada diri, keadilan, kejujuran, daya tahan, dan ketaatan pada hukum (Suparno, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Miftakhul, Sugianto dan Sarwi, nilai karakter yang dapat diamati pada saat eksperimen adalah kerjasama, disiplin, mandiri, ingin tahu, kerja keras, jujur dan santun (Miftakhul, 2012).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen sangat bermanfaat dalam membentuk nilai karakter siswa. Nilai karakter yang dapat diamati saat siswa melakukan eksperimen antara lain, nilai kerjasama, tanggung jawab, disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Selain nilai-nilai tersebut dapat diamati oleh peneliti, nilai tersebut bermanfaat bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan sangat bermanfaat bagi masa depan siswa, bangsa, dan negara.

7. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Berdasarkan uraian pada BAB I, peneliti memilih karakter kerjasama, tanggung jawab, disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu sebagai karakter yang akan diteliti melalui pembelajaran. Berikut adalah karakter dan deskripsinya berdasarkan teori di atas beserta proses pembelajaran yang cocok (lihat tabel 2.1).

Tabel 2.1. Karakter, Deskripsi, dan Metode Pembelajaran yang Cocok

Karakter Deskripsi Metode yang cocok Kerjasama Pengertian

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang

berbeda dengan dirinya Praktikum

dan proyek kelompok Contoh: Menerima perbedaan

Menghargai teman yang berbeda

Hidup damai dengan teman yang berbeda Mau kerjasama dengan teman yang berbeda

Karakter Deskripsi Metode yang cocok Tanggung jawab Pengertian

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

Praktikum, proyek kelompok, metode ilmiah, dan tugas pribadi Contoh: Mengerjakan tugas sampai tuntas

Menggunakan alat praktikum dengan baik

Disiplin

Pengertian

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan

dan peraturan Praktikum

dan tugas pribadi Contoh: Melakukan sesuatu tepat pada waktunya

Mengumpulkan tugas tepat waktu Disiplin dalam bekerja dan bertindak

Jujur

Pengertian

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan

Metode ilmiah, praktikum

dan tugas pribadi Contoh: Jujur dalam kata dan tindakan

Tidak menipu dan korupsi Tidak menyontek

Jujur dalam praktikum, tugas, PR

Rasa ingin tahu

Pengertian

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar

Metode ilmiah, praktikum

dan tugas pribadi Contoh: Bertanya kepada guru atau teman

Mencari materi dari sumber lain yang relevan

Dokumen terkait