• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan

1. Pengetahuan Siswa

Dari hasil analisa statistik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen sederhana maupun metode ceramah aktif dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Meskipun kedua metode tersebut sama-sama meningkatkan pengetahuan siswa, namun dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen sederhana lebih meningkatkan pengetahuan siswa dibandingkan dengan metode ceramah aktif meskipun nilai skor rata-rata pengetahuan awal kelas ceramah aktif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen sederhana. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji-T posttest yang signifikan. Artinya ada perbedaan pengetahuan akhir siswa kelas eksperimen sederhana dan kelas ceramah aktif. Skor rata-rata pengetahuan akhir kelas eksperimen sederhana lebih tinggi dibandingkan dengan kelas ceramah aktif.

Berdasarkan teori pada Bab II, hal yang berkaitan dengan pengetahuan adalah teori konstruktivisme yang dikemukan oleh Kosmiyah (2012). Pengetahuan dibentuk berdasarkan pengalaman konkret yang dialami dan akan terjadi secara terus-menerus, maka perlu adanya pengalaman belajar agar pengetahuan dapat dikonstrusksi dengan baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode eksperimen sederhana membuat siswa dapat mengkontruksikan pengetahuannya dengan lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah aktif. Hal tersebut terjadi karena metode eksperimen sederhana membuat siswa mengalami pengalaman belajar yang konkret. Oleh karena itu, metode eksperimen sederhana dapat diterapkan saat pembelajaran karena dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan peningkatannya cukup tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pinilih, Margareta, mengatakan bahwa metode eksperimen sungguh membantu meningkatkan pemahaman siswa. Demikian juga dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu pengetahuan akhir siswa kelas metode eksperimen sederhana lebih meningkat dibandingkan dengan kelas metode ceramah aktif.

2. Nilai Karakter Siswa

Dari penelitian yang telah dilakukan, baik penerapan metode eksperimen sederhana maupun metode ceramah aktif sama-sama menyumbangkan nilai karakter bagi siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Ngemplak. Untuk kelas dengan metode eksperimen sederhana nilai karakter yang dibentuk berdasarkan urutan paling tinggi adalah nilai tanggung jawab, kerjasama, rasa ingin tahu, kejujuran, dan disiplin. Sedangkan untuk kelas dengan metode ceramah aktif, nilai karakter yang dibentuk berdasarkan urutan paling tinggi adalah nilai kerjasama, rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, dan kejujuran.

Berdasarkan teori pada Bab II yang mengatakan bahwa melalui pengetahuan fisika, proses pembelajaran atau sikap belajarnya siswa akan dibantu berpikir nalar, mengerti dasar teknologi dan mengembangkan sikap komunikasi, kerjasama, disiplin, tanggung jawab, kreatif dan lain-lain (Suparno, 2013: 24). Dalam penelitian ini terdapat beberapa nilai karakter yang sesuai dengan teori yaitu nilai kerjasama, disiplin, dan tanggung jawab. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen sederhana tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga menyumbangkan nilai karakter bagi siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pinilih, Margareta, ditemukan bahwa penerapan metode eksperimen menyumbangkan nilai karakter bagi siswa. Demikian juga dengan hasil

yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu bahwa metode eksperimen sederhana menyumbangkan nilai karakter bagi siswa. Selain itu, kelas eksperimen sederhana menyumbangkan nilai karakter lebih baik bagi siswa dibandingkan dengan metode ceramah aktif.

Selain meneliti nilai karakter siswa menggunakan kuesioner nilai karakter, peneliti juga melakukan observasi nilai karakter dengan tujuan memperkuat hasil nilai karakter yang peroleh. Dalam observasi ini peneliti memilih karakter kerjasama. Data kerjasama siswa selama proses pembelajaran diperoleh melalui catatan peneliti, rekaman video, dan juga foto kegiatan siswa di dalam kelas maupun di luar kelas. Data-data tersebut dideskripsikan peneliti. Hasil deskripsi tersebut digunakan oleh peneliti untuk menganalisis kerjasama dengan menggunakan indikator kerjasama pada tabel 3.4. adalah sebagai berikut:

a) Siswa terlibat dalam kelompok untuk menyelesaikan eksperimen Selama proses pembelajaran metode eksperimen sederhana di dalam kelas maupun di luar kelas berlangsung siswa terlihat sangat semangat dan antusias dalam menyelesaikan eksperimen yang diberikan. Siswa saling bergantian untuk menggunakan alat dan mengukur pertambahan panjang pegas. Beberapa siswa mengambil gambar eksperimen yang mereka lakukan. Dari catatan peneliti, selama siswa melakukan eksperimen tidak ada siswa yang ijin ke toilet atau beberapa alasan tertentu. Berbeda dengan saat pembelajaran di dalam

kelas beberapa siswa meminta ijin untuk keluar dengan berbagai alasan. Siswa juga terlihat sangat terlibat saat proses pengambilan data eksperimen.

b) Siswa membantu teman kelompok yang kesulitan dalam eksperimen Dalam pelaksanaan eksperimen antara siswa yang satu dengan siswa yang lain saling membantu dalam kelompok. Hal tersebut terlihat ketika dalam kelompok ada alat yang sedikit bermasalah, siswa membantu temannya untuk menyeset kembali alat tersebut sehingga alat tersebut dapat digunakan kembali untuk kelanjutan eksperimen. Selain itu, saat mengerjakan analisis data eksperimen ada beberapa siswa yang kurang paham dengan rumus yang dipakai dalam pertanyaan di LKS dan siswa yang paham menjelaskan kepada teman kelompoknya. Jika siswa belum juga memahami apa yang disampaikan temannya, siswa tersebut meminta bantuan peneliti untuk menjelaskan kembali.

c) Setiap siswa dalam kelompok memegang peran/tugas khusus selama pelaksanaan eksperimen

Dalam pelaksanaan eksperimen, peneliti melihat bahwa setiap kelompok memberi peran kepada setiap anggota kelompok. Ada yang bertugas mengeset alat, mengukur hasil eksperimen, membaca hasil eksperimen, menulis hasil eksperimen, menghitung data eksperimen,

dan ada juga yang bertugas menjadi saksi dalam seluruh proses pengambilan data. Sehingga proses pengambilan data selalu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan peneliti. Siswa juga saling bergantian peran untuk mengambil data selanjutnya sehingga siswa memahami eksperimen dengan baik.

d) Siswa turut serta dalam perumusan dan penyimpulan hasil eksperimen Untuk perumusan data eksperimen dan penyimpulan hasil, peneliti menginstruksi siswa untuk bekerja di dalam kelas. Hal tersebut karena fasilitas di dalam kelas cukup mendukung siswa dalam pengolahan data. Namun, ada beberapa siswa yang masuk keluar kelas dengan alasan ijin ke toilet sehingga kurang terlibat dalam menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS dan dalam penyimpulan hasil eksperimen.

Dokumen terkait