BAB II LANDASAN TEORI
A. NILAI- NILAI PENDIDIKAN
8. Metode Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang memberi makna materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan, sehingga
61Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Alih bahasa Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang. 1979), h. 520-522.
62Arifin, ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan
dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya. Dalam pendidikan, metode yang tepat guna bila ia mengandung nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Antara metode, kurikulum materi dan tujuan pendidikan mengandung relevansi ideal dan operasioanl dalam proses pendidikan. Oleh karena itu proses pendidikan mengandung makna internalisasi dan transformasi nilai-nilai ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya membentuk pribadi berilmu pengetahuan.
Menurut Arifin sebagai salah satu komponen operasional ilmu pendidikan, metode harus mengandung potensi yang bersifat mengarahkan materi pelajaran kepada tujuan pendidikan yang hendak dicapai melalui proses tahap demi tahap, baik dalam kelembagaan formal maupun yang non formal atau pun yang informal.63
Kata metode dalam bahasa Indonesia diadopsi dari kata methodos dalam bahasa Yunani, kata ini terdiri dari kata meta yang berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah: dan kata hodos yang berarti jalan, perjalanan cara, atau arah. Kata methodos sendiri berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah, atau uraian ilmiah.64 Dalam bahasa Arab metode diterjemahkan dengan manhaj atau
thariqah dan wasilah al-Thariqah berarti jalan, manhaj berarti sistem, dan jalan
wasilah perantara atau mediator.65
Dengan demikian kata Arab yang dekat dengan arti metode adalah al-
Thariqah. Dan di dalam bahasa Indonesia metode bermakna cara pandang yang
teratur, terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya) atau cara kerja yang tersistem untuk memudahkan suatu kegiatan yang ditentukan. Dan secara klasikal, methode diartikan sebagai way of doing
anything,66 yaitu suatu cara yang ditempuh untuk mengerjakan sesuatu agar sampai pada suatu tujuan. Ahmad Tafsir memakai metode dengan arti cara yang
63M. Arifin, Imu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara, Edisi I, 1991), h. 198.
64 Ibid, h. 301.
65Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, Cet. 1, 1997), h. 92-93.
66A.S Hornbay. Oxford Advanced Learners Dictionary Of Curent English (tp: Oxford University Press, 1963), h. 533.
paling tepat dan cepat melakukan sesuatu.67 Menurut Abudin Nata metode pendidikan mempunyai arti antara lain: Pertama jalan untuk menananmkan pengetahuan pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran,
Kedua cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan pengetahuan,
sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Metode pendidikan Islam menurut an Nahlawi68 adalah sebagai berikut: 1. Metode Hiwar (percakapan)
Hiwar ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih melalui
tanya jawab mengenai satu topik mengarah kepada suatu tujuan, yang dikehendaki dalam hal ini orang tua atau guru. Dalam percakapan itu bahan pembicaraan tidak dibatasi, dapat digunakan berbagai konsep sains, filsafat, seni, wahyu, dan lain-lain. Kadangkala keduanya sampai kepada suatu kesimpulan, atau mungkin pula salah satu pihak tidak merasa puas dengan pembicara yang lain. Namun demikian ia masih dapat mengambil pelajaran dan menentukan sikap bagi dirinya. Hiwar mempunyai dampak sangat dalam terhadap jiwa pendengar baca yang mengikuti topik percakapan secara seksama dan penuh perhatian.
2. Metode Kisah
Dalam pendidikan Islam, kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak dapat diganti dengan bentuk penyampaian lain bahasa. Hal ini disebabkan kisah qur’ani dan nabawi memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya mempunyai dampak psikologis dan edukatif yang sempurna, rapi dan jauh jangkauannya seiring dengan perjalanan zaman.
3. Metode Amtsal (perumpamaan)
Perumpamaan itu merupakan salah satu cara tuhan mengajari umatnya. Cara seperti itu dapat juga digunakan oleh guru dalam mengajar. Pengungkapannya tentu saja sama dengan metode kisah, yaitu dengan berceramah atau membaca teks. Selain memberikan keindahan kesusastraan, metode
67Ahmad Tafsir, Metodoloogi Pengajaran Agama Islam (Bandung: Remaja
Rosyadakarya, Cet, VIII, 2004), h. 9.
68Abdurrahman an Nahlawi, Prinsip-Prinsip Dan Metode Pendidikan Islam, (terj.) Herry Noer Ali, dari judul asli Ushulut Tarbiyatil Islamiyah Wa Asalibiha Fil Baiti Wal Madrasati
perumpamaan juga bertujuan psikologis pedagogis yakni dengan jalan menarik konklusi atau kesimpulan-kesimpulan dan perumpamaan sehingga meransang kesan dan pesan yang berkaitan dengan makna yang tersirat dalam perumpamaan tersebut.
4. Metode Mau’izhah (Nasehat)
Kata mau’izhah berasal dari kata wa’zhu, yang berarti nasehat yang terpuji, memotivasi untuk melaksanakannya dengan perkataan yang lembut.
Allah berfirman:
……
69Artinya: Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu kepada Allah dan hari kemudian. itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Aplikasi metode nasehat, di antaranya adalah nasehat dengan argument logika, nasehat tentang keuniversalan Islam, nasehat yang berwibawa, nasehat dari aspek hukum, nasehat tentang ‘amar ma’ruf nahi mungkar, nasehat tentang amal ibadah dan lain-lain. Namun yang paling penting, orang tua harus mengamalkan terlebih dahulu apa yang dinasehatkan tersebut, kalau tidak demikian, maka nasehat hanya akan menjadi lips-service.
5. Metode Tsawab (Ganjaran)
Metode ini juga penting dalam pembinaan akhlak, karena hadiah dan hukuman sama artinya dengan reward and punishment dalam pendidikan barat. Hadiah bisa menjadi dorongan spiritual dalam bersikap baik, sedangkan hukuman dapat menjadi remote control, dari perbuatan tidak terpuji.
Aplikasi metode ganjaran yang berbentuk hadiah, di antaranya adalah memanggil dengan panggilan kesayangan, memberikan pujian, memberikan maaf
69 Q.S al- Baqarah/2: 232
atas kesalahan mereka, mengeluarkan perkataan yang baik, bermain atau bercanda, menyambutnya dengan ramah,meneleponnya kalau perlu dan lain-lain.
Aplikasi metode ganjaran yang berbentuk hukuman, di antaranya pandangan yang sinis, memuji orang lain di hadapannya, tidak mempedulikannya, memberikan ancaman yang positif dan menjewernya sebagai alternatif terakhir.