Dalam upaya tercapainya kurikulum pendidikan Islam diperlukan cara bagaimana tercapainya kurikulum tersebut. Kurikulum yang bagus belum tentu baik, apabila cara yang digunakan dalam proses menjalankan kurikulum yang ingin dicapai tidak sesuai dengan metode yang tepat. Hal ini berarti bahwa metode merupakan komponen kurikulum yang sangat essensial dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.
28
Abuddin Nata, op. cit., h. 225.
29
Secara literal bahasa kata “metode” berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari meta yang berarti “melalui” dan hodos yang berarti “jalan”. Jadi,
metode berarti “jalan yang dilalui”30 Runes, sebagaimana yang dikutip oleh
Samsul Nizar menerangkan teknis bahwa metode adalah
1. Sesuatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
2. Sesuatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu.
3. Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.31
Berdasarkan pendapat Runes tersebut, bila dikaitkan dengan proses pendidikan Islam, maka metode berarti suatu prosedur yang digunakan pendidik dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan yang diingin dicapai. Selain itu metode juga suatu cara yang dilakukan peserta didik dalam upaya mencari ilmu pengetahuan. Dan metode dapat pula diartikan sebagai suatu rumusan yang berisikan aturan-aturan prosedur dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Dari sudut pandang filosofis, metode adalah merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana metode itu mengandung kegunaan yang serba ganda (multipurpose). Suatu metode tertentu pada suatu situasi dan kondisi tertentu dapat dipergunakan untuk merusak dan pada kondisi lain dapat dipergunakan untuk membangun atau memperbaiki. Kegunaanya bergantung pada si pemakai metode tersebut, seperti halnya Video Cassette Recorder (VCR) yang dapat digunakan untuk merekam semua jenis film yang bersifat pornografis atau yang bersifat moralis dan dapat juga digunakan untuk alat pendidikan atau pengajaran. Sebaliknya dengan metode yang bersifat monopragmatis adalah alat yang hanya dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan saja. Misalnya, Laboratorium ilmu alam hanya dapat
30
Arifin,op. cit., h. 89.
31
dipergunakan untuk kegiatan eksperimen-eksperimen bidang ilmu alam, tidak dapat dipergunakan untuk bidang yang lainnya.32
Dapat dipahami bahwa penggunaan metode dalam pendidikan tergantung kepada siapa pemakai dan keuntungan dari pemakai metode tersebut. Sedangkan metode dalam pendidikan Islam adalah bagaimana menghasilkan manusia yang berakhlak mulia yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai “khalifah Allah di Muka Bumi”. Maka itu dalam penentuan penggunaan metode itu harus berdasarkan pada pengembangan manusia yang secara menyeluruh dari segi aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Dalam konteks dengan pengembangan metode pendidikan Islam, Abdul Munir Mulkhan sebagaimana dikutip Samsul Nizar, telah mendeskripsikan beberapa petunjuk Al-Qur’an sebagai rujukan pengembangan metode pendidikan Islam, antara lain:
a. Allah SWT menyuruh hamba-Nya untuk mencontoh Rasulullah Saw, sebab sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik (Q.S. Al-Ahzab/33:21).
b. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk menyeru manusia ke jalan Tuhan dengan hikmah, pengajaran yang baik dan argumentasi yang dapat dipertanggung jawabkan (Q.S. An-Nahl/16:125).
c. Allah SWT memerintahkan ummat Islam untuk mengembangkan sikap arif dan bijaksana dalam melakukan dan menyelesaikan suatu aktivitas (berdiskusi dan bermusyawarah) serta bertawakal kepada-Nya (Q.S. Ali Imran/3:159), (Q.S. Asy Syuura/42:38).
d. Manusia diperintahkan untuk melakukan eksplorasi di muka bumi dan memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan Allah (Q.S. Al-An’aam/6:11). Sesungguhnya telah berlaku sunnah-sunnah Allah sebelum kamu, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan agama (Q.S. Ali Imran/3:137).
32
e. Jadi, dapat disimpulkan dalam pengembangan metode pendidikan Islam yang sebagaimana yang dipaparkan Abdul Munir Mulkan bertujuan bagaimana menciptakan manusia yang memiliki kepribadian yang berakhlak mulia sebagaial-insan al-kamil.33
Metode pendidikan Islam secara formal adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Syaibany, yaitu
1. Metode pengambilan kesimpulan (Induktif)
Metode ini bertujuan untuk membimbing pelajar untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan kesimpulan atau induksi.
2. Metode perbandingan (Qiyasiah)
Metode ini dimulai dari penjelasan yang bersifat umum kepada yang khusus, dari keseluruhan kepada bagian-bagian kecil. Metode perbandingan saling berkaitan dan melengkapi bagi metode induktif, oleh sebab itu guru-guru dianjurkan untuk menggabungkan antara keduannya untuk dapat membuktikan kebenaran.
3. Metode kuliah
Metode kuliah adalah metode yang menyatakan bahwa mengajarkan pelajaran dan kuliahnya dengan cara mencatat perkara-perkara yang penting yang ingin dibincangkan.
4. Metode dialog dan perbincangan
Metode dialog adalah metode yang berdasarkan pada dialog, percakapan melalui tanya jawab untuk mengetahui suatu kebenaran dalam fakta-fakta.
5. Metode halaqah
Metode halaqah merupakan metode pertama kali dalam Islam dalam menyampaikan dakwah atau pendidikan. Metode yang dilaksanakan dengan cara para murid mengelilingi guru dalam setengah bulatan untuk mendengarkan ilmu yang disampaikan guru.
6. Metode riwayat 33
Metode ini dianggap salah satu metode dasar yang digunakan oleh pendidikan Islam. Metode ini digunakan untuk mengajarkan pelajaran Hadits, bahasa dan sastra Arab serta ilmu-ilmu Islam dan segi-segi pemikiran Islam yang paling banyak menggunakan riwayat.
7. Metode mendengar
Periwayatan ilmu pada abad pertama dakwah Islamiyah bergantung penuh pada pendengaran sahaja. Sebab tulisan dan bacaan belum tersebar luas dalam masyarakat Islam pada waktu itu dan tulisan Arab pada masa itu masih banyak kekurangan yang menyebabkan membaca dan menulis itu sukar. Penyebaran ilmu pada masa itu lebih bersifat pendengaran. 8. Metode membaca
Metode ini merupakan alat yang digunakan dalam mengajarkan dan meriwayatkan karya ilmiah yang bukan karya guru sendiri. Menurut metode ini murid membacakan apa yang dihafalnya kepada gurunya atau orang lain membacanya sedang dia mendengarkan.
9. Metode imla
Metode imla adalah metode menulis materi yang dibacakan oleh guru dengan cara mengatur setiap kata-kata yang diucapkannya sedangkan murid-murid mencatat setiap kata yang didengarnya.
10. Metode hafalan
Metode hafalan merupakan metode yang digunakan pada masa awal Islam dalam menyebarkan dakwah. Pada masa awal Islam orang-orang sangat menghargai daya ingatan seseorang untuk menghafal. Metode hafalan ini merupakan faktor yang membantu tersebarnya bacaan-bacaan Al-Qur’an dikarenakan pada masa itu tulisan masih sangat kurang. metode ini digunakan untuk menghafal bacaan-bacaan Al-Qur’an, Hadits dan Ilmu Bahasa yang sangat membutuhkan daya ingatan yang kuat.
11. Metode pemahaman
Metode pemahaman adalah metode dengan cara menjelaskan, menganalisa, dan memahami suatu bacaan. Sesungguhnya metode pengajaran dalam Islam menaruh perhatian kepada pemahaman mata
pelajaran sebagaimana ia menaruh perhatian pada hafalan dan tidak melalaikan kepahaman.
12. Metode lawatan untuk menuntut (pariwisata)
Pendidik-pendidik Islam menaruh perhatian besar terhadap lawatan dan perkunjungan ilmiah dan dianggapnya metode yang paling bermanfaat dalam menuntut ilmu, memperoleh pengetahuan, meriwayatkan hadits dan sejarah. Metode ini juga sebagai jalan pembuktian kebenaran pada suatu ilmu pengetahuan dalam upaya menguji keorisinalan suatu ilmu..34
Dari beberapa pendapat para pakar pendidikan dapat disimpulkan bahwa “metode pembelajaran adalah sebuah cara menyampaikan materi pelajaran yang dilakukan seorang guru kepada peserta didik”. Metode pembelajaran Islam adalah metode yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam penggunaan metode diperlukan kesesuaian dengan materi dan perkembangan peserta didik.